Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Darah

Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat

badan, dangan viskositas darah 4,5 kali lebih besar daripada air. Darah merupakan

jaringan yang berbentuk cairan, terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan sel

darah. Plasma darah meliputi 55% volume darah merupakan substansi nonseluler,

sedangkan 45% dari volume darah meliputi sel darah. Sel darah terdiri dari sel

darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Johan Sitompul, 2001).

Komponen cairan darah dinamakan plasma, 91-92% terdiri dari air sebagai

medium transport dan 7-9% terdiri dari zat padat. Zat-zat padat itu adalah protein-

protein seperti albumin, globulin, dan fibrinogen serta unsure anorganik berupa

natrium, calcium, kalium, fosfor, besi, dan yodium. Unsur organik berupa zat-zat

nitrogen, non protein, urea, asam urat, xantin, kreatinin, asam amino, lemak netral,

fosfolipid, kolesterol, glukosa, dan berbagai enzim. Fibrinogen yang hanya

berjumlah 4% penting untuk pembentukan darah (Sylvia A. Price, dkk, 2005).

B. Plasma

Darah disusun oleh 2 komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

Plasma darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraseluler dengan volume 5%

dari berat badan. Apabila jumlah volume darah ditambah dengan zat pencegah

anti pembekuan darah secukupnya dalam satu wadah, misalnya tabung, kemudian

diputar(setrifuge) dengan kecepatan 3000rpm selama 20 menit maka setelah itu


akan terdapat bagian cairan yang terpisah dari bagian korpuskuli yang terdapat

pada bagian bawah. Cairan yang terdapat pada bagian atas disebut plasma. Plasma

darah mengandung fibrinogen. Oleh karena itu dalam memperoleh plasma, darah

dicampur dengan antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah

(Depkes RI, 2001).

Sitrat, oksalat, dan EDTA merupakan antikoagulan yang langsung

mengikat Ca. Dalam pemeriksaan PPT antikoagulan yang dipakai adalah sitrat

karena sitrat memiliki pH netral sedangkan EDTA yang memiliki pH basa yamg

akan megakibatkan pemanjangan PPT negatif. Plasma yang diabsorbsi dengan

barium sulfa mengandung fibrinogen, faktor V, VIII, XI, XII, XIII. Plasma ini

tidak dapat membeku karena tidak mengandung protrombin, faktor X dan faktor

VII yang diperlukan untuk aktivasi intrinsik. Faktor XI dan XII stabil dalam

plasma simpan, tidak diabsorsi oleh barium dan tidak habis oleh proses

pembekuan (Frances K. Widman, 1999).

C. Pembekuan Darah

Pembekuan darah memerlukan sistem penguatan biologis dimana relatif

sedikit zat pemula secara beruntun mengaktifkan, dengan proteolisis, reaksi

protein prekursor yang beredar memuncak pada pembentukan trombin selanjutnya

ini mengkonversi fibrinogen plasma yang larut menjadi fibrin. Fibrin menjaring

agregat trombosit pada tempat luka vaskuler dan mengubah sumbatan trombosit

primer yang tidak stabil menjadi sumbatan hemostatis yang kuat,utuh, dan stabil.

Kerja reaksi enzim ini membutuhkan pemekatan setempat faktor-faktor

pembekuan yang beredar pada tempat luka. Faktor III dan faktor jaringan bereaksi
melalui permukaan yang terjadi pada kolagen yang terpapar. Dengan

pengecualian fibrinogen, yang merupakan sub unit bekuan fibrin, faktor-faktor

pembekuan adalah prekusor enzim maupun kofaktor, yaitu kemampuan

menghidrolisa ikatan peptide tergantung pada asam amino serin pada inti aktifnya.

Pembekuan menyatakan serangkaian kompleks reaksi yang

mengakibatkan pengawasan pendarahan melalui pembentukan bekuan trombosit

dan fibrin ditempat cedera. Pembekuan disusul oleh resolusi atau lisis bekuan dan

regenerasi endotel (Sylvia AP. Dkk, 2005).

Faktor-faktor pembekuan

Pembagian faktor-faktor pembekuan adalah sebagai berikut:

Faktor I : disebut fibrinogen, adalah suatu glikoprotein dengan berat molekul

330.000 dalton, tersusun atas 3 pasang rantai polipeptida. Kadar

fibrinogen meningkat pada keadaan yang memerlukan hemostasis dan

pada keadaan nonspesifik, misalnya inflamasi, kehamilan, dan

penyakit autoimun.

Faktor II : Disebut dengan protrombin, dibentuk di hati dan memerlukan vitamin

K. Faktor ini merupakan prekusor enzim proteolitik tromion dan

mungkin asselerator konversi protrombin lain.

