Anda di halaman 1dari 36

TUGAS BAHAN BANGUNAN

TENTANG
BAHAN BANGUNAN

Oleh :

NAMA : Pratama Adhi Nugroho


NIM : D100160027
KELAS :A

TAHUN AJARAN 2016


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
(TUGAS KELOMPOK : BESI BETON, BATU BATA, GENTENG )

BESI BETON
Pengertian Besi Beton
Besi beton merupakan besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi
beton atau yang lebih dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang
yang mengandung batang tulangan dan direncanakan berdasarkan
anggapan bahwa bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-
gaya. Beton bertulang bersifat unik dimana dua jenis bahan yaitu besi
tulangan dan beton dipakai secara bersamaan. Tulangan menyediakan
gaya tarik yang tidak dimiliki beton dan mampu menahan gaya
tekan.Secara umum besi beton tulangan mengacu pada dua bentuk yaitu
besi polos (plain bar) dan besi ulir (deformed bar/BJTD
Jenis Besi Beton
1. Besi Beton Polos

Besi polos adalah besi yang memiliki penampang bundar dengan


permukaan licin atau tidak bersirip. Tulangan polos (BJTD) jarang
digunakan kecuali untuk membungkus tulangan longitudinal (sengkang
atau spiral) yang diberi kait pada ujungnya, terutama pada kolom.
2. Besi Beton Ulir

Besi ulir atau besi tulangan beton sirip adalah batang besi dengan bentuk
permukaan khusus berbentuk sirip melintang (puntir/sirip ikan) atau rusuk
memanjang (sirip teratur/bambu).) dengan pola tertentu, atau batang
tulangan yang dipilin pada proses produksinya.
Tulangan ulir, yang diberi ulir melalui proses rol pada permukaannya
(polanya berbeda tergantung dari pabrik pembuatnya) untuk
mendapatkan ikatan (bonding) yang lebih baik antara tulangan dan beton
yang digunakan pada hampir semua aplikasi dibandingkan dengan
tulangan polos dengan luas penampang sama. Bentuk ulir berupa sirip
meningkatkan daya lekat guna menahan gerakan dari batang secara
relatif terhadap beton.
Fungsi Besi Beton
Sejak tahun 1950 konstruksi konstruksi besi beton mulai digunakan
sebagai elemen utama dalam pembangunan gedung tinggi. Karena
pengetahuan manusia tentang perilaku beton bertulang yang terbatas,
terutama mengenai nonlinearitas material beton itu sendiri, pada awal
abad ke-20 kebanyakan gedung tinggi di Amerika menggunakan baja
profil sebagai elemen struktur utamanya. Baru pada 1950-an konstruksi
beton mulai ikut berperan dalam konstruksi gedung tinggi.
Di Indonesia sendiri, besi beton lebih sering digunakan untuk
pembangunan gedung, karena bahan ini lebih mudah didapat sehingga
dirasakan lebih ekonomis dibanding konstruksi lainnya. Besi beton atau
beton bertulang boleh jadi merupakan bahan konstruksi yang paling
penting karena digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir semua
struktur baik besar maupun kecil seperti bangunan, jembatan, perkerasan
jalan, bendungan, dinding pebahan tanah, terowongan, jembatan yang
melintasi lembah (viaduct), drainase, fasilitas irigasi, tangki dan
sebagainya.
Khusus untuk bangunan gedung bertingkat tinggi, besi beton digunakan
untuk struktur kolom, balok, dinding, plat, besi poer dan sloof. Sukses
beton bertulang sebagai bahan konstruksi yang universal karena
banyaknya kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan tersebut antara lain :
1. Memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan
kebanyakan bahan lain.
2. Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan
memiliki struktur terbaik untuk bangunan yang banyak bersentuhan
dengan air. Pada peristiwa kebakaran dengan intesitas rata-rata, batang-
batang struktur dengan ketebalan penutup beton yang memadai sebagai
pelindung tulangan hanya mengalami kerusakan pada permukaannya saja
tanpa mengalami keruntuhan.
3. Struktur beton bertulang sangat kokoh.
4. Tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.
5. Dibandingkan dengan bahan lain, memiliki usia layan yang sangat
panjang. Dalam kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat
digunakan sampai kapanpun tanpa kehilangan kemampuannya untuk
menahan beban. Ini dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa kekuatannya
tidak berkurang dengan berjalannya waktu bahkan semakin lama semakin
bertambah dalam hitungan tahun, karena lamanya proses pemadatan
semen.
6. Merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi
tapak, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-
bangunan semacam itu.
7. Dapat dirakit menjadi bentuk yang sangat beragam mulai dari plat,
balok dan kolom yang sederhana sampai menjadi atap kubah dan
cangkang besar.
8. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi
beton bertulang lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti
baja struktur.

BATU BATA

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan


pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai
berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan teknologi,
penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-material
baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih
karena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.Jenis
batu bata sebagai berikut:

1. Batu Bata Tanah Liat,


Batu bata tanah liat terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu
bata biasa dan bata muka. Bata biasa, memiliki permukaan dan warna
yang tidak menentu, bata ini digunakan untuk dinding dengan
menggunakan morta (campuran semen) sebagai pengikat. Bata jenis ini
sering disebut sebagai bata merah. Sedangkan bata muka, memiliki
permukaan yang baik dan licin dan mempunyai warna dan corak yang
seragam. Disamping digunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai
penutup dinding dan sebagai dekorasi.

2. Bata merah
Bata merah merupakan salah satu jenis bahan dasar
pembangunan rumah yang sudah sangat umum digunakan di Indonesia,
dari zaman dulu hingga zaman modern seperti saat ini bata merah
memang sudah menjadi salah satu bahan wajib di dalam membangun
rumah. Cukup bisa dimaklumi, bata merah masih lebih banyak
digunakan daripada bata ringan atau batako press, karena selain sudah
teruji kekuatannya, mendapatkan jenis material ini pun tidak susah

Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah
yang dicetak kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi
benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah
yang digunakan pun bukanlah sembarang tanah, tapi tanah yang agak
liat sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena itulah, rumah
yang dindingnya dibangun dari material bata merah akan terasa lebih
nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta tahan lama,
sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari
material bata merah. Selain itu material ini sangat tahan terhadap panas
sehingga dapat menjadi perlindungan tersendiri bagi bangunan dari
bahaya api.

3. Batako
Batako, material dinding dari batako ini umumnya dibuat dari
campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain
itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air.
Bahkan kini juga beredar batako dari campuran semen, pasir dan
batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang telah disebutkan,
batako memiliki kelemahan yaitu kekuatannya lebih rendah dari bata
merah, sehingga cenderung terjadi keretakan dinding, terutama jika
bagian kosong-nya tidak diisi dengan adukan spesi. Pemakaian material
batako untuk dinding juga membuat bangunan lebih hangat bahkan
cenderung pengap dan panas, tidak seperti bata merah yang terbuat
dari material tanah. Batako cenderung lebih ringan daripada bata merah.
Teksturnya pun terlihat lebih halus dari bata merah.

4. Batako putih (Tras)


Batako putih dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air.
Campuran tersebut dicetak, lalu dibakar. Tras merupakan jenis tanah
berwarna putih / putih kecoklatan yang berasal dari pelapukan batu-batu
gunung berapi.

5. Bata ringan
Bata ringan atau disebut hebel atau celcon. Material bata ringan ini
pembuatannya sudah sangat modern dimana material ini dibuat dengan
menggunakan mesin pabrik. Bata ini cukup ringan, halus dan memilki
tingkat kerataan yang baik. Bata ringan ini diciptakan agar dapat
memperingan beban struktur dari sebuah bangunan konstruksi,
mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang
terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung.
Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik. Bata ini cukup ringan,
halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bata ini bisa langsung
diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan
semen khusus. Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika,
semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini hanya
dicampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti
pemasangan batako.

6. Bataton
Bataton terbuat dari campuran semen, agregat, pasir, kerikil, air
dan bahan khusus lain. Bahan-bahan ini dicetak dalam berbagai bentuk
yang kemudian disebuat sebagai bataton. Bentuk-bentuk bataton ini
menyisakan rongga pada bagian dalamnya. Rongganya bisa diisi baja
untuk tiang kolom, juga bisa sebagai jalur pipa air dan kabel listrik.

Banyak pilihan bentuk bataton yang diproduksi oleh Holcim ini.


