Anda di halaman 1dari 11

NASKAH ROLE PLAY

DILEMA ETIK

Oleh:
KELOMPOK 6 TINGKAT 1.2 :

1 Ni Luh Putu Risna Yulia Dewi (P07120016048)


2 Ni Made Dwi Cahyani (P07120016052)
3 Ni Luh Putu Ayu Puspita Wangi (P07120016064)
4 I Ketut Suwiyanto (P07120016066)
5 Ni Putu Dewi Arthaeski (P07120016070)
6 Ni Kadek Ari Juni Arsani (P07120016077)
7 I Komang pasek Sastrawan (P07120016080)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
A ILUSTRASI KASUS

Suatu hari di salah satu kompleks perumahan elit di daerah Denpasar terdapatlah
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan putra tunggalnya yang bernama A. Keluarga ini
merupakan keluarga yang terhormat dan banyak memiliki kekayaan sehingga dari kecil A
sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya. A lebih cenderung dibebaskan dalam memilih
gaya hidupnya seperti memilih makanan, bergaul serta caranya berpakaian. Ia lebih sering
memilih memilih makanan junk food serta minuman bersoda dan minuman berenergi dari
berumur 10 tahun. Ia sangat jarang minum air mineral dan memiliki gaya hidup yang tidak
sehat seperti, jarang berolahraga, serta perilakunya sering menahan kencing dan hal-hal lain
yang bersifat buruk.

Pada masa sekarang ia berusia 17 tahun, ia lebih sering mengeluh kesulitan kencing,
sering menggigil, mual muntah, nyeri pada bagian pinggul serta sering kelelahan saat
beraktifitas walaupun hanya melakukan aktivitas yang ringan. Ia awalnya tidak terlalu cemas
dengan kondisi yang ia alami. Ia menganggap hal itu karena daya imunnya menurun akibat
terlalu banyak beraktifitas dan kurang beristirahat. Akan tetapi, lama-kelamaan A tidak kuat
menahan rasa sakit pada bagian pinggulnya, bengkak pada bagian tungkai, rasa gatal pada
bagian tubuh serta adanya perubahan air kencing.

Akhirnya A dibawa ke rumah sakit di Denpasar oleh kedua orang tuanya. Setiba di
bagian UGD, A diperiksa oleh dokter dan perawat mulai dari anamnesa, periksa darah
lengkap, urine lengkap serta pemeriksaan organ dalam seperti biopsi pada ginjal. Hasil
pemeriksaan menunjukkan tingginya nilai BUN, Kreatinin, Albumin, urine hemoglobin serta
penurunan GFR. Sehingga dari hasil pemeriksaan tersebut, A di diagnosa menderita penyakit
gagal ginjal kronis stadium 4 dan harus segera mendapatkan donor ginjal.

ROLE PLAY DILEMA ETIK KEPERAWATAN

KASUS TRANSPLANTASI ORGAN

Narator
Pasien
Keluarga pasien
Dokter
Perawat UGD
Perawat Ruangan
Petugas Laboratorium
Pendonor

B NASKAH ROLE PLAY DILEMA ETIK

Di kompleks perumahan elit di daerah Denpasar terdapatlah keluarga yang terdiri


dari ayah, ibu, dan putra tunggalnya yang bernama A. Suatu hari A merasakan kesakitan
pada bagian pinggulnya, ia pun dibawa ke RS. Khawatir karena kondisi anaknya yang
sangat lemas, pihak keluarga meminta kepada petugas dirumah sakit untuk segera
menanganinya.

Keluarga : Selamat pagi sus ?

Perawat : selamat pagi, ada yang bisa saya bantu ?

Keluarga : Iya sus, ini anak saya merasakan sakit pada pinggulnya

Perawat : sudah berapa lama sakit anak ibu ?

Keluarga : kira-kira baru 2 mingguan sus, tapi sejak 3 bulan terakhir ini ia
lebih cenderung lemas dan merasakan kelelahan, selain itu juga nafsu
makannya menurun, serta kadang-kadang ia merasakan gatal pada
tubuhnya sus

Perawat : sebelumnya anak ibu pernah menderita sakit yang parah ?

Keluarga : Dulu ia pernah menderita batu ginjal, tapi sudah di leserasi sus

Perawat : Bagaimana pola hidup anak ibu ?

