Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan dasar bagi tindakan dan kerja sama untuk
sebuah pencapaian tujuan. Komunikasi bagi manuasia tidak dapat dipungkiri,
begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Dalam
pertumbuhan perekonomian sekarang ini, keberhasilan suatu perusahaan
dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari bagaimana perusahaan tersebut
berusaha memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada para
pelanggan. Perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan
penyesuaian terhadap mutu pelayanan dari jasa yang ditawarkan, sehingga
apa yang menjadi harapan dan kebutuhan para pelanggan dapat terpenuhi.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu
juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik,
suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil. Tapi sebaliknya,
kurangnya atau bahkan tidak adanya komunikasi akan menghambat kinerja
organisasi.
Didalam suatu perusahaan, atasan dan bawahan penting untuk
menjalain hubungan emosional yang dapat dilakukan dengan memperkuat
komunikasi dan pemberian motivasi. Hal ini menjadi sangat penting
mengingat melalui komunikasi dari pimpinan kepada karyawan diharapkan
dapat memperoleh pengetahuan, pengertian-pengertian dan kebijakan-
kebijakan pimpinan yang berkaitan erat dengan pencapaian program, serta
mampu melaksanakannya, lebih jauh lagi dapat untuk menjaga konsistensi
dan kontiniutas pelaksanaan dan pencapaian target bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi bisnis?
2. Apa saja yang menghambat komunikasi bisnis?
3. Bagaimana cara mengatasi hambatan dan memperbaiki komunikasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi bisnis
2. Untuk mengetahui hambatan komunikasi bisnis
2

3. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan dan memperbaiki


komunikasi.

BAB II
3

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Bisnis


Istilah komunikasi sesungguhnya berpangkal pada perkataan latin
Communis yang atinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan
antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga memiliki akar kata berbahasa
Latin Communico yang artinya membagi (Stuart dalam Cangara, 2004:18).
Ilmu komunikasi merupakan suatu upaya yang sistematis untuk
merumuskan prinsip-prinsip secara tegas, dan atas dasar prinsip-prinsip
tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat atau sikap (Hovland
dalam Cangara, 2004:17).
Everett M. Rogers, seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika, membuat
definisi, Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran inormasi terhadap satu sama lain,
yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian (Rogers dan Kincaid
dalam Cangara, 2004:19).
Ada pula yang mendefinisikan bahwa komunikasi adalah proses dimana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. dalam makna yang sederhana,
komunikasi adalah prosesbertukar pengertian.
Dari uraian atas beberapa pendapat tersebut, komunikasi pada dasarnya
dapat dipandang dari berbagai dimensi. Jika dipandang sebagai proses,
komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan pesan yang
berlangsung secara dinamis. Secara simbolik, komunikasi menggunakan
berbagai lambang atau simbol yang dinyatakan dalam bentuk nonverbal
(isyarat, gerak, dan ekspresi) maupun verbal (bahasa lisan dan tertulis).
Sementara sebagai sistem, komunikasi terdiri atas unsur-unsur yang saling
bergantung dan merupakan satu kesatuan yang integratif.
Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan pihak
lain terangsang untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Jadi, komunikasi
dengan komunikasi yang efektif bukanlah hal yang sama. Kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif akan menambah keberhasilan individu maupun
organisasi.

2.2 Bentuk Dasar Komunikasi


4

Komunikasi bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, percakapan


melalui telepon, mendengarkan radio, tatap muka langsung, menulis memo,
membaca surat kabar, dan lain sebagainya. Bentuk dasar komunikasi ada dua,
yakni komunikasi nonverbal dan verbal.
1. Komunikasi Nonverbal
Bentuk yang paling dasar dari komunikasi dalah komunikasi
nonverbal. Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh,
intonasi suara, sikap, dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang
untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee dan Thill, 2003:4).
Komunikasi nonverbal sering juga disebut bahasa isyarat atau bahasa
diam (silent language). Ahli antropologi mengungkapkan bahwa sebelum
kata-kata ditemukan, komunikasi terjadi melalui gerakan badan atau
bahasa tubuh (body language). Sebagai contoh, membelalakkan mata
atau mengepalkan tangan untuk menyatakn kemarahan, mengangguk
untuk menyatakan persetujuan, saling menyentuh untuk menunjukkan
perhatian, dan lain sebagainya.
Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi
komunikasi nonverbal adalah:
a. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
b. Menunjukkan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan
dengan kata-kata (substitution)
c. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya
(identity)
d. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum
sempurna