Sebut saja blok beton berprofil H untuk dinding, bataton profil U untuk
balok pengikat fondasi (sloof ), dan balok pengaku (ringbalk ), serta
bataton bentuk kolom. Sedangkan bataton balok, rooster , dan lengkung
menjadi material pendukung elemen rumah.

GENTENG

Genteng merupakan salah satu jenis penutup atap rumah yang


paling umum digunakan di Indonesia. Genteng seperti penutup atap
lainnya berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan. Selain itu
tampilan genteng menjadi hal yang penting dalam membantu penampilan
aksen sebuah rumah. Dengan mengetahui jenis genteng beserta
kelebihan dan kekurangannya, diharapkan Anda dapat memilih genteng
yang tepat untuk rumah Anda. Pemilihan jenis dan warna genteng yang
tepat tentunya akan menambah estetika rumah tersebut.

Sebagai konsumen haruslah pintar-pintar dalam memilih jenis


genteng. Soalnya, sebagai pelindung rumah ini harus tahan dari sengatan
panas sang surya atau terpaan hujan, atap rumah seharusnya berdaya
tahan tinggi, tak mengidap banyak kelemahan. Berikut ini kita bisa
menyimak macam-macam genteng seperti :

1. Genteng keramik

Genteng ini memiliki warna yang cukup banyak karena pada saat
proses finishingnya dilapisi pewarna pada bagian atasnya. Bahan utama
genteng ini adalah keramik. bertumpu pada rangka kayu atau beton.

Ukuran genteng berdimensi 3132 cm dengan berat 3 hingga 3,5


kg per buahnya. Genteng ini cocok digunakan untuk rumah jenis apa
saja dari tropis, modern, mediterania atau rumah bergaya klasik. Untuk
harga Anda perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar. Namun dengan
kelebihan yang ditawarkan oleh genteng keramik, kepuasan yang
didapatkan akan lebih tinggi.

2. Genteng Beton

Genteng beton merupakan genteng berteknologi pembuatan kuno.


Genteng ini memiliki bobot yang berat. Sehingga, untuk menampung
beratnya, memerlukan rangka kayu yang agak besar. Harga genteng
beton sangat murah. Karena berpenampilan kusam dan pilihan warnanya
tak banyak, agar terlihat bagus harus dicat genteng khusus, sebagian
pemakai sering mengganti genteng beton dengan genteng jenis lain.

Genteng ini terbuat dari beton yaitu campuran pasir, semen, kerikil
dan bahan aditif. Bentuknya ada yang bergelombang dan ada juga yang
datar. Bentuk datar muncul seiring dengan gaya arsitektur rumah yang
modern dan minimalis sehingga perlu adanya penyesuaian bentuk atap
yang lebih sederhana. Berat genteng beton berkisar 4-5kg per buah
dengan dimensi ukuran bervariasi dengan panjang minimum 30cm dan
lebar 15 cm.

3. Genteng Metal

Pemasangan genteng ini tidak jauh beda dengan genteng dari


tanah liat. Lebarnya genteng ini mempercepat waktu pengerjaan sebuah
rumah. Nah, teknologi yang dipakai genteng metal lebih baru. Genteng
metal terbuat dari pelat baja galvanis, yaitu bahan baja yang dilapisi
metal zincalume.

4. Genteng aspal

Salah satu jenis atap yang bisa dijadikan pilihan sebagai penutup
rumah adalah atap aspal (bitumen), yaitu atap yang memiliki banyak
variasi warna seperti warna merah bata, hijau lumut, coklat, dan hitam.
Terdapat 2 bentuk model yaitu model datar yang terbaut pada triplek
dan bentuk bergelombang yang bibaut pada rangka atap. Bentuknya
yang lebar dan ringan membuat atap ini sering dipakai untuk atap pada
bangunan tambahan seperti garasi. Pemasangannya pun mudah, hampir
sama dengan atap seng. Genteng ini terbuat dari bahan bubuk kertas,
serat organik, resin serta aspal. Material tersebut diolah sehingga
menghasilkan genteng yang ringan, lentur serta tahan air.

5. Genteng Policarbonat

Polycarbonate berbentuk lembaran datar dengan pilihan warna


bervariatif dan dijual per roll. Polycarbonate ada dua jenis yaitu
polycarbonate rata dengan ronga dan polycarbonate bergelombang
tanpa rongga. Polycarbonate biasanya digunakan di garasi,kanopi atau
untuk atap tambahan. Harga Polycarbonate tergantung merk dan jenis.
Pemasangan polycarbonat untuk rangka kayu menggunakan
paku,sedangkan untuk rangka baja menggunakan mur baut.

6. Genteng Sirap

Atap sirap berasal dari kayu ulin yang dikenal juga dengan nama
kayu besi atau kayu bulian. Kayu ulin berasal dari daerah Kalimantan dan
memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap perubahan suhu,
kelembaban, dan pengaruh air laut, sehingga banyak dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang
listrik, bantalan kereta api, dan perkapalan.

7. Asbes (Fiber Semen)

Asbestos (selanjutnya akan saya sebut asbes), merupakan


gabungan enam mineral silikat alam. Penutup atap dari bahan asbes
sangat akrab dengan masyarakat, selain harganya murah dan
pemasangannya mudah, karena atap asbes memiliki bobot yang ringan
sehingga tidak membutuhkan konstruksi gording yang khusus.
(TUGAS INDIVIDU : ASPAL, CAT, PLASTIK, KOMPOSIT

ASPAL
Definisi Aspal
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal
sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran
beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan
lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak
(aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal
dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan
senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan
klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai
sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat
cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan
secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal
adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang
mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul.
Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal
adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara
kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6%
belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi,
nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas
aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa
molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten.
Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.

Fungsi Aspal
Fungsi aspal antara lain adalah sebagai berikut:
a.) Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat
lalu lintas (water proofing, protect terhadap erosi)
b.) Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
c.) Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang
diletakan di atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.
d.) Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas
jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi
pengikat di antara keduanya.
e.) Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat
halus, dan filler.

Jenis Aspal
Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan terbagi atas
dua jenis yaitu:
1. Aspal Alam
Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
a. Batuan = asbuton
b. Plastis = trinidad
c. Cair = Bermuda
Menurut kemurniannya terdiri dari :
a. Murni = Bermuda
b. Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad

2. Aspal buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan
baku yang dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang
banyak mengandung aspal. Jenis dari aspal buatan antara lain adalah
sebagai berikut:
3. Aspal Keras
Aspal keras igunakan untuk bahan pembuatan AC. Aspal yang
digunakan dapat berupa aspal keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang
memenuhi persyaratan aspal keras. Jenis-jenisnya :
a. Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan dengan
volume lalu lintas tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
b. Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan dengan
volume lalu lintas sedang atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim
panas.
c. Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan dengan
volume lalu lintas sedang / rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
d. Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan
volume lalu lintas rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
4. Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime
coat) digunakan aspal cair jenis MC 30, MC 70, MC 250 atau aspal
emulsi jenis CMS, MS. Untuk keperluan lapis pengikat (tack coat)
digunakan aspal cair jenis RC 70, RC 250 atau aspal emulsi jenis CRS,
RS.
5. Aspal emulsi
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke
dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga
diperoleh partikel aspal yang bermuatan listrik positif (kationik), negatif
(anionik) atau tidak bermuatan listrik (nonionik). Jenis-jenisnya adalah:
6. Aspal emulsi anionic
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke
dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi anionik
sehingga partikel-partikel aspal bermuatan ion-negatif.
Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat
secara cepat setelah kontak dengan agregat.
Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat (Quick setting, QS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat
secara lebih cepat setelah kontak dengan agregat. Meliputi : QS-1h (quick
setting-1):Mengikat lebih cepat-1 keras (Pen 40-90).
Aspal emulsi jenis mantap sedang
Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan listrik positip.
Aspal emulsi kationik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras
ke dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi jenis
kationik sehingga partikel-partikel aspal bermuatan ion positif.
Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara
cepat setelah kontak dengan agregat.
Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air
secara lambat setelah kontak dengan agregat.
Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat (CQS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air
secara lebih cepat setelah kontak dengan agregat.
Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air
secara sedang setelah kontak dengan agregat.
Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid Setting - CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air
setelah kontak dengan aggregat.
Aspal emulsi mantap cepat (cationic rapid setting, CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air
setelah kontak dengan aggregate aspal emulsi jenis kationik yang partikel
aspalnya memisah dengan cepat dari air setelah kontak dengan udara.

