Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI

PUSAT DAUR ULANG KELURAHAN JAMBANGAN


Matakuliah: Applied Ecology

Disusun oleh:

1. Nurul Ahillah (14030204002)


2. Reni Sulistiani (14030204043)
3. Bella Septiana (14030204096)

Pendidikan Biologi Unggulan 2014

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2017
A. Latar Belakang

Bedasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997, lingkungan hidup


merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Kesatuan makhluk hidup dengan
lingkungan hidup disebut sebagai ekosistem (Odum, 1994). Lingkungan hidup sangat
mempengaruhi keberlangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidupnya sebagai
bagian dari lingkungan dan sebaliknya keberlangsungan makhluk hidup di bumi juga
ditentukan oleh keseimbangan lingkungan hidup. Hubungan ini membentuk suatu
interaksi yang saling mempengaruhi (Odum, 1994). Adanya gangguan atau masalah
lingkungan hidup akan menyebabkan gangguan pada manusia serta makhluk hidup
lainnya.

Permasalahan yang sering ditemukan didalam lingkungan hidup adalah


pengolahan sampah. Dengan meningkatnya laju pembangunan, pertambahan
penduduk, serta aktivitas dan tingkat sosial ekonomi masyarakat telah memicu
terjadinya peningkatan jumlah timbunan sampah. Hal ini menjadi semakin berat
dengan hanya dijalankannya paradigma lama pengelolaan yang mengandalkan
kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan, yang kesemuanya
membutuhkan anggaran yang semakin besar dari waktu ke waktu, yang bila tidak
tersedia akan menimbulkan banyak masalah operasional seperti sampah yang tidak
terangkut, fasilitas yang tidak memenuhi syarat, cara pengoperasian fasilitas yang
tidak mengikuti ketentuan teknis, dan semakin habisnya lahan pembuangan.

Keterbatasan lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di kota besar


dan metropolitan juga berpotensi menimbulkan persoalan baru. Daerah pinggiran kota
masih dianggap sebagai tempat paling mudah untuk membuang sampah. Hal ini
menyebabkan hilangnya peluang untuk memberdayakan sampah, memanfaatkannya
serta meningkatkan kualitas lingkungannya. Apabila hal ini tidak tertangani dan
dikelola dengan baik, peningkatan sampah yang terjadi tiap tahun itu bisa
memperpendek umur TPA dan membawa dampak pada pencemaran lingkungan, baik
air, tanah, maupun udara. Di samping itu, sampah berpotensi menurunkan kualitas
sumber daya alam, menyebabkan banjir dan konflik sosial, serta menimbulkan
berbagai macam penyakit (Sulistyorini, 2005).
Penanganan sampah tersebut harus segera ditanggulangi. Apabila sampah
ditangani secara serius, sampah bukan lagi musuh tapi sahabat, karena bisa didaur
ulang dan dapat menghasilkan peningkatan ekonomi. Salah satu pusat pengelolaan
sampah di Kota Surabaya adalah Pusat Daur Ulang Kelurahan Jambangan (PDU
Jambangan).

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan kegiatan observasi Pusat


Daur Ulang di Kelurahan Jambangan. Adapun tujuan dari observasi yang dilakukan
adalah untuk mengetahui proses pengolahan berbagai jenis sampah di Pusat Daur
Ulang Jambangan.

B. Bagan Tahapan Proses Pengolahan Sampah

Tahapan proses pengolahan sampah di Kelurahan Jambangan terdiri dari dua proses
utama, yaitu proses daur ulang di Pusat Daur Ulang Jambangan (PDU Jambangan)
dan proses pengomposan sampah di Rumah Kompos Jambangan. Adapun bagan dan
penjelasan masing-masing proses tersebut adalah sebagai berikut:

1. Proses Daur Ulang di Pusat Daur Ulang Jambangan (PDU Jambangan)

Penimbangan Bak Penampungan Conveyor I

Conveyor III Conveyor II


Mesin Pencacah

Gambar 1. Bagan proses daur ulang sampah di Pusat Daur Ulang Jambangan.

Penjelasan proses daur ulang di PDU Jambangan:


Untuk melalui proses daur ulang sampah di PDU jambangan terdapat
beberapa tahapan yang harus dilalui, antara lain adalah:
a. Penimbangan
Penimbangan merupakan proses pertama yang dilalui oleh sampah sesaat
setelah dibawa ke PDU Jambangan. Gerobak sampah ditimbang terlebih dahulu
agar diketahui beratnya yang selanjutnya akan masuk ke dalam bak
penampungan.
b. Bak penampungan
Setelah ditimbang, sampah selanjutnya dimasukkan ke dalam bak
penampungan untuk dipilah melaui coveyor belt 1.
c. Conveyor I
Pada conveyor tingkat pertama ini, dilakukan pemilahan sampah plastik, kertas,
kaca, dan gelas plastik.

d. Conveyor II
Pada tahapan conveyor ini, dilakukan pemilahan yang lebih detail terhadap
sampah residu yang tidak dapat dimanfaatkan.

e. Conveyor III
Pada saat tahapan ini, hanya sampah organik yang tersisa. Selanjutnya, sampah
organik siap masuk ke dalam mesin pencacah sebagai bahan kompos untuk
selanjutnya diolah di Rumah Kompos Jambangan.
f. Mesin pencacah
Sampah organik selanjutnya dicacah dengan mesin pencacah sehingga
bentuknya lebih lembut untuk mempercepat proses pengomposan.

