Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mentimun

2.1.1 Klasifikasi Mentimun

Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (Berbiji tertutup)

Kelas : Dicotylodenae (Biji berkeping dua)

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis sativus L. (Sumpena, 2001).

2.1.2 Deskripsi Mentimun

Mentimun merupakan tanaman semusim, tumbuh menjalar panjang


sampai 2,0 meter atau lebih. Tumbuh baikdi tempat lembab atau kering
yang subur. Buah mentimun merupakan buah sejati tunggal, terjadi dari
satu bunga yang terdiri dari satu bakal buah saja.

2.1.3 Varietas Mentimun

Menurut Wahyudi (2010) Mentimun memiliki beberapa varietas,


ada tiga contoh varietas yaitu mayapada F-1, panda, dan venus. Mayapada
F-1 memiliki bentuk buah meruncing dan warna buah hijau muda sampai
sedang, mayapada F-1 memiliki ukuran panjang 16,0 16,5 cm dan
diameter 3,0 3,5 cm serta bobot per buah 120-130 gram. Varietas ini
dapat dipanen ketika tanaman berumur 32 HST dengan potensi produksi
sebesar 50-60 ton per hektar. Panda memiliki bentuk buah lonjong dan
berwarna hijau muda, berukuran panjang 17-18 cm dan diameter sebesar
3,5-4 cm, serta bobot per buah berkisar 120-150 gram. Varietas ini dapat
dipanen ketika tanaman berumur 33 HST dengan potensi produksi sebesar
40-50 ton per hektar. Lain halnya dengan varietas venus dimana bentuk
buah langsing dengan bagian pangkal bulat dimana daging buahnya
memiliki rasa yang manis sehingga mentimun dengan varietas ini cocok
untuk lalap. Varietas ini memiliki ukuran 15-16 cm dengan diameter 3,5-
4,0 cm serta bobot perbuah berkisar 120-130 gram. Varietas venus
memiliki masa panen lebih cepat dengan dua varietas mayapada F-1 dan
panda yaitu pada saat tanaman berumur 32 HST dengan potensi produksi
sebesar 50-60 ton per hektar.

2.1.4 Kandungan dan Manfaat Mentimun

Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini


merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan gizi dan komposisi
gizi buah mentimun dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kandungan dan Komposisi Gizi Buah Mentimun


Tiap 100 Gram

Ketimun diduga memiliki khasiat untuk beberapa penyakit, seperti


hipertensi, sariawan, batu ginjal, dan penyejuk kulit. Sari ketimun banyak
dijumpai dipasaran dalam bentuk pembersih dan penyegar kulit, berguna
juga sebagai rejuvenator sehingga kita tampak lebih segar dan lebih muda
(Soedibyo, 1998; USDA, 1999).
Ketimun buah yang rendah kalori, kaya akan air, dan merupakan
sumber vitamin C dengan kandungan yang cukup tinggi, juga mengandung
flavonoid. Diketahui bahwa vitamin C dan flavonoid mempunyai efek
antioksidan dengan memutus reaksi radikal bebas yang sangat reaktif yang
cenderung membentuk radikal baru (Asimaya, 2000, Noguci, and Niki,
1999: Soedibyo, 1998: USDA, 1999).

2.2 Antioksidan

Antioksidan dalam pengertian kimia adalah senyawa pemberi elektron


(electron donors) dan secara biologis antioksidan merupakan senyawa yang
mampu mengatasi dampak negatif oksidan dalam tubuh seperti kerusakan elemen
vital sel tubuh. Keseimbangan antara oksidan dan antioksidan sangat penting
karena berkaitan dengan kerja fungsi sistem imunitas tubuh, terutama untuk
menjaga integritas dan berfungsinya membran lipid, protein sel, dan asam nukleat,
serta mengontrol tranduksi signal dan ekspresi gen dalam sel imun. Produksi
antioksidan di dalam tubuh manusia terjadi secara alami untuk mengimbangi
produksi radikal bebas. Antioksidan tersebut kemudian berfungsi sebagai sistem
pertahanan terhadap radikal bebas, namun peningkatan produksi radikal bebas
yang terbentuk akibat faktor stress, radiasi UV, polusi udara dan lingkungan
mengakibatkan sistem pertahanan tersebut kurang memadai, sehingga diperlukan
tambahan antioksidan dari luar.