Sifat Sifat Fisik Aspal


Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi
dan kinerja campuran beraspal antara lain adalah:
1. Durabilitas
Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah
diguakan sebagai bahan pengikat dalam campuran beraspal dan
dihampar dilapangan. Hal ini di sebabakan karena sifat-saifat aspat akan
berubah secara signifikan akibat oksidasi dan pengelupasan yang terjadi
pada saat pencampuran, pengankutan dan penghamparan campuran
beraspal di lapangan. Perubahan sifat ini akan menyebabkan aspal
menjadi berdakhtilitas rendah atau dengna kata lain aspal telah mngalami
penuan. Kemampuan aspal untuk menghambat laju penuaan ini disebut
durabilitas aspal. Pengujian bertujuan untuk mengetahui seberapa baik
aspal untuk mempertahankan sifat sifat awalnya akibat proses penuaan.
Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna
durabilitas yang baik akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik
pula. Pengujian kuantitatif yang biasanya dilakukan untuk mengetahui
durabilitas aspal adalah pengujian penetrasi, titik lembek, kehilangan
berat dan daktilitas. Pengujian ini dlakukan pada benda uji yang telah
mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin Film Oven Test ( TFOT) dan
Rolling Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses penuaan terakhir
merupakan proses penuaan yang paling banyak di gunakan untuk
mengetahui durabilitas aspal. Sifat aspal terutama Viskositas dan
penetrasi akan berubah bila aspal tesebut mengalami pemanasan atau
penuaan. Aspal dengan durabilitas yang baik hanya mengalami
perubahan.
2. Adesi dan Kohesi
Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama
lainnya, dan kohesi adalah kemampuan aspal untuk melekat dan
mengikat agregat. Sifat adesi dan kohesi aspal sangat penting diketahui
dalam pembuatan campuran beraspal Karena sifat ini mempengaruhi
kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas aspal adalah suatu ujian
kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan untuk mengetahui
tingkat adesifnes atau daktalitas aspal keras. Aspal keras dengna nilai
daktilitas yang rendah adalah aspal yang memiliki daya adesi yang kurang
baik dibandingkan dengan aspal yang memiliki nilai daktalitas yang tinggi.
Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif
lainnya yang digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal
terhadap batuan.
Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam
dalam air dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan.
Akibat air atau kombinasi air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal
yang menyilimuti pemukaan agregat akan terkelupas kembali. Aspal
dengan gaya kohesi yang kuat akan melekat erat pada permukaan
agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang tejadi sebagai akibat dari
pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik sangat kecil atau
bahkan tidak terjadi sama sekali
3. Kepekaan aspal terhadap temperatur
Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila
temperature menurun dan melunak bila temperature meningkat.
Kepekaan aspal untuk berubah sifat akibat perubahan tempertur ini di
kenal sebagai kepekaan aspal terhadap temperatur.
4. Pengerasan dan penuaan aspal
Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui
durabilitas campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor
utama, yaitu: penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan
oksidasi penuaan jangka pendek dan oksidasi yang progresif atau
penuaan jangka panjang. Oksidasi merupakan factor yang paling penting
yang menentukan kecepatan penuaan.

CAT

Definisi Cat

Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan
melapisi permukaan bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih lebih
tinggi nilainya. Pengetahuan tentang pelapisan permukaan bahan, secara
umum dikenal sebagai surface coating knowledge. Bagian ini meliputi:
metal coating (electro coating, galvanizing), plastic coating, paper
coating, powder coating dan tentang cat itu sendiri. Jadi cat merupakan
bagian kecil dari sebuah ilmu yang jauh lebih besar, yaitu ilmu tentang
surface coating.
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu
bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat
(reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah
dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan
tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan tersebut. Pelekatan
cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara: diusapkan
(wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping)
atau dengan cara yang lain.

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang
digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada
suatu objek ataupermukaan dengan melapisinya dengan
lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek,
antara lain untuk menghasilkan karya seni (olehpelukis untuk
membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan
pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau
kerusakan oleh air).

Jenis atau Klasifikasi Cat

Banyak teori yang berkembang untuk mengelompokan cat, diantaranya


adalah berdasarkan bahan baku utama, mekanisme pengeringan, letak
dan dimana cat itu dipakai, kondisi cat, jenis dan keberadaan solvent,
fungsi, methode pengecatan, jenis substratnya dan lain-lain. Tabel
pengelompokan berikut memberi kemudahan dalam kita mempelajari cat.

DASAR JENIS DAN KETERANGAN


PENGELOMPOKAN
BAHAN BAKU Berdasarkan jenis resin yang dipakai: cat
epoxy, polyurethane, acrylic, melamine,
alkyd, nitro cellulose, polyester, vinyl,
chlorinated rubber, dll
Berdasarkan ada tidaknya pigment dalam
cat tersebut, yaitu varnish atau lacquer
(transparent, tidak mengandung pigment);
duco atau enamel (berwarna dan menutup
permukaan bahan, mengandung pigment).
FUNGSI Cat dempul (filler), anti karat (anti
corrosion), anti jamur (anti fungus), tahan
api, tahan panas (heat resistance), anti
bocor (water proofing), decorative,
protective, heavy duty, industrial dll.
METHODE Cat kuas, spray, celup, wiping, elektrostatik,
PENGECATAN roll, dll.
LETAK Cat Primer (sebagai dasar), undercoat,
PEMAKAIAN intermediate (ditengah-tengah), top
coat/finishing (pada permukaan paling atas
dari beberapa lapisan cat), interior (di
dalam tidak terkena secara langsung sinar
matahari) dan exterior (di luar), dll.
JENIS SUBSTRAT Cat besi (metal protective), lantai (flooring
systems), kayu (wood finishing), beton
(concrete paint), kapal (marine paint), mobil
(automotive paint, plastik, kulit, tembok, dll.
KONDISI DAN Cat pasta, ready-mixed, emulsi, aerosol, dll.
BENTUK
CAMPURAN
ADA TIDAKNYA Water base, cat solvent base, tanpa solvent,
SOLVENT powder, dll.
MEKANISME Cat kering udara (varnish dan syntetic
PENGERINGAN enamel), cat stoving (panggang), cat UV
curing, cat penguapan solvent (lacquer dan
duco), dll.
Untuk lebih mengenal jenis-jenis cat yang dijual dipasaran (retail), berikut
ini beberapa contoh cat yang biasa dijual di toko-toko material:

JENIS CONTOH DIPRODUKSI OLEH


CAT CAT
Alky FTALIT PT Gajah Tunggal Prakarsa (Kansai Paint)
d top Nippon P.T. Nipsea Paint and Chemicals Co. Ltd
coat 9000
atau Gloss
finish Finish
coat Dulux ICI Dulux Indonesia
untu Synthetic
k Superglos
meta s
l Novalux PT. Warna Indah Samatex
Synthetic
Synthetic PT. PROPAN RAYA Industrial Coatings &
Anti Chemicals
Corrosion
PRIMTOP
PT 88

Bahan-Bahan Penyusun Cat


Resin Atau Binder

Resin atau binder merupakan komponen utama dalam cat. Resin berfungsi
merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan
bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk film). Resin pada
dasarnya adalah polymer dimana pada temperatur ruang (atau
temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental. Ada
banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester,
Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Venyl,
Cellolosic, dll. Resin dibagi berdasarkan mekanisme mengering atau
mengerasnya (pembentukan film).

