DILEMA ETIK
Oleh:
KELOMPOK 6 TINGKAT 1.2 :
Suatu hari di salah satu kompleks perumahan elit di daerah Denpasar terdapatlah
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan putra tunggalnya yang bernama A. Keluarga ini
merupakan keluarga yang terhormat dan banyak memiliki kekayaan sehingga dari kecil A
sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya. A lebih cenderung dibebaskan dalam memilih
gaya hidupnya seperti memilih makanan, bergaul serta caranya berpakaian. Ia lebih sering
memilih memilih makanan junk food serta minuman bersoda dan minuman berenergi dari
berumur 10 tahun. Ia sangat jarang minum air mineral dan memiliki gaya hidup yang tidak
sehat seperti, jarang berolahraga, serta perilakunya sering menahan kencing dan hal-hal lain
yang bersifat buruk.
Pada masa sekarang ia berusia 17 tahun, ia lebih sering mengeluh kesulitan kencing,
sering menggigil, mual muntah, nyeri pada bagian pinggul serta sering kelelahan saat
beraktifitas walaupun hanya melakukan aktivitas yang ringan. Ia awalnya tidak terlalu cemas
dengan kondisi yang ia alami. Ia menganggap hal itu karena daya imunnya menurun akibat
terlalu banyak beraktifitas dan kurang beristirahat. Akan tetapi, lama-kelamaan A tidak kuat
menahan rasa sakit pada bagian pinggulnya, bengkak pada bagian tungkai, rasa gatal pada
bagian tubuh serta adanya perubahan air kencing.
Akhirnya A dibawa ke rumah sakit di Denpasar oleh kedua orang tuanya. Setiba di
bagian UGD, A diperiksa oleh dokter dan perawat mulai dari anamnesa, periksa darah
lengkap, urine lengkap serta pemeriksaan organ dalam seperti biopsi pada ginjal. Hasil
pemeriksaan menunjukkan tingginya nilai BUN, Kreatinin, Albumin, urine hemoglobin serta
penurunan GFR. Sehingga dari hasil pemeriksaan tersebut, A di diagnosa menderita penyakit
gagal ginjal kronis stadium 4 dan harus segera mendapatkan donor ginjal.
Narator
Pasien
Keluarga pasien
Dokter
Perawat UGD
Perawat Ruangan
Petugas Laboratorium
Pendonor
Keluarga : Iya sus, ini anak saya merasakan sakit pada pinggulnya
Keluarga : kira-kira baru 2 mingguan sus, tapi sejak 3 bulan terakhir ini ia
lebih cenderung lemas dan merasakan kelelahan, selain itu juga nafsu
makannya menurun, serta kadang-kadang ia merasakan gatal pada
tubuhnya sus
Keluarga : Dulu ia pernah menderita batu ginjal, tapi sudah di leserasi sus
Keluarga : anak saya cenderung bebas sus, terutama suka dalam memilih makanan
yang junk pood serta minuman yang bersoda
Perawat : Baiklah bu, saya akan memeriksa tekanan darahnya terlebih dahulu
Perawat : dari pemeriksaan ini, saya tidak dapat mengetahui anak ibu menderita
penyakit apa, tetapi untuk lebih jelasnya nandi ibu bisa tanyakan ke dokter
langsung
Selesai memeriksa tanda-tanda vital pasien, perawat pun segera menemui dokter.
Perawat : selamat pagi dok. Ada pasien baru dengan keluhan sakit pinggul,
merasakan gatal pada bagian tubuhnya serta ia mengalami pembengkakan
pada tungkai
Perawat : Tekanan darah : 140/90 mmHg, suhu : 37,6 0C, nadi : 90 kali/menit,
respirasi : 26 kali/menit. Pasien juga terlihat sangat lemas serta terlihat
merasakan rasa nyeri
Keluarga : selamat pagi dok, tolong anak saya. Saya khawatir melihat kondisinya
dok
Dokter : untuk saat ini saya tidak bisa langsung mengetahui penyakit anda dik,
anda harus di periksa darah dan kencingnya dulu dik
Pasien : kenapa harus banyak pemeriksaan, memangnya saya sakit parah dok?
Dokter : mohon anda bersabar dulu ya, setelah hasil laboratoriumnya keluar,
baru saya bisa mengetahui kondisi anda
Pasien : gimana saya harus bersabar, ini sakit tau dok
Dokter : iya dik, istirahat dulu, nanti saya akan memberikan obat antinyeri.
Untuk sementara anda harus rawat inap dulu
Dokter : suster, tolong periksa darah dan urine pasien A. Saya curiga dia
menderita gagal ginjal
Perawat : iya dok, saya juga mencuriga begitu, terlihat dari tanda dan gejala yang
dialami pasien A
Perawat : begini mbak, ada pasien di UGD atas nama A memerlukan pemeriksaan
penunjang. Mohon segera ke UGD untuk mengecek darah dan Urinenya.
Sekitar jam 10 pagi, petugas laboratorium datang ke UGD untuk mengambil sampel darah
dan urine.
Petugas lab : tidak terlalu sakit kok, anda cukup rileks saja. Sudah selesai, untuk
hasilnya kemungkinan besok baru keluar. Saya permisi dulu
Hari ke-II
Pasien A, telah dipindahkan ke ruangan B sejak kemarin sore. Di nurse station terdengarlah
dering telepon.