Antioksidan di luar tubuh dapat diperoleh dalam bentuk sintesis dan alami.
Antioksidan sintetis seperti buthylatedhydroxytoluene (BHT), buthylated
hidroksianisol (BHA) dan ters-butylhydroquinone (TBHQ) secara efektif dapat
menghambat oksidasi. Namun, penggunaan antioksidan sintetik dibatasi oleh
aturan pemerintah karena, jika penggunaannya melebihi batas justru dapat
menyebabkan racun dalam tubuh dan bersifat karsiogenik, sehingga dibutuhkan
antioksidan alami yang aman. Salah satu sumber potensial antioksidan alami
adalah tanaman karena mengandung senyawa flavonoid, klorofil dan tanin.
Antioksidan berfungsi sebagai senyawa yang dapat menghambat reaksi
radikal bebas penyebab penyakit karsinogenis, kardiovaskuler dan penuaan dalam
tubuh manusia. Antioksidan diperlukan karena tubuh manusia tidak memiliki
sistem pertahanan antioksidan yang cukup, sehingga apabila terjadi paparan
radikal berlebihan, maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen (berasal dari
luar). Fungsi utama antioksidan adalah memperkecil terjadinya proses oksidasi
dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan,
memperpanjang masa pemakaian dalam industri makanan, meningkatkan
stabilitas lemak yang terkandung dalam makanan serta mencegah hilangnya
kualitas sensori dan nutrisi.

Antioksidan berdasarkan mekanisme reaksinya dibagi menjadi tiga


macam, yaitu antioksidan primer, antioksidan sekunder dan antioksidan tersier:

a. Antioksidan Primer
Antioksidan primer merupakan zat atau senyawa yang dapat
menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal bebas yang
melepaskan hidrogen. Antioksidan primer dapat berasal dari alam atau
sintetis. Contoh antioksidan primer adalah Butylated hidroxytoluene
(BHT). Reaksi antioksidan primer terjadi pemutusan rantai radikal bebas
yang sangat reaktif, kemudian diubah menjadi senyawa stabil atau tidak
reaktif. Antioksidan ini dapat berperan sebagai donor hidrogen atau CB-D
(Chain breaking donor) dan dapat berperan sebagai akseptor elektron atau
CB-A (Chain breaking acceptor).
b. Antioksidan Sekunder
Antioksiden sekunder disebut juga antioksidan eksogeneus atau
non enzimatis. Antioksidan ini menghambat pembentukan senyawa
oksigen reatif dengan cara pengelatan metal, atau dirusak
pembentukannya. Prinsip kerja sistem antioksidan non enzimatis yaitu
dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau
dengan menangkap radikal tersebut, sehingga radikal bebas tidak akan
bereaksi dengan komponen seluler. Antioksidan sekunder di antaranya
adalah vitamin E, vitamin C, beta karoten, flavonoid, asam lipoat, asam
urat, bilirubin, melatonin dan sebagainya.
c. Antioksidan Tersier
Kelompok antioksidan tersier meliputi sistem enzim DNA-Repair
dan metionin sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini berperan dalam
perbaikan biomolekuler yang rusak akibat reaktivitas radikal bebas.
Kerusakan DNA yang terinduksi senyawa radikal bebas dicirikan oleh
rusaknya Single dan Double strand baik gugus non-basa maupun basa

2.3 Radikal Bebas

Radikal bebas didefinisikan sebagai suatu molekul, atam atau beberapa


grup atom yang mempunyai satau atau lebih elektron tidak berpasangan pada
orbital terluarnya. Kondisi tersebut membuat radikal bebas memiliki reaktivitas
yang sangat tinggi, mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau asam
deoksiribonukleat (DNA) sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi sel.
Radikal bebas sangat mudah menarik atau menyerang elektron disekelilingnya
sehingga dapat mengubah molekul menjadi radikal dan menyebabkan radikal
bebas berantai. Reaksi ini dapat berakhir jika ada molekul yang memberikan
elektron yang dibutuhkan oleh radikal bebas tersebut atau dua buah gugus radikal
bebas yang membentuk ikatan non-radikal.