Tabel 2.1. Pembagian resin berdasarkan mekanisme mengering atau


mengerasnya (pembentukan film)

PENGUAPAN Mengering atau mengerasnya resin terjadi karena


SOLVENT penguapan solvent yang ada. Bahan yang padat
(Lacquer dan akan tertinggal dan menempel merata pada seluruh
Duco) permukaan bahan yang dicat. Selama solventnya
masih ada maka resin ini belum mengeras. Untuk
mempercepat proses menguapnya solvent, biasanya
dibantu dengan pemanasan.
Resin jenis ini secara alamiah polymer-nya sudah
cukup besar sehingga film yang terbentuk sekalipun
tidak terjadi reaksi kimia sudah cukup kuat dan
padat.
Kecepatan mengering, kualitas rata dan kilap dari
permukaan film sangat dipengaruhi oleh pemilihan
jenis dan komposisi solventnya. Contoh resin jenis ini
adalah Nitro Cellulosa (NC), Cellolose Acetate
Butyrate (CAB), Chlorinated Rubber, Acrylic Co-
polymer, dll
REAKSI DENGAN Mengering atau mengeras karena ada reaksi kimia
UDARA antara komponen udara (oksigen atau air) dengan
(Varnish dan resin tersebut membentuk molekul-molekul baru
Syntetic Enamel) yang lebih besar dan saling berikatan satu sama lain.
Resin Alkyd atau Natural Oil (atau kombinasi
keduanya) mempunyai ikatan rangkap (tak jenuh)
dalam struktur molekulnya, oleh karenanya resin ini
bersifat reaktif terhadap oksigen, namun pada
temperatur ruang raktifitasnya masih kurang, perlu
ditingkatkan reaktifitasnya dengan penambahan
katalis (dryer) jika akan dipakai.
Pada resin Prepolymer Polyisocyanate terjadi reaksi
moisture cure antara gugus fungsional yang reaktif
dengan air (kelembaban) di udara.
Ciri utama cat yang mempergunakan Resin jenis ini
adalah akan mudah mengeras pada permukaannya
(atau mengulit), bila kena udara (terbuka kalengnya
cukup lama).
REAKSI Campuran akan mengeras atau mengering karena
POLYMERISASI terjadi reaksi kimia antara dua resin yang ada dalam
campuran cat, reaksi ini sering disebut reaksi
polymerisasi.
Reaksi polymerisasi (baik kondensasi maupun addisi)
dapat berlangsung karena adanya katalis, tanpa
katalis (non katalis), panas atau radiasi UV.
Hasil reaksinya adalah sebuah campuran polymer
yang mempunyai berat molekul jauh lebih besar dan
mempunyai ikatan tiga demensi (crosslink) yang jauh
lebih kuat dibanding reaksi yang dijelaskan
sebelumnya.
Tanpa katalis Pada suhu ruang, dua pasang resin
(2 Pack jenis ini sudah cukup reaktif untuk
Enamel) memulai reaksi, maka pasangan resin
jenis ini harus dipisahkan satu sama
lain sebelum dipakai, dicampur satu
dengan lainnya jika hanya akan
digunakan.
Tergolong dalam jenis ini adalah resin
Epoxy dengan Polyamide dan Polyol
dengan Polyisocyanate. Resin kedua
dalam pasangan tersebut, polyamide
atau polyisocyanate biasa disebut
sebagai hardener, karena setelah
resin ini dicampurkan dengan
pasangannya akan terjadi reaksi
polymerisasi dimana hasilnya
ditandai dengan mengerasnya
campuran tersebut.
Dengan Karena pasangan dua resin ini tidak
Katalis cukup reactive, maka perlu
ditambahkan katalis untuk memulai
reaksinya. Resin jenis ini bisa
dicampur dan disimpan dalam satu
wadah satu dengan lainnya.
Selama katalis belum dicampurkan
maka tidak akan terjadi pengerasan
pada bahan-bahan tersebut. Contoh
resin ini adalah resin amino
(melamine) dan alkyd polyol yang
akan bereaksi atau mengeras bila
ditambahkan katalis yaitu berupa
asam organik atau anorganik.
Panas Disamping katalis seperti sudah
(Stoving disebutkan di atas, panas juga biasa
Enamel) digunakan sebagai alat untuk
mempercepat reaksi kimia.
Contohnya adalah resin amino dan
alkyd polyol yang dipakai pada cat
jenis stoving (pangggang) pada cat-
cat mobil.
Radiasi UV Beberapa resin tertentu, seperti:
Polyester tidak jenuh, bisa bereaksi
satu dengan yang lain bila diradiasi
dengan sinar UV. Pengeringan dan
pengerasan terjadi setelah campuran
resin dikenai sinar UV.
Setiap jenis resin mempunyai banyak sekali type dan turunanya, bahkan
kombinasi antara satu resin dengan resin yang lain juga menambah
perbendaharaan jenis resin baru. Daya tahan, kekuatan dan karakter cat
secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh jenis resin yang dipakai.

Pemilihan resin yang dipakai sangat dipengaruhi oleh banyak


pertimbangan diantaranya adalah sebagai berikut:

Pemakaian, jika akan digunakan dengan kuas maka sebaiknya


dipakai resin yang secara alami encer dan agak lambat keringnya.
Resin yang cocok adalah alkyd dengan kadar oil yang cukup banyak
(alkyd long oil). Resin dengan kekentalan tinggi dan cepat kering
sangat tidak cocok dipakai untuk pemakain dengan kuas, akan
menimbulkan permukaan yang tidak rata setelah cat kering. Begitu
juga resin yang encer dan lambat kering sangat tidak cocok untuk
pemakaian dengan spray pada permukaan vertical.

Kekuatan, jika dibutuhkan cat dengan daya tahan tinggi terhadap


sinar matahari, maka resin yang tepat adalah Acrylic atau
Polyurethane, namun jika dibutuhkan cat dengan kekuatan tinggi
terhadap kimia, gesekan, benturan, dll namun untuk pemakian di
dalam, maka resin Epoxy adalah jawabannya.
Dan pertimbangan-pertimbangan yang lain seperti ongkos/harga,
substrat (permukaan bahan yang akan di cat), lingkungan (berair,
kering, korosif,), dan lain-lain.

Pigment Dan Extender (Filler)

Pigment dan dyestuff adalah bagian dari colorant. Dyestuff bersifat larut
dalam solvent, sedang pigment tidak.Pigment merupakan padatan halus
(bubuk) yang ditambahkan ke dalam cat dengan beberapa fungsi berikut:

Tabel 2.2. Beberapa fungsi pigment

OPTIS Memberi karakter khas pada penampakan cat


tersebut, seperti: warna, derajat kilap (gloss)
maupun daya tutupnya
PROTECTIVE Memberi nilai tambah pada karakter kekutan cat
tersebut, seperti: kekuatan terhadap cuaca, korosi,
panas atau api, dll
REINFORCIN Meningkatkan sifat, seperti meningkatkan
G kekerasan, kelenturan, daya tahan terhadap
abrasi, dll
Kekuatan, daya tahan dan sifat-sifat lain yang diinginkan dari cat dapat
dibentuk atau diciptakan dengan menambahkan pigment yang tepat dan
konsentrasi yang sesuai. Untuk memilih pigment yang tepat dan benar
perlu dipelajari sifat-sifat umum dari pigment itu sendiri. Sifat-sifat
pigment tersebut adalah:

Warna dasar

Bentuk dan ukuran partikel

Berat jenis, density atau specific gravity

Oil absorption

Hiding power (refractive index)

Daya tahan terhadap panas dan asam basa

PH

Muatan Listrik

Bleeding

Secara umum pigment terbagi dalam dua kategori besar berikut:


Tabel 2.3. Pembagian pigment

PIGMENT Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa


ORGANIK organic (karbon)
PIGMENT Terbentuk dari mineral-mineral atau garam-garaman
ANORGANIK logam yang terbentuk secara alami (bahan galian)
ataupun dari hasil reaksi kimia di pabrik. Pada jenis
ini dikenal true pigment (atau disebut sebagai
pigment saja) dan extender atau filler.
Pigment anorganik mempunyai daya tahan solvent, kimia, daya tutup,
kemudahan terdispersi, stabilitas terhadap panas, cahaya dan cuaca yang
lebih bagus dibanding pigment organic. Namun dalam kecerahan dan
tinting strength, pigment organic umumnya lebih bagus dibanding
anorganik.

Extender atau filler ditambahkan ke dalam cat dengan tujuan untuk


menurunkan harga, namun dalam hal tertentu extender ditambahkan
untuk memberbaiki sifat cat. Extender umumnya mempunyai refractive
index yang kecil (atau rendah daya tutupnya) dibanding pigment.

Solvent

Seperti sudah dijelaskan dalam bagian sebelumnya bahwa masing-masing


komponen penyusun cat mempunyai fungsi dan peran yang berbeda-
beda. Resin membentuk film dan memberi kontribusi terhadap karakter
film yang terbentuk, sedang pigment disamping memberi warna juga
berfungsi menambah kekuatan mekanis film.

Bagaimana dengan solvent? Sekalipun setelah pemakaian solvent akan


terbuang ke lingkungan dan tidak menjadi bagian dari lapisan cat, namun
peran solvent selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian
cat, memperlihatkan peran yang dominan dibanding komponen lainnya.