Keluarga : anak saya cenderung bebas sus, terutama suka dalam memilih makanan
yang junk pood serta minuman yang bersoda

Perawat : Baiklah bu, saya akan memeriksa tekanan darahnya terlebih dahulu

Pasien : Suster.... tolong saya. Ini sakit sekali ! ( berteriak )


Perawat : tenang dulu dik, saya akan memeriksa tekanan darahnya dulu

Keluarga : bagaiamana kondisi anak saya sus ?

Perawat : dari pemeriksaan ini, saya tidak dapat mengetahui anak ibu menderita
penyakit apa, tetapi untuk lebih jelasnya nandi ibu bisa tanyakan ke dokter
langsung

Selesai memeriksa tanda-tanda vital pasien, perawat pun segera menemui dokter.

Perawat : selamat pagi dok. Ada pasien baru dengan keluhan sakit pinggul,
merasakan gatal pada bagian tubuhnya serta ia mengalami pembengkakan
pada tungkai

Dokter : bagaimana dengan tanda-tanda vital pasien sus ?

Perawat : Tekanan darah : 140/90 mmHg, suhu : 37,6 0C, nadi : 90 kali/menit,
respirasi : 26 kali/menit. Pasien juga terlihat sangat lemas serta terlihat
merasakan rasa nyeri

Kemudian dokter menemui pasien.

Dokter : selamat pagi

Keluarga : selamat pagi dok, tolong anak saya. Saya khawatir melihat kondisinya
dok

Dokter : tenang bu, saya akn periksa anak ibu dulu

Pasien : dok saya sakit apa

Dokter : untuk saat ini saya tidak bisa langsung mengetahui penyakit anda dik,
anda harus di periksa darah dan kencingnya dulu dik

Pasien : kenapa harus banyak pemeriksaan, memangnya saya sakit parah dok?

Dokter : mohon anda bersabar dulu ya, setelah hasil laboratoriumnya keluar,
baru saya bisa mengetahui kondisi anda
Pasien : gimana saya harus bersabar, ini sakit tau dok

Dokter : iya dik, istirahat dulu, nanti saya akan memberikan obat antinyeri.
Untuk sementara anda harus rawat inap dulu

Keluarga : baiklah dok, terimakasi dokter

Dokte pun meninggalkan ruangan pasien

Dokter : suster, tolong periksa darah dan urine pasien A. Saya curiga dia
menderita gagal ginjal

Perawat : iya dok, saya juga mencuriga begitu, terlihat dari tanda dan gejala yang
dialami pasien A

Dokter : segera pindahkan pasien A ke ruang B sus

Perawat : baiklah dok

Perawat pun langsung menelfun bagian laboratorium.

Perawat : selamat pagi

Petugas Lab : selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?

Perawat : begini mbak, ada pasien di UGD atas nama A memerlukan pemeriksaan
penunjang. Mohon segera ke UGD untuk mengecek darah dan Urinenya.

Petugas lab : baiklah sus, saya segera ke sana

Sekitar jam 10 pagi, petugas laboratorium datang ke UGD untuk mengambil sampel darah
dan urine.

Petugas lab : permisi, selamat pagi, atas nama pasien A?

Pasien : iya, ada apa?


Petugas lab : saya dari petugas lab ingin mengambil sampel darah dan urine anda,
tujuannya untuk mengetahui secara detail penyakot yang anda derita

Pasien : sakit nngak rasanya?

Petugas lab : tidak terlalu sakit kok, anda cukup rileks saja. Sudah selesai, untuk
hasilnya kemungkinan besok baru keluar. Saya permisi dulu

Hari ke-II

Pasien A, telah dipindahkan ke ruangan B sejak kemarin sore. Di nurse station terdengarlah
dering telepon.

Perawat B : selamat pagi

Perawat UGD : selamat pagi, saya perawat UGD ingin menyampaikan bahwa hasil
lab pasien A telah keluar dan sekarang hasilnya ada di UGD. Bisa tolong di
ambil hasilnya sus.

Perawat B : tentu sus, terimakasih

Setelah hasil laboratorium diambil, dari hasil pemeriksaan menunjukkan tingginya nilai
BUN, Kreatinin, Albumin, urine hemoglobin serta penurunan GFR. Sehingga pasien A di
diagnosa menderita gagal ginjal kronis stadium IV. Dokter yang bertanggung jawab pun
segera memberitahukan hal tersebut kepada keluarga pasien.