Mekanisme reaksi pembentukan radikal bebas dibagi menjadi 3 tahapan


reaksi yaitu sebagai berikut:

Inisiasi : RRH + OH + H2O

Propagasi : R ROO+ O2 ROO ROOH + R+ RH

Terminasi : ROO ROOR + O2+ ROO ROO ROOR+ R R


RR+ R

2.4 Masker

2.4.1 Definisi Masker

Menurut KBBI, masker adalah sediaan yang berwujud cairan (atau


bahan lunak) yang dioleskan untuk membersihkan dan mengencangkan
kulit, terutama kulit wajah. Saat inibanyak sekali jenis masker yang
diperjualbelikan, ada yang berbentuk bubuk,krim dan gel, bahkan ada juga
yang terbuat dari kertas dan plastik.Masker buatan sendiri dari bahan-
bahan alami seperti buah, sayurdan telur juga dapatmenjadi pilihan.
Masker dioleskan dengan bantuan kuas khusus untuk maskerpada seluruh
wajah, leher dan pundak dan dada bagian atas,kecuali bagianmata dan
bibir, karena bagian tersebut sangat sensitif. Sambil menunggumasker
mengering, oleskan eye-cream di sekitar mata danlip-conditioner dibibir.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kekeringan kulit
disekitar mata dan bibir.
2.4.2 Masker Peel Off
Kosmetika wajah yang umumnya digunakan tersedia dalam
berbagai bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk masker wajah peel
off. Masker peel off merupakan salah satu jenis sediaan masker yang
praktis dan mudah saat penggunaannya. Masker peel off terbuat dari bahan
karet, seperti polivinil alkohol ataudamar vinil asetat.Masker peel
offbiasanya digunakan dalam bentuk gel atau pasta, yang dioleskan ke
kulit muka. Setelah alkohol yang terkadung dalam masker menguap,
terbentuklah lapisan film yang tipis dan transparan pada kulit muka.
Setelah berkontak selama 15 30 menit, lapisan tersebut diangkat dari
permukaan kulit dengan cara dikelupas.
A. Manfaat Masker peel off
Masker peel off memliki beberapa manfaat diantaranya
mampu merileksasi otot-otot wajah, membersihkan, menyegarkan,
melembabkan, dan melembutkan kulit wajah (Vieira, 2009). Maker
berbentuk gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya
penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas dan
dibersihkan. Selain itu, dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti
membran elastik.
B. Mekanisme Masker Peel off dalam Membersihkan Kotoran
Masker membentuk tembus terang (transparant) pada kulit.
Bahan dasar adalah bersifat jelly dari gum, tragocant, latex dan
biasanya dikemas dalam tube. Penggunaanya langsung diratakan
pada kulit wajah. Adapun cara mengangkatnya dengan cara
mengelupas, diangkat pelan-pelan secara utuh mulai dagu ke atas
sampai ke pipi dan berakhir di dahi. Jenis masker yang ada di
pasaran biasanya tergantung merk, ada yang untuk semua jenis
kulit, ada yang dibedakan sesuai jenis kulit.
Masker gel termasuk salah satu masker yang praktis, karena
setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu
dibilas (masker peel-off).Masker Peel-off menggunakan polimer
pelarut air. Kulit bisa meregang karena strukturnya yang kuat.
Masker Peel-off mengangkat kotoran dari permukaan kulit dan
pori-pori ketika masker tersebut dikelupas.
Masker peel off dibuat dengan unsur elastic seperti
polyvinyl alkohol atau unsur elastic seperti latex itu atau unsure
karet alami lain yang dikombinasikan. Seperti masker kering pada
kulit, masker ini dikeraskan dan dibentuk tipis, lentur, biasanya
lembar transparan pada kulit. Dalam hal ini, masker bukan
dihilangkan oleh bilasan air tapi dengan dikupas pada wajah.
Dengan kedua masker yaitu yang di bilas atau dikelupas, sangat
penting waktu untuk memenuhi sisa masker pada wajah dengan
instruksi manufaktur. Masker biasanya dihilangkan 15 hingga 30
menit setelah penggunaan.
Dalam menggunakan masker peel off, terdapat hal yang
harus diperhatikan yaitu pertimbangan jenis kulit. Ada beberapa
pedoman untuk mengetahui jenis kulit yaitu :
