Disusun oleh:
Nama
: Deni Ramadhan
No
Kelas
: X TP 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan
era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut
serta didalamnya,sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK
serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.Pengelasan
merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri
karena memegang peran utama dalam rekayasa dan reparasi produksi
logam.Hampir
tidak
mungkin
pembangunan
suatu
pabrik
tanpa
lubang-lubang
pada
mempertebal
coran,
membuat
bagian-bagian
yang
lapisan
sudah
keras
aus
pada
dan
lain-
dilas,
sehingga
hasil
dari
pengelasan
sesuai
dengan
yang
penghematan
mungkin.Mutu
dari
tenaga
hasil
dan
pengelasan
penghematan
di
samping
energi
sejauh
tergantung
dari
antara
dua
bagian
logam
atau
lebih
dengan
B.Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C.Manfaat
1. Menciptakan mahasiswa yang mempunyai keterampilan dalam kerja
las.
2. Mahasiswa mampu menerapkan praktek kerja las dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mahasiswa mampu membuat alur las yang baik.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara pengelasan yang baik.
5. Mahasiswa dapat mengetahui teori-teori tentang pengelasan.
BAB 2
ISI
A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Las
1.
2.
3.
4.
5.
praktek.
6. Apabila saat ingin meninggalkan ruangan praktek, peralatan harus
di rapikan dahulu dan ruangan harus di bersihkan terlebih dahulu.
7. Menjaga kebersihan ruangan praktek.
B. Pengertian Pengelasan dan Las Listrik
1.Pengertian pengelasan
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana
logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat
didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya
tarik menarik antara atom.Sebelum atom-atom tersebut membentuk
ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang
terserap atau oksida-oksida.Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi
dalam 2 kelas utama yaitu:
Pengelasan cair: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan
sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan
api gas yang terbakar.
Pengelasan tekan: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan
kemudian ditekan hingga menjadi satu
2. Las busur listrik
Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk
suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik
sebagai sumber panas.Jadi sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh
busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.Benda kerja
merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las.
a. Las Oksi-Asetilin
Pengelasan dengan oksi asetilin adalah proses pengelasan secara
manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau
disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilin melalui pembakaran
C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses penyam
bungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga
dapat mencairkan logam. Untuk memperoleh nyala pembakaran yang
baik perlu pengaturan campuran gas yang dibakar. Jika jumlah gas O2 di
tambah maka akan dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih tinggi dari
pada suhu lebur baja atau metal lainnya sehingga dalam waktu sekejap
mampu mencairkan logam tersebut yang cukup tebal. Pemakaian jenis las
ini misalnya untuk keperluan pengelasan produksi, kerja lapangan dan
reparasi. Umumnya las asetilin sangat baik untuk mengelas baja karbon,
terutama yang berbentuk lembaran-lembaran dan pipa berdinding tipis.
Pada umumnya semua jenis logam fero dan non fero dapat dilas dengan
las jenis lain, baik dengan fluks maupun tanpa fluks.
Peralatan Las OAW :
Oksigen
Penggunaan oksigen yang diambil dari udara bebas kurang efisien,
karena kandungan oksigen lebih rendah dibanding komposisi gas lain.
Untuk mengefisiensikan penggunaannya, oksigen perlu disediakan dalam
keadaan siap pakai dan mempunyai kemurnian yang tinggi.
a.Tabung oksigen
Tabung oksigen adalah suatu silinder atau botol yang terbuat dari
bahan baja yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas
oksigen
dengan
tekanan
kerja
tertentu.
Tabung
oksigen
biasanya
berwarna biru atau hitam mempunyai katup atau pembuka katup berupa
roda tangan dan baut serta mur pengikatnya adalah ulir kanan. Pada
bagian atas ada dudukan untuk memasang regulator. Gas yang terdapat
dalam tabung baja ini mempunyai tekanan yang cukup besar dan dalam
satu tabung terdapat 40 liter atau 60 liter gas oksigen. Penyimpanan gas
oksigen dalam tabung-tabung baja dibagi ke dalam kelas-kelas yaitu kelas
medium dengan tekanan sampai 15 kg/cm dan kelas tekanan tinggi
dengan tekanan kerja hingga 165 kg/cm.
