Anda di halaman 1dari 7

Efusi Pleura

A. Definisi
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang
terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit
lainnya. Secara normal, pleura mengandung sejumlah kecil cairan ( 5-15
mL) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural
bergerak tanpa adanya friksi ( Smeltzer C Suzzanne dalam Nurarif, Amin
dan Hardhi Kusuma,2015).
Efusi pleura dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Efusi pleura transudat
Merupakan ultrafiltrat plasma yang menandakan bahwa membrane
pleura tidak terkena penyakit. Akumulasi cairan disebabkan oleh faktor
sistemik yang mempengaruhi produksi dan absorbsi cairan pleura
seperti gagal jantung kongestif, atelektasis, sirosis, sindrom nefrotik,
dan dialysis peritoneum.
2. Efusi pleura eksudat
Terjadi akibat kebocoran cairan melewati pembuluh kapiler yang rusak
dan masuk ke dalam paru yang dilapisi pleura tersebut atau ke dalam
paru terdekat. Criteria efusi pleura eksudat:
a. Rasio cairan pleura dengan protein serum lebih dari 0,5.
b. Rasio cairan pleura dengan dehidrogenase laktat (LDH) lebih dari
0,6.
c. LDH cairan pleura dua pertiga atas batas normal LDH serum.

Penyebab efusi pleura eksudat seperti pneumonia, empiema, penyakit


metastasis (misalnya kanker paru, payudara, lambung atau ovarium),
hemotorak, infark paru, keganasan, rupture aneurisma aorta.

B. Etiologi
Efusi pleura adalah akumulasi cairan pleura akibat :
1. Peningkatan kecepatan produksi cairan
2. Pengeluaran cairan
3. Peningkatan tekanan pada kapiler subpleura atau limfatik
4. Peningkatan permeabilitas kapiler
5. Penurunan tekanan osmotic koloid darah
6. Peningkatan tekanan negative intrapleura
7. Kerusakan drainase limfatik ruang pleura

Penyebab efusi pleura :

1. Infeksi : tuberculosis, pneumonitis, abses paru, perforasi esophagus, abses


subfrenik.
2. Noninfeksi : karsinoma paru, karsinoma paru primer dan sekunder,
karsinoma mediatinum, tumor ovarium, gagal hati, gagal ginjal, emboli
paru
(Amin dan Hardhi Kusuma,2015)

C. Tanda dan Gejala


1. Sesak nafas
2. Demam
3. Mengigil
4. Nyeri dada pleuritis (pneumonia)
5. Panas tinggi (kokus)
6. Subfebril (tuberculosis)
7. Banyak keringat dan riak
8. Batuk
(Amin dan Hardhi Kusuma,2015)

D. Patofisiologi efusi pleura

- Gagal jantung Peradangan pleura


kiri
- Obstruksi vena
cava superior Permeable Cairan protein dari
- Asites pada membrane kapiler getah bening masuk
sirosis hati meningkat rongga pleura
- Dialisis - peningkatan tek
peritoneal kapiler
- Obstruksi sistemik/pulmonal Konsentrasi protein
fraktus urinaris cairan pleura
Terdapat - penurunan tek meningkat
jaringan nefrotik koloid osmotic &
pada septa pleura
Eksudat
- penurunan tek
Kongesti pada
pembuluh limfe Ketidakseimbanga
Intoleransi Ggn tek kapiler Nyeri
n nutrisi kurang
Penumpukan
Ketidakefektif
Reabsorbsi
aktivitas hidrostatik cairan
dan Risiko tinggi tdp
Ggnpdpertukaran
Ekspansi
Sesak nafas
paru dari kebutuhan
Penekanan
Anoreksia Risiko Infeksi
an nafas
cairan pada Transudatpd
rongga
Infusiensi
Ggn
Energi
koloid pleura
metabolisme
oksigenasi
osmotik
kurang Drainase
Penurunan
Ggn rasa
tindakan nyaman
suplai O2
drainase
D. Pengkajian Keperawatan

Anamnesis

Identitas klien yang harus diketahui perawat meliputi nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status
pendidikan, dan pekerjaan klien / asuransi kesehatan.

Keluhan utama meliputi sesak nafas, bernafas terasa berat pada dada, dan keluhan
susah untuk melakukan pernafasan.