Di ruang dokter, perawat datang bersama keluarga dari pasien A.

Perawat B : selamat pagi dok. Ini anggota keluarga dari pasien A

Dokter : baiklah ibu, silakan duduk

Keluarga : bagaimana hasil lab anak saya dok ?

apa anak saya terkena penyakit parah dok ?


Dokter : ibu, dari hasil lab menunjukkan bahwa anak ibu menderita penyakit
gagal ginjal kronis stadium 4 dan harus segera mendapatkan penanganan
serius berupa hemodialisis ( cuci darah ) atau jika memungkinkan harus
dilakukan transplantasi / pencangkokan ginjal. Akan tetapi untuk mencara
donor ginjal yang cocok untuk anak ibu sangat sulit, mohon ibu dan
keluarga juga membantu untuk mencarikan pendonor

Keluarga : apa dok, anak saya menderita gagal ginjal ?

ini tidak mungkin dok, dokter pasti salah

Dokter : ini memang benar bu, ibu tolong bersabar dulu, saya dengan tim medis
lainnya akan berusaha untuk membantu anak ibu. Sus, nanti tolong
beritahukan hal ini ke pasien

Perawat B : baiklah dokter (kemudian perawat berbicara dengan keluarga pasien)

ibu harus bersabar dulu dan berdoa bu, kami di sini akan selalu membantu
untuk menyelesaikan masalah ibu. Mohon ibu untuk kuat menahan cobaan
ini.

Keluarga : suster, untuk saat ini tolong jangan beritahukan dulu tentang penyakitnya
ke anak saya sus, saya takut ia depresi sus

Perawat B : itu tidak mungkin bu, pasien harus berhak untuk mengetahui
penyakitnya. Tetapi untuk sekarang saya tidak akan memberitahu
penyakitnya dulu

Keluarga pasien pun meninggalkan ruangan dokter. Siang harinya, perawat datang ke
ruangan pasien untuk memeriksa TTV pasien.

Perawat B : selamat siang, permisi dik saya akan memeriksa tekanan darahnya dulu

Pasien : iya , hasil lab saya sudah keluar sus ? (nada suara ketus dan sibuk
dengan smartphone-nya).

Perawat B : sudah dik, sebelumnya apakah adik memiliki riwayat hipertensi ?


Keluarga : anak saya tidak pernah hipertensi sus, dari keluarga yang lain juga tidak
ada memiliki hipertensi sus

Pasien : sus, saya sakit apa sih ?

kasi tahu saya sakit apa sus

Perawat : adik harus kuat menerimanya, dari hasil lab menunjukkan bahwa adik
menderita sakit gagal ginjal

Pasien : haaahhhh apa sus ?, saya gagal ginjal?,, ini nggak mungkin sus (sambil
berteriak)

Keluarga : tenang nak, kamu akan sembuh, kita bersabar dulu nak. Semua tim medis
dini akan membantu menyembuhkan penyakitmu

Perawat : iya dik, adik bersabar dulu, yang tabah menghadapi cobaan ini. Kami dari
tim medis akan melakukan tindakan cuci darah jika adik mau

Pasien : saya tidak mau cuci darah, itu pasti sakit sus. Apa tidak ada solusi yang
lain sus ?

Perawat : ada dik, solusi satu-satunya ialah adik harus mendapatkan ginjal baru

Keluarga : ibu sudah berusaha untuk mencari pendonor untuk kamu nak. Besok
pendonor tersebut akan ke rumah sakit nak

Perawat : adik yang tenang, sekarang adik bisa istirahat dulu

Setelah ibu pasien memberitahu semua keluarganya via telepon, bahwa anak tunggalnya
sedang menderita gagal ginjal dan membutuhkan pendonor ginjal.

Hari ke-III keluarga pasien mengajak pendonor ginjal untuk menemui dokter.

Keluarga : selamat pagi dok, saya ke sini bersama dengan orang yang bersedia untuk
mendonorkan ginjalnya untuk anak saya
Dokter : selamat pagi, baiklah. Ibu bisa kembali ke ruangan anak ibu dirawat, saya
akan memeriksa dulu apakah ginjalnya cocok untuk anak ibu

Keluarga : baiklah dok (keluarga pasien pun meninggalkan ruangan).

