TOKOH :
1. TUAN JO
2. SANG PEMIMPIN
3. PEKERJA 1
4. PEKERJA 2
5. BONEKA - BONEKA
Latar Peristiwa : Di Sebuah Pabrik Boneka
1
-Pertama-
Pekerja 1 :
Sampai kapan kita harus tetap seperti ini?
Pekerja 2:
Sampai tiba waktunya
Pekerja 1 :
Kapan?
Pekerja 2 :
Tidak tau!
Pekerja 1 :
Tidak masuk akal!
Pekerja 2 :
Jika semuanya masuk akal, maka tidak akan ada masalah.
Pekerja 1 :
Ini tidak adil!
Pekerja 2 :
Sudah sewajarnya!
Pekerja 1 :
Kita harus berontak!
Pekerja 2 :
Tidak ada pilihan lain! Peradaban manusia telah memilih sejarahnya. Jika kita
berontak, kita hanya akan menggugat diri kita sendiri
Pekerja 1 :
Setidaknya kita harus bersuara
Pekerja 2 :
Dari tadi kita memang sedang bersuara!
Pekerja 1 :
Apakah kita akan terus seperti ini?
Pekerja 2 :
Memang, seperti yang diinginkan
Pekerja 1 :
Keinginan siapa?
Pekerja 2 :
Manusia
Pekerja 1 :
Lantas kita ini apa?
2
Pekerja 2 :
Manusia
Pekerja 1 :
Sebagai manusia, saya tidak menginginkan hal ini
Pekerja 2 :
Saya juga
Pekerja 1 :
Lalu mengapa kita tidak berhenti saja!
Pekerja 2 :
Tidak ada pilihan lain
Pekerja 1 :
Mengapa kita tidak mati saja
Pekerja 2 :
Itu diluar prosedur.
Pekerja 1 :
Bergerak sesuai prosedur
Pekerja 2 :
Sesuai prosedur
Pekerja 1 :
Berhenti sesuai prosedur
Pekerja 2 :
Bergantung pada prosedur!
Pekerja 1 :
Semua serba prosedur!
Pekerja 2 :
Prosedur!
Pekerja 1 :
Prosedur!
-Kedua-
(Suara Sang Pemimpin muncul dari pengeras suara)
3
Sang Pemimpin :
Hari ini kita bekerja seperti biasa, di tempat yang seperti biasanya, di jam yang
sama dan menyelesaikan tugas yang sama. (tertawa).
Baiklah, untuk sementara tiga hal tadi dicukupkan saja. Ada pertanyaan?
Sang Pemimpin :
Untuk Makanan sedang dalam perjalanan
Sang Pemimpin :
Sedang dalam perjalanan!
Sang Pemimpin :
Hoy, kalian berdua! Kemari! (kedua pekerja menghampiri Sang Pemimpin)
bagaimana dengan pekerjaannya?
Pekerja 1 dan 2 :
Sesuai Prosedur!
Sang Pemimpin :
Bagus, lalu bagaimana dengan pekerjaan diluar prosedurnya?
Pekerja 2 :
4
Sudah selesai dari hari kemarin(menunjuk ke arah boneka-boneka)
Sang Pemimpin :
Hah, mengapa tidak bilang-bilang! (sambil lalu menghampiri boneka-boneka itu)
wah, sempurna. Sesuai dengan imajiku. Tapi tunggu, sepertinya kurang begitu
pas.Ukurannya tidak sebesar ini! Tapi tidak apa-apalah, hampir mendekati
dengan aslinya. Aku sangat senang, kalian memang terbaik.
Pekerja 2 :
Lalu bagaimana dengan hal-hal yang diluar prosedur yang lainnya?
Sang Pemimpin :
Tenang saja, sedang dalam perjalanan kemari. Sesuai dengan kesepakatan kita
Pekerja 2 :
Pimpinan, itu diluar kesepakatan
Sang Pemimpin :
Sungguh? Coba lihat lembar kesepakatan bersama kita (membuka lembar
kesepakatan) lihat, disini tidak tercantumkan hari dan jamnya. Yang jelas, semua
pekerjaan selesai, keinginan kalian pun akan terpenuhi
Pekerja 2 :
Kira-kira kapan yang kami inginkan tiba?
Sang Pemimpin :
yang kalian inginkan sedang dalam perjalanan kemari. Kalian sendiri akan
mengetahuinya jika yang kalian inginkan tiba. Percayalah, saya tidak akan
bermain-main dengan janji yang telah kita sepakati.
(tertawa) kalian memang terbaik. Lebih baik, kalian kembali ke tempat kalian.
Aku akan melihat pekerjaan apa yang akan kita kerjakan hari ini
Pekerja 1 :
Lihat sendiri akibatnya
Pekerja 2 :
Mau bagaimana lagi? Sudahlah, kita tunggu saja
JEDA DALAM WAKTU YANG LAMA, PARA PEKERJA HANYA BERDIAM DIRI DI
TEMPATNYA. TERDENGAR BEBUNYIAN DARI RUANGAN LAIN YANG MENANDAKAN
SEDANG TERJADI SEBUAH AKTIFITAS INDUSTRI
Pekerja 1 :
Lalu sekarang, apa yang harus kita kerjakan?
Pekerja 2 :
Menunggu perintah
Pekerja 1 :
Mengapa begitu lama! tidak seperti biasanya
5
Pekerja 2 :
Memang, tidak seperti biasanya.(jeda) Sepertinya ada yang beda
Pekerja 1 :
Tidak ada bedanya! Dari pertama kali kita bekerja, pekerjaan kita adalah
menunggu instruksi.
