Anda di halaman 1dari 4

Safhira Nur Hidayati

16/394249/PN/14488

Memilih dan Menyiapkan


Wadah Budi Daya

Sebelum memulai suatu usaha budi daya patin secara intensif, hal yang pertama kali
dipersiapkan adalah lahan usaha atau lokasi tempat usaha dijalankan. Hal ini sangat penting
karena dengan memilih atau menyiapkan lokasi usaha yang tepat diharapkan usaha tersebut
akan berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Pemilihan lokasi usaha harus mempertimbangkan beberapa aspek, seperti aspek teknis,
sosial, ekonomi, dan pasar. Dengan begitu, selama proses budi daya berlangsung tidak akan
ditemui kendala yang menghambat usaha tersebut. Lahan budi daya untuk pendederan berupa
kolam dan jaring, sedangkan untuk pembesaran dapat berupa kolam, jaring apung, dan
sangkar atau karamba.

Aspek Budi Daya


Jika ditinjau dari aspek budi daya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk budi
daya ikan patin.

a. Kolam

1. Sumber Air

Air merupakan faktor mutlak dalam kegiatan budi daya patin. Keberhasilan budi daya sangat
ditentukan oleh air karena air adalah media hidup ikan patin yang paling utama. Sumber air
dapat berasal dari saluran irigasi teknis (buatan), sungai, atau sumber air lainnya. Meskipun
ikan patin tidak membutuhkan sumber air yang senantiasa mengalir sepanjang waktu, untuk
unit pembenihan (batchery) satu hal yang harus terpenuhi adalah kondisi airnya harus bersih.
Untuk itu, jika sulit mendapatkan sumber irigasi yang baik, sumber airnya dapat diusahakan
berupa sumur biasa (sumur pompa).

2. Kualitas Air

Kualitas air penting untuk diperhatikan dalam budi daya patin. Air yang kurang baik dapat
menyebabkan ikan mudah terserang penyakit. Ada beberapa variabel penting yang
berhubungan dengan kualitas air adalah yang berhubungan dengan sifat kimia air (kandungan
oksigen, karbondioksida, pH), zat-zat beracun, dan kekeruhan air. Dan juga memiliki sifat-
sifat fisika, di antaranya yang berhubungan dengan suhu, kekeruhan, dan warna.
- Kandungan Oksigen dan Karbondioksida

Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang cukup tahan dengan kekurangan oksigen di
dalam air, hampir sama halnya dengan ikan lele. Apabila kandungan oksigen di dalam air
kurang, ikan patin akan mengambil langsung oksigen di udara bebas. Bahkan dapat bertahan
hidup selama beberapa saat di darat. Pada usaha intensif, kandungan oksigen yang baik
minimal 4 mg/liter air, sedangkan kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/liter air. Alat
yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dan karbondioksida yang terlarut di
dalam air adalah water quality test kit atau alat pengukur kualitas air.

- Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan
suasana asam atau basa suatu perairan. Derajat keasaman suatu perairan dipengaruhi oleh
konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Derajat keasaman yang baik
untuk budi daya patin adalah antara 5 9. Alat sederhana yang digunakan untuk mengukur
derajat keasaman air adalah kertas lakmus yang dicelupkan ke dalam air selama beberapa
saat. Kemudian akan berubah warna. Selanjutnya cocokkan warna kertas lakmus tersebut
dengan warna yang ada di kotak petunjuk sehingga akan diketahui pH air yang diukur.

- Zat Beracun

Salah satu zat beracun di dalam air yang berbahaya bagi kehidupan ikan patin adalah
amoniak. Gas yang berbau sangat menusuk ini dapat berasal dari proses metabolisme ikan
atau dari proses pembusukan bahan organik yang dilakukan oleh bakteri. Sebetulnya amoniak
ada dua macam, yaitu amoniak bukan ion (NH 3) dan amonium (NH4). Amoniak merupakan
racun bagi ikan. Biasanya muncul apabila fitoplankton banyak yang mati kemudian diikuti
oleh penurunan pH karena kandungan karbondioksida meningkat.