Pada saat pembuatan cat, solvent memberi kontribusi sedemikian rupa


sehingga campuran mempunyai kekentalan yang pas untuk diproses:
diaduk, dicampur, digiling dan lain-lain. Dengan penambahan solvent
yang tepat dan cukup akan menurunkan kekentalan dari resin atau
campuran pada suatu titik dimana kekentalannya memenuhi syarat untuk
masing-masing proses.

Demikian halnya pada saat pemakaian cat, dengan penambahan jenis


solvent yang tepat dan dengan takaran pas, maka cat bisa dikuas, dispray
atau dilumurkan dengan mudah pada obyek yang akan dicat. Komposi
solvent yang tepat juga memberi pengaruh optimal pula pada mekanisme
penguapan dari solvent-solvent yang ada, sehingga akan membentuk film
yang maksimal karakteristiknya, baik textur permukaannya, sifat kilapnya
maupun kecepatan keringnya.

Cat merupakan sebuah system campuran yang kompleks, ada padatan


(solute) yang terlarut atau terdispersi dalam pelarut cair (solvent), ada
juga cairan (solvent active) yang terlarut dalam cairan lain (diluent). Jadi
definisi solvent adalah cairan (biasanya mudah menguap) yang berperan
melarutkan atau mendispersi komponen-komponen pembentuk film
(resin, pigment dan/atau additive) yang akan menguap terbuang ke
lingkungan selama proses pengeringan.

Membicarakan solvent tidak bisa lepas dari thinner, karena keduanya


saling berkaitan satu dengan yang lain. Thinner adalah campuran
beberapa solvent yang dipakai untuk melarutkan resin di dalam cat atau
mengencerkan cat selama penggunaan. Di dalam prakteknya resin atau
cat dilarutkan oleh tidak hanya satu jenis solvent , tetapi oleh beberapa
macam kategori solvent. Bagaimana dengan cat water base, solvent dan
thinner-nya adalah setali tiga uang atau sama saja, yaitu air. Untuk cat
jenis water base dimana air adalah sebagai pelarutnya, tidak akan
dibahas dibagian ini.

Solvent biasanya dibagi berdasarkan struktur kimia atau karakteristik


fisikanya. Penggolongan solvent berdasarkan struktur kimia adalah
sebagai berikut:

Hidrokarbon

Sesuai namanya maka pada golongan ini terdiri dari solvent-solvent


dimana unsur hidrogen (H) dan carbon (C) menjadi struktur dasarnya.
Golongan ini terbagi lagi menjadi tiga sub golongan, yaitu: aliphatis,
aromatis dan halogenated hidrokarbon. Sedang sub golongan aliphatis
dibagi lagi menjadi aliphatis jenuh (saturated) dan tidak jenuh
(unsaturated). Solvent-solvent golongan hidrokarbon hampir seluruhnya
berasal dari hasil distilasi minyak bumi yang merupakan campuran dari
beberapa sub-sub golongan (bukan senyawa murni), sehingga titik
didihnya berupa range dari minimum sampai maksimum, bukan
merupakan titik didih tunggal.

Oksigenated Solvent

Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah solvent-


solvent yang struktur kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk
dalam kategori ini adalah golongan ester, ether, ketone dan alkohol.
Faktor penting bagaimana solvent menjalankan fungsinga didalam cat
adalah kemampuannya untuk melarutkan resin, kemudian membentuk
larutan yang stabil dan homogen. Beberapa parameter dalam
hubungannya terhadap daya larut solvent adalah sebagai berikut:

Solubility Parameter solvent; solvent hidrokarbon mempunyai


hubungan yang proporsional dengan harga Kauri Butanol (KB); semakin
besar harga KB-nya, semakin besar solubility parameternya atau dengan
kata lain semakin besar pula daya larut solvent tersebut. Range harga KB
adalah antara 20 -105. Untuk beberapa solvent hidrokarbonn aliphatis
berkisar antara 28 40, sedang untuk hidrokarbon aromatis lebih besar
dari 70. Cara lain untuk menentukan daya larut solvent-solvent
hydrokarbon adalah dengan menentukan Titik Anilin (TA); makin rendah
TA, makin besar daya larut solvent tersebut.

Hidrogen Bonding Index adalah merupakan ukuran kekuatan ikatan


antara atom-atom hidrogen (relatif positif) dan atom-atom negatif seperti
oksigen dalam solvent tersebut, harganya berkisar antara 15 sampai +
18. Solvent-solvent hidrokarbon mempunyai harga rendah dan jenis
alkohol mempunyai harga yang tinggi, sedang lainnya berkisar di antara
dua jenis solvent tersebut.

Dipole Moment adalah polaritas suatu solvent yang tergantung dengan


nilai konstanta dielektriknya. Pada umumnya makin polar suatu bahan
yang dilarutkan akan membutuhkan semakin polar pula bahan pelarutnya.

Dalam hubungannya dengan resin Nitro Cellulose (NC) ada beberapa


istilah yang berkaitan dengan solvent yang perlu dibahas, yaitu Active
Solvent, Latent Solvent dan Diluent. Active solvent adalah solvent yang
secara nyata melarutkan NC, contoh: hampir semua keton (MEK), ester
(ethyl atau butyl acetate) dan ether (aceton). Latent solvent atau juga
disebut co-solvent adalah solvent yang bila sendirian tidak bisa
melarutkan NC, tetapi digunakan untuk meningkatkan daya larut active
solventnya. Peningkatan daya larut active solvent dapat dilihat dari
penurunan kekentalan larutan yang cukup besar setelah ditambah latent
solvent (dibanding dengan penambahan yang sama active solvent atau
solvent jenis lain), contoh latent solvent adalah alkohol. Sedang diluent
adalah solvent yang dipakai untuk melarutkan kedua jenis campuran
solvent tersebut (thinner), sehingga harganya diharapkan lebih murah,
dibanding bila hanya ada dua jenis solvent tersebut (Susyanto, 2009h).

Additive

Disamping ke tiga komponen seperti sudah dibahas dalam bab-bab


sebelumnya, yaitu: resin, pigment dan solvent, ada beberapa komponen
lain yang ditambahkan dalam jumlah sangat sedikit ke dalam cat.
Komponen-komponen ini, sekalipun ditambahkan dalam jumlah sedikit,
namun memberi kontribusi yang sangat besar terhadap sifat cat, sehingga
cat dapat diproses, disimpan dan dipakai seperti harapan kita.

Penambahan additive yang ada dalam cat tidaklah serta merta muncul
begitu saja, merupakan suatu proses panjang dari beberapa percobaan
atau riset pada cat tersebut. Selama proses pembuatan, penyimpanan
dan pemakaian dinilai kualitasnya secara menyeluruh, kemudian
kelemahan dan masalah yang timbul dicoba untuk diatasi dengan variasi
jenis dan takaran beberapa additive, hingga akhirnya muncul nama jenis
dan takaran additive tertentu yang pas untuk campuran cat tersebut.

Additive ditambahkan ke dalam cat disesuaikan dengan solvent apa yang


dipakai (solvent atau water base), apa jenis resinnya, bagaimana
pemakaiannya dan bagaimana mekanisme pengeringannya. Setiap
supplier additive biasanya memberi informasi yang jelas tentang apa dan
bagaimana additive harus digunakan.Additive biasanya dibagi
berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa additive yang biasa
dipakai dalam industri cat.

