Anda di halaman 1dari 9

BORANG PORTOFOLIO GANGGUAN BIPOLAR DENGAN

GEJALA PSIKOTIK

No. ID dan Nama peserta : dr. Roi Dihita Rajagukguk


No. ID dan Nama Wahana : RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Topik : Gangguan Bipolar dengan Ciri psikotik
Tanggal Kasus : 14 07 - 2014
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Elvi Agustina & dr. Normasari
Tempat presentasi :
Objektif Presentasi :
Keilmuan / Keterampilan / Penyegaran / Tinjauan Pustaka
Diagnostik / Manajemen / Masalah / Istimewa
Neonatus / Bayi / Anak / Remaja / Dewasa / Lansia / Bumil
Deskripsi : Wanita, usia 20 tahun, datang dengan keluhan sering marah-
marah + 2 bulan SMRS
Tujuan : Mengobati dan mengetahui penyebab dan keluhan pasien
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka / Riset / Kasus / Audit
Cara Membahas : Diskusi / Presentasi dan Diskusi / Email / Pos

Nama : Nn. H
No.RM : 49.23.96
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Gunung Sari
Masuk Poli Jiwa : 14/07/2014 10.37 WITA

Data Utama untuk Bahan Diskusi


Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis ibu pasien pada 14 Juli 2014
Keluhan Utama
Mudah marah-marah
Keluhan tambahan
Emosi tidak dapat di control, berbicara sendiri
Anamnesis / Gambaran Klinis
Pasien dibawa ke Poli Jiwa oleh ibu pasien dengan keluhan pasien
mudah marah-marah dan emosinya sulit dikontrol selama 2 bulan
SMRS. Pasien menjadi sangat sensitif, ketika di tegur dengan sopan
pasien emosi pasien langsung meledak. Jika pasien marah dan
mengamuk bias sampai merusak benda di sekitarnya. Pasien pernah
mengamuk sampai mmecahkan kaca sehingga melukai kakinya
sendiri. Selain itu ibu pasien juga pernah melihat pasien sedang
berbicara sendiri di depan kaca seperti ada lawan berbicaranya. Isi
pembicaraan sekitar membicarakan keluarga pasien di rumah.

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pasien pada 14 Juli 2014


Keluhan Utama
pusing
Keluhan tambahan
Tidak ada
Anamnesis / Gambaran Klinis
Pasien merasa tidak sakit dan tidak merasa ada gangguan dalam
hal kejiwaannya. Pasien hanya mengeluhkan pusing yang kadang
muncul. Pasien dating ke poli karena dipaksa oleh ibunya. Ketika
ditanya soal mudah marah dan mengamuk pasien mengatakan
marah karena ibunya suka melarang diri pasien untuk bepergian
sendiri. Ketika ditanya soal berbicara sendiri pasien menyangkal

Riwayat Penyakit Dahulu


Sebelumnya tahun 2011 pasien pernah mengalami hal seperti ini.
Awalnya dikarenakan pasien batal menikah dengan kekasihnya dan
hanya dijanjikan akan di nikahi dan pasien merasa iri karena
sepupunya yang lebih mudah seudah menikah terlebih dahulu.
Pasien pernah berobat 1 kali namun tidak melanjutkan di karenakan
pasien tidak mau minum obat dan pasien tidak merasa sakit

Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 4 dari empat bersaudara. Pasien
memiliki 2 kakak laki2 dan 1 kakak perempuan. Kakak pasien sudah
berkeluarga semua. Tidak ada yang mengalami hal seperti pasien
pada keluarga.
Riwayat Hidup Penderita
Pasien dari kecil merupakan anak yang pendiam namun memiliki
banyak teman. Di sekolahnya pasien merupakan murid yang biasa2
aja namun tidak pernah tinggal kelas

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri ILmu Pengetahuan

Perilaku Psikiatri Klinis Edisi Ketujuh Jilid DUa. Jakarta. Binarupa

Aksara. 1997.
2. Depkes RI DIrektorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman

Penggolongan dan Diagnosis Ganguan Jiwa di Indonesia II. Jakarta.

Departemen Kesehatan. 1993


3. Soref S. Bipolar Affective Disorder. http://www.emedicine.com

Hasil Pembelajaran

1. Diagnosis gangguan bipolar pada pasien

2. Penatalaksanaan gangguan bipolar pada pasien

3. Edukasi mengenai penyakit ini terhadap keluarga pasien

4. Edukasi keluarga mengenai penanganan pasien gangguan bipolar

5. Edukasi mengenai harus kontrol ke poli jiwa

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

1. Subjektif

Ibu pasien mengeluhkan pasien mudah marah sejak 2 bulan SMRS.