Sang Pemimpin :
hari ini kita mendapatkan tugas yang istimewa. Tugas itu datang bersama surat
ini. Saya hampir tidak percaya dan nyaris pingsan, ketika surat ini datang
langsung dari pemerintah pusat. Kemarilah, saya akan bacakan untuk kalian. Ah,
tidak usah lebih baik saya yang menghampiri kalian. (membacakan surat)
kepada tuan yang terhormat, bersama surat ini saya atas nama pribadi
mengucapkan salam hangat dan sukses atas inovasi-inovasi industri yang tuan
pimpin. Di situasi politik yang tidak menentu ini, kehadiran produk industri yang
tuan pimpin memegang peranan penting untuk penyelesaian tugas-tugas yang
strategis bagi kepentingan negara. Maka dari itu, negara telah memanggil
industri yang tuan pimpin, negara telah memanggil anda untuk berperan aktif
dalam stabilitas politik negara. Selesaikan apa yang kami minta dalam waktu
yang secepatnya. Bila tugas ini selesai, saya sendirilah yang akan datang
menghampiri dan mengucapkan selamat atas prestasi industri yang tuan pimpin.
Akhir kata, semoga berhasil. Tertanda Tuan Jo. (gembira) Tidakkah hal ini
menggembirakan?
Pekerja 2 :
Tuan jo?
Sang Pemimpin :
Tuan Jo!
Pekerja 1 :
Memangnya siapakah tuan jo itu,pimpinan?
Sang Pemimpin :
Kamu tidak tau tuan jo?
Pekerja 1 :
Kamu tau?
Pekerja 2 :
Tidak
Sang Pemimpin :
Ah sudahlah, urusan tuan jo biarlah menjadi urusan saya. Kalian anggap saja ini
sebagai tugas-tugas yang seperti biasanya. Kerjakan dengan seksama.(telpon
bordering, sang pemimpin mengangkat telpon) halo, ya betul dengan saya
sendiri! Dengan siapa saya bicara? (merubah nada bicara) oh, iya pak.sebentar.
(kepada pekerja) ini tuan jo!. Ayo cepat mulailah bekerja, saya akan berbicara
dulu dengan tuan jo. (Sang Pemimpin keluar)
6
PEKERJA 1 DAN 2 MEMULAI PEKERJAAN SEPERTI BIASANYA, MENYIAPKAN TUBUH-
TUBUH YANG SEDANG TERBUNGKUS ATAU TERSIMPAN DALAM KOTAK
Pekerja 1 :
Lihat sendiri, saya bosan
Pekerja 2 :
Mengapa tidak mati saja
Pekerja 1 :
Bagaimana caranya?
Pekerja 2 :
Cekik dirimu sendiri
Pekerja 2 :
(mencegah pekerja 1 mencekik diri sendiri) Apa yang kamu lakukan? Saya tadi
hanya bercanda. Kamu tahu prosedur melarang karyawan untuk mati sebelum
waktunya!
Pekerja 1 :
Memangnya siapa yang membuat prosedur itu? Kau?
Pekerja 2 :
Perusahaan. Semuanya tertulis jelas di surat kesepakatan kerja. Memangnya kau
tidak tau soal itu?
Pekerja 1 :
Aku cukup mabuk ketika itu. Mana bisa memahami isi surat kesepakatan kerja.
Sehabis lulus kuliah, aku mabuk berat bersama teman-temanku dan lalu tiba-tiba
Profesor datang, menawariku pekerjaan ini. sambil lalu professor bilang padaku,
jika pekerjaan ini cukup menjanjikan di masa depan
Pekerja 2 :
Lalu?
Pekerja 1 :
Lalu apa?
Pekerja 2 :
Kau langsung menandatanganinya? Begitu?
Pekerja 1 :
Ya.dan aku rasa bukan diriku yang melakukannya. Bukan sepenuhnya aku.
(jeda) aku pikir alkohol yang telah melakukannya
Pekerja 2 :
7
Salahmu sendiri, mengapa kau biarkan alkohol melakukannya
Pekerja 1 :
Aku sedang mabuk, apa itu kurang begitu jelas?. (muncul suara lain dari
pengeras suara, suara perempuan menginformasikan sesuatu) Memangnya jika
mati sebelum waktunya apa akan ada hukuman terhadap pelanggar? Cih,
Menghukum orang yang telah mati! Logika macam apa itu!
(teringat sesuatu) hei, karyawan yang baru mati tadi pagi. Bagaimana ceritanya?
Pekerja 2 :
Meminta makan sebelum waktunya
Pekerja 2 :
Jangan menyamakan apa yang jelas sudah berbeda. Kita dan mereka jelas
berbeda
Pekerja 1 :
Loh, mengapa? Sama-sama karyawan, sama-sama pula mempunyai kedudukan
yang sama
Pekerja 2 :
Apa kau tau jika tugas kita ini jelas berbeda dengan karyawan kebanyakan.
Semuanya tertulis dalam surat kesepakatan kerja. (sadar) ah, mana bisa kau
memahaminya. Kau kan sedang mabuk ketika waktu itu(tertawa)
Pekerja 1 :
Menyebalkan! Sudahlah itu tidak lucu!
JEDA CUKUP LAMA, TERDENGAR SUARA MESIN DARI RUANGAN SEBELAH. MESIN
ITU BERGUMAM
Pekerja 2 :
Pekerjaan kita memang cukup unik dan spesial dibanding divisi lainnya. Wajar
saja, bila pimpinan tidak akan berani bertindak seperti itu terhadap kita berdua.
Kitalah yang terbaik diantara kebanyakan. Para pekerja yang terbaik diantara
pekerja-pekerja yang lainnya. Bukan kita yang mencari pekerjaan ini. Tapi
pekerjaan inilah yang mencari kita. Jika ceritamu tentang profesor yang datang
langsung kepadamu menawari pekerjaan ini, maka ceritaku lain ceritanya. (mulai
bercerita) Suatu hari ada seorang anak kecil yang memiliki cita-cita untuk
merubah kehidupan berbang...
Pekerja 2 :
(mengingat-ingat) sampai mana tadi aku bercerita?
Pekerja 1 :
8
JEDA WAKTU TANPA PEMBICARAAN. SUARA MESIN TERDENGAR DARI RUANG
SEBELAH. SAYUP-SAYUP TERDENGAR TERIAKAN-TERIAKAN KESAKITAN DARI
RUANGAN LAIN. BAGI SEBAGIAN ORANG MUNGKIN AKAN TERDENGAR
MENCEKAM, NAMUN UNTUK PARA PEKERJA SEMUA NAMPAK BIASA
Pekerja 2 :
Hei. Omong-omong mengapa tadi kau mencekik dirimu sendiri?