2. Proses pengomposan di Rumah Kompos Jambangan

Perantingan Pencacahan Pengomposan

Pengayakan

Gambar 2. Bagan proses pengomposan di Rumah Kompos Jambangan.

Penjelasan proses pengomposan di Rumah Kompos Jambangan:

Proses pengomposan di Rumah Kompos Jambangan terdiri atas beberapa tahapan


sebagai berikut:

a. Perantingan
Proses ini merupakan pemilahan antara batang dan daun hasil dari
pemangkasan pohon pelindung sisi jalan.
b. Pencacahan
Pada proses ini, daun yang telah diranting selanjutnya dimasukkan ke dalam
mesin pencacah untuk dicacah agar bentuknya lebih lembut.

c. Pengomposan
Daun hasil pencacahan selanjutnya dilakukan proses pengomposan selama 14
hari.

d. Pengayakan
Pada proses ini, kompos yang sudah jadi dilakukan pengayakan agar lebih
halus dan siap digunakan untuk pupuk taman dan warga kota yang
membutuhkan.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di Pusat Daur
Ulang dan Rumah Kompos Jambangan, dapat diketahui bahwa proses pengolahan
sampah di tempat tersebut telah sesuai dengan tujuan pengolahan sampah tuntas di
tempat. Pola pengolahan sampah di tempat dilakukan mulai dari pemilahan sampah,
penggolongan sampah organik menjadi kompos serta pengelolaan sampah anorganik
yang diharapkan selanjutnya dapat didaur ulang dengan melalui program recycle bank
atau bank daur ulang. Pengolahan sampah organik tuntas di tempat bila digulirkan
secara terpadu bisa menuntaskan permasalahan sampah dari sumber yang pada
akhirnya mendapat mendukung tercapainya kondisi lingkungan yang sehat, bersih dan
nyaman.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa, jumlah pekerja adalah 14
orang, dengan 1 orang diantaranya berasal dari luar kota dan sisanya merupakan
warga penduduk lokal sekitar Surabaya. Untuk pemilahan sampah sendiri mereka
digaji dengan upah harian sekitar Rp 75.000,00. Upah mereka merupakan subsidi dari
dinas kebersihan dan pertamanan Surabaya. Untuk barang-barang yang bisa dijual
lagi misalkan gelas plastik, mereka akan menjualnya dan mendapat keuntungan untuk
dibagi rata kepada setiap 14 pekerja. Jam kerja pukul 07.00-16.00 dengan waktu
istirahat sekitar pukul 12.00-13.00. Pekerja-pekerja ini tidak memiliki waktu libur,
seringkali mereka justru akan bekerja lembur dikala hari Minggu.
Untuk tahapan proses pengelolaannya dinilai sudah sesuai dengan tujuan.
Daur ulang merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas
kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk/material bekas pakai. Suatu proses mengolah kembali sampah yang masih bisa
diproses ulang menjadi barang lain yang bermanfaat, layak pakai, serta layak jual
adalah definisi dari daur ulang (recycle). Kunci keberhasilan program daur ulang
adalah justru di pemilahan awal, karena jika sampah telah dipilah sejak awal akan
memudahkan proses selanjutnya (Setyawati, 2009).

Keunggulan dari PDU Jambangan ini dibandingkan tempat lain karena di


tempat ini sampah organik dapat diolah dengan tuntas sehingga tidak menyisakan sisa
sekalipun. Hal ini karena di tempat ini terdapat proses pengomposan. Hasil dari
pembuatan kompos didistribusikan ke sekitar Surabaya dan tidak diperjualbelikan.
Hanya diberikan secara gratis dengan cukup menunjukkan KTP berdomisili wilayah
Surabaya. Sampah anorganik atau sampah kering yang dapat didaur ulang antara lain
adalah sebagai berikut : Botol bekas wadah kecap, saus, sirup, creamer, dll; baik yang
putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal dan plastik
bekas wadah air mineral, shampoo, jerigen, ember, sedotan.

Disisi lain terdapat teknologi biogas yang juga digunakan untuk mengolah
sampah-sampah tersebut. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian
bahan-bahan organic oleh mikroorganisme dalam keadaan anaerob. Untuk
menghasilkan biogas dibutuhkan reactor biogas (digester) yang merupakan suatu
instalasi kedap udara sehingga proses dekomposisi bahan organic dapat berproses
secara optimum.

D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
PDU Jambangan telah melakukan proses daur ulang limbah dengan tuntas dan sesuai
dengan tujuan.

Anda mungkin juga menyukai