1. Jenis kulit berminyak
Ciri kulit ini, disekitar dahi, hidung, dagu (istilahnya daerah
T) serta pipi di bagian bawah tulang pipi terus menerus
mengeluarkan minyak. Dan pada umumnya kulit berminyak mudah
ditumbuhi jerawat. Jika kulit wajah berminyak, pilih jeruk nipis
atau nanas untuk masker. Bahan lain yang juga bisa digunakan
adalah madu, putih telur, dan kuning telur
2. Jenis kulit kering
Kulit wajah kering, cirinya berwarna kusam atau tidak
mengkilap. Kadang-kadang kulit rasanya menegang (tertarik),
disamping itu bersisik dan terasa gatal. Keadaan pori-pori kulit
sering tampak layu dan kasar serta keriput. Sehingga orang yang
kulit mukanya kering seakan-akan tampak lebih tua dari umur
sebenarnya. Jika kulit wajah kering, bisa menggunakan pisang,
avokad, bengkuang, serta buah-buahan lain yang mengandung
tepung sebagai masker.
3. Jenis kulit sensitif
Kulit wajah yang amat putih, seringkali memiliki tingkat
sensitivitaslebih tinggi, sehingga cenderung memerah. Pilih masker
wajah yang memiliki kandungan aloe vera, chamomile, mentimun,
maple, dan teh hijauyang bisa mengurangi kemerahan dan
peradangan sementara. Formulasulfur, licorice, dan xanthine bisa
membantu menghilangkan penampakangaris-garis kapiler darah di
wajah. Mulai dengan mengaplikasikanseminggusekali. Jika
menunjukkan perubahan dan tak ada alergi, bisa
ditingkatkandengan penggunaan seminggu dua kali. Masker
semacam ini cukup amandigunakan di seluruh bagian wajah. Untuk
menghapus maskernya, cukupgunakan jari, jangan gunakan kain
atau handuk, supaya tidak membuatkulit teriritasi.
4. Jenis kulit normal
Diantara ketiga jenis kulit tadi, yang paling ideal adalah
jenis kulit normal. Kulit jenis ini tidak berminyak dan juga tidak
kering. Memiliki tekstur yang halus dan bila disentuh terasa
lembut. Keadaan kulitnya seoalah transparan sehingga
memancarkan sinar yang lembut. Maka dapat digunakan masker
yang berasal dari buah-buahan yang menyegarkan (windya Novita,
2009)
C. Basis Masker Peel Off
Terdapat 5 sistem basis pembentuk masker, yaitu:
1) Sistem basis lilin
Sistem ini terdiri dari lilin parafin, campuran lilin
dengan petroleum jeli dan bahan yang bersifat polar seperti
setil dan stearil alkohol. Pada suhu kamar masker berbentuk
padatan, sebelum akan digunakan masker harus dilebur
dahulu dan dioleskan dalam keadaan panas. Ketika lilin
mengering kulit wajah akan terasa kencang. Setelah masker
dilepaskan kulit akan menjadi lembab, kencang, dan bersih.
2) Sistem basis karet
Sistem basis karet menggunakan bahan dasar karet
lateks. Setelah masker mengering akan membentuk lapisan
elastis yang tidak dapat ditembus air pada permukaan kulit
wajah. Lapisan yang menutupi waja akan meningkatkan
suhu dan sirkulasi darah pada kulit sehingga ketika masker
dilepaskan akan terasa sejuk pada kulit wajah.
3) Sistem basis vinil
Sistem basis vinil terdiri dari PVA atau damar vinil
asetat sebagai pembentuk film. Pembentukan film ini juga
akan menyebabkan peningkatan suu dan sirkulasi darah
pada kulit.
4) Sistem basis hidrokoloid
Sistem basis hidrolokoid mengandung bahan dasar
gom organik, seperti gom tragakan, gelatin, kasein,
karagenan, natrium karboksimetilselulosa, gom arab dan
karbomer. Sistem basis hidrokoloid berupa gel padat dengan
viskositas tinggi yang sebelum digunakan harus dilebur
dahulu. Setelah digunakan masker sistem basis ini akan
kehilangan air dan membentuk film yang fleksibel pada
permukaan kulit muka.
5) Sistem basis tanah
Masker sistem basis tanah berbentuk seperti lumpur,
terdiri dari bentonit dan kaolin sebagai bahan utama
pembentuk masker ini. Masker sistem ini dapat memberikan
efek astringen pada kulit wajah karena dapat memperkecil
pori-pori, membuat kulit wajah bersih karena dapat menarik
minyak dan kotoran pada kulit wajah.