Pekerja 1 :
Aku pikir kau sungguh-sungguh menyuruhku mati tadi
Pekerja 2 :
Sungguh?
Pekerja 1 :
Ya. Setidaknya aku akan mati dengan sebab
Pekerja 2 :
Ah, soal itu jangan terlalu dipikirkan berat-berat. Tadi aku sedikit kesal
Pekerja 1 :
Jika kau kesal, mengapa kau tidak cekik dirimu sendiri?
Pekerja 2 :
Aku tidak mau
Pekerja 1 :
Mengapa?
Pekerja 2 :
Aku sedang berada dalam tugas
Pekerja 1 :
Jika tugasmu selesai, apa kau akan mencekik dirimu sendiri?
Pekerja 2 :
Hey, sudahlah. Bukankah kau juga memiliki tugas! Ayo kerjakan, kita punya
tugas yang sama.
Pekerja 1 :
Apa kau tidak sadar kita sebenarnya berhadapan dengan orang mati?
Pekerja 2 :
Siapa yang kau maksudkan?
Pekerja 1 :
Boneka-boneka ini.
Pekerja 2 :
Ya, lalu?
9
Pekerja 1 :
Sepertinya enak jadi orang mati, layaknya boneka-boneka ini. Setelah jadi
mereka akan menemukan dunia baru, dunia yang penuh akan cerita-cerita baru.
Mungkin minuman-minuman baru, yang belum pernah ada di dunia.
Pekerja 2 :
Boneka-boneka ini tidak mati, hanya saja tubuhnya yang sengaja dimatikan
fungsi geraknya. Ingatan-ingatannya masih tersimpan dengan baik.
Pekerja 1 :
Apa bedanya dengan orang mati?
Pekerja 2 :
Mereka boneka, bukan manusia. Jangan selalu menyamakan apa yang jelas
sudah berbeda. Mengapa kau selalu menyamakan semua hal?
Pekerja 1 :
(jeda) mungkin karena alkohol..
Pekerja 2 :
Rupanya kau masih mabuk. (jeda)Kapan terakhir kali kau mabuk?
Pekerja 1 :
Ketika bercinta dengan boneka-boneka itu. Itu terakhir kali aku mabuk
Pekerja 2 :
Boneka yang mana?
Pekerja 1 :
yang disana (menunjuk ke arah boneka yang lain)
Pekerja 2 :
Kau bercinta dengan boneka-boneka yang kita buat?
Pekerja 1 :
Aku teringat dengan kekasihku yang dulu, aku merasa boneka-boneka itu
menjadi nyata di ingatanku ketika itu
Pekerja 2 :
Bagaimana bisa kau mabuk?
Pekerja 1 :
Aku telah mengambil jatah bagianku terlebih dulu. Karena sama-sama pemabuk,
pimpinan menyetujui dengan memberikan sebagian simpanan minumannya
Pekerja 2 :
Lalu bagaimana dengan bagianku?
Pekerja 1 :
Kau tau sendiri jika bagianmu sedang dalam perjalanan kemari. Pimpinan yang
mengatakannya tadi pagi
10
Pekerja 2 :
Mengapa pimpinan tidak bilang, mengapa kau baru menceritakannya sekarang?
Pekerja 1 :
Karena aku pikir, lebih baik bekerja terlebih dulu dari pada bercerita. Kita bisa
bertukar cerita nanti ketika waktu istirahat
Pekerja 2 :
Sepihak! Kau hanya mementingkan dirimu sendiri
Pekerja 1 :
Semuanya ada dalam perjanjian. Aku meminta bagianku, kau pun sama meminta
bagianmu.
Pekerja 2 :
Tetapi mengapa kau bisa mendapatkan bagianmu lebih cepat dariku, jika
semuanya tertuang dalam perjanjian yang sama, artinya tidak boleh ada yang
dirugikan. Jika begini jadinya aku merasa dirugikan
Pekerja 1 :
Kita semua dirugikan karena ketidakjelasan waktu pemenuhan perjanjian. Kapan
yang kita inginkan akan tiba, kita tidak pernah tau. Aku hanya mengambil
inisiatif
Pekerja 2 :
Inisiatifmu hanya untuk dirimu sendiri
Pekerja 1 :
Berhubung pimpinan sama-sama seorang pemabuk, apa salahnya jika itu aku
jadikan peluang. Mengapa kau selalu menyalahkan diriku?
Pekerja 2 :
Tidak, kau tidak salah. Yang salah adalah kau tidak melihat perjanjian bersama
itu sebagai satu-kesatuan yang utuh.
Pekerja 1 :
Lalu?
Pekerja 2 :
Apanya yang lalu?
Pekerja 1 :
Lalu apa mau mu?
Pekerja 2 :
Maksudmu apa dengan mau ku?
Pekerja 2 :
Jangan berbelit, maksudmu apa dengan pertanyaan tadi? Aku hanya ingin
pemenuhan perjanjian itu dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan
Pekerja 1 :
11
Kau menyalahkan aku karena inisiatif ini?
Pekerja 2 :
(jeda) Tidak, kau tidak salah. Pimpinan yang salah. Boneka-boneka ini juga salah
karena mereka hanya bisa mendengar namun tidak bisa bertindak. Ini tidak
adil,kita harus berontak!
Pekerja 1 :
Harus apa?
Pekerja 2 :
Jangan keras-keras. (pimpinan masuk melihat situasi sekitar sambil menelpon,
lalu kemudian keluar . obrolan telepon masih berlanjut) kita harus berontak
Pekerja 1 :
Berontak, seperti memenuhi udara dengan aroma kebencian (menghirup udara).
Berontak, apa yang kita benci, apa yang kita tidak suka, mengapa kita tidak
merobeknya. Kertas-kertas yang menjadi langit, sebentar lagi akan runtuh.
Matahari, akan aku peluk erat tubuhmu
Pekerja 2 :
Hebat! Ternyata kau seorang orator yang ulung. Mengapa kau tidak bilang itu
sedari dulu?
