Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH MEMBUAT LAS LISTRIK DAN LAS ASETELIN

Disusun oleh:
Nama

: Deni Ramadhan

No

Kelas

: X TP 1

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan
era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut
serta didalamnya,sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK
serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.Pengelasan
merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri
karena memegang peran utama dalam rekayasa dan reparasi produksi
logam.Hampir

tidak

mungkin

pembangunan

suatu

pabrik

tanpa

melibatkan unsur pengelasan.Pada era industrialisasi dewasa ini teknik


pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan
batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin.
Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan
mesin yang dibuat dengan teknik

penyambungan menjadi ringan dan

lebih sederhana dalam proses pembuatannya.Lingkup penggunaan teknik


pengelasan dalam bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan,
jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya.Di samping itu
proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk
mengisi
perkakas,

lubang-lubang

pada

mempertebal

coran,

membuat

bagian-bagian

yang

lapisan

sudah

keras

aus

pada

dan

lain-

lain.Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan


sarana untuk mencapai pembuatan yang lebih baik.Karena itu rancangan
las harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las
yaitu kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang
akan

dilas,

sehingga

hasil

dari

pengelasan

sesuai

dengan

yang

diharapkan.Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada


proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada pada
konstruksi.Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang
murah,

penghematan

mungkin.Mutu

dari

tenaga

hasil

dan

pengelasan

penghematan
di

samping

energi

sejauh

tergantung

dari

pengerjaan lasnya sendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan


sebelum pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses
penyambungan

antara

dua

bagian

logam

atau

lebih

dengan

menggunakan energi panas.

B.Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mampu menggunakan atau mengoperasikan mesin-mesin las.


Mengetahui jenis-jenis elektroda yang digunakan dalam pengelasan.
Mengenal dan dapat memahami mesin las listrik.
Bekerja sesuai dengan jobsit yang telah di tentukan.
Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam las
Untuk mengetahui teknik pengelasan yang baik dan benar
Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam pengelasan

C.Manfaat
1. Menciptakan mahasiswa yang mempunyai keterampilan dalam kerja
las.
2. Mahasiswa mampu menerapkan praktek kerja las dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mahasiswa mampu membuat alur las yang baik.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara pengelasan yang baik.
5. Mahasiswa dapat mengetahui teori-teori tentang pengelasan.

BAB 2
ISI
A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Las
1.
2.
3.
4.
5.

Pakailah alat pelindung kerja las yang sudah di siapkan.


Tidak boleh bermain-main dalam bengkel praktek.
Taatilah peraturan dalam bengkel pada saat bekerja.
Gunakan alat peralatan yang benar.
Tidak boleh merokok pada saat bekerja di dalam ruang bengkel

praktek.
6. Apabila saat ingin meninggalkan ruangan praktek, peralatan harus
di rapikan dahulu dan ruangan harus di bersihkan terlebih dahulu.
7. Menjaga kebersihan ruangan praktek.
B. Pengertian Pengelasan dan Las Listrik
1.Pengertian pengelasan
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana
logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat
didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya
tarik menarik antara atom.Sebelum atom-atom tersebut membentuk
ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang
terserap atau oksida-oksida.Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi
dalam 2 kelas utama yaitu:
Pengelasan cair: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan
sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan
api gas yang terbakar.
Pengelasan tekan: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan
kemudian ditekan hingga menjadi satu
2. Las busur listrik
Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk
suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik
sebagai sumber panas.Jadi sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh
busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.Benda kerja
merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las.

Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur


api arus listrik.Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda
kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu
bagian yang sukar dipisahkan.
a.
1.
2.
3.

Penggolongan macam proses las listrik


Las listrik dengan elektroda karbon, misalnya:
Las listrik dengan elektroda karbon tunggal
Las listrik dengan elektroda karbon ganda

Las listrik dengan elektroda logam, misalnya:


1. Las listrik dengan elektroda berselaput
2. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas)
3. Las Listrik Submerged
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau
diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan
logam yang akan dilas.Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fluksi.

Contoh Gambar Las Elektroda Berselaput:

C. Jenis jenis proses pengelasan

a. Las Oksi-Asetilin
Pengelasan dengan oksi asetilin adalah proses pengelasan secara
manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau
disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilin melalui pembakaran
C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Proses penyam
bungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga
dapat mencairkan logam. Untuk memperoleh nyala pembakaran yang
baik perlu pengaturan campuran gas yang dibakar. Jika jumlah gas O2 di
tambah maka akan dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih tinggi dari
pada suhu lebur baja atau metal lainnya sehingga dalam waktu sekejap
mampu mencairkan logam tersebut yang cukup tebal. Pemakaian jenis las
ini misalnya untuk keperluan pengelasan produksi, kerja lapangan dan
reparasi. Umumnya las asetilin sangat baik untuk mengelas baja karbon,
terutama yang berbentuk lembaran-lembaran dan pipa berdinding tipis.
Pada umumnya semua jenis logam fero dan non fero dapat dilas dengan
las jenis lain, baik dengan fluks maupun tanpa fluks.
Peralatan Las OAW :
Oksigen
Penggunaan oksigen yang diambil dari udara bebas kurang efisien,
karena kandungan oksigen lebih rendah dibanding komposisi gas lain.
Untuk mengefisiensikan penggunaannya, oksigen perlu disediakan dalam
keadaan siap pakai dan mempunyai kemurnian yang tinggi.
a.Tabung oksigen
Tabung oksigen adalah suatu silinder atau botol yang terbuat dari
bahan baja yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas
oksigen

dengan

tekanan

kerja

tertentu.