2.5 Standar Mutu Sediaan Masker


Menurut SNI 16-6070-1999, bentuk sediaan masker yang digunakan untuk
memberikan rasa kencang pada kulit dan efek membersihkan. Kadar air yang
dipersyaratkan secara umum tidak lebih dari 10% . Menurut Keputusan Direktur
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: HK.00.06.4.02894 menetapkan standar uji mikroba pada
sediaan masker wajah dengan angka lempeng total maksimum 105.

2.6 Praformulasi Masker Peel Off


1. Ekstrak Buah Mentimun
1. Nama Tanaman Cucumis sativus L.
2. Organoleptis 1. Bentuk : cairan agak kental
2. Warna : hijau muda
3. Bau : khas lemah
3. Fungsi Zat aktif yang bermanfaat sebagai:
- Antioksidan,
- Pembersih dan penyegar kulit,
- Rejuvenator sehingga kulit tampak lebih segar
dan lebih muda

2. PVA (HOPE 6th edition p.564)


1. Rumus struktur

2. Nama kimia Ethenol, homopolymer


3. Nama lain Airvol; Alcotex; Celvol; Elvanol; Gelvatol; Gohsenol;
Lemol; Mowiol; poly(alcohol vinylicus); Polyvinol; PVA;
vinyl alcohol polymer.
4. Rumus molekul (C2H4O)n ; n: 500 dan 5000
5. Berat molekul 20.000-200.000 g/mol
6. Organoleptis 1. Bentuk : Serbuk granul
2. Warna : Putih sampai crem
3. Bau : tidak berbau
4. Rasa : tidak berasa
7. Kelarutan Larut dalam air; sedikit larut dalam etanol 95%; tidak larut
dalam pelarut organik.
8. Stabilitas dan PVA stabil ketika disimpan dengan rapat didalam container
penyimpanan yang sejuk dan kering.
9. Inkompatibilitas PVA akan bereaksi dengan secondary hydroxy group seperti
dalam proses esterifikasi. Dapat terdekomposisi dengan
asam kuat, dan dapat dipecah dengan asam lemah dan
alkali.
10. Fungsi Coating agent, Lubrican, Stabilizing agent, viscosity-
increasing agent.
11. Aplikasi

3. Propilen glikol (HOPE 6th edition p.592)


1. Rumus struktur

2. Nama kimia 1,2 propanadiol


3. Nama lain 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl
ethylene glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol;
propylenglycolum.
4. Rumus molekul C3H8O2
5. Berat molekul 76,09 g/mol
6. Organoleptis 1. Bentuk : cairan kental
2. Warna : jernih atau tidak berwarna
3. Bau : tidak berbau
4. Rasa : manis
7. Kelarutan Dapat dicampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%,
gliserin, dan air; larut dalam 6 bagian eter; tidak bercampur
dengan minyak mineral tetapi akan melarutkan beberapa
minyak esensial.
8. Stabilitas dan Stabil dalam wadah tertutup rapat pada temperatur tinggi
penyimpanan dan dalam keadaan wadah terbuka maka akan mudah
teroksidasi dan akan menaikkan produk seperti
propianaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat.
9. Inkompatibilitas Reagen pengoksidasi seperti kalium permanganat.
10. Fungsi Antimicrobial preservative; disinfectant; humectant;
plasticizer; solvent; stabilizing agent; water-miscible
cosolvent.
11. Aplikasi

4. Tween 80 (Martindale36th edition p.1919; HOPE 6th edition


p.550)
1. Rumus struktur

2. Nama lain Tween 80


3. Rumus molekul C64H124O26
4. Berat molekul 1310 g/mol
5. Organoleptis 1. Bentuk : cairan kental
2. Warna : jernih atau tidak berwarna
3. Bau : bau khas
4. Rasa : pahit
6. Kelarutan Mudah larut dalam air; etanol 95%; sukar larut dalam
parafin cair dan dalam minyak biji kapa.
7. Inkompatibilitas Terjadi presipitasi dengan beberapa zat seperti fenol, tanin,
dan bahan-bahan tembakau.
8. Fungsi Emulsifying agen, Dispersing agent, nonionic surfactant;
solubilizing agent; suspending agent; wetting agent.
11. Aplikasi