Perawat UGD : selamat pagi, saya perawat UGD ingin menyampaikan bahwa hasil
lab pasien A telah keluar dan sekarang hasilnya ada di UGD. Bisa tolong di
ambil hasilnya sus.
Setelah hasil laboratorium diambil, dari hasil pemeriksaan menunjukkan tingginya nilai
BUN, Kreatinin, Albumin, urine hemoglobin serta penurunan GFR. Sehingga pasien A di
diagnosa menderita gagal ginjal kronis stadium IV. Dokter yang bertanggung jawab pun
segera memberitahukan hal tersebut kepada keluarga pasien.
Dokter : ini memang benar bu, ibu tolong bersabar dulu, saya dengan tim medis
lainnya akan berusaha untuk membantu anak ibu. Sus, nanti tolong
beritahukan hal ini ke pasien
ibu harus bersabar dulu dan berdoa bu, kami di sini akan selalu membantu
untuk menyelesaikan masalah ibu. Mohon ibu untuk kuat menahan cobaan
ini.
Keluarga : suster, untuk saat ini tolong jangan beritahukan dulu tentang penyakitnya
ke anak saya sus, saya takut ia depresi sus
Perawat B : itu tidak mungkin bu, pasien harus berhak untuk mengetahui
penyakitnya. Tetapi untuk sekarang saya tidak akan memberitahu
penyakitnya dulu
Keluarga pasien pun meninggalkan ruangan dokter. Siang harinya, perawat datang ke
ruangan pasien untuk memeriksa TTV pasien.
Perawat B : selamat siang, permisi dik saya akan memeriksa tekanan darahnya dulu
Pasien : iya , hasil lab saya sudah keluar sus ? (nada suara ketus dan sibuk
dengan smartphone-nya).
Perawat : adik harus kuat menerimanya, dari hasil lab menunjukkan bahwa adik
menderita sakit gagal ginjal
Pasien : haaahhhh apa sus ?, saya gagal ginjal?,, ini nggak mungkin sus (sambil
berteriak)
Keluarga : tenang nak, kamu akan sembuh, kita bersabar dulu nak. Semua tim medis
dini akan membantu menyembuhkan penyakitmu
Perawat : iya dik, adik bersabar dulu, yang tabah menghadapi cobaan ini. Kami dari
tim medis akan melakukan tindakan cuci darah jika adik mau
Pasien : saya tidak mau cuci darah, itu pasti sakit sus. Apa tidak ada solusi yang
lain sus ?
Perawat : ada dik, solusi satu-satunya ialah adik harus mendapatkan ginjal baru
Keluarga : ibu sudah berusaha untuk mencari pendonor untuk kamu nak. Besok
pendonor tersebut akan ke rumah sakit nak
Setelah ibu pasien memberitahu semua keluarganya via telepon, bahwa anak tunggalnya
sedang menderita gagal ginjal dan membutuhkan pendonor ginjal.
Hari ke-III keluarga pasien mengajak pendonor ginjal untuk menemui dokter.
Keluarga : selamat pagi dok, saya ke sini bersama dengan orang yang bersedia untuk
mendonorkan ginjalnya untuk anak saya
Dokter : selamat pagi, baiklah. Ibu bisa kembali ke ruangan anak ibu dirawat, saya
akan memeriksa dulu apakah ginjalnya cocok untuk anak ibu
Dokter : dengan bapak siapa?. Apakah bapak ada hubungan keluarga dengan
pasien A?
Dokter : baiklah pak. Apakah bapak sudah benar yakin untuk mendonorkan ginjal
bapak ?
Pendonor : iya saya tau sus, tapi saya melakukan ini karena ekonomi keluarga saya
rendah, apalagi anak saya sedang sakit parah sus
Perawat : baiklah pak, tetapi untuk sekarang bapak bisa kembali memikirkan
apakah bapak yakin akan melakukan ini
Disisi lain, keluarga dan pasien A sedang cemas menunggu hasil dari pemeriksaan.
Hari ke-V pendonor ginjal kembali datang ke rumah sakit untuk mengikuti pemeriksaan.
Perawat : selamat pagi bapak, silakan duduk dulu pak. Saya akan panggilkan
dokternya dulu
Dokter pun melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ginjal tersebut cocok untuk
pasien A. Singkat cerita hasil pemeriksaan sudah keluar dan dokter pun memberitahu
bahwa ginjal bapak R cocok untuk pasien A.
Dokter : besok pagi sekitar jam 10 ya bu, tolong anaknya tetap untuk beristirahat
dan berpuasa ya bu
Dokter : baiklah sus, sebelum itu tolong berikan surat inform consent ke pasien
dan pendonor
Perawat pun memberikan surat inform consent pasien dan pendonor untuk di tanda tangani.
Setelah inform consent ditanda tangani, pasien dan pendonor pun melakukan tindakan
operasi.
Kesimpulan
Disisi lain si A harus mencari pendonor yang cocok dengan ginjalnya. Mencari
pendonor yang cocok dengan ginjalnya itu tidaklah gampang karena walaupun sekarang
sudah cocok tapi saat sudah operasi belum tentu gainjal yang didonorkan itu bisa
beradaptasi dengan ginjal si A. Karena gagal ginjal si A sudah parah maka dia harus
menganggkat ginjalnya dan harus mendapatkan ginjal yang baru.