Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan mengalami


kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berfikir
manusia. Terutama dalam bidang otomotif. Berbagai macam/model dari
kendaraan, komponen-komponen bagian luar maupun dalam yang sudah banyak
tipe-tipe yang dibuat dari berbagai perusahaan yang ada di dunia. Dalam
kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang sistem kemudi.
Sistem kemudi saat ini sudah sangat canggih, mungkin waktu dulu kendaraan
hanya memakai kemudi yang 1 tipe, dimana jika dipakai untuk membelokan
kendaraan sangat terasa berat, butuh tenaga yang lebih untuk membelokannya.
Tetapi seiring berjalannya waktu, sistem kemudi sudah mempunyai tipe atau
bentuk yang baru yaitu tipe Power steering. Dimana sistem ini banyak membuat
pengemudi sangat nyaman, dikarenakan tidak membutuhkan tenaga yang lebih
untuk membelokannya.

1.2 Tujuan Penulisa

1. Mahasiswa dapat memahami definisi system kemudi

2. Mahasiswa dapat mengetahui komponen komponen dalam system


kemudi

3. Mahasiswa mengetahui jenis jenis system kemudi

4. Mahasiswa mengetahui definisi system suspense

5. Mahasiswa Mengetahui komponen system suspesnsi

1
BAB 2

Pembahasan Masalah

2.1 Sistem Kemudi

Sistem kemudi berfungsi mengatur arah kendaraan dengan


cara,membelokkan roda depan. Bila roda kemudi diputar, kolom
kemudi
meneruskan putaran ke roda gigi kemudi. Roda gigi kemudi ini
memperbesar momen putar, sehingga menghasilkan tenaga yang lebih
besar untuk
menggerakkan roda depan melalui sambungan-sambungan kemudi
(steering linkage).
Ada dua model sistem kemudi yang umum digunakan pada mobil,yaitu
model recirculating ball dan model rack dan punion

Gambar 2.1 recirculating ball

Gambar 2.2 rack dan pinion

2.1.1 Kolom kemudi (steering column)


Kolom kemudi terdiri atas main shaft yang meneruskan putaran roda
kemudi ke roda gigi kemudi, dan kolom kemudi yang mengikat main
shaft ke bodi. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing danbergigi.
Di ujung inilah roda kemudi diikat dengan sebuah mur

2
Gambar 2.1.1 Kolom kemudi

2.1.2 Roda gigi kemudi (steering gear)


Roda gigi kemudi selain berfungsi mengarahkan roda depan, juga berfungsi
sebagai gigi reduksi untuk memperbesar momen agar kemudi menjadi ringan dan
gangguan-gangguan terhadap roda tidak langsung dirasakan oleh pengemudi. Ada
beberapa jenis roda gigi kemudi, tetapi yang banyak digunakan dewasa ini adalah
jenis recirculating ball. Janis recirculating ball digunakan pada mobil penumpang
ukuran sedang sampai besar dan mobil komercial sedangkan jenis rack dan pinion
digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil sampai sedang.

Gambar 2.1.2 Steering Gear

3
2.1.3 Power steering

Sistem power steering direncanakan untuk mengurangi tenaga


pengemudian saat mobil bergerak pada putaran rendah dem menyesuainya pada
tingkat tertentu bila kendaraan bererak mulai kecepatan sedang sampai kecepatan
tinggi. Pada sistem power steering terdapat bosster hidraulis yang ditempatkan di
bagian tengah mekanisme kemudi. Gambar 2.1.3 memperlihatkan mekanisme
power steering modelintegral. Bagian utamanya terdiri atas tangki reservoir (berisi
fluida),vane pump yang membangkitkan tenaga hidraulis, gear box yang berisi
control valve, power pinton, dan steerig gear (jenis recirculating balt).pipa-pipa
yang mcngalirkan fluida dan selang-selang fleksibel.Pada power steering model
rack dan pinion.Power steering model ini mekanismenya sama dengan model
integral, tetapi control valvenya termasuk di dalam gear housing dan power
pistonnya terpisah di dalam power cylinder.

Gambar 2.1.3 Power steering integral

Gambar 2.1.4 power steering model rack dan pinion

4
2.1.4 Caster

Caster adalah sudut antara king pin dengan garis vertikal yang dilihat dari
samping kendaraan .Bila miringnya ke arah belakang disebut caster positif
sebaliknya bila miringnya ke arah depan disebut caster negatif. Pada umumnya
yang dipakai adalah caster positif karena dapat menghasilkan kestabilan
kendaraan saat berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah membelok lebih baik.

Gambar 2.1.5 Sudut Caster

2.1.5 King pin inclination

Garis sumbu yang melalui ball joint atas dan ball joint bawah di-sebut steering
axis (sumbu kemudi). Sumbu ini dimiringkan ke arah da-lam sekitar 5-7.
Kemiringan ini dinamakam king pin inclination. Dengan adanya king pin
inclination bersama-sama dengan camber, maka jarak (offset) akan menjadi
sangat kecil, sehingga kemudi akan lebih ringan dan kejutan akibat pengereman
dan percepatan dapat berkurang. Di samping itu, dengan adanya king pin
inclination dapat dihasilkan daya balik kemudi dengan ,memanfaatkan berat
kendaraan.

5
Gambar 2.1.6 King pin inclination

2.1.6 Toe-in

Bila dilihat dari atas, roda-roda depan terlihat menyudut ke arah


dalam di bagian depan.Yang dimaksud toe-in adalah selisih antara jarak A dan B
(toe-in = B - A). Biasanya selisih ini diatur2 - 6 mm. Bila jarak bagian depan (A)
lebih besar daripada jarak bagian belakang (B) disebut toe-outBila roda-roda
depan memiliki camber positif maka bagian atas roda miring mengarah ke luar,
sehingga roda-roda berusaha menggelinding ke arah luar pada saat mobil berjalan
lurus dan akan terjadi side slip yang berakibat ban cepat aus. Untuk mencegah hal
ini maka diatasi oleh adanya toe-in.

6
Gambar 2.1.7 Toe-in

2.2 SISTEM SUSPENSI

Sistem suspensi terletak di antara bodi atau rangka dan roda-


roda dan berfungsi menyerap kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh
keadaan jalan, sehingga memberikan kenyamanan pengendara. Pegas
berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan getaran roda-roda agar
tidak diteruskan ke bodi secara langsung, juga untuk mencegah daya
cengkeram ban terhadap permukaan jalan. Dalam menyerap kejutan-
kejutan, pegas harus bekerja sama dengan Shock absorber . Tanpa
shock absorber pegas akan bergetar naik turun lbih lama. Shock
absorber mampu meredam getaran pegas Seketika dan membuangnya
menjadi energi panas. Ball joint selain berfungsi sebagai sumbu
putaran roda juga menerima beban vertikal maupun lateral. di dalam
ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan.
Pada setiap periode tertentu gemuk harus diganti. Stabilizer bar
(batang penyetabil) berfungsi mengurangi kemiringan mobil akibat
gaya sentrifugal pada saat mobil membelok. Disamping itu, untuk
menambah daya jejak ban. Pada suspensi depan, stabllizer bar
biasanya dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan karet dan
linkage, Pada bagian tengah diikat ke rangka atau bodi. Strut bar
berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak mundur pada
saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidakrata atau
dorongan akibat terjadi pengereman.

7
Gambar 2.2.1 Komponen system suspense

2.2.1 Model-model suspensi

Menurut konstruksinya ada dua modal utama suspensi, yaitu suspensi


poros kaku dan suspensi bebas. Semula semua suspensi mobil
menggunakan model ini, bahkan
sekarang pun masih banyak digunakan pada kendaraan berat. Poros
kaku (yang tunggal) dihubungkan ke rangka atau bodi dengan pegas
(pagas daun atau pegas koil) dan shock absorber Jadi, tidak ada
lengan-lengan suspensi seperti pada suspensi independen . Biasanya
suspensi independen ini digunakan pada rodamobil penumpang atau
truk kecil. Tetapi sekarang suspensi bebas banyak digunakan juga pada
roda belakang mobil penumpang.Pada suspensi independen roda-roda
kiri dan kanan tidak dihubungkan secara langsung pada poros tunggal.
Kedua roda bergerak secara bebas tanpa saling mempengaruhi.
Dengan demikian, gangguan terhadap sebuah roda ditanggulangi
hanya roda itu saja.

8
Gambar 2.2.2 Model Suspensi

BAB 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

Sistem kemudi berfungsi mengatur arah kendaraan dengan


cara,membelokkan roda depan. Bila roda kemudi diputar, kolom
kemudi meneruskan putaran ke roda gigi kemudi. Roda gigi kemudi ini
memperbesar momen putar, sehingga menghasilkan tenaga yang lebih

9
besar untuk menggerakkan roda depan melalui sambungan-
sambungan kemudi.Sedangkan system suspensi berfungsi menyerap
kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan jalan, sehingga
memberikan kenyamanan pengendara. Pegas berfungsi menyerap
kejutan dari jalan dan getaran roda-roda agar tidak diteruskan ke bodi
secara langsung, juga untuk mencegah daya cengkeram ban terhadap
permukaan jalan.

DAFTAR PUSTAKA

Novriza, S.Pd, 2005, Memperbaiki Sistem Kemudi, Medan, Depdiknas


Dadang Hidayat, Drs, 2005, Pemeriksaan Sistem Kemudi, Bandung,
Depdiknas

10
11

Anda mungkin juga menyukai