Pembagian additive

KATEGORI NAMA KETERANGAN


MEMPERCEPAT ATAU WETTING AGENT Mempermudah atau
MEMPERMUDAH PROSES mempercepat proses
penggantian udara dan air
oleh resin pada permukaan
pigment atau extender
DISPERSING AGENT Mempermudah distribusi
pigment dan extender ke
dalam cairan resin
MENGURANGI AKIBAT ANTI SKINNING Mencegah proses pengulitan
JELEK SELAMA AGENT pada permukaan cat (oil atau
PENYIMPANAN alkyd base resin) selama
penyimpanan
THICKENING Mempertahankan kekentalan
AGENT cat atau melindungi cat selalu
dalam kondisi koloid
ANTI SETTLING Mempertahankan pigment
AGENT selalu berada pada kondisi
dispersi yang stabil dalam
campuran, sehingga tidak
mengendap.
MENGURANGI AKIBAT ANTI SAGGING Mencegah turunnya atau
JELEK SELAMA melelehnya cat jika dipakai
PEMAKAIAN pada permukaan tegak
LEVELLING AGENT Meningkatkan kualitas
permukaan cat, sehingga
permukaannya rata tidak
bergelombang
ANTI FLOODING & Mencegah pemisahan
FLOATING pigment baik secara vertikal
maupun horisontal
ANTI FOAMING Mencegah atau
menghilangkan timbulnya
busa pada permukaan cat
MEMPERBAIKI ATAU
MERUBAH SIFAT FILM ANTI STATIC AGENT Mencegah atau mengurangi
timbulnya arus listrik static
selama pemaikaian
DRYER Mempercepat reaksi oksidasi
dan polymerisasi dari ikatan
tak jenuh pada cat jenis alkyd
atau synthetic (mengandung
drying oil).
CATALYST Untuk mempercepat reaksi
crosslinking antara resin
amino dan alkyd polyol (atau
turunannya), biasanya dipakai
senyawa-senyawa asam
organik maupun anorganik
PLASTICIZER Meningkatkan fleksibilitas cat,
terutama pada cat yang
mempunyai berat molekul
yang besar, seperti NC.
ANTI FOULING Mencegah timbulnya atau
AGENT melekatnya tumbuhan air laut
pada dasar dinding kapal
MATTING AGENT Menurunkan derajad kilap
lapisan cat (dari gloss ke semi
gloss atau dari semi ke
dof/matt)
ANTI FUNGUS Mencegah timbulnya jamur
Pembuatan Cat

Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih


teknologi yang dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin
canggih tinggi teknologi yang dipakai maka makin singkat dan mudah
proses pembuatan catnya.

1. Persiapan

Pada tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan baku sesuai


dengan formula atau resep cat yang akan dibuat. Bahan-bahan diambil
dari gudang yang sudah teruji kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak
pula cacat atau rusak baik fisik maupun kimia (yang ditandai dengan
adanya perubahan bau, warna, bentuk, atau kekentalan pada bahan
tersebut).

Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara


ditimbang beratnya atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa
yang digunakan dalam formula atau resepnya. Ketelitian dan keakuratan
penimbangan merupakan faktor penting terhadap hasil akhir pembuatan
cat, terutama pada penimbangan additive atau pigment.

Bahan-bahan tersebut kemudian diangkut ke area produksi, bisa dilakukan


dengan tenaga manusia biasa, forklif atau melalui sistim pemipaan (untuk
bahan cair).

2. Produksi

Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:

Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler

Pembuatannya hanya melibatkan proses penuangan, mixing dan stiring


saja, yaitu menuang bahan-bahan dengan urutan dan cara sesuai dengan
jenis cat yang akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan ukuran pas.
Kemudian mencampur bahan-bahan dengan putaran mixer relatif pelan,
hingga diperoleh suatu campuran yang benar-benar merata di semua
titik. Waktu stiring dan kecepatan mixer disesuikan dengan jumlah dan
kekentalan campuran.

Perlakuan seperti ini juga dipakai untuk membuat thinner, hardener, wood
stain (solvent + dyestuff) atau campuran bahan lain yang tidak
mengandung pigment atau extender asli (padatan). Namun jika pigment
atau extender-nya sudah diproses menjadi bahan setengah jadi (pasta)
terlebih dulu, maka bahan atau campuran ini bisa diproses seperti
tersebut di atas.

Cat Dengan Pigment dan/atau Extender.

Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa
halus padatan (pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran.
Jika diinginkan padatan terdispersi secara kasar (dengan kehalusan antara
20 50 mikron), maka proses yang dibutuhkan adalah cukup dengan
proses dispersi saja; namun jika dikehendaki padatan terdispersi secara
halus (5 20 micron) maka diperlukan proses penggilingan partikel padat
dalam mesin giling. Contoh jenis cat yang dibuat cukup dengan proses
dispersi saja adalah : dempul atau filler, cat primer, undercoat,
intermediate atau tembok dimana kehalusan partikel bukan merupakan
sifat yang harus dicapai.

3. Proses Dispersi

Tahapan dispersi merliputi:

Proses pembasahan permukaan partikel-partikel pigment dan/atau


extender oleh bahan-bahan cair (millbase).

Proses pemecahan secara mekanis terhadap kelompok-kolompok


partikel pigment dan/extender menjadi kelompok-kelompok yang lebih
kecil atau partikel-partikel primernya sesuai dengan derajad kehalusan
yang dikehendaki.

Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok partikel yang lebih


kecil atau partikel-partikel primer ini tetap terpisah satu sama lain, tidak
bersatu kembali.

Proses dispersi akan mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip


dispersinya terpenuhi. Adapun prinsip-prinsip dispersi yang perlu
mendapat perhatian adalah: kecepatan peripheral campuran, bentuk
cakram, diameter cakram terhadap tangki, tinggi cakram dari dasar
tangki, diameter tangki, tinggi tangki dan perbandingan padatan dan
cairan campuran (kadar padatan = PVC) serta penambahan secara tepat
additive wetting dan dispersingnya.

Jika kondisi ideal terpenuhi, maka akan terbentuk sebuah aliran yang
menyerupai donat, terbentuk doughnut effect. Pada kondisi ini diperoleh
proses dispersi yang optimal.

4. Penggilingan
Dengan hanya dispersi, kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih
rendah dari 20 mikron, yaitu ukuran rata-rata partikel primer dari pigment
dan/atau extender. Untuk itu diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana
ikatan fisik partikel-partikel pigment akan dipecahkan lebih lanjut menjadi
patikel-partikel yang lebih kecil lagi. Tahapan ini disebut penggilingan.

Untuk memudahkan dalam pembuatan cat; biasanya pigmen, extender,


sebagian resin dan additive digiling terlebih dahulu untuk dibuat pasta
(bahan setengah jadi). Pasta ini bisa disimpan dalam gudang atau
langsung diproses untuk dibuat cat, yaitu hanya dengan proses mixing
biasa, seperti dijelaskan pada proses pembuatan cat tanpa pigment di
atas.

Alat dan prinsip penggilingan bermacam-macam, diantaranya adalah:

Melewatkan millbase diantara dua buah atau lebih silinder yang


berhimpitan satu dengan lainnya, dimana jarak diantara dua buah
silinder ini bisa diatur sesuai dengan derajad kehalusan yang
diinginkan. Contoh dari alat ini adalah Triple roll Mill.

Melewatkan secara vertical atau horizontal millbase ke dalam mesin


giling yang terdiri dari agitator dan banyak glass bead di dalamnya.
Di dalam silinder giling, glass bead bersama dengan millbase akan
diputar oleh agitator pada kecepatan tertentu, menyebabkan
pigment-pigment secara mekanis akan terpecah karena tertumbuk
oleh glass bead secara terus menerus. Millbase melalui saringan
akan keluar, sedangkan glass bead akan tetap tertahan di dalam
silinder giling. Sekalipun glass bead terbuat dari bahan yang keras
dan kuat, pada akhirnya juga akan terpecah, ini akan menyebabkan
proses penggilingan akan menurun performance-nya dan glass bead
harus diganti dengan yang baru. kecepatan putar agitator,
kekentalan, kadar padatan dan waktu tinggal millbase di dalam
mesin adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitasnya
proses penggilingan. Jika satu tahap proses penggilingan belum
mencapai hasil yang diinginkan, millbase biasanya dikembalikan lagi
ke dalam mesin, dilakukan bisa berkali-kali hingga diperoleh derajad
kehalusan yang diinginkan.

5. Penyelesaian

Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan


cat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan
dispersi dan/atau penggilingan dan proses yang hanya melibatkan proses
mixing saja. Tahap akhir dari kedua proses ini juga berbeda, pada proses
yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan pigment, maka mengukur
derajad kehalusan dari partikel-partikelnya adalah tahap yang penting
guna mengakhiri proses tersebut.

Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk
melihat seberapa jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai
komposisi yang ditentukan, cukup mengukur kekentalan atau viskositas
campuran tersebut. Namun bila campuran tersebut mengandung
beberapa jenis pasta, maka menyamakan warna (colour matching)
campuran cat secara kasar perlu dilakukan, agar campuran tidak terlalu
jauh berbeda dengan warna standardnya.

Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu


tahapan antara sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir
dari proses pembuatan cat, yaitu tahap pengujian kualitas cat (Susyanto,
2009e).

6. Proses Pembuatan Cat Secara Umum

Proses produksi cat melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing, grinding,


let-down, filtering, color matching, dan packaging. Pre-mixing yaitu proses
pencampuran awal dimana bagian padat dari cat seperti pigmen dan
extender/filler didispersikan ke pelarutnya dengan tambahan aditif yang
sesuai seperti dispersing agent dan wetting age

Pada proses grinding partikel-partikel pigmen dihaluskan dengan mesin


giling/grinder agar ukuran partikel menjadi lebih kecil dan diperoleh
kehalusan dan warna yang diinginkan. Kemudian selanjutnya adalah
proses finishing yang meliputi let-down, filtering, color matching sampai
packaging. Pada proses ini cat diatur kekentalannya, ditambahkan zat
aditif, disaring dari kotoran saat pengadukan, disesuaikan dan dipilah-
pilah warnanya, dan pada akhirnya di kemas.

Kegunaan Cat

Dari segi penggunaan, cat rumah diklasifikasikan ke dalam cat interior


dan cat eksterior. Cat eksterior yaitu cat yang diperuntukkan di luar
rumah memiliki sifat protektif terhadap cuaca, sementara cat interior
yaitu cat yang diperuntukkan di dalam rumah lebih menonjolkan aspek
keindahan. Karenanya cat interior kurang cocok digunakan untuk eksterior
dan begitu sebaliknya.
Cat interior menghasilkan kehalusan penampilan lapisan cat serta warna,
mudah dibersihkan, mudah dalam perawatan, tidak mudah berjamur
untuk bagian-bagian lembab, lapisan cat dapat menutup retakan-retakan
halus pada dinding, dan bebas kandungan logam berat (heavy metal).

Cat eksterior di samping memberikan aspek keindahan juga berfungsi


melindungi tembok dari cuaca. Dinding tembok adalah bagian yang paling
ekstrim terkena perubahan cuaca seperti terpaan angin dan sinar
matahari, guyuran hujan, serta perubahan suhu. Akibatnya dinding luar
lebih cepat mengalami kerusakan. Karenanya membutuhkan cat yang
tahan terhadap cuaca agar tidak mudah rusak. Kerusakan menyebabkan
rembesan air pada saat musim hujan ke dinding dalam. Hal ini bisa
mengakibatkan flek-flek pada dinding dalam.

Cat digunakan mulai dari cat rumah, perabot rumah, dan berbagai
peralatan sampai kepada mobil. Gunanya, selain untuk menambah
keindahan barang yang dicat juga untuk melindungi bahan yang dicat dari
karat, khususnya logam. Mulai dari pagar besi, teralis dan sampai kepada
perut kapal laut ataupun tanker.

Dampak negatif

Dalam kaitan dengan cat, ada beberapa nama yang sering disebut-sebut,
yaitu VOC, timbal, dan merkuri. Bahan apakah ini, dan mengapa
digunakan oleh cat?

Cat, sebagai material yang berfungsi sebagai pelapis, memang dibuat dari
bahan-bahan yang berbahaya bila kandungannya melebihi nilai ambang
batas yang diperbolehkan. Salah satu bahan yang berbahaya adalah VOC
(volatile organic compound) atau kandungan senyawa organik yang
mudah menguap. Yang termasuk dalam kategori VOC di antaranya solvent
dan tiner. VOC ditandai dengan bau, walaupun menurut Chandra Budiono
dari Pacific Paint, cat yang tidak berbau belum tentu bebas VOC.

Mengapa Pakai Solvent? Sejak pembuatan di pabrik, cat sudah


menggunakan solvent atau pelarut. Solvent memegang peranan dalam
pembentukan film yang baik. Solvent digunakan sebagai pencampur cat
karena dengan takaran yang pas bisa membuat cat memiliki kekentalan
yang juga pas. Ini membuat cat menjadi mudah diaduk, mudah
diaplikasikan, dan cepat kering.

Namun solvent tidak ramah bagi lingkungan dan juga tidak ramah bagi
kesehatan manusia. Polimerisasi (salah satu tahap dalam pembuatan cat)
yang menggunakan teknologi terbaru memungkinkan proses pembuatan
cat tidak membutuhkan solvent lagi.

Solvent yang ada dalam kandungan cat akan menguap setelah cat
diaplikasikan. Setelah solvent menguap, cat akan mengering dan
membentuk lapisan di pemmuaaan benda. Karena itu cat yang sudah
diaplikasikan pada dinding dan sudah mengering, sebenarnya sudah tidak
lagi mengandung solvent.

Tapi gas atau uap yang dihasilkan tersebut membutuhkan waktu untuk
benar-benar hilang dari udara di dalam ruang yang baru dicat. Uap
solvent yang menyebar di udara ini bisa mencemari lingkungan dan
menyebabkan gangguan kesehatan bila terhirup secara berlebihan.

Efek solvent bisa dirasakan secara instan ketika kita memasuki ruang
yang mengandung gas akibat penguapan solvent. Secara instan, bahan ini
bisa menyebabkan gangguan kesehatan ringan seperti seperti mata
pedas, kulit perih, gangguan saluran pernafasan, atau alergi. Sedangkan
bila dihfirup dalam jangka waktu lama, bahan ini bisa menyebabkan
kanker, kerusakan hati, dan gangguan sistem saraf.

Timbal dan Merkuri. Selain VOC, bahan berbahaya lainnya yang


terkandung dalam cat adalah timbal dan merkuri. Menurut Shinta
Iswandani Ameldy, Category Head PT IC Paints Indonesia timbal sering
digunakan dalam campuran cat untuk menghasilkan warna-warna cerah.

Timbal ini terkandung di dalam pigmen, yaitu bahan untuk memberi


warna pada cat. Menurut Chandra, cat warna kuning dan oranye memiliki
kandungan timbal yang lebih tinggi dibandingkan warna-warna lain.
Sementara menurut Aceng, biasanya penambahan timbal ini berlaku
untuk catminyak.

Seperti juga timbal, merkuri merupakan bahan logam berat yang ada
dalam kandungan cat. Di dalam cat, merkuri salah satunya digunakan
dalam campuran antijamur. Bila VOC berbahaya saat uapnya terhirup,
merkuri dan timbal akan memberi efek buruk bila masuk ke dalam
tubuh. Ini bisa terjadi apabila Anda atau anak Anda menyentuh dinding,
serbuknya menempel di tangan Anda dan kemudian Anda memegang
makanan tanpa mencuci tangan terlebih dulu.

Timbal bisa menyebabkan di antaranya gangguan sistem saraf dan organ


reproduksi. Pada tubuh anak-anak, timbal yang melebihi ambang batas
akan memengaruhi tingkat kecerdasan dan prilaku. Sedangkan merkuti
bisa menyebabkan gangguan pada susunan saraf, otak dan ginjal. Lebih
parah lagi, baik VOC, timbal maupun merkuri selain merusak tubuh kita
juga merusak lingkungan.
Hal penting yang harus anda perhatikan saat memilih cat adalah
kandungan zat berbahaya di dalamnya. Beberapa bahan berbahaya,
seperti logam berat biasanya digunakan dalam pewarna dan additive.
Jenis pigmen yang berbahaya dalam kandungan cat adalah lead Chromate
yang biasa digunakan untuk memberi warna hijau, kuning dan merah;
Chromium pemberi warna hijau, kuning dan oranye; serta Cadmium
sebagai pemberi warna hijau, kuning, oranye dan merah. Anda harus
memilih cat yang aman yang tidak mengandung bahan-bahan berbahaya
tersebut.

Beberapa kiat pemilihan cat berikut bisa dijadikan panduan adalah:

Pewarnaan untuk bagian dalam bisa dipakai semua warna cat dan
lebih bebas, karena tidak ada pengaruh dari cuaca.

Sementara untuk bagian luar, sebaiknya hindari warna-warna yang


mengandung unsur warna merah, karena ketahanan terhadap
sinar (lightfastness)-nya rendah.

Jangan lupa selalu menggunakan color scheme (skema warna)


untuk mengombinasikan jenis-jenis warna dan menciptakan warna favorit
anda, karena ini menyangkut selera juga nuansa ruang yang ingin anda
tampilkan (color psychology).

Anda bisa bermain warna untuk menciptakan ruang yang anda


inginkan, seperti penggunaan warna-warna muda untuk ruang sempit
dengan plafon rendah, akan menghadirkan kesan luas pada ruangan
anda.
PLASTIK

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-


sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan
polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa
atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik
dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta
bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan.
Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang
dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan
dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya
yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang
industri.

Pellet atau bijih plastik yang siap diproses lebih lanjut (injection
molding, ekstrusi, dll). Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang
memiliki karakter yang deformasi atau gagal karena shear stress, lihat
keplastikan (fisika) dan ductile.

Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tetapi paling


umum dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinyl{chloride},
polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga
umum.

Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama


lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau
"monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau
dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang.
(beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah
bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer
menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler
berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung"
sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer
bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup
"pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di
kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.

Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami


(seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang
dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan
akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride,
polyethylene).

Plastik dapat digolongkan berdasarkan :

a. Sifat fisikanya
1. Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-
ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh:
polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC).
2. Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-
ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan
molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin,
urea-formaldehida

b. Kinerja dan penggunaanya


1. Plastik komoditas, plastik ini mempunyai sifat mekanik tidak terlalu bagus
tidak tahan panas. Contoh plastik ini adalah PE, PS, ABS, PMMA, SAN.
Aplikasi plastik ini untuk barang-barang elektronik, pembungkus makanan,
botol minuman
2. Plastik teknik, plastik ini mempunyai sifat tahan panas, temperatur
operasi di atas 100 C, mekanik bagus contoh plastik ini PA, POM, PC, PBT.
Aplikasi plastik ini untuk komponen otomotif dan elektronik
3. Plastik teknik khusus, plastik ini mempunyai temperatur operasi di atas
150 C dan memiliki sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas
500 Kgf/cm). Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR. Aplikasi plastik ini untuk
komponen pesawat
c. Berdasarkan sumbernya
1. Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
2. Polimer sintetis : nylon, poliester, polipropilen, polistiren

Jenis plastik yang sering digunakan sebagai berikut:

a. Polietilena
Polietilena merupakan plastikyang paling banyak diproduksi. Plastikini
digunakan antara lain untuk membuat plastiklembaran,
kantongplastik, botolplastik, dan pembungkus kabel.

b. Polivinilklorida(PVC)
PVC merupakan plastikkedua yang paling banyak dari segi jumlah
produksi. Monomer penyusunnya berupa vinilklorida (CH2=CHCl).
Plastikini digunakan antara lain untuk membuat pipa, pelapis lantai,
dan selang.

c. Polipropilena
Polipropilena dibuat dari monomer propilena (CH3-CH=CH2). Plastikini
lebih kuat daripada polietilena, sehingga digunakan antara lain untuk
membuat karung, tali, dan botol.

d. Teflon
Teflon merupakan plastikyang sangat kuat, tidak reaktif dan tahan
panas. Plastikjenis ini digunakan sebagai pelapis tangki di pabrik kimia
dan pada panci antilengket.

e. Polivinil asaetat
PVA adalah plastikyang dapat menyerap air jauh lebih banyak
daripada massanya sendiri. Monomer penyusunnya berupa vinilasetat
(CH2=CHOH). Plastikini digunakan antara lain untuk membuat popok
bayi.

STRUKTUR KOMPOSIT

Komponen komposit didefinisikan sebagai suatu elemen yang terdiri


dari dua jenis bahan atau lebih membentuk suatu elemen tunggal untuk
memikul beban yang bekerja.
Komponen komposit dapat berupa profil tunggal (rolled) atau profil
susun (built up) baik yang diisi dengan beton (infilled concrete), dibalut
dengan beton bertulang (encased by reinforced concrete) maupun
dihubungkan dengan pelat beton bertulang.
Sistem struktur komposit terbentuk dengan adanya interaksi antara
komponen-komponen struktur baja dan beton yang masing-masing
karakteristik dasar materialnya dimanfaatkan secara optimal.

A. Karakteristik penting yang dimiliki oleh struktur baja:


1. Kekuatan tarik yang tinggi
2. Modulus elastisitas yang tinggi
3. Daktilitas yang tinggi

B. Karakteristik penting yang dimiliki oleh struktur beton:


1. Sifat ketahanan yang baik terhadap api
2. Mudah dibentuk
3. Murah
C. Elemen-elemen struktur komposit:
1. Kolom komposit
2. Balok komposit
3. Pelat komposit

D. Prinsip-prinsip dasar perencanaan:


1. Distribusi tegangan plastis pada daerah momen positif balok
a. Tegangan pada balok (tekan) distribusi merata
b. Tegangan pada baja = fy (tarik atau tekan) distribusi merata
2. Distribusi tegangan plastis pada daerah momen negatif balok
a. Tegangan pada balok = 0 (tarik)
b. Tegangan pada tulangan beton = fyr (tarik)
c. Tegangan pada tulangan beton = fy (tekan atau tarik) distribusi
merata
3. Distribusi tegangan elastik distribusi linier
a. Tegangan maksimum pada beton (tekan)
b. Tegangan maksimum pada baja = fy (tekan atau tarik)

E. Perencanaan Balok Komposit


1. Balok komposit dengan penghubung geser
Dalam merencanakan balok komposit, harus memperhatikan
atau dikaitkan dengan metoda pelaksanaan di lapangan. Ada dua
metoda pelaksanaan balok komposit, yaitu:
a. Memakai penyanggah (shored construction)
Dalam sistem konstruksi ini, diperlukan penyanggah sementara
untuk membantu gelagar menyanggah beton yang dicor. Untuk
jenis konstruksi ini, balok komposit menyanggah semua beban
seperti beban mati struktur dan beban-beban yang bekerja pada
permukaan pelat lantai.
b. Tanpa memakai penyanggah (unshored construction)
Dalam sistem konstruksi ini, tidak diperlukan penyanggah
sementara. Beton yang baru dicor, sepenuhnya dipikul oleh
gelagar. Setelah beton mencapai kekuatan yang disyaratkan (0,75
fc), gelagar akan menahan beban-beban yang bekerja pada
permukaan pelat lantai. Pada keadaan ini, gelagar direncanakan
menahan semua beban terfaktor yang bekerja sebelum beton
mencapai perawatan yang sempurna. Bilamana disyaratkan
distribusi teganagn elastis, maka dalam analisis penampang
harus menggunakan superposisi. Pada tahap I, gelagar menahan
semua beban tetap terfaktor sebelum beton mencapai perawatan
yang sempurna. Pada tahap II, balok komposit menahan beban-
beban tarfaktor yang bekerja setelah beton mencapai perawatan
yang sempurna. Bila digunakan distribusi tegangan plastis, beban
uji harus menunjukkan bahwa beban terfaktor dapat diasumsikan
ditahan oleh balok komposit untuk unshored construction.
2. Balok baja yang diberi selubung beton
Aksi komposit terbentuk dengan adanya transfer geser antara pelat
beton dan balok baja yang dapat terjadi melalui:
a. Mekanisme interlocking antara penghubung geser mekanis dan
pelat beton
b. Mekanisme lekatan dan friksi di sepanjang permukaan atas profil
baja yang terkekang di dalam beton dan mekanisme tahanan
geser pada bidang antara pelat beton dan selubung beton di
sekitar profil baja

F. Kekuatan lentur balok komposit dengan penghubung geser

1. Kekuatan lentur positif


a. Untuk penampang berbadan kompak , kekuatan lentur positif
dapat dihitung dengan menggunakan distribusi tegangan plastis.
b. Untuk penampang berbadan tidak kompak, kekuatan lentur positif
dapat dihitung dengan menggunakan distribusi tegangan elastik
dengan memperhitungkan pengaruh tumpuan sederhana. Pada
kondisi ini, kekuatan lentur batas penampang ditentukan oleh
terjadinya leleh pertama
2. Kekuatan lentur negatif
a. Kekuatan lentur negatif dapat dihitung dengan mengabaikan aksi
komposit. Jadi kekuatan lentur negatif penampang komposit sama
dengan kekuatan lentur negatif penampang baja saja.

b. Sebagai alternatif, untuk balok dengan penampang kompak dan


tidak langsing, kekuatan lentur negatif dapat dihitung
menggunakan distribusi tegangan plastis dengan
mempertimbangkan pengaruh tulangan baja di sepanjang lebar
efektif pelat beton.

G. Kekuatan lentur balok baja yang berselubung beton .


1. Kekuatan lentur balok baja yang berselubung beton dapat
ditentukan berdasarkansuperposisi tegangan elastik pada baja dan
beton yang memperhitungkan pengaruh adanya tumpuan
sementara.
2. Sebagai alternatif, kekuatan lentur balok baja yang berselubung
beton dapat ditentukan berdasarkan distribusi tegangan plastis
pada penampang baja saja.

Anda mungkin juga menyukai