Tabung

oksigen

biasanya

berwarna biru atau hitam mempunyai katup atau pembuka katup berupa
roda tangan dan baut serta mur pengikatnya adalah ulir kanan. Pada
bagian atas ada dudukan untuk memasang regulator. Gas yang terdapat

dalam tabung baja ini mempunyai tekanan yang cukup besar dan dalam
satu tabung terdapat 40 liter atau 60 liter gas oksigen. Penyimpanan gas
oksigen dalam tabung-tabung baja dibagi ke dalam kelas-kelas yaitu kelas
medium dengan tekanan sampai 15 kg/cm dan kelas tekanan tinggi
dengan tekanan kerja hingga 165 kg/cm.

Asetilin
Asetilin diperoleh lewat reaksi kimia dalam bentuk gas. Karena
berbentuk gas, maka asetilin memerlukan perlakuan khusus, terutama
dalam penyimpanan dan penggunaannya. Agar lebih fleksibel dalam
penggunaanya gas asetilin disimpan dalam tabung, yang dapat dipindah
dan mudah penggunaanya.
a.Tabung Asetilin
Tabung asetilin adalah silinder atau botol yang terbuat dari bahan
baja yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas asetilin
dengan tekanan kerja tertentu. Didalam tabung asetilin terdapat beberapa
alat misalnya bahan berpori seperti kapas sutra tiruan atau asbes yang
berfungsi sebagai penyerap aseton, yaitu bahan agar asetilin dapat larut
dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan. Sistem penyimpanan
asetilin dalam tabung asetilin relatif aman jika tidak terjadi kebocoran
atau tidak terkena suhu yang tinggi. Untuk mengantisipasi bahaya yang
timbul, maka pada bagian bawah tabung diberi sumbat pengaman atau
sumbat lebur. Sumbat pengaman akan meleleh dan lubang yang disumbat
akan bocor bila sumbat pengaman bersuhu 100derajat Celcius. Jika botol
mempunyai suhu yang berlebihan maka sumbat akan meleleh dan gas
asetilin akan keluar silinder sebelum tabung meledak. Panas tabung
asetilin juga dapat disebabkan oleh proses pengeluaran atau penggunaan
gas asetilin berlebihan. Setiap pengeluaran gas asetilin botol bertambah

panas, maka pengeluaran gas tidak boleh lebih dari 750 liter tiap jam.
Seperti tabung oksigen tabung ini berisi 40 sampai 60 liter gas asetilin,
tetapi bentuknya pendek dan gemuk, biasanya berwarna merah, tekanan
isinya sampai 15 kg / cm.
Berdasarkan Panas Listrik
SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik
terlindung dengan mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber
panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimanamana untuk
hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai
hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan
pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum
yang dipakai berkisar 80 200 Ampere.
SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau
pengelasan dengan busur nyala api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan
metal induk dan material tambahan, dipergunakan butiranbutiran fluks /
slag sehingga bususr nyala terpendam di dalam ukuranukuran fluks
tersebut
ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti,
pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala
mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus
dam menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda
terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas
yang dihasilkan dari tahanan terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag
cukup tinggi untuk mencairkan bahan tambahan las dan bahan induk
yang dilas tempraturnya mencapai 3500 F atau setara dengan 1925 C
SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk
menyambung bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di
dalam beton (baut angker) atau Shear Connector
ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu
dengan tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik
menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan logam yang akan dilas.

Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW, pengelasan platplat


dinding pesawat, atau pada pagar kawat
EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman
elektron, suatu pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas
yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang dimamapatkan
dan diarahkan pada benda yang akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di
dalam ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan terjadinya
oksidasi atau kontaminasi.
Berdasarkan Panas Listrik dan Gas
GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal Active Gas)
dan MAG (Metal Inert Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang
dihasilkan berasal dari busur nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair
metal yang dilas dan metal penambah. Sebagai pelindung oksidasi
dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO2. MIG
digunakan untuk mengelas besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya
adalah mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG digunakan untuk mengelas
logam non besi dan gas pelindungnya menggunakan Helium (He)
dan/atau Argon (Ar)
GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas)
adalah