Pekerja 1 :
Oh ya?
Pekerja 2 :
Iya, dengan begitu kita akan dengan mudah membuat basis masa.
Pekerja 1 :
Tunggu dulu, aku bukanlah seorang orator.
Pekerja 2 :
Kau bercanda? Dengan kemampuanmu membuat kata-kata tadi, itu sudah cukup
meyakinkan diriku bahwa kau adalah seorang orator
Pekerja 1 :
Itu bukanlah kata-kataku. Aku sering melihatnya dalam iklan.
Pekerja 2 :
Jadi?
Pekerja 1 :
Aku bukanlah seorang orator. Kemampuanku berbicara, adalah karena seni
acting ku. Dulu aku sekolah keaktoran. Aku paling pandai bermain kata-kata,
apalagi dengan kata-kata yang menurutku cukup bagus untuk melatih
keaktoranku. Kata-kata dari iklan itu menurutku cukup bagus sebagai bahan
latihanku
Pekerja 2 :
Aneh, lalu mengapa kau ambil pekerjaan ini?
12
Pekerja 1 :
Pada akhirnya kita harus memilih juga kan? Aku memilih pekerjaan ini karena
cukup realistis. Kemampuan acting ku aku gunakan untuk membentuk gestur-
gestur pada boneka-boneka. Lagipula bayarannya cukup fantastis bukan?
Pekerja 2 :
Tetapi tetap, kita harus melakukan pemberontakan!
Pekerja 1 :
Bagaimana caranya?
Pekerja 2 :
Kita kirim pesan pemberontakan melalui boneka-boneka ini
Pekerja 1 :
Ya, bagaimana?
Pekerja 2 :
Semoga pimpinan kaget dengan situasi ini
Pekerja 1 :
Lalu setelahnya?
Pekerja 2 :
Setelah kaget, tentunya ia akan bertanya-tanya. Lalu kemudian kita akan
melakukan negosiasi. Kita meminta keadilan diterapkan seadil-adilnya.
Pekerja 1 :
Bagus, ide yang luar biasa.
Pekerja 2 :
Sebentar lagi pimpinan akan masuk, bersiaplah!
Pekerja 1 :
Baiklah. (jeda) eh, bagaimana jika pimpinan tidak kaget?
Pekerja 1 :
(dengan nada kaget, kata-kata yang tertahan) kami meminta... meminta... kami
meminta
Sang Pimpinan :
Ini saya bawakan apa yang kalian minta dalam surat perjanjian kita. Kurir
barangnya tadi meminta maaf atas keterlambatan, katanya banyak yang demo
di jalan-jalan. Situasi ini tidak baik, sangat tidak menguntungkan bagi
perekonomian. Saya khawatir kesejahteraan pekerja-pekerja saya, terutama
13
kalian berdua terabaikan karena situasi ini. Beruntung,barang yang kalian
inginkan datang pada hari ini. Jika terlambat, saya tidak tau situasi apa yang
akan saya hadapi nanti. (melihat boneka-boneka) boneka-bonekaku, apa yang
telah kalian lakukan?
Pekerja 1 :
Kami meminta..
Pekerja 2 :
Ah, kami hanya memeriksa bagian persendiannya. Saya rasa ada yang salah,
tetapi rupanya tidak. Saya akan mengembalikan lagi posisinya ke semula
Sang Pemimpin :
Tidak perlu. Tidak usah kau turunkan. Biar boneka-boneka itu jadi penyemangat
untuk tetap melawan situasi, melalui karya inovatif kita.
Sang Pemimpin :
Mengapa kalian diam-diam saja, ayo ambil barang ini. Bukankah kalian
menginginkan ini dalam surat perjanjian kerja? Ayo tak usah sungkan, kalian
telah menepati janji kalian, maka saya akan mengusahakan janji yang telah saya
berikan. Saya pemimpin yang baik bukan?
Pekerja 1 :
Pemimpin memang yang terbaik
Sang Pemimpin :
Hey, itu bukan untuk kamu. Kamu sudah mengambil bagianmu tempo hari.
Barang itu untuk dia (menunjukan pekerja 2) serahkan!
Sang Pemimpin :
Ayo buka, saya takut jika barang yang kamu inginkan salah. Sulit sekali mencari
barang yang kamu inginkan. Ayo buka, saya hanya ingin memastikan
Pekerja 2 :
(membuka kotak tersebut) Terima kasih pimpinan. Saya malu, dan tidak tau apa
yang mesti saya bilang untuk kebaikan yang telah pimpinan berikan.
(menangis)Terimakasih banyak pimpinan!
Pekerja 1 :
Mengapa dia menangis pimpinan?
Sang Pemimpin :
Biarlah, itu hak dia untuk menangis. Perasaan-perasaan seperti itu jarang kita
temukan dalam situasi seperti ini, perasaan yang muncul dari jiwa yang
menemukan apa yang ia cari(terharu) saya juga merasa bahagia, jika pekerja-
pekerja saya telah terpenuhi keinginannya
14
PEKERJA 1 MULAI MENANGIS
Sang Pemimpin :
Apa kau juga turut bahagia?
Pekerja 1 :
Tidak, saya menyesal karena bagian saya telah saya ambil duluan
Sang Pemimpin :
(merubah nada bicara, setelah membaca surat dari tuan jo) Salahmu sendiri.
Baiklah, kita sudahi situasi romantis ini. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Ayo cepat!
Sang Pemimpin :
Sebelum melaksanakan prosedur selanjutnya, saya akan sedikit menerangkan
keinginan-keinginan dari Tuan Jo
Sang Pemimpin :
Ada apa?
Pekerja 2 :
Mohon maaf pimpinan, barangkali soal Tuan Jo tidak perlu dibahas kembali.
Karena pekerjaan ini sudah kami anggap seperti pekerjaan-pekerjaan seperti
biasanya
Sang Pemimpin :
Oh, tidak. Saya sedikit memaksa soal perkara ini. karena Tuan Jo, sebagai orang
penting di negeri ini telah mempercayakan pada industri ini untuk membuat
boneka jenius kualitas super. Jadi ada prosedur yang sedikit kita modifikasi pada
penciptaan boneka kali ini
Pekerja 2 :
Kualitas super?! Mengapa pimpinan baru mengatakan hal itu sekarang?