2. Objektif

Dari alloanamnesis

Status Fisik

1. Kesadaran : Compos Mentis


2. Kesan : Tampak sedang
3. Tanda vital:
a. Tekanan darah : 120/180 mmHg
b. Nadi : 84 x/menit
c. Suhu : 39 C
d. Pernafasan : 22 x/menit
4. Pemeriksaan fisik
a. Mata : Pupil isokor 3mm/3mm, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik
b. Telinga: Nyeri tarik (-), nyeri tekan tragus (-), cairan dari telinga (-)
c. Hidung : Dalam batas normal
d. Mulut : Gigi geligi tidak utuh, hygiene cukup , permukaan
lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis
e. Leher : Leher terlihat simetris, kelenjar tiroid tidak membesar,
KGB di leher tidak teraba membesar, JVP 5+2 mmH2O
f. Thorax
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi : Vokal fremitus kiri dan kanan sama, gerakan dinding
dada kiri dan kanan sama, ictus kordis teraba di ICS 5 1 cm medial dari
garis midklavikula sinistra
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : BN vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-, Bunyi jantung
I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
g. Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Perkusi : Timpani
Palpasi : Supel. Turgor baik, nyeri tekan (-), shifting dullnes (-),
ballotement (-), nyeri ketok CVA -/-, Hepar dan Limpa tidak teraba
Membesar
Auskultasi : BU + 4 x/menit
h. Ekstremitas : Akral hangat, edema(-), capillary refill < 2 detik

Status Psikiatri
1. Roman muka : sesuai
2. Kesadaran : compos mentis
3. Kontak/ rapport : dapat dipertahankan
4. Orientasi ; Tempat : baik, waktu : baik, orang : baik, tidak ada
disorientasi
5. Perhatian : baik
6. Persepsi : Halusinasi : - Ilusi : -
7. Ingatan : Baik
8. Intelegensia : sesuai
9. Pikiran : Bentuk : asosiasi longgar Isi : waham : - Jalan pikir : keluar
dari jalur
10. Penilaian : baik
11. Emosi : Mood : irritable Afek : sesuai
12. Dekorum : baik
13. Tingkah laku dan bicara : baik

Diagnosa Multi Aksial


Aksis I : F 31.2 Gangguan Afektif Bipolar dengan Gejala Psikotik
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah dengan pacar
Aksis V : GAF 65

Pengobatan
Psikofarmaka : Depakene 2 x 250 mg
Risperidon 2 x 2 mg
THF 2x 2 mg
Psikoterapi : keluarga membantu mengawasi pasien dalam minum
obat dan menjaga lingkungan pasien agar nyaman sehingga tidak ada yang dapat
memicu emosi pasien.

Prognosa
Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
Quo Ad Fungsionum : dubia ada bonam
3. Assessment
Gangguan bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu
gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa
pada suasana perasaan dan proses berfikir. Disebut juga bipolar karena
penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi dua kutub, yakni kondisi
manik dan depresi. Penyebab gangguan biplar multifaktorial, mencakup aspek
bio-psikososial dan psikososial. Secara biologis dikaitkan dengan faktor
genetik dan gangguan neurotransmitter di otak dan secara psikososial
dikaitkan dengan pola asuh masa kanak-kanak, stres yang menyakitkan, stres
kehidupan yang berat dan berkepanjangan dan banyak lagi faktor lainnya.
Gangguan bipolar dibedakan menjadi 2 yaitu gangguang bipolar I dan
II. Perbedannya adalah pada ganguan bipolar I memiliki episode manik
sedangkan pada gangguan bipolar II mempunyai episode hipomanik. Jadi pada
pasien ini merupakan gangguan bipolar I. Berdasarkan PPDGJ III
membaginya dalam klasifikasi sebagai berikut.

Penatalaksanaan farmakoterapi pada pasien bipolar dapat digunakan


Fluoxetin yang telah digunakan dengan suatu keberhasilan pada remaja
dengan gangguan depresif berat. Dapat juga Digunakan Garam Lithium yang
merupakan antidepresean untuk gangguan depresi bipolar dan penderita
gangguan depresi. Lithium tidak bersifat sedative, depresan ataupun eforian.
Mekanis aksi lithium mengendalikan alam perasaan belum diketahui, diduga
akibat efeknya sebagai membrana biologi. Aksi lithium disusunan saraf pusat
di spekulasikan merubah distribusi ion dalam sel susunan ssp, perhatian
terpusat pada efek konsentrasi ionnya yang rendah dalam metabolisme
biogenik amin yang berperan utama dalam patofisiologi gangguan alam
perasaan. Sudah lebih dari 50 th lithium digunakan sebagai terapi bipolar dan
keefektifitasannya telah terbukti dalam mengobati 60 80% pasien. Namun
pemakaian lithium dalam jangka lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal
sehingga penggunannya mulai ditinggalkan.
Antipsikotik mulai digunakan sebagai antimanik sejak tahun 1950 dan
lebih baik daripada lithium pada penderita bipolar dengan agitasi psikomotor.
Namun harus hati-hati jika dipakai dalam jangka panjang karena dapat
menimbulkan efek samping ekstrapiramidal. Valproat menjadi pilihan ketika
penderita bipolar tidak memberi respon terhadap lithium. Bahkan valproat
mulai menggeser dominasi lithium sebagai regimen lini pertama. Salah satu
kelebihan valproat adalah memberikan respon yang lebih baik pada kelopok
rapid cycler.
4. Plan
a. Diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan psikiatri pasien di diagnosa
gangguan afektif bipolar dengan gejala psikotik

b. Pengobatan
Depakene 2 x 250 mg
Risperidon 2 x 2 mg
THF 2x 2 mg

c. Pendidikan
Dilakukan edukasi pada keluarga pasien tentang penyakitnya
merupakan gangguan dari kejiwaannya bukan dari fisiknya.

d. Kontrol
Pasien harus control minum obat dan berobat ke poli jiwa 1 bulan
sekali untuk mengevaluasi keadaan pasien. Pasien juga tidak boleh
putus obat dan control sebelum obat habis

Anda mungkin juga menyukai