TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil
pandangan tentang seseorang; grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang
hal-hal khusus.6
adalah penjelasan mengenai suatu keadaan yang mengacu pada data seseorang
atau sesuatu keadaan yang dapat di gambarkan melalui grafik, diagram, ataupun
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan profil adalah gambaran dan data
deskriptif hasil otopsi kasus-kasus korban kekerasan akibat benda tajam. Data
yang didapatkan berasal dari keterangan Visum et Repertum yang dilakukan oleh
dokter ahli forensik, yang terdiri dari: data umur, nama korban, jenis kelamin,
penyebab kematian, karakteristik luka, jenis luka, lokasi luka, dan asal kepolisian
sektor.
2.2.1 Autopsi
7
8
Berdasarkan asal kata, autopsi berasal dari kata autos yang berarti sendiri
dan opsis yang berarti melihat.10 Autopsi adalah pemeriksaan bedah mayat yang
autopsi dilakukan dengan membuka rongga kepala, leher dada, perut, panggul,
dan tulang belakang serta anggota badan yang lain jika diperlukan.21
hanya dilakukan ahli patologi dengan tujuan melihat keadaan mayat dan
dalam. Sebaiknya pemeriksaan autopsi dilakukan secara runut sehingga tidak ada
1. Autopsy Klinik
Dilakukan pada pasien yang berada di rumah sakit untuk menetukan
apakah diagnosis dokter sesuai dengan penyebab kematiannya yang pasti. Pada
2. Autopsy Anatomis
Menurut PP No. 18 tahun 1991, autopsi anatomis hanya dilakukan apabila
bahwa mayat menderita penyakit yang dapat memebahayakan orang lain atau
masyarakat sekitar.18
3. Autopsy Forensik/Medikolegal
Demikian pula apabila keluarga korban tidak ditemukan dalam waktu dua
dokter.9,11
adalah salah satu dari dokter pemeriksa pasien / kasus. Kecuali apabila
Visum et Repertum
f) Melindungi pihak yang tidak bersalah dan membantu
menggunakan kekuatan fisik yang memberikan ancaman baik kepada diri sendiri,
mekanik, kekerasan fisika, dan kekerasan kimia. Kekerasan mekanik terdiri dari:
fisika dapat berupa: suhu, listrik dan petir, perubahan tekanan udara, akustik, dan
radiasi. Kekerasan kimia dapat disebabkan oleh zat asam atau zat basa kuat.19
Benda tajam yang dimaksud memiliki sisi yang tajam baik berupa garis maupun
runcing.19
11
Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya jaringan tubuh. Luka yang
disebabkan oleh benda tajam akan membentuk tepi dan dinding luka yang rata,
berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis
atau titik.19 Kasus korban perlukaan ini biasanya diakibatkan oleh pisau baik pisau
bermata satu ataupun bermata dua.12,19 Kulit disekitar luka akibat kekerasan benda
tajam tidak akan menyebabkan luka memar kecuali apabila gagang pisau turut
membentur kulit. 19
2.2.3b Ciri-ciri luka akibat benda tajam dan faktor yang mempengaruhinya
bawah telinga sebelah kiri dan berjalan melewati bawah dagu kesebelah
dengan target organ adalah jantung, dan daerah perut dengan target organ
luka tusuk.
4. Tidak ditemukan tanda-tanda perlawanan
5. Dapat ditemukan cadaveric spasm, yaitu adanya kekakuan otot-otot
intravitalitas.
12
6. Korban bunuh diri dapat menggunakan benda tajam selain pisau, seperti
sedang tertidur, dalam keadaan sangat lemah atau bagian yang terkena
kepala
Faktor-faktor yang memperngaruhi bentuk luka akibat benda tajam terdiri dari:12
1. Bentuk pisau
2. Ketajaman ujung pisau dan kedua tepinya
3. Jenis pisau: bermata satu atau bermata dua
4. Mekanisme penetrasi pisau ke dalam tubuh (atau hanya menggores tubuh)
Luka tusuk dari pisau biasanya akan berukuran lebih besar dari ukuran
lebar dari pisau itu sendiri karena pisau yang masuk dan keluar lagi dari
yang dihasilkan adalah luka tertutup, sempit dan berbentuk celah. Apabila
luka tersebut tegak lurus dengan arah lipatan kulit dan arah serat
Luka iris akan membentuk sudut yang lancip di kedua luka dan kedalaman
B. Luka tusuk
Sudut luka yang disebabkan oleh luka tusuk dapat memberi petunjuk
bermata dua. Benda tajam bermata satu menunjukkan salah satu sudut
luka lancip dan yang lain tumpul. Benda tajam bermata dua akan
Untuk menentukan lebar benda tajam yang digunakan pada luka tusuk,
tidak dapat ditentukan dari panjang luka yang terbentuk. Demikian pula
dengan penentuan panjang benda tajam tersebut tidak data ditentukan dari
C. Luka bacok
Ciri-ciri luka yang disebabkan oleh luka tusuk cenderung sama dengan
luka iris atau luka sayat dimana sudut yang lancip di kedua luka dan
medik terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian
dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan dibawah sumpah atau janji
tentang apa yang dilihat pada benda yang diperiksanya, untuk kepentingan
peradilan.12,19
memberikan keterangan ahli kepada pihak penyidik dalam laporan berupa Visum
Visum et repertum termasuk salah satu alat bukti yang sah sebagaimana tertulis
pada pasal 184 KUHAP. Visum et Repertum dapat menjadi pengganti benda bukti
medis yang dilakukan oleh dokter dibawah sumpahnya untuk melaporkan apa
dengan jelas apa yang telah terjadi pada seseorang sehingga para praktisi hukum
umum apakah pemeriksaan pertama bagian luar saja, oleh karena kurang
bagian luar saja pada umumnya kurang dapat memberikan hasil yang
tubuh (kepala, dada, perut, dan pinggul) dan memeriksa semua alat-alat
dituangkan oleh saksi ahli kedalam VeR. Dokter dalam membuat VeR
Apabila yang diperiksa adalah mayat yang diduga atau diketahui merupakan
akibat dari suatu tindak pidana, maka keterangan atau kejelasan yang harus
tersangka.
Hal ini dapat disimpulkan dari lebam mayat, kaku mayat, suhu tubuh
mayat, keadaan isi lambung serta perubahan post-mortal lainnya. Data lain
bisa didapatkan dari saksi serta keadaan di tempat kejadian perkara (TKP).
3. Menentukan sebab kematian
4. Menentukan/memperkirakan cara kematian
Pada kasus penusukan, diperlukan keterangan yang lebih rinci mengenai jenis
dicantumkan pula kata Pro justitia yang berarti bahwa Visum et Repertum
dibuat secara khusus untuk kepentingan peradilan. Pada bagian atas tengah, dapat
Repertum tidak berakhir pada tepi kanan halaman kertas, maka sesudah titik harus
dibuat garis hingga tepi halaman. Bagian salah ketik tidak boleh diberi cairan
17
penghapus atau semacamnya melainkan dicoret dengan garis sehingga masih bisa
dibaca.9
a) Bagian pendahuluan
a. identitas dokter pemeriks
b. instansi dokter pemeriksa
c. instansi peminta Visum et Repertum beserta nomor dan tanggal
suratnya
d. tempat dan waktu pemeriksaan
e. identitas yang diperiksa sesuai yang tercantum pada surat
tubuh jenasah.
Bagian ini diberi judul Hasil Pemeriksaan yang memuat berbagai hal
berikut:
dari:9
i. Pemeriksaan bungkus jenasah
ii. Pemeriksaan pakaian lapis demi lapis
iii. Deskripsi rinci seluruh bagian tubuhnya
iv. Pemeriksaan perlukaan atau cederanya
dengan membuka rongga kepala, leher, dada, perut, panggul dan bila
melakukan pekerjaannya.
ii. mengakibatkan sakit yang membutuhkan perawatan jalan
waktu).
iv. mengakibatkan ancaman bahaya maut baginya.
v. mengakibatkan kehilangan indera penglihatan sebelah
kanan.
vi. dan sebagainya.
selesai
d) Bagian penutup
20
Bagian ini tidak perlu diberi judul Penutup dan berisi kalimat penutup
diperlukan
menggunakan kekerasan.
dalam beraktivitas atau bekerja untuk sementara waktu. Hal tersebut dijelaskan
jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak member harapan akan
pekerjaan pencarian;
memberikan keterangan ahli kepada pihak penyidik dalam laporan berupa Visum
Dasar hukum VeR menurut Budiyanto et all adalah sebagai berikut :16
Menurut pasal 186 KUHAP dan pasal 184 KUHAP, Visum et Repertum
Penyidik
2.5 Kerangka teori
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat suatu kerangka teori seperti yang
Dokter pemeriksa
terlihat pada gambar 2.1 berikut:
Pemeriksaan luar
Pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam
Sebab kematian
Pola dan jenis kekerasan
ketiga belas unsur yang akan dilakukan penelitian, seperti dalam gambar 2.2
berikut:
a) Karakteristik
korban (jenis
kelamin, umur)
b) Jenis luka
c) Lokasi luka
d) Jenis kekerasan
e) Asal Polisi Sektor
yang mengirim
permintaan VeR
jenasah
25