Sang Pemimpin :
Itulah soalnya. (melihat surat) apakah ini bisa disebut dengan kejutan?
Pekerja 2 :
Ini bukan kejutan pimpinan, ini mimpi buruk
Sang Pemimpin :
Heh, jangan kau katakan bahwa ini mimpi buruk. Ini kesempatan yang bagus
Pekerja 2 :
Terakhir kali kita membuat boneka seperti itu 100 tahun yang lalu, berikut itu
juga terjadi kecelakaan yang fatal. Saya tidak mau kejadian serupa yang
menimpa mendiang ayah pimpinan, terulang kembali.
15
Sang Pemimpin :
Darimana kau tau soal itu?
Pekerja 2 :
Dari artikel yang pimpinan buat setahun yang lalu. Saya membacanya melalui
akun medsos pimpinan
Sang Pemimpin :
Ah, itu cuma karangan fiksi. Lagi pula saya membuat artikel itu dalam keadaan
mabuk, tidak usah terlalu dihiraukan.
Pekerja 1 :
Tapi yang saya baca sepertinya memang seolah seperti kejadian yang nyata
Sang Pemimpin :
Memangnya kapan kamu membacanya?
Pekerja 1 :
Sehari yang lalu
Sang Pemimpin :
Hey! Kamu sedang mabuk ketika itu. Lagipula kamu tidak membaca, kamu
hanya mendengar cerita. Apakah kamu lupa jika saya ada disana waktu itu?
Pekerja 1 :
Apakah betul pimpinan?
Sang Pemimpin :
Rupanya kamu mabuk berat ketika itu. Saya menyesal telah memberikan
sebagian koleksi minuman terbaik saya.
Pekerja 2 :
Pimpinan. Saya meminta agar pekerjaan kali ini ditangguhkan untuk dianalisa
dengan parameter yang khusus. Karena menyangkut dengan nyawa pimpinan
Sang Pemimpin :
Apa kau lupa dalam surat kesepakatan kerja diterangkan bahwa karyawan
dilarang mati sebelum waktunya?
Pekerja 2 :
Saya paham betul mengenai itu pimpinan, saya mohon maaf
Sang Pemimpin :
Tidak perlu meminta maaf. Saya rasa ini sudah waktunya bagi saya.Ingin sekali
saya mati dalam melaksanakan tugas saya
Pekerja 2 :
ini sama saja dengan bunuh diri
Sang Pemimpin :
16
Bunuh diri hanya untuk mereka yang sadar ingin menemui kematiannya. Saya
menyerahkan sepenuhnya hidup saya kepada situasi yang serba tidak menentu
ini.
Pekerja 2 :
Jika pimpinan mati, siapa yang akan memimpin industri ini
Sang Pemimpin :
kamu telah saya daulat sebagai penerus dari industri ini jika hal buruk terjadi
Pekerja 2:
Mengapa harus saya pimpinan? Ini tidak adil! Mengapa tidak dia saja yang
pimpinan pilih? (menunjuk ke pekerja 1)
Sang Pemimpin :
Hey, apakah kau bersedia?
Pekerja 1 :
Bersedia apa pimpinan?
Sang Pemimpin :
Nampaknya tidak ada pilihan lain. Saya sadar bahwa situasi ini sangat
menyulitkan kita semuanya. (telpon berdering) Halo! Ya Tuan Jo, kami sedang
mengerjakan apa yang Tuan Jo minta. Kualitas Super! Ada apa tuan jo?....harus
disegerakan?...tapi ini sulit tuan, yang tuan minta sedikitnya membutuhkan lima
hari untuk selesai. tiga hari saja. Satu hariTidak bisa?,baiklah kami akan
selesaikan apa yang tuan jo minta secepatnya... Tolong Tuan Jo penuhi apa yang
kami minta.. oke (merenung) situasi yang sulit!
Pekerja 1 :
Pimpinan, apa yang pimpinan pinta dari tuan jo?
Pekerja 2 :
Batalkan permintaan dari tuan jo, pimpinan!
Sang Pemimpin :
Cari dokumen dari mana boneka-boneka ini berasal. Saya akan mencari apa
yang harus saya cari. Cepat!
Pekerja 1 dan 2 :
Baik!
Sang Pemimpin :
Sudah kalian temukan?
Pekerja 1 dan 2 :
17
Sudah!
Sang Pemimpin :
Bawa kemari (membaca dokumen yang para pekerja temukan) bahasa apa ini?
heh, kamu bisa membacakannya untuk saya?
Pekerja 2 :
Saya tidak mengerti bahasa apa itu pimpinan?
Sang Pemimpin :
Kamu?
Pekerja 1 :
(membaca) Saya tidak paham apa maksudnya pimpinan
Sang Pemimpin :
Apa maksudmu dengan tidak paham? Lalu untuk apa kamu membacanya
dengan seksama!
Pekerja 1 :
Saya pikir ini boneka jenis baru pimpinan, lihat saja darimana asalnya.
Sang Pemimpin :
Aneh, mengapa mereka tidak memberitahu saya terlebih dulu soal ini.
(menelpon) Halo! mengapa kamu beli boneka-boneka yang seperti ini tanpa
sepengetahuan saya.. kebijakan perusahaan? Saya pimpinannya disini? Saya
yang mengatur semuanya.. halo, apa? apa maksudmu dengan integrasi pasar
total? Mengapa saya tidak diberi tau soal itu! Main-main? Kau yang main-main
denganku! Sudahlah, kamu belikan saya boneka baru yang waktu itu dibeli di...
apa? Tidak semudah apa maksudmu? Apa susahnya, kita hanya tinggal
membelinya. Beres sudah! Tidak! tidak ada boneka alternatif. saya tidak ingin
ada perubahan! Mengerti! Ayolah, saya mohon..saya sedang mengerjakan
proyek dari tuan jo, jika proyek ini berhasil. Masa depan perusahaan akan
terjamin. Terpaksa! Saya melakukan ini karena mereka tidak mau mendengarkan
saya.Mereka tidak mengerti soal ini.Tidak mau mengambil resiko? Kau tidak
mau apa? Halo..halo!(raut muka berubah, kemudian menutup telepon) secepat
inikah situasi diluar sana berubah?
Pekerja 2 :
Apa yang terjadi pimpinan?
Sang Pemimpin :
Rupanya telah terjadi perubahan besar-besaran diluar sana. Saya kira mereka
hanya bercanda untuk mengambil langkah ini, integrasi pasar total.
Pekerja 2 :
Apa artinya itu?
Sang Pemimpin :
Artinya tidak ada batas. Tidak ada regulasi, tidak ada prosedur yang dapat
menahan perubahan yang tidak diinginkan. Belum waktunya saya menginginkan
ini, belum. Apa yang harus saya lakukan? Tuan jo menginginkan boneka-boneka
18
ini untuk segera dirampungkan. Harapan satu-satunya ada pada dokumen ini
(dokumen manual boneka-boneka). setidaknya jika kita mengerti dokumen ini,
kita akan tau apa yang bisa kita lakukan. Integrasi sialan! Ia telah merampas
kesempatan saya! Mengapa mereka tidak mau mendengarkan saya!
Pekerja 1 :
Mereka? Apakah maksud pimpinan mereka itu adalah orang-orang kita atau ..
atau
Pekerja 2 :
biar aku saja yang berbicara.
Pekerja 1 :
Saya tidak tega melihat kondisi pimpinan, kita harus mengusulkan sesuatu. Kita
harus mengambil tindakan. (kepada pimpinan) Pimpinan kita harus mengambil
tindakan!
Pekerja 1 :
Kita harus... kita.. harus... (kepada Pekerja 2) aduh, bagaimana ini?
Pekerja 2 :
Apa yang aku bilang, lebih baik aku yang berbicara. (mendekati Sang Pemimpin)
sepertinya karyawan bawah dan komisaris perusahaan tidak percaya lagi kepada
pimpinan, saya dengar dalam waktu dekat ini mereka akan mengeluarkan mosi
tidak percaya
Sang Pemimpin :
Industri ini didirikan oleh mendiang ayah saya. Seseorang yang menghabiskan
masa hidupnya di industri ini. Kematiannya pun ia temukan dari apa yang
selama ini ia jalani. Apakah mereka tidak melihat sisi sentimentil dari perjalanan
hidup industri ini!
Pekerja 2 :
Saya kira jika mereka melihat sisi sentimentil ini, pasti mereka tidak akan
mengambil langkah ini. Mereka merasa tidak cukup jika hidup hanya
berdasarkan sisi sentimentilnya saja. Mereka butuh kepastian akan hari esok
pimpinan
Sang Pemimpin :
(kepada dirinya sendiri) ide yangluar biasa! dari mana kamu tau soal ini semua?
Pekerja 2 :
Apakah perlu saya berterus terang pimpinan?
Sang Pemimpin :
Tidak perlu. Saya sudah mendapat gambaran, apa yang harus saya lakukan
untuk menjamin hari esok mereka.
19
Pekerja 2 :
Saya ingin berterus terang pimpinan.
Sang Pemimpin :
Simpan saja terus terangmu untuk diceritakan nanti setelah semua ini terlewati.
Ada yang harus kita kerjakan sekarang. Ambil posisi untuk tahap selanjutnya!
Pekerja 1 :
Apa yang telah kau katakan barusan?
Pekerja 2 :
Tidak tau
Sang Pemimpin :
Semuanya sudah siap?
Pekerja 1 dan 2 :
Siap
Sang Pemimpin :
Hari ini akan menjadi sejarah dalam hidup kita. Kalian berdiri sebagai saksi. Aku
akan berkata dengan tindakan-tindakan. Tindakan ini adalah untuk memastikan
hari esok industri kita. Kita tidak perlu catatan-catatan yang tidak dimengerti,
robek semua catatan itu. Karena yang akan kita hadapi adalah tindakan-
tindakan, maka tindakan pula yang harus kita laksanakan!
Pekerja 2 :
Tindakan apa yang akan dipilih pimpinan?
Sang Pemimpin :
Tuan Jo mengharapkan hal yang baik dari boneka-boneka ini, dan mau tidak mau
sepertinya kita juga harus berharap pada boneka-boneka ini.
Pekerja 2 :
Apa maksud pimpinan?
Sang Pemimpin :
Kita akan melakukan tindakan diluar prosedur, menyisipkan harapan kita pada
boneka-boneka ini. meskipun boneka-boneka ini adalah untuk tuan jo, tapi
sepertinya cukup baik kesempatan yang bisa dimanfaatkan. Masa depan industri
ada pada boneka-boneka ini!
Pekerja 1 :
Saya tidak mengerti pimpinan
Sang Pemimpin :
Kamu tidak perlu mengerti . yang perlu kamu ketahui adalah tindakan yang akan
kita lakukan cukup menegangkan!
Pekerja 1 :
20
Pimpinan, karena tindakan yang akan dipilih cukup menegangkan. Apa boleh
saya meminta minum sedikit saja?
Sang Pemimpin :
(melemparkan botol minuman) Untuk masa-masa yang menegangkan!
Pekerja 2 :
(mulai menyadari) menyisipkan harapan, apakah itu tidak akan beresiko untuk
boneka-boneka itu pimpinan?
Sang Pemimpin :
Mereka adalah boneka, mereka pantas untuk itu. Begitupun sama halnya dengan
saya, saya adalah boneka untuk keinginan-keinginan yang bukan milik saya.
Hitung mundur mulai!
Pekerja 2 :
Sebenarnya apa yang pimpinan inginkan?
Sang Pemimpin :
Saya ingin menjadi seorang guru tk!
Pekerja 2 :
Apa tidak salah pimpinan?
Sang Pemimpin :
Memang salah (tertawa)
Sang Pemimpin :
Untuk keinginan!