1. Riwayat Penyakit Saat Ini


Keluhan sesak nafas yang sering kali datang mendadak dan
semakin lama semakin berat. Nyeri dada dirasakan pada sisi yang sakit,
rasa berat, tertekan, dan terasa lebih nyeri pada gerakan pernafasan.
Selanjutnya dikaji apakah ada riwayat trauma yang mengenai rongga dada
seperti peluru yang menembus dada dan paru, ledakan yang menyebabkan
peningkatan tekanan udara dan terjadi tekanan di dada yang mendadak
menyebabkan trauma tumpul di dada atau tusukan benda tajam langsung
menembus pleura.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Perlu menanyakan apakah klien pernah menderita penyakit seperti


TB paru dimana sering terjadi pada pneumothoraks spontan

3. Riwayat Penyakit Keluarga

Perlu ditanyakan apakan ada anggota keluarga yang menderita


penyakit penyakit yang mungkin menyebabkan pneumothoraks seperti
kanker paru, asma, TB paru dan lain lain.

4. Pengkajian Psikososial

Pengkajian psikososial meliputi perasaan klien terhadap


penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku klien
pada tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.

5. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing )
1). Inspeksi
Peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan serta penggunaan obat bantu
pernafasan. Gerakan pernafasan ekspansi dada yang asimetris (pergerakan
dada tertinggal pada sisi yang sakit), iga melebar, rongga dada asimetris
(cembung pada sisi yang sakit ). Pengkajian batuk yang produktif dengan
sputum purulen. Trachea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat.

2). Palpasi

Taktil fremitus menurun pada sisi yang sakit. Di samping itu, pada palpaso
juga ditemukan pergerakan dinding dada yang tertinggal pada dada yang
sakit. Pada sisi yang sakit, ruang antariga bisa saja normal atau melebar.
3). Perkusi
Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani, dan tidak bergetar.
Batas jantung terdorong kea rah thoraks yang sehat, apabila tekanan
intrapleura tinggi.
4). Auskultasi
Suara nafas menurun sampai menghilang pada sisi yang sakit. Pada posisi
duduk, semakin ke atas letak cairan maka akan semakin tipis, sehingga
suara nafas terdengar amforis., bila ada fistel bronkhopleura yang cukup
besar pada pneumothoraks terbuka.
b. B2 ( Blood)

Perawat perlu memonitor dampak pneumothoraks pada status


kardiobvaskular yang meliputi keadaan hemodinamik seperti nadi, tekanan
darah, dan pengisian kapiler darah (capillary refill time-CRT).

c. B3 (Brain)

Pada inspeksi, tingkat kesadaran perlu dikaji. Selain itu, diperlukan


juga pemeriksaan GCS. Apakah compos mentis, somnolen atau koma.

d. B4 (Bladder)

Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan.


Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria. Oliguria
merupakan tanda awal dari syok.

e. B5 (Bowel)

Akibat sesak nafas, klien biasanya mengalami mual dan muntah,


penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.

6. B6 ( Bone )

Pada trauma di rusuk dada, sering didapatkan adanya kerusakan otot


dan jaringan lunak dada sehingga meningkatkan risiko infeksi. Klien sering
dijumpai mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari
hari disebabkan adanya sesak nafas,kelemahan, dan keletiham fisik secara
umum (Muttaqin, Arif,2008)

E. Diagnosis keperawatan
1. Ketidakefektifan pola pernafasan yang berhubungan dengan menurunnya
ekspansi paru sekuner terhadap akumulasi pus dan peningkatan tekanan
positif dalam rongga pleura.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya akumulasi
sekeret jalan nafas.
3. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan adanya port de entri luka
penusukan tindakan WSD.
4. Kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan adaya luka pasca
pemasangan WSD
5. Resiko tinggi trauma yang berhubungan dengan tidak optimalnya drainase
selang sekunder pipa WSD terjepit.
6. Gangguan pemenuhan kebutuhan gizi kurang dari kebutuhan yang
berhubungan dengan peningkapan metabolisme tubuh, penurunan nafsu
makan akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen.
7. Gagguan ADL (Activity Daily Living) yang berhubungan dengan
kelemahan fisik umum, keletihan sekunder, dan adanya sesak nafas.
8. Cemas yang berhubungan dengan adanya ancaman kematian yang
dibayangkan (ketidakmampuan untuk bernafas)
9. Gangguan pola tidur dan istirahat yang berhubungan denga batuk yag
menetap dan sesak nafas serta perubahan suasana lingkungan.
10. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan informasi tentang
proses penyakit dan pengobatan.
(Muttaqin, Arif,2008)

Daftar Pustaka

Muttaqin, Arif.2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Pernafasan.Jakarta:Salemba Medika.

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 1. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai