Anda di halaman 1dari 3

Makanan

Orang-orang Asmat tidak mengenal besi. Selain itu, tidak juga ditemukan tanah liat pada daerah ini
sehingga tidak mengenal barang-barang keramik. Oleh karena itu, orang-orang Asmat biasa memasak
makanannya di atas api terbuka. Berapa jenis makanan yang biasa dikonsumsi oleh orang Asmat adalah :

a) Makanan pokok (sagu)


Sagu sebagai makan pokok dapat banyak ditemukan di hutan oleh masyarakat Asmat. Untuk
mendapatkan makanan dari pohon sagu, pohon itu harus ditebang, kulitnya dibuka sebagian, dan isinya
ditumbuk hingga hancur. Kemudian, isi tersebut dipindahkan ke dalam suatu saluran air sederhana yang
terbuat dari daun sagu untuk dibersihkan. Tepung sagu yang diperoleh diolah menjadi adonan yang
beratnya kira-kira 5 kilogram. Adonan ini kemudian dibakar untuk mendapatkan bentuk yang semipadat
supaya mudah dibawa dan disimpan sampai diperlukan.
Proses pembuatan sagu, mulai dari penebangan pohon hingga terbentuknya adonan siap masak memakan
waktu sehari penuh, dari matahari terbit hingga terbenam.

b) Makanan tambahan
Sebagai makanan tambahan, suku Asmat juga mengumpulkan ulat sagu yang didapatkan di dalam batang
pohon sagu yang sudah membusuk. Ulat sagu yang merupakan sumber protein dan lemak adalah
makanan yang lezat dan bernilai tinggi bagi mereka. Telur-telur ayam hutan yang ditemukan di pasir
delata-delta yang sering tertutup air pada waktu air pasang juga dikumpulkan. Telur-telur ini dikumpulkan
dan dibungkus dakan daun dan dipanggang hingga keras. Apapun yang ditemukan di hutan, seperti babi
hutan, kuskus, burung, dan segala jenis daun-daunan yang dapat dimakan, dikumpulkan sebagai
tambahan makanan pedamping sagu.

Orang Asmat juga memburu iguana (sejenis kadal) untuk mengambil dagingnya yang kemudian
dipanggang dan dimakan. Tikus hutan pun mereka tangkap dan dijadikan makanan tambahan.
c) Makanan lainnya
Orang Asmat pun terkadang memiliki bahan makan lainnya yang tidak setiap harinya ada. Musuh yang
telah mati ditombak saat perang, dibawa pulang ke kampung dengan perahu lesung panjang diiringi
dengan nyanyian. Setiba di kampung, mayatnya dipotong-potong dan dibagi-bagikan kepada seluruh
penduduk untuk dimakan bersama. Sambil menyanyikan lagu kematian, kepala musuh tersebut dipotong
dan dipanggang, sedangkan otaknya dibungkus dengan daun sagu untuk kemudian dipanggang.

Senjata

Senjata Adat Tradisional Suku Asmat Pisau Belati - Suku Asmat adalah sebuah suku di Papua. Suku
Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka
yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling
berbeda satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai
selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan
sungai Nin serta suku Simai.

Salah satu senjata tradisional di Papua adalah Pisau Belati. Senjata ini terbuat dari tulang kaki burung
kasuari dan bulunya menghiasi hulu Belati tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah
Busur dan Panah. Busur tersebut dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak
panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru. Busur dan panah dipakai untuk berburu atau
berperang

Belati adalah sejenis senjata tajam yang fungsinya untuk menusuk atau menikam. Penggunaannya dapat
dengan cara digenggam atau dilemparkan. Ukurannya dapat lebih kecil atau lebih besar daripada pisau.
Senjata ini memiliki rentang sejarah yang panjang dan ada banyak jenisnya. Di Indonesia, senjata sejenis
belati yang terkenal adalah rencong dan keris

Anda mungkin juga menyukai