Sang Pemimpin :
Gagal! Buang boneka ini!
Sang Pemimpin :
Apa yang bisa aku perbuat, agar kau bisa benar-benar siap? Memang ini diluar
kewajaran, diluar kebiasaan. Sekarang aku mulai merasa ada hal yang memang
berada jauh diluar kemampuan pikiran manusia. Mungkin hasrat, mungkin
kehidupan yang masih menjadi misteri. Kehidupan masa lalu, kehidupan masa
depan. Revolusi, evolusi. Mungkin jika kau mengerti pasti kau tidak akan
menerima ini, sebab ini adalah kenyataan yang seharusnya tidak terjadi pada
dirimu. apakah mungkin kau bisa mengerti apa yang aku bicarakan tadi? Melihat
21
dari dokumen ini(dokumen pengantar boneka-boneka), aku sendiri tidak begitu
yakin.
Ayolah, apa yang bisa aku perbuat? Disaat semua orang sudah tidak lagi percaya
kepadaku, setidaknya aku harus mengusahakan diri agar tetap ada. Tetapi
dengan apa? Jika saja aku bisa membaca ini, keadaan pasti akan berkata lain.
Aku tidak mesti berhadapan dengan kegagalan yang baru saja aku alami
barusan. Dengan memahami darimana kau berasal, aku bisa menjadikan dirimu
menjadi sesuatu yang lain. (melihat buku manual yang lain, tertawa pahit, lalu
kemudian membanting buku manual itu)Setidaknya berikan aku harapan (lalu
kemudian memeluk boneka yang tersisa)
Boneka :
Setidaknya apa?
Sang Pemimpin :
Setidaknya berikan aku harapan
Boneka :
Dari tadi aku berdiam diri, bukankah itu sebuah harapan?
Sang Pemimpin :
Bukan harapan itu yang aku maksud. Aku ingin harapan nyata, aku butuh
sesuatu yang nyata
Boneka:
Itu urusanmu, itu tugasmu. Bukankah pekerjaanmu itu adalah menjadikan
sesuatu hal menjadi nyata?
Sang Pemimpin :
Untuk kali ini aku merasa tidak berguna
Boneka :
Mati sajalah jika kau merasa tidak berguna
Sang Pemimpin :
Aku takut mati
Boneka :
Aku malah ingin hidup. Buatlah dirimu berguna dengan menghidupkanku
Sang Pemimpin :
Bagaimana caranya?
Boneka :
Kau sendirilah yang tau bagaimana caranya
Sang Pemimpin :
Aku tidak tau
Boneka :
Apa?
Sang Pemimpin :
22
Aku benar-benar tidak tau
Boneka :
Mengapa kau tidak tau?
Sang Pemimpin :
Aku tidak bisa membaca
Boneka :
Mengapa tidak bisa membaca?
Sang Pemimpin :
Aku tidak menginginkan hal itu
Boneka :
Mengapa tidak ingin?
Sang Pemimpin :
Bukan keinginanku
Boneka :
Lantas keinginan siapa?
Sang Pemimpin :
Bukan keinginanku
Boneka :
Lalu apa yang kau inginkan
Sang Pemimpin :
Menjadi yang lain
Boneka :
Menjadi apa?
Sang Pemimpin :
Yang lain
Boneka :
Mengapa tidak menjadi diri sendiri?
Sang Pemimpin :
Tidak mungkin
Boneka :
Mengapa tidak mungkin?
Sang Pemimpin :
Aku tidak punya sejarah
Boneka :
Sejarah selalu ada dalam setiap langkah
Sang Pemimpin :
23
Aku tidak memilikinya
Boneka :
Kau memilikinya dalam setiap langkah
Sang Pemimpin :
Itu bukan milikku!
Boneka :
Sejarah adalah milikmu!
Sang Pemimpin :
Bukan!
Boneka :
Milikmu
Sang Pemimpin :
Bukan!
Boneka :
Milikmu
Sang Pemimpin :
Itu bukanlah milikku
Boneka :
Itu milikmu dan jelas milikmu!
Sang Pemimpin :
Tidak
Boneka :
Jelas! Kau hanya menganggapnya tidak ada
Sang Pemimpin :
Memang tidak ada! Jangan bertanya apa yang benar-benar tidak ada!
Boneka :
Tragis. Manusia yang dilahirkan tanpa sejarah. Tidak jelas!
Sang Pemimpin :
Bagiku sendiri kau tidak jelas, tidak dapat dimengerti!
Boneka :
Setidaknya jelas bagi mereka yang mengerti
Sang Pemimpin :
Mereka, siapa? tidak ada seorang pun yang mengerti
Boneka :
Memang tidak, tetapi tidak sama halnya dengan diluar sana. Karena kau tidak
mau membaca, kau tidak mengerti
24
Sang Pemimpin :
Aku tidak peduli
Boneka :
Itu kesalahanmu yang lain
Sang Pemimpin :
Apa hakmu menilaiku? Kau hanya seorang boneka
Boneka :
Aku mempunyai sejarah yang jelas, sementara kau tidak
Sang Pemimpin :
Jadi kau merasa lebih baik dari ku karena memiliki sejarah?!
Boneka :
Lebih baik dari mereka yang tidak memiliki sejarah. Lebih baik daripada mereka
yang tidak menganggap ada sejarahnya
Sang Pemimpin :
Diamlah
Boneka :
Kau tidak pantas menjadi yang lain
Sang Pemimpin :
Diamlah
Boneka :
Sejarahmu saja tidak kau akui
Sang Pemimpin :
Diamlah
Boneka :
Terimalah sejarahmu sebelum menjadi yang lain!
Sang Pemimpin :
Diam!
Sang Pemimpin :
Ini tidak nyata. ini tidak benar. Ayo bicara! Mengapa sekarang kau tidak bicara!
Aku tau kau membicarakan sesuatu, bicara!
Pekerja 2 :
Pimpinan hentikan, ini diluar prosedur!
25
Sang Pemimpin :
Ia telah menghina saya. Saya tidak terima
Pekerja 1 :
Menghina apa pimpinan?