pengelasn

tungsten/elektroda

dengan
yang

memakai

terbuat

dari

busur

wolfram,

nyala
sedangkan

dengan
bahan

penambahnyyadigunakan bahan yang sama atau sejenis dengan material


induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 % Argon
(Ar) murni
FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama
dengan proses pengelasan GMAW. Gas pelindungnya juga sama-sama
menggunakan Karbon dioxida CO2. Biasanya, pada mesin las FCAW
ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan pengelasan biasa
disebut dengan super anemo
PAW (Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma yang
sejenis dengan GTAW hanya pada proses ini gas pelindung menggunakan
bahan campuran antara Argon (Ar), Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) yang
lazim disebut dengan plasma. Plasma adalah gas yang luminous dengan

derajat pengantar arus dan kapasitas termis / panas yang tinggi dapat
menampung tempratur diatas 5000C
Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas
OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las
otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2)
dengan zat asam atau Oksigen (O2). Ada juga yang sejenis las ini dan
memakai gas propane (C3H8) sebagai ganti acetylene. Ada pula yang
memakai bahan pemanas yang terdiri dari campuran gas hidrogen (H)
dan zat asam (O2) yang disebit OHW (Oxy Hidrogen Welding)
Berdasarkan Ledakan dan reaksi isotermis
EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan
dengan meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan
pada bagian tersebut dan mengisi cetakan yang tersedia. Cara ini sangat
praktis untuk menyambung kawat baja / wire rope, slenk. Cara
pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke dalam
mold yang telah terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut
dinyalakan dengan pemantik api, maka terjadilah reaksi kimia eksotermis
yang sangat cepat sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi
sehingga terjadilah ledakan. Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung
kawat baja yang terdapat didalam mold tadi, sehingga cairan metal
terpadu dan mengisi ruangan yang tersedia didalam mold.
D. Alat alat bantu las:
Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
1. kabel elektroda
2. kabel massa
3. kabel tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las
dengan elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan

benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber


tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya
terdapat pada pesawat las AC atau AC DC.
2. Pemegang Elektroda
Ujung

yang

tidak

berselaput

dari

elektroda

dijepit

dengan

pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan


pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti
atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan
kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
3.Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las
pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah
las.
Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena
kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.
4. Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
1. Membersihkan benda kerja yang akan dilas
2. Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan
palu las.
Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa
ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan
penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat
mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat.
Yang dapat menjepit benda kerja dengan baik

Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit


dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotorankotoran seperti karat, cat, minyak.

E. Alat alat kerja


Mesin las listrik
Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga
listrik yang

diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus

melangsungkan suatu lengkung listrik las.Sumber tenaga mesin las dapat


diperoleh dari motor bensin atau diesel gardu induk tegangan pada mesin
las listrik biasanya:110 volt 220 volt 380 volt.Antara jaringan dengan
mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus.Mesin las digerakkan
dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada
bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik.Busur nyala terjadi apabila
dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel
massa dijepitkan ke benda kerja.Jenis-jenis mesin las las listrik terbagi
atas :
1)Transformator arus bolak-balik (AC)
Macam-macam

pesawat

las

ini

seperti

transformator

las,

pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin.Transformator las yang


kebanyakan digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200
sampai 500 amper.Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya
operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah.Voltase
keluar dari pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt.
Contoh Gambar:

Keuntungan-keuntungan mesin las AC antara lain :


Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbulnya
keropos pada rigi-rigi las dan perlengkapan dan perawatan lebih murah.

2)Rectifier arus searah (DC)


Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk,
menjadi arus listrik searah (DC) keluar.Pada mesin AC, kabel masa dan
kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan
panas yang timbul pada busur nyala.
3)Mesin las AC-DC
Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolakbalik

dan

arus

searah.Dengan,

pesawat

ini

akan

lebih

banyak

kemungkinan pemakaiannya karena arus yang keluar dapat arus searah


maupun arus bolak-balik.Pesawat las jenis ini misalnya transformatorrectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.
Keuntungan-keuntungan mesin las DC antara lain :
Busur nyala stabil, dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak
bersalut, dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP, dan dapat
dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan
dari penyusunan makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Pada akhirnya penulis mengetahui Pengertian las listrik, alat-alat yang
digunakan pada proses pengelasan las listrik, Posisi pengelasan laslstrik,
tingkat kesususahan dalam pengelasan las listrik serta keselamatan kerja
yang semestinya dilaksanakan dalam proses pengelasan las listrik. Penulis
akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan yang
digunakan pada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta posisi
pengelasan pada proses las gas.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini
sebagai berikut : Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam
mencari berbagai referensi agar makalah yang dibuat lebih baik. Pelajari
makalah yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan lagi.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.lab

teknologi

mekanik.com

http://kamissore.blogspot.com/2009/06/kerja-las-listrik-dan-gas.html Cary
Howard B, Modern Welding Technology Prentice Hall, Englewood Cliffs,
New Jersey Q7632, USA, 1994.
Messler R.W, Jr., Principles of Welding John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.
http://laslistrik.blogspot.com/2009/06/.html

http://materi-

kuliah.blogspot.com/2009/06/.
html http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.html

Anda mungkin juga menyukai