Dokter : dengan bapak siapa?. Apakah bapak ada hubungan keluarga dengan
pasien A?

Pendonor : saya R. Tidak dok, saya tetangganya di kampung dok

Dokter : baiklah pak. Apakah bapak sudah benar yakin untuk mendonorkan ginjal
bapak ?

Pendonor : iya dok, saya sangat yakin dok

Perawat : bapak bisa memikirkannya lagi, karena untuk melakukan transplantasi


organ sangat sulit dan memiliki efeknya pak. Di lihat dari aspek kesehatan
jika bapak mendonorkan salah satu ginjal bapak, maka dalam menjalani
kehidupan ini bapak tidak boleh melakukan aktivitas yang terlalu berat dan
bapak harus lebih sering minum air mineral. Selain itu juga dampaknya
bapak akan cenderung terkena hipertensi

Pendonor : iya saya tau sus, tapi saya melakukan ini karena ekonomi keluarga saya
rendah, apalagi anak saya sedang sakit parah sus

Perawat : baiklah pak, tetapi untuk sekarang bapak bisa kembali memikirkan
apakah bapak yakin akan melakukan ini

Dokter : OK pak, tapi untuk sebelumnya bapak harus mengikuti serangkaian


pemeriksaan untuk mengetahui apakah ginjal bapak cocok dengan pasien

Pendonor : baiklah dok, kapan pemeriksaanya dok ?

Dokter : bapak bisa datang besok

Pendonor : baiklah dok, saya permisi dulu

Dokter : silakan pak


suster, tolong segera siapkan inform concentdan siapkan juga alat-alat
untuk pemeriksaam besok

Perawat : baiklah dokter

Disisi lain, keluarga dan pasien A sedang cemas menunggu hasil dari pemeriksaan.

Hari ke-V pendonor ginjal kembali datang ke rumah sakit untuk mengikuti pemeriksaan.

Pendonor : selamat pagi sus, saya pendonor ginjal yang kemarin

Perawat : selamat pagi bapak, silakan duduk dulu pak. Saya akan panggilkan
dokternya dulu

Pendonor : baiklah su, terimakasi sus

Perawat pun datang bersama dokter.

Dokter : bagaiamana bapak, apakah bapak sudah siap ?

Pendonor : sudah dok

Dokter : baiklah pak, bapak bisa ikuti saya

Dokter pun melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ginjal tersebut cocok untuk
pasien A. Singkat cerita hasil pemeriksaan sudah keluar dan dokter pun memberitahu
bahwa ginjal bapak R cocok untuk pasien A.

Keluarga : bagaiamana hasilnya dok ?

Dokter : syukurlah bu, hasilnya cocok bu

Keluarga : kapan operasinya akan berlangsung dok ?

Dokter : besok pagi sekitar jam 10 ya bu, tolong anaknya tetap untuk beristirahat
dan berpuasa ya bu

Keluarga : baiklah dok, terimakasi dokter

Keesokan harinya dilangsungkannya operasi transplantasi organ.


Perawat : dok, pasien dan pendonor sudah siap

Dokter : baiklah sus, sebelum itu tolong berikan surat inform consent ke pasien
dan pendonor

Perawat pun memberikan surat inform consent pasien dan pendonor untuk di tanda tangani.
Setelah inform consent ditanda tangani, pasien dan pendonor pun melakukan tindakan
operasi.

Kesimpulan

Karena sewaktu kecil si A sering menahan kencing, ia lebih suka makan-makanan


junk food, minum-minuman bersoda serta jarang minum air mineral, jarang berolahraga,
serta perilakunya sering menhan kencing dan hal-hal yang bersifat buruk itu membuat si A
menderita gagal ginjal kronis pada umur ke 17 tahunnya.

Disisi lain si A harus mencari pendonor yang cocok dengan ginjalnya. Mencari
pendonor yang cocok dengan ginjalnya itu tidaklah gampang karena walaupun sekarang
sudah cocok tapi saat sudah operasi belum tentu gainjal yang didonorkan itu bisa
beradaptasi dengan ginjal si A. Karena gagal ginjal si A sudah parah maka dia harus
menganggkat ginjalnya dan harus mendapatkan ginjal yang baru.

Anda mungkin juga menyukai