Dari berbagai studi yang pernah dilakukan, komunikasi nonverbal


dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk (Cangara, 2004:101):

a. Kinesics
ialah komunikasi nonverbal yang ditunjukkan dengan gerakan
tubuh.
b. Gerakan mata (eye gaze)
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti untuk
memberi isyarat tanpa kata. Gerakan mata dapat mencerminkan
isi hati seseorang. Jika seseorang tertarik pada suatu objek
5

tertentu, maka pandangannya akan terarah pada objek itu tanpa


terputus dalam beberapa saat.
c. Sentuhan (touching)
Ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan.
d. Paralanguage
Ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara
sehingga penerima dapat memahami sesuatu di balik apa yang
diucapkannya. Misalnya, datanglah bisa diartdari tekanan atau
irama suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu di
balik apa yang diucapkannya. Misalnya, datanglah bisa
diartikan betul-betul mengundang atau sekedar basa-basi.
e. Diam
Diam juga merupakan suatu komunikasi nonverbal yang
memiliki arti. Sikap diam sangat sulit diterka dan dapat
menimbulkan keraguan. Diam dapat mengandung arti positif
atau negatif.
f. Postur tubuh
Manusia lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh.
Masing-masing bentuk tubuh dapat menggambarkan karakter
orang yang bersangkutan.
g. Warna
Warna dapat memberi arti terhadap suatu objek. Misalnya,
warna merah menunjukkan kemarahan atau semangat.
Sementara warna putih menunjukkan kesucian atau kebersihan.
Suatu negara atau organisasi dapat dikenal melalui warna.
h. Bunyi
Jika paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara dari
mulut, maka bunyi yang dimaksudkan di sini adalah suara yang
dikeluarkan dari berbagai benda. Misalnya, lonceng letusan
senjata, beduk, tepuk tangan, peluit, dan lain-lain.
i. Bau
Bau juga merupakan komunikasi nonverbal. Bau bisa
dipergunakan untuk melambangkan status. Misalnya, bau
kosmetik dan parfum.

Komunikasi nonverbal memang bisa berdiri sendiri, tetapi sering


dilakukan bersamaan dengan komunikasi verbal.
6

2. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal merupakan suatu bentuk komunikasi di mana
pesan disampaikan secara lisan atau tertulis menggunakan suatu bahasa.
Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara
terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mengandung arti.
Komunikasi verbal tidak hanya menyangkut komunikasi lisan atau
oral communication (berbicara dan mendengar), tetapi juga komunikasi
tertulis atau written communication (menulis dan membaca).
Berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi, bentuk
komunikasi verbal dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Berbicara dan menulis (speaking and writing)
Dalam menyampaikan pesan, berbicara pada umunya lebih
disukai daripada menulis karena lebih nyaman dan praktis.
Namun, tidak semua pesan bisa dengan tepat disampaikan
secara lisan. Pesan yang kompleks dan sangat penting
umumnya disampaikan menggunakan tulisan. Tulisan untuk
tujuan bisnis bisa berupa surat atau laporan.
b. Mendengar dan membaca (listening and reading)
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang terjadi dua
arah. Namun, orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis
cenderung lebih suka memperoleh atau mendapatkan informasi
daripada menyampaikannya. Untuk itu, keterampilan
mendengar dan membaca sangat diperlukan.

2.3 Proses Komunikasi


Bagaimana pengirim menyampaikan pesan kepada penerima? Komunikasi
antarmanusia hanya bisa terjadi bila didukung unsur-unsur komunikasi, dan
komunikasi memerlukan proses. Pembahasan mengenai proses komunikasi
akan dijelaskan melaui beberapa model komunikasi.
1. Model Komunikasi Aristoteles
Aristoteles dalam bukunya Rhetorica (Cangara, 2004:39)
berpendapat bahwa setiap komunikasi terdiri atas 3 (tiga) unsur
penting, yaitu:
a. Pembicara, yakni sumber komunikasi atau orang yang
menyampaikan pesan.
b. Apa yang dibicarakan.
c. Penerima, yaitu orang yang meneriam pesan.
7