Asetilin
Asetilin diperoleh lewat reaksi kimia dalam bentuk gas. Karena
berbentuk gas, maka asetilin memerlukan perlakuan khusus, terutama
dalam penyimpanan dan penggunaannya. Agar lebih fleksibel dalam
penggunaanya gas asetilin disimpan dalam tabung, yang dapat dipindah
dan mudah penggunaanya.
a.Tabung Asetilin
Tabung asetilin adalah silinder atau botol yang terbuat dari bahan
baja yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas asetilin
dengan tekanan kerja tertentu. Didalam tabung asetilin terdapat beberapa
alat misalnya bahan berpori seperti kapas sutra tiruan atau asbes yang
berfungsi sebagai penyerap aseton, yaitu bahan agar asetilin dapat larut
dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan. Sistem penyimpanan
asetilin dalam tabung asetilin relatif aman jika tidak terjadi kebocoran
atau tidak terkena suhu yang tinggi. Untuk mengantisipasi bahaya yang
timbul, maka pada bagian bawah tabung diberi sumbat pengaman atau
sumbat lebur. Sumbat pengaman akan meleleh dan lubang yang disumbat
akan bocor bila sumbat pengaman bersuhu 100derajat Celcius. Jika botol
mempunyai suhu yang berlebihan maka sumbat akan meleleh dan gas
asetilin akan keluar silinder sebelum tabung meledak. Panas tabung
asetilin juga dapat disebabkan oleh proses pengeluaran atau penggunaan
gas asetilin berlebihan. Setiap pengeluaran gas asetilin botol bertambah
panas, maka pengeluaran gas tidak boleh lebih dari 750 liter tiap jam.
Seperti tabung oksigen tabung ini berisi 40 sampai 60 liter gas asetilin,
tetapi bentuknya pendek dan gemuk, biasanya berwarna merah, tekanan
isinya sampai 15 kg / cm.
Berdasarkan Panas Listrik
SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik
terlindung dengan mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber
panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimanamana untuk
hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai
hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan
pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum
yang dipakai berkisar 80 200 Ampere.
SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau
pengelasan dengan busur nyala api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan
metal induk dan material tambahan, dipergunakan butiranbutiran fluks /
slag sehingga bususr nyala terpendam di dalam ukuranukuran fluks
tersebut
ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti,
pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala
mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus
dam menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda
terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas
yang dihasilkan dari tahanan terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag
cukup tinggi untuk mencairkan bahan tambahan las dan bahan induk
yang dilas tempraturnya mencapai 3500 F atau setara dengan 1925 C
SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk
menyambung bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di
dalam beton (baut angker) atau Shear Connector
ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu
dengan tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik
menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan logam yang akan dilas.
pengelasn
tungsten/elektroda
dengan
yang
memakai
terbuat
dari
busur
wolfram,
nyala
sedangkan
dengan
bahan
derajat pengantar arus dan kapasitas termis / panas yang tinggi dapat
menampung tempratur diatas 5000C
Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas
OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las
otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2)
dengan zat asam atau Oksigen (O2). Ada juga yang sejenis las ini dan
memakai gas propane (C3H8) sebagai ganti acetylene. Ada pula yang
memakai bahan pemanas yang terdiri dari campuran gas hidrogen (H)
dan zat asam (O2) yang disebit OHW (Oxy Hidrogen Welding)
Berdasarkan Ledakan dan reaksi isotermis
EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan
dengan meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan
pada bagian tersebut dan mengisi cetakan yang tersedia. Cara ini sangat
praktis untuk menyambung kawat baja / wire rope, slenk. Cara
pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke dalam
mold yang telah terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut
dinyalakan dengan pemantik api, maka terjadilah reaksi kimia eksotermis
yang sangat cepat sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi
sehingga terjadilah ledakan. Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung
kawat baja yang terdapat didalam mold tadi, sehingga cairan metal
terpadu dan mengisi ruangan yang tersedia didalam mold.
D. Alat alat bantu las:
Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
1. kabel elektroda
2. kabel massa
3. kabel tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las
dengan elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan
yang
tidak
berselaput
dari
elektroda
dijepit
dengan
pesawat
las
ini
seperti
transformator
las,
dan
arus
searah.Dengan,
pesawat
ini
akan
lebih
banyak
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan
dari penyusunan makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Pada akhirnya penulis mengetahui Pengertian las listrik, alat-alat yang
digunakan pada proses pengelasan las listrik, Posisi pengelasan laslstrik,
tingkat kesususahan dalam pengelasan las listrik serta keselamatan kerja
yang semestinya dilaksanakan dalam proses pengelasan las listrik. Penulis
akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan yang
digunakan pada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta posisi
pengelasan pada proses las gas.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini
sebagai berikut : Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam
mencari berbagai referensi agar makalah yang dibuat lebih baik. Pelajari
makalah yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.lab
teknologi
mekanik.com
http://kamissore.blogspot.com/2009/06/kerja-las-listrik-dan-gas.html Cary
Howard B, Modern Welding Technology Prentice Hall, Englewood Cliffs,
New Jersey Q7632, USA, 1994.
Messler R.W, Jr., Principles of Welding John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.
http://laslistrik.blogspot.com/2009/06/.html
http://materi-
kuliah.blogspot.com/2009/06/.
html http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.html