Batas konsentasi kandungan amoniak yang dapat mematikan kehidupan ikan patin
adalah antara 0,1 0,3 mg/liter air. Water quality test kit yang digunakan untuk mengukur
senyawa beracun yang terkandung di dalam air berharga agak mahal karena alat ini ada yang
sudah menggunakan teknologi digital serta dapat mengukur berbagai jenis senyawa beracun
di dalam air.

- Kekeruhan

Kekeruhan suatu perairan merupakan kebalikan dari kecerahan air. Kekeruhan dapat
disebabkan oleh berbagai partikel, seperti lumpur, bahan organik, sampah, atau plankton.
Kekeruhan yang baik adalah yang disebabkan oleh plankton. Kekeruhan dapat
mempengaruhi cahaya matahari yang masuk ke dalam air.

Alat yang digunakan untuk mengetahui kekeruhan suatu perairan adalah seechi disk.
Alat ini berbentuk bulat dengan garis tengah 25 30 cm, terbuat dari lempengan besi atau
kayu yang diberi warna hitam putih secara menyilang. Untuk memudahkan dalam
mengetahui kekeruhan, alat ini diberi tali berskala di pusat lempengannya. Pemakaiannya
adalah dengan memasukkannya secara perlahan-lahan ke dalam air hingga tenggelam dan
warna hitam-putihnya tidak tampak. Skala tali menunjukkan tingkat kekeruhan air. Misalnya,
skala menunjukkan angka 50, berarti kekeruhan airnya adalah 50.

Kategori kekeruhan berdasarkan kedalaman air

Kedalaman air (cm) Kesimpulan


a. 1 25 Air keruh, dapat disebabkan oleh:
- Plankton
- Partikel tanah
b. 25 50 Optimal (plankton cukup)
c. 50 Jernih (plankton sedikit)

Sumber: Arie, 2000

3. Kuantitas Air

Kuantitas air adalah jumlah air yang diperlukan untuk mengairi suatu unit perkolaman atau
yang lebih populer dengan sebutan debit air. Jumlah air yang dibutuhkan untuk setiap
subsistem berbeda-beda. Kebutuhan air untuk kegiatan pembenihan akan berbeda dengan
pendederan serta pembesaran. Menentukan debit air dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat dilakukan dengan meletakkan ember di pintu air yang masuk ke dalam
kolam. Dengan cara ini akan diketahui debit air tersebut, yaitu volume air di ember dibagi
dengan waktu (menit/detik).

Secara tidak langsung dapat dilakukan pada saluran air yang akan masuk ke komplek
perkolaman. Pertama-tama tentukan jarak saluran, lalu ukur lebar rata-rata saluran dan tinggi
rata-rata air pada saluran tersebut. Siapkan pelampung dan lepaskan di hulu saluran. Sala satu
jenis pelampung yang mudah didapat adalah sandal jepit atau sejenisnya. Setelah pelampung
dilepaskan, hitung berapa detik atau menit yang diperlukan pelampung untuk sampai pada
jarak yang telah ditentukan semula.

Rumus menghitungnya :

Lebar saluran x kedalaman air x panjang saluran yang diukur : waktu

4. Tanah

Selain air, tanah merupakan faktor mutlak dalam kegiatan budi daya ikan patin, khususnya
untuk pendederan dan pembesaran. Dalam membuat suatu unit usaha, kita harus
memperhatikan sifat-sifat tanah. Hal pokok yang harus diperhatikan adalah tanah pematang
kolam harus kokoh sehingga dapat menahan massa air. Ada beberapa jenis tanah yang dapat
dibuat kolam, yaitu tanah liat atau lempung berpasir, tanah terapan, tanah berfraksi kasar, dan
tanah berpasir.

Anda mungkin juga menyukai