5. Nipagin (HOPE 6th edition p.441)


1. Rumus struktur

2. Nama kimia Methil-4-hidroksibenzoat


3. Nama lain E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; methyl p-
hydroxybenzoate; Nipagin M; Uniphen P-23.
4. Rumus molekul C8H8O3
5. Berat molekul 152,15 g/mol
6. Organoleptis 1. Bentuk : kristal atau bubuk kristal
2. Warna : tidak berwarna atau putih
3. Bau : berbau atau hampir tidak
berbau
4. Rasa : terbakar sedikit
7. Kelarutan Pelarut Kelarutan pada suhu 250C
Etanol 1:2
Etanol (95%) 1:3
Etanol (50%) 1:6
Eter 1 : 10
Gliserin 1 : 60
Minyak mineral Parktis tidak larut
Minyak kacang 1 : 200
Propilen glikol 1:5
Air 1 : 400
1 : 50 pada suhu 500C
1 : 30 pada suhu 900C
8. pH 4-8
9. Stabilitas dan Disimpan dalam wadah tertutup baik, kering dan
penyimpanan sejuk.Larutan nipagin pH 3-6 harus disterilkan dengan
autoklaf pada suhu 120oC selama 20 menit.
10. Inkompatibilitas Aktivitas antimikroba dan metil paraben jauh berkurang
dengan adanya surfaktan nonionik, seperti polisorbat 80,
sebagai akibat dari aktivitas pembentukan misel. Namun,
propilen glikol (10%) telah ditunjukkan untuk
mempotensiasi antimikroba yang dari paraben di hadapan
surfaktan nonionik dan mencegah interaksi antara metil dan
80 polisorbat. Inkompatibilitas lain dengan zat, seperti
bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragacanth, natrium
alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropin juga bereaksi
dengan berbagai gula.
11. Fungsi Pengawet (antimikroba). Biasanya digunakan kombinasi
sebagai pengawet dengan perbandingan metal paraben
(0,185) dan propil paraben (0,02%).
12. Aplikasi Penggunaan Konsentrasi (100%)

Sediaan topikal 0,02-0,3


Larutan oral dan suspensi 0,015-0,2
Sediaan rektal 0,1-0,18

6. Nipasol (HOPE 6th edition p.596)


1. Rumus struktur

2. Nama kimia Propil 4-hidroksibenzoat


3. Nama lain Aseptoform P; CoSept P; E216; 4-hydroxybenzoic acid
propyl ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl
Aseptoform; propyl butex; Propyl Chemosept; propylis
parahydroxybenzoas; propyl phydroxybenzoate; Propyl
Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P-23.
4. Rumus molekul C10H12O3
5. Berat molekul 180,20 g/mol
6. Organoleptis 1. Bentuk : kristal
2. Warna : putih
3. Bau : tidak berbau
4. Rasa : tidak berasa
7. Kelarutan Sukar larut dalam etanol (95%); mudah larut dalam air dan
entanol (30%).
8. Stabilitas dan Stabil pada pH 3-6. Disimpan dalam wadah tertutup rapat,
penyimpanan di tempat sejuk dan kering.
9. Inkompatibilitas Aktifitas antimikroba nipasol dapat dikurangi dengan
adanya surfaktan non ionik.
10. Fungsi Pengawet antimikroba
11. Aplikasi

7. Etanol 96% (FI Jilid IV)


1. Nama latin Aetanolum
2. Nama lain Etil alkohol
3. Rumus kimia C2H6O
4. BM 46,07 g/mol
5. Organoleptis a. Bentuk : cairan.
b. Warna : jernih, tidak berwarna.
c. Bau : khas.
d. Rasa : terbakar pada lidah.
e. Sifat : mudah menguap pada suhu rendah,
mendidih pada 78oC, dan mudah terbakar.
6. Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan
semua pelarut organik.
7. Stabilitas dan Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.
penyimpanan
8. Fungsi Pelarut

