PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuba dalam Febyanti 2012). Tujuan
ANC yaitu memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin (Depkes RI, 2007). Antenatal care sebagai salah satu upaya penapisan awal
dari faktor resiko kehamilan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama kehamilan untuk
mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita
hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang
mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat di
atasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan
pemeriksaan antenatal care (Winkjosatro dalam Damayanti, 2013 ).
B. Tujuan
1. Agar mahasiswi mengetahui pengertian ANC
2. Agar mahasiswi mengetahui tujuan ANC
3. Agar mahasiswi menegtahui Standar Asuhan ANC
4. Agar mahasiswi menegtahui Pengertian INC
5. Agar mahasiswi menegtahui Standar Asuhan INC
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3. Pelayanan Antenatal
a. Pelaksana Asuhan Antenatal
Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan
di desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih
dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).
b. Konsep Asuhan Antenatal
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal dilakukan
dengan konsep pelayanan antenatal dimulai dengan :
1) Anamnese meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan
sebelumnya dan kehamilan sekarang.
2) Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
kebidanan.
3) Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa
4) Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe)
5) Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku
sehari-hari, perawatan payudara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko,
pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan
oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan
pemeriksaan kehamilan ulang.
d. Standar Alat
Di bawah ini daftar peralatan yang mungkin diperlukan untuk pelayanan
antenatal. Alat yang dipakai dapat bervariasi, namun yang terpenting adalah
bagaimana seorang pelaksana pelayanan KIA memanfaatkan mata, telinga, hidung
dan tangannya untuk mengetahui hamper semua hal pemting tentang iu hamil yang
diperiksanya. Peralatan hanyalah penunjang. Bila ada maka akan membantu, tetapi
bila tidak semuanya tersedia, pemeriksaaan kehamilan tetap dapat dilakukan dengan
baik bila pelaksananya mempunyai keterampilan memanfaatkan inderanya dan
mempunyai kemampuan untuk menilai serta menangkap hai-hal yan perlu
diperhatikan pada ibu hamil. Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan dan siap
pakai. Alat dan bahan untuk pelavanan antenatal tersebut:
a. Kartu pencatatan hasil pemeriksaan (register kohort ibu,, kartu ibu dan KMS).
b. Surat rujukan
c. Gestogram (diagram untuk menghitung usia keharnilan)
d. Timbangan dewasa.
e. Pengukur tinggi badan.
f. Tensimeter.
g. Stetoskop
h. Stetoskop janin/monoaural (pinnard).
i. Metlin.
j. Jangka panggul.
k. Alat pemeriksaan HB: tallquist clan atau sahli.
l. Peralatan suntik.
m. Sarung tangan.
n. Peralatan untuk merneriksa urin(protein urin dan glukosa)
o. Sabun dan air mengalir untuk cuci tangan.
p. Tablet zat besi-folat.
q. Vaksin tetanus toksoid.
B. Asuhan Intranatal
1. Pengertian Asuhan Intranatal
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup ke
dunia luar dari Rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 1998)
Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta
dan selaput janin dari tubuh ibu. (UNPAD, 1983)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998).
b. Persiapan Bidan
Sampai saat ini belum pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga bidan
yang bekerja di komunitas. Di Indonesia pendidikan bidan yang ada sekarang
diarahkan untuk rnenghasilkan bidan yang mampu bekerja didesa. Bidan yang
bekerja di desa, puskesmas, maupun puskesm pembantu dilihat dari tugas-
tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas. Persiapan bidan dalam
memberikan asuhan intranatal di komunitas adalah harus mempersiapkan diri
sebaik-baiknya terutama dari segi kompetensi, sehingga dapat memberikan
pelayanan persalinan yang bersih dan aman seeta tahu saat yang tepat untuk
merujuk kasus-kasus kegawatdaruratan. Dengan. demikian bisa menyelamatkan
ibu dan bayi dan dapat menurunkan AKI.
A. Kesimpulan
Asuhan pelayanan yang tepat selama kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya
resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu
dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan
kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan
timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat di atasi sebelum
berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan
antenatal care