Sang Pemimpin :
Apa tadi kau tidak mendengarnya tadi?
Pekerja 1 :
Saya hanya mendengar suara pimpinan saja
Sang Pemimpin :
Ah, kau pasti sedang mabuk!
Pekerja 2 :
Saya juga hanya mendengar pimpinan berbicara sendiri
Sang Pemimpin :
Lalu mengapa kalian ada disini? Kalian lari dari tugas!
Pekerja 2 :
Terpaksa kami tinggalkan! Kami takut terjadi sesuatu pada pimpinan
Sang Pemimpin :
Apa maksudmu dengan sesuatu?
Pekerja 1 :
Kami cemas, kegagalan tadi telah mengganggu pikiran pimpinan
Sang Pemimpin :
Tidak ada yang perlu dicemaskan! Kembalilah bekerja! Saya akan memantau
pekerjaan kalian dari sini
Sang Pemimpin :
Kau tidak nyata, pembicaraan tadi tidak ada! (pada boneka)
TELEPON MASUK
Sang Pemimpin :
Halo.ada apa? para buruh mengamuk di bagian produksi? bersihkan saja! Apa
susahnya. (menutup telpon) Halo, ada apa? macet? Mengapa kau biarkan
kreditnya macet?Tunggu, mengapa kau menghubungi saya?Kemana atasanmu?
Mengundurkan diri tadi pagi!? (menutup telpon, lalu menelpon ke bagian lain)
ada yang mengundurkan diri tadi pagi, mengapa? Lalu mengapa kau diam saja!
Kau tau aturan mainnya bukan?!Perubahan?Kau bercanda. Tidak ada perubahan
tanpa persetujuan saya! Mereka lagi..dengar, mereka tidak tau apa-apa soal
industri ini! Mengapa kau bisa begitu percaya! Omong kosong! Saya
mengenalmu lebih baik dari mereka.Pasti mereka membayarmu lebih banyak.
(menutup telpon) keterlaluan! (mengangkat telpon) Halo!..Tuan jo maaf, saya
kira bukan tuan yang menelepon... ya.. ada sedikit masalah disini... oh, saya
26
yakin akan selesai sesuai dengan keinginan tuan. tenang saja tuan.. ya... situasi
politik semakin memanas?..ya...ya...tinggal tahap terakhir saja tuan jo...ya..kira-
kira sebentar lagi...ah, tidak tuan, sebaiknya jangan berkunjung, pesanan tuan jo
belum selesai.. ya, saya merasa tidak nyaman jika pekerjaan saya ada yang
mengawasi... ya, memang sebentar lagi tuan jo... ah, tidak tuan.. eh, maksud
saya tidak salah jika ingin berkunjung...saya mohon tuan jangan salah
paham..bukan seperti itu maksud saya tuan, akan tetapi ... halo.... halo...halo?
Sang Pemimpin :
Tamat sudah industri ini!
Boneka :
Bukankah kau telah memilih dengan tindakan? Mengapa tidak segera bertindak?
Sang Pemimpin :
Bertindak. Pasti. Aku akan.... apa usulmu?
Boneka :
Seperti yang sebelumnya telah aku katakan
Sang Pemimpin :
...Ya, seperti sebelumnya.. lalu bagaimana dengan tuan jo?
Boneka :
Pasti dia senang dengan sebuah kejutan.
Sang Pemimpin :
(seperti telah memilih sesuatu)Baiklah. Lalu bagaimana dengan dirimu?
Boneka :
Tujuanku adalah identitasku.
Sang Pemimpin :
...Ya, hanya sekedarboneka.
Boneka :
Ya, tak lebih dan tak kurang
Sang Pemimpin :
Tak lebih dan tak kurang. (kepada pekerja-pekerja) hoi, kalian. Kemarilah
Sang Pemimpin :
Sepertinya kita tidak punya pilihan lain. Saya tidak mau mengambil resiko yang
sama. Kalian bakar juga boneka ini
Pekerja 1 :
Apa betul pimpinan?
Sang Pemimpin :
Ya. Hasilnya pasti tidak akan berbeda dengan yang barusan.
Pekerja 2 :
27
Lalu, urusan dengan tuan jo..
Sang Pemimpin :
Urusan tuan jo adalah urusan saya,kalian anggap saja seperti pekerjaan biasa...
ayo, cepatlah. Kita tidak punya banyak waktu..
Sang Pemimpin :
Hey, tunggu! Siapa nama kalian?
Pekerja 1 :
1209701036
Sang Pemimpin :
Bukan nama itu, nama lahir kalian?
Pekerja 2 :
Ini diluar prosedur pimpinan
Sang Pemimpin :
Bukankah dari tadi kita telah melakukan hal diluar prosedur? lagi pula tidak ada
yang tau soal ini
Pekerja 2 :
Pekerja-pekerja yang lain telah mengetahuinya
Sang Pemimpin :
Ah, mereka juga melakukan hal yang sama.
Pekerja 1:
Kita dan mereka sama saja
Sang Pemimpin :
Beda
Pekerja 1:
Apa bedanya?
Sang Pemimpin :
Kita melakukannya dengan sungguh-sungguh. Sementara mereka melakukannya
lebih sungguh-sungguh lagi.
MEREKA TERTAWA
Sang Pemimpin :
Jadi siapa nama kalian yang sebenarnya?
Pekerja 1 :
Nama saya awal
28
Pekerja 2 :
Saya juga awal
Sang Pemimpin :
Kebetulan macam apa ini? nama saya juga awal
Sang Pemimpin :
Setelah sekian lama, saya baru tau nama kalian yang sesungguhnya. Kalian
memang terbaik
Pekerja 2 :
Pemimpin juga yang terbaik
Pekerja 1 :
Memang Terbaik
Sang Pemimpin :
(melihat pistol) kau.. meledak.. menembus segala batas (mengarahkan
moncong pistol ke kepalanya) sebentar lagi kawan.. sebentar lagi.. nasib tidak
begitu baik hari ini.
Tuan Jo :
Tuan awal, saya membawakan apa yang tuan minta. Lalu mana barang yang
saya minta?
-black out-
29