8. TEA (HOPE 6th edition p.754-755)


1. Rumus struktur

2. Nama kimia 2,20,200-Nitrilotrietanol


3. Nama lain TEA; Tealan; triethylolamine; trihydroxytriethylamine; tris
(hydroxyethyl)amine.
4. Rumus molekul C6H15NO3
5. Berat molekul 149,19
6. Organoleptis 1. Bentuk : berupa cairan kental, jernih,
sangat higroskopis
2. Warna : tidak berwarna sampai
berwarna kuning pucat
3. Bau : sedikit berbau amoniak
7. Kelarutan Pelarut Kelarutan pada suhu
200C
Aseton Dapat bercampur
Karbon tetraklorida Praktis tidak larut
Benzen 1 : 24
Etil eter 1 : 63
Metanol Dapat bercampur
Air Dapat bercampur
8. Titik lebur 20-21oC
9. Stabilitas dan TEA dapat berwarna coklat bila terpapar udara dan cahaya;
penyimpanan disimpan dalam wadah kedap udara, terhindar dari cahaya,
kering dan sejuk.
10. Inkompatibilitas TEA dapat bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk
garam dan ester, dengan asam lemak yang tinggi bentuk
garam dari TEA dapat laut dalam air dan mempunyai sifat
seperti sabun.
11. Fungsi Bahan alkali, emulgator
12. Aplikasi agen akali, agen pengemulsi dengan penggunaan TEA 2-
4% v/v

9. Aquadest (FI Jilid IV, 1995)


1. Nama kimia Hidrogen oksida
2. Nama lain Aqua purificata, Air murni
3. Rumus molekul H2O
4. Berat molekul 18,02 g/mol
5. Organoleptis 1. Bentuk : cairan
2. Warna : jernih
3. Bau : tidak berbau
4. Rasa : tidak berasa
6. pH 5,0-7,0
7. Stabilitas dan Lindungi dari kontaminasi partikel ion bahan organik yang
penyimpanan dapat menaikkan konduktivitas dan jumlah karbon organik
8. Fungsi Pelarut
Aditya Hermawan. 2015. KAJIAN SIFAT FISIK BUAH MENTIMUN (Cucumis
sativus L.) MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA ( IMAGE
PROCESSING). SKRIPSI. JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER.
Akhtar, N., Rehman, M.U., Khan, H.M.S., Rasool, F., Saeed, T., dan
Murtaza, G. (2011). Penetration Enhancing Effect of Polysorbate 20 and
80 on the In Vitro Percutaneous Absorption of L3Ascorbic Acid. Tropical
Journal of Pharmaceutical Research. 10(3): 2813288.
Asiamaya Dotcom Indonesia, 2000. Mentimun (Cucumis sativus). Diakses
melalui http://www.asiamaya.com/jam/isis/mentimun
cucumissativus.htm
Barnard, Carla. 2011. Investigating the Effect of Various Film-Forming Polymers
on the Evaporation Rate of a Volatile Component in a Cosmetic
Formulation.Disertasi. Nelson Mandela Metropolitan University
Carmelo, dkk. Article first published online: 9 JUN 2014.
DOI: 10.1111/jocd.12083. Volume 13, issue 2, pages 151-157, june
2014jurnal of Cosmetic Dormatology Protective effect of red orange
extract supplementation against UV-induced skin damages: photoaging
and solar lentigines.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Jilid IV. Jakarta: BPOM


RI, 1995.
Harry, Ralph G. 2000. Harry Cosmeticology. New York: Chemical Publishing.
Noguci N and Niki E.1999. Chemistry of Active Oxygen Species and
Antioxidationts in Antioxidant Status, diet, Nutrition, nad Health. Edited
by Papas AM. CRC Press. New York. p. 3-37
Paye, M., dkk., ed. Handbook of Cosmetics Science and Technology, 2 nd ed. Boca
Raton: CRC Press, 2006.
Rowe, Raymond C., dkk, ed. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6 th ed.
London: Pharmaceutical Press, 2009.
Soedibyo, BM. 1998. Alam Sumber Kesehatan: Manfaat & Kegunaan. Balai
Pustaka. Jakarta, Hal. 264265
Sweetman, S. C.. Martindale: The Complete Drug Reference, 35th ed.. London:
Pharmaceutical Press, 2009.
USDA Nutrient Database for Standart References. Cucumis sativus. Release 13.,
1999.
Vieira, dkk. 2009. physical and physicochemichal stability evaluation of cosmetic
formulation containing soybean extract fermented by Bifidobacterium
animalis. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences. Vol. 45
Wahyudi. 2010. Meningkatkan Hasil Panen Sayuran dengan Teknologi EMP.
Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai