Keluarga Berencana (KB) merupakan program yang ada di setiap
negara berkembang. Program KB ini bertujuan untuk mengontrol jumlah penduduk dengan mengurangi jumlah anak yang dilahirkan oleh perempuan usia 15-49 tahun. KB juga dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Wanita hamil yang berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun beresiko tinggi akan kematian sehingga Indonesia mencanangkan program KB.
KB terdiri dari berbagai jenis alat kontrasepsi yang bertujuan untuk
mencegah kehamilan diantaranya kontrasepsi sederhana dengan alat maupun tanpa alat, kontrasepsi hormonal, kontrasepsi modern Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), kontrasepsi dengan metode sterilisasi.
Kontrasepsi hormonal adalah pencegah kehamilan yang mengandung
hormon estrogen dan progesteron. Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya, alat kontrasepsi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kontrasepsi suntikan, kontrasepsi oral (pil), dan kontrasepsi implant. ( Marmi, 2015: 190) Banyak orang yang menganggap kontrasepsi hormonal adalah cara terbaik untuk menghentikan pembuahan pada rahim. Namun, banyak sekali kerugian yang akan ditimbulkan dalam penggunaan kontrasepsi yang dapat menimbulkan beberapa gejala yang mengganggu seperti pusing, bintik-bintik pada kulit, gemuk, dan alergi. Darah kotor haid yang seharusnya keluar dari dalam tubuh menjadi tidak keluar, sehingga terjadi penumpukan darah kotor yang akan menjadi penyebab gangguan pada sistem reproduksi. Banyak sekali gejala buruk yang timbul karena perubahan hormon secara paksa oleh kontrasepsi jenis ini sehingga diperlukan cara penekanan kehamilan dengan metode lain seperti metode kalender. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif dari kontrasepsi hormonal? 2. Bagaimana keefektifan KB dengan metode kalender sebagai kontrasepsi? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif kontrasepsi hormonal. 2. Untuk mengetahui keefektifan KB dengan metode kalender sebagai kontrasepsi.