2. Model Komunikasi David K. Berlo


Dalam model komunikasi David K. Berlo, unsur-unsur utama
komunikasi terdiri atas SMCR, yakni Source (sumber atau pengirim),
dan Message (pesan atau informasi), Channel (saluran dan media)
Receiver (penerima). Disamping itu, terdapat unsur lain, yaitu
Feedback (tanggapan balik), efek, dan lingkungan.
3. Model Komunikasi Bovee dan Thill
Proses komunikasi tersebut terdiri dari 5 (lima) tahap kegiatan,
yakni:
a. Pengirim memiliki ide/gagasan
Komunikasi diawali dengan adanya ide/gagasan dalam pikiran
seseorang (pengirim) dan kemudian ingin menyampaikannya
kepada orang lain (penerima).
b. Ide diubah menjadi pesan
Ide/gagasan yang ada dalam pikiran pengirim tidak mudah
dimengerti oleh orang lain. Agar dapat dimengerti atau
diterima dengan baik, ide/gagasan yang ada dalam pikiran
diubah menjadi pesan. Bentuk pesan, gaya penyampaian, dan
nada, tergantung pada selera dan pilihanpengirim pesan.
Perubahan ide menjadi pesan sering disebut encoding.
c. Pemindahan pesan
Setelah ide/gagasan diubah menjadi pesan, tahap selanjutnya
adalah memindahkan pesan kepada penerima melalui berbagai
bentuk komunikasi (verbal, nonverbal, lisan, atau tertulis) dan
media komunikasi (tatap muka, telepon, surat, laporan, dan lain
sebagainya). Pemilihan saluran dan media komunikasi
tergantung pada jenis dan sifat pesan yang akan dikirim.
d. Penerima menerima pesan
Penerima mengartikan atau menginterprestasikan pesan yang
diterima.
e. Penerima pesan bereaksi dan mengirimkan umpan balik
Sebagai tanggapan atas pesan yang diterima, penerima akan
memberi sinyal (misalnya mengangguk, tersenyum, atau secara
tertulis). Umpan balik adalah tanggapan dari penerima pesan
dan merupakan elemen kunci dalam rantai komunikasi. Apabila
ternyata penerima tidak memahami pesan, maka pesan perlu
diperbaiki dan dikirim ulang.
8

2.4 Hambatan Komunikasi


Untuk berkomunikasi secara efektif tidaklah cukup hanya dengan
memahami faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas komunikasi, tetapi
juga disertai dengan pemahaman mengenai hambatan-hambatannya.
Hambatan komunikasi bisa terjadi di antar individu (antarmanusia) maupun di
dalam organisasi.
1. Hambatan Komunikasi Antarmanusia

Agar dapat saling memahami, komunikator dan komunikan harus


memiliki pengertian yang sama mengenai kata, gerakan badan, nada suara,
dan simbol-simbol lainnya. Hambatan komunikasi antarmanusia bisa
berupa:

a. Pebedaan persepsi dan bahasa


Persepsi merupakan interprestasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi
seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang
lain.
b. Pendengaran yang buruk
Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata
menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan
melamun atau lelah memikirkan masalah lain, seseorang cenderung
kehilangan minat mendengar.
c. Gangguan emosional
Dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut seseoang akan
meras kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan
baik. Secara praktis, tidak munngkin menghindari komunikasi
ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman sering
terjadi akibat gangguan emosional.
d. Perbedaan budaya
Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat
dihindari, terlebih lagi dalam zaman globalisasi ini. Perbedaan
budaya merupakan hambatan yang paling sulit diatasi.
e. Gangguan Fisik
Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang
bersifat fisik, seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat
9

dibaca, cahaya yang redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik


bisa mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi.

2. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi


Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya
lebih rumit, jumlahnya banyak, dan kontroversial. Hambatan komunikasi
dalam organisasi:
1. Kelebihan beban informasi dan pesan yang bersaing
Perkembangan teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam
suatu organisasi meningkat tajam hingga kecepatan yang semakin
tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, e-mail, dan telepon dari
berbagai sumber telah membanjiri organisasi dan masing-masing
bersaing untuk memperoleh perhatian lebih awal. Hal itu bisa
berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang
dianggap tidak penting, atau pemberian respons yang tidak akurat.
2. Penyaringan yang tidak tepat
Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain di dalam
organisasi, biasnya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan
memotong atau menyingkat pesan. Pesan dalma organisasi dikirim
melalui berbagai saringan. Misalnya, melewati penjaga pintu
terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru kemudian
sampai kepada pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak
sampai sebagian atau bahkan seluruhnya karena telah dipotong
atau dibuang.
3. Iklim komunikasi tertutup atau tidak memadai
Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka merupakan salah satu
ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait
dengan gaya manajemen. Gaya manajemen yang tertutup
cenderung menghambat pertukaran informasi. Demikian pula
saluran yang terlalu banyak bisa mengubah pesan ketika bergerak
vertikal atau horisontal dalam sebuah organisasi.

Hambatan komunikasi pada dasarnya terdiri atas 7 (tujuh) macam


gangguan dan rintangan (Cangara, 2004:131), yaitu:
10

1. Gangguan Teknis, misalnya gangguan pada stasiun radio, jaringan


telepon, kerusakan pada alat komunikasi, