TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia
11
Menurut Miller Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari proses
menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lansia. Dalam referensi lain
dikatakan gerontologi merupakan suatu pendekatan ilmiah dari berbagai
aspek proses penuan yaitu kesehatan, sosial, ekonomi, perilaku,
11
lingkungan.
8
kemandirian para lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga,
maupun masyarakat.13
2. Karakteristik lansia
2). Tempat tinggal: rumah sendiri, tinggal bersama anak. Dengan ini
kebanyakan lansia masih hidup sebagai bagian keluarganya, baik
lansia sebagai kepala keluarga atau bagian dari keluarga anaknya.
9
Namun akan cenderung bahwa lansia akan di tinggalkan oleh
keturunannya dalam rumah yang berbeda.13 Menurut Darmawan12
mengungkapkan ada 5 tipe kepribadian lansia yang perlu kita
ketahui, yaitu: tipe konstruktif (constructive person-ality), tipe
mandiri (independent personality), tipe tergantung (hostilty
personality) dan tipe kritik diri (self hate personality).13
d. Kondisi kesehatan
e. Keadaan ekonomi
10
a. Keadaan Fisik
b. Kesehatan Psikososial
1). Kesepian
3). Depresi
11
4). Gangguan cemas
5). Parafrenia
4. Pembatasan kecacatan
12
5. Sarana dan prasarana yang dipergunakan
13
a. Promosi (Promotif)
14
2. Pencegahan (Preventif)
15
B. Poasyandu Lansia
1. Pengertian
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang di selengarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu
wilayah kerja puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai
dusun, balai kalurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi
oleh masarakat.16
Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka
pengembangan kualitas sumber daya manusia bangsa indonesia agar dapat
membangun dan menolong dirinya sendiri, sehinga perlu di tingkatkan
pembinaannya.16 Untuk meningkatkan pembinaan posyandu sebagai
pelayanan KB dan kesehatan yang dikelola untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan pelayanan teknis dari petugas perlu ditumbuh
kembangkan perlu serta aktif masyarakat dalam wadah LKMD.15
Posyandu lansia adalah suatu sarana pelayanan kesehatan yang
dipergunakan untuk melayani lanjut usia dalam tingkat masyarakat.13
Program pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peran
serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
sosial dalam penyelenggaraanya, dalam upaya peningkatan tingkat
kesehatan secara optimal. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu
untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah di
sepakati, yang di gerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan.16
2. Sasaran
Adapun sasaran posyandu lansia adalah:
a. Sasaran Lanngsung
1). Kelompok pra lansia lanjut (45-59 tahun)
2). Kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas)
3). Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas)
16
b. Sasaran tidak Langung
1). Keluarga dimana usia lanjut berada
2). Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
3). Masyarakat luas.16
3. Tujuan Pembentukan
Tujuan pembentukan posyandu lansia ini adalah:
a. Tujuan Umum:
1). Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia
lanjut di masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berdaya guna bagi keluarga.
2). Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dan suwasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
b. Tujuan Khusus:
1). Meningkatkan kesadaran pada lansia
2). Membina kesehatan dirinya sendiri
3). Meningkatkan mutu kesehatan lansia
4). Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia.16
4. Tujuan penyelenggaraan posyandu lansia
Mengacu pada pedoman pembinaan kesehatan lansia bagi petugas
kesehatan, tujuan penyelenggaraan posyandu lansia adalah:
a. Pelaksanaan kegiatan: Anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi
kader kesehatan di bawa bimbingan puskesmas.
b. Pengelola: Pengurus yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat
formal maupun nonformal.
c. meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang.
d. Pengadaan posyandu ini diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat,
maka diharapkan masyarakat sendiri aktif membantu, menyelengarakan
dan memanfaatkan posyandu tersebut sebaik-baiknya.15 Agar masyarakat
mau membentuk, menyelenggarakan dan memanfaatkan maka mereka
17
perlu menyadari pentingnya posyandu. Untuk ini dilakukan kegiatan
promosi posyandu. Inti kegiatan promosi posyandu adalah kegiatan
penyuluhan yang intensip yang dilakukan oleh petugas kesehatan
maupun masyarakat (kader, LKMD, PKK, Tokoh masyarakat) tentang
posyandu.15,16
5. Kegiatan Posyandu Lansia
Kegiatan di posyandu lansia merupakan kegiatan nyata yang melibatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan dari masyarakat, oleh
masyarakat, dan untuk masyarakat yang dilakukan oleh kader kesehatan
yang telah mendapat pendidikan dan latihan dari Puskesmas mengenai
pelayanan kesehatan dasar.
Kegiatan di posyandu lansia secara umum mencakup kegiatan pelayanan
yang berbentuk.16
a. Kegiatan promotif
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan gairah hidup para lansia agar
merasa tetap dihargai dan tetap berguna.
b. Kegiatan preventif
c. Kegiatan kuratif
d. Kegiatan rehabilitatif
18
kepercayaan diri pada lansia.16 Kegiatan-kegiatan dalam posyandu lansia
dicatat dan dipantau melalui kartu Menuju Sehat (KMS) bagi lansia
diantaranya adalah: Kegiatan-kegiatan di posyandu lansia antara lain:
Penyuluhan kesehatan (perilaku hidup sehat, gizi lansia, proses
degeneratif), pemeriksaan kesehatan berkala, pelayanan dan
pemeliharaan kesehatan lansia, rujukan, olahraga dan kesehatan,
pembinaan rohani atau kesehatan mental spiritual, pemberian makanan
tambahan, dan rekreasi.14
6. Peran serta
C. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku dan aktivitas-aktivitas tersebut dalam pengertian yang luas
yaitu perilaku yang menampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak
menampak (innert behavior), demikian pula aktivitas-aktivitas tersebut di
19
samping aktivitas motorik juga termasuk aktivitas emosional dan
kongnitif.17
Dari segi biologis, tidak dapat diamati oleh pihak luar. perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.
Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai
dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku,
karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun
yang tidak langsung.18,19
Menurut Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan
dari luar). Teori Skiner disebut juga teori S-O-R atau Stimulus Organisme
Respons. Skiner membedakan adanya dua respons, yaitu:
a. Respondent respons atau reflexive, yaitu respons yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimuli,
karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap.
b. Operant respons atau instrumental respons yaitu respons yang timbul
dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang
lain. Perangsang ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena
berfungsi untuk memperkuat respons.18,19
Berdasarkan teori S-O-R perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
20
b. Perilaku terbuka (overt behaviour)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan atau praktik, ini dapat diamati orang lain dari luar.18
Seperti telah disebutkan diatas, sebagian besar perilaku manusia adalah
operant respons. Untuk itu membentuk jenis respons atau perilaku ini
perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut opetant
conditioning, adalah sebagai berikut:
2. Perilaku Kesehatan
Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.
21
sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit,
perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan sehat,
perilaku konsumsi terhadap gizi (makanan) dan minuman.
22
dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya. 18,19
Perilaku sakit yaitu segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan
seorang individu yang merasa sakit untuk merasakan dan mengenal
keadaan kesehatan atau rasa sakit.20
3. Domain Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme namun dalam memberikan respons sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang
bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa
orang, namun respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan
perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Faktor Internal merupakan faktor dari diri dalam diri orang yang
bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan misalnya: tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, perhatian, pengamatan, persepsi, fantasi,
sugesti, motivasi, jenis kelamin dan sebagainya.
23
sosial, budaya, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan masyarakat,
tradisi, ekonomi, politik dan sebagainya.18,19
a. Pengetahuan
b. Sikap
1). Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
2). Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif,
predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau
24
secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimulus sosial
yang telah terkondisikan.
c. Kepercayaan
d. Keyakinan : Suatu hal yang dianggap benar dan dianut sebagai aturan
yang dilakukan oleh masyarakat.
25
sebagainya. Sebuah keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan,
mengupayakan keluarganya untuk hidup sehat dan menjaga kebersihan.21
1. Pengetahuan
26
2). Nterest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3). Evaluation, yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya.
4). Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5). Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimus.20
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positip,
maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila
perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak
akan berlangsung lama. 18,19,20
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
27
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.21
28
a. Tingkat pengetahuan
b. Informasi
c. Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang.
Karena informasi-informasi yang baru akan dijaring kira-kira sesuai tidak
dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.
d. Pengalaman
e. Sosial ekonomi
Tingkat seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan
penghasilan yang ada. Sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki
harus dipergunakan semaksimal mungkin begitupun dalam mencari
bantuan kesarana kesehatan yang ada, mereka sesuaikan dengan
pendapatan keluarga.20
29
Menurut Arikunto23 pengukuran tingkat pengetahuan seseorang dapat
dikategorikan dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif
yaitu:
F. Dukungan keluarga
1. Pengertian Keluarga
30
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, dan ada beberapa fungsi
keluarga diantaranya adalah:
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomis
Dari tugas dan fungsi keluarga diatas, keluarga merupakan faktor penting
dalam pemberian atau penerimaan sebuah layanan kesehatan, terutama bagi
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.24
31
4. Jenis Dukungan Keluarga
32
3). Information Aid (Bantuan Informasi)
4). Keintiman
Satu cara untuk dapat mengukur atau menilai dukungan keluarga pada
lansia dapat menggunakan skala atau kuesionar. Skala penilaian dukungan
33
keluarga mengandung serangkaian pertanyaan tentang permasalahan
tertentu. Responden yang akan mengisi diharapakan menentukan jawaban.
20
Skala Likert menggunakan teknik konstruksi test yang masing-masing
responden diminta melakukan agreement atau disagreemen, untuk masing-
masing item dalam skala yang terdiri dari 4 point yaitu: 1). Sangat Setuju 2).
Setuju 3). Tidak Setuju 4). Sangat Tidak Setuju
Skala Likert disusun dan diberi skor sesuai dengan skala interval sama
(egual-interval scale).20
34
8. Tugas perkembangan keluarga dengan lansia
35
G. Kerangka Teori
Faktor Pemungkin
1. Sarana dan prasarana
kesehatan
2. Fasilitas pendukung Mengikuti posyandu lansia
pelayanan kesehatan
3. Posyandu lansia
Faktor Pendorong
1. Sikap dan petugas
kesehatan
2. Tokoh masyarakat
3. Dukungan keluarga
36
H. Kerangka Konsep
I. Hipotesis
Dari masalah penelitian yang ada maka hipotesis yang dapat diambil yaitu:
37