Faktor III : Merupakan tromboplastin Jaringan yang berupa lipoprotein jaringan

activator protombin. Sifat produk jaringan ini dalam kaitannya dengan

aktivitas pembekuan belum banyak diketahui, sehingga sulit

dinyatakan sebagai faktor spesifik.

Faktor IV : Merupakan Ion kalsium yang diperlukan untuk mengaktifkan

protrombin dan pembentukan fibrin.


Faktor V : Dikenal sebagai proasselerin atau faktor labil, protein ini dibentuk oleh

hati dan kadarnya menurun pada penyakit hati. Faktor ini merupakan

faktor plasma yang mempercepat perubahan protrombin menjadi

trombin.

Faktor VI : Istilah ini tidak dipakai

Faktor VII : Merupakan asselerator koversi protrombin serum, dibuat di hati dan

memerlukan vitamin K dalam pembentukannya. Faktor ini merupakan

faktor serum yang mempercepat perubahan protrombin.

Faktor VIII : Dikenal sebagai faktor antihemofili, tidak dibentuk di hati.

Merupakan faktor plasma yang berkaitan dengan faktor III trombosit

dan faktor chrismas (IX), mengaktifkan protrombin.

Faktor IX : Disebut dengan faktor chrismas, dibuat di hati memerlukan vitamin K.

Merupakan faktor serum yang berkaitan dengan faktor III trombosit

dan VII AHG mengaktifkan protrombin.

Faktor X : Disebut dengan faktor stuart-power, dibuat di hati dan memerlukan

vitamin K. Merupakan kunci dari semua jalur aktivasi faktor-faktor

pembekuan.

Faktor XI : Sebagai antisenden tromboplastin plasma, dibentuk di hati tetapi tidak

memerlukan vitamin K.

Faktor XII : Disebut faktor Hageman. Merupakan faktor plasma mengaktifkan

PTA (faktor XII)

Faktor XIII : Merupakan faktor untuk menstabilkan fibrin, diproduksi di hati

maupun megakariosit. Faktor ini menumbulkan bekuan fibrin yang

lebih kuat yang tidak larut dalam urea.


Faktor-faktor pembekuan dengan pengecualian faktor III (tromboplastin)

dan faktor IV (ion Ca), merupakan protein plasma. Mereka bersirkulasi dalam

darah sebagai molekul-molekul nonaktif. Prekalikrein dan koninogen berat

molekul besar, bersama-sama dengan faktor XI dan faktor XII dinamakan faktor

kontak.

Pengaktifan faktor pembekuan diduga terjadi karena enzim memecahkan

fragmen. Bentuk prekusor yang tidak aktif karena alas an ini dinamakan

prokoagulan. Tiap faktor yang sudah diaktifkan, kecuali V, VIII, dan XIII serta

fibrinogen (faktor I), dalah enzim pemecah protein (protease serin), yang dengan

demikian mengaktifkan prokoagulan berikutnya.

Hati adalah tempat sintesis semua faktor pembekuan kecuali faktor VIII

atau mungkin XI dan XIII. Vitamin K mempertahankan kadar normal atau sintesis

faktor-faktor protrombin (faktor II, VII, IX, dan X) (Sylvia A.Price,dkk ,2005).

D. Plasma Protrombin Time

Protrombin atau faktor II adalah sebuah protein plasma yang dihasilkan

oleh hati. Protrombin disintesis oleh hati dan merupakan prekursor tidak aktif

dalam proses pembekuan. Protrombin dikonversi menjadi thrombin oleh

tromboplastin yang diperlukan untuk membentuk bekuan darah. Uji masa

protrombin (prothrombin time, PT) untuk menilai kemampuan faktor koagulasi

jalur ekstrinsik: faktor VII (prokonvertin) dan jalur bersama, yaitu: faktor I

(fibrinogen), faktor II (prothrombin), faktor V (proakselerin), faktor X (faktor

Stuart). Perubahan faktor V dan VII akan memperpanjang PT selama 2 detik atau

10% dari nilai normal.


PT adalah uji koagulasi yang paling sering dilakukan. Reagen untuk PT

adalah tromboplastin jaringan dan kalsium klorida. Apabila ditambahkan ke

plasma yang mengandung sitrat, reagen-reagen ini akan menggantikan faktor

jaringan untuk mengaktifkan faktor X dengan keberadaan faktor VII tanpa

melibatkan trombosit atau prokoagulan jalur intrinsik. Untuk mendapatkan hasil

PT normal, plasma harus mengandung paling sedikit 100 mg/dL fibrinogen dan

faktor VII, X, V, dan protrombin 10%. Pemanjangan PT dapat terjadi karena

defisiensi faktor koagulasi multipel, terapi antikoagulan oral, penyakit hati,

defisiensi vitamin K, dan defisiensi faktor jalur bersama.

Hasil dari protrombin dapat dilaporkan dalam bentuk (1) waktu dalam

detik, (2) prosentase aktivitas normal, dan (3) jika digunakan untuk memonitor

obat-obatan jenis coumarin (misal : warfarin coumadin) dlam bentuk INR. Detik

menunjukkan lama yang dibutuhkan sample darah untuk melakukan pembekuan

zat penambah bahan kimia. Untuk memperoleh suatu tingkat kontrol, juga

mrnguji sample normal darah yang diketahui dengan tekhnik yang sama. setiap

laboratorium perlu membuat tingkat kontrol karena banyak variabel lingkungan

yang dapat mengubah PT dalam waktu beberapa detik jika sample darah

kekurangan protrombin atau faktor-faktor pembekuan lain yang mempengaruhi

uji, maka PT pasien dalam detik.akan lebih tinggi dibandingkan PT kontrol dalam

beberapa detik. Pertambahan waktu selalu berarti penurunan prosentase aktivitas

dan demikian pula sebaliknya. Hal ini berlaku karena dengan berkurangnya

aktivitas pembekuan darah, maka darah akan memerlukan waktu lebih lama untuk

membeku.
Syarat yang harus dilakukan dalam pemeriksaan PPT antara lain:

antikoagulan yang dipakai adalah Na Sitrat 3,8%, mengontrol alat, reagen, suhu,

bahan pemeriksaan PPT, tabung yang digunakan tabung khusus pemeriksaaan

PPT yaitu tabung plastik sekali pakai, jika menggunakan tabung kaca pencucuian

harus bersih tidak boleh ada sisa sabun/detergent, sedangkan untuk penanganan

sampel, sampel harus segera diperiksa dalam waktu 2 jam.

Reaksi yang terjadi pada pemeriksaan PPT

Jalur ekstrinsik

VII
Ca tromboplastin jar.
VIIa
jalur bersama
X Xa,V,PF3,Ca+

protrombin trombin fibrinogen



fibrin

E. Pengaruh Penyimpanan Sampel Terhadap Pemeriksaan PPT

Bahan pemeriksaan untuk uji PT adalah plasma sitrat yang diperoleh dari

sampel darah vena dengan antikoagulan natrium sitrat 3,8% dengan perbandingan

9:1. Dipusingkan selama 10 menit dengan kecepatan 2500 g. Untuk Pemeriksaan

PT dengan sampel yang berupa plasma citrat yang disimpan pada suhu kamar,

sampel harus diperiksa maksimal dalam 2 jam. Pemeriksaan dilakukan dengan

menggunakan suhu inkubasi 37C dan waktu inkubasi normal sampai 5 menit

(Bakta, 2006).

Pengaruh penyimpanan sampel pemeriksaan plasma sitrat terhadap hasil

pemeriksaan PT adalah dapat menghambat aktivitas faktor - faktor pembekuan


sehingga hasilnya dapat memanjang. Hal ini disebabkan karena CO2 akan keluar

dari plasma sehingga pH meningkat. Dengan meningkatnya pH plasma sitrat

terjadi perubahan faktor V dan VII karena kedua faktor ini mempunyai sifat yang

sangat labil, sehingga dapat menghambat aktivitas faktor - faktor pembekuan lain

dan hasil pemeriksaan PPT dapat memanjang (http://jurnal.pdii.lipi.go.id).

F. Penanganan Sampel

Yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan spesimen adalah: cara

pengambilan/penyimpanan/pengiriman spesimen. Adapun tujuan dari pemahaman

cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil

yang akurat dalam pemeriksaan secara makroskopis/mikroskopis dan spesimen

tidak rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium.

Dipusat-pusat pelayanan kesehatan terutama rumah sakit besar dalam

sehari dapat mencapai kurang lebih 150 pasien dengan berbagai jenis

pemeriksaan, baik pemeriksaan patologi klinis, mikro, parasit dan imunologi,

maupun hematologi. Dan sering terjadi kesalahan dalam pengambilan,

pengolahan, maupun penundaan. Terlebih terhadap pemeriksaan yang tidak

harus ditunda selama berjam-jam. Oleh karena itu harus diperhatikan

penyimpanan dan pengolahan specimen agar tidak terjadi kesalahan

(http://jurnal.labkesehatan.com).

G. Tromboplastin Jaringan

Beberapa jenis tromboplastin yang dapat dipergunakan misalnya :

a. Tromboplastin jaringan berasal dari emulsi ekstrak organ otak, paru atau
otak dan paru dari kelinci dalam larutan CaCl2 dengan pengawet sodium

azida (mis. Neoplastine CI plus)

b. Tromboplastin jaringan dari plasenta manusia dalam larutan CaCl2 dan

pengawet (mis. Thromborel S) (Bakta, 2006).

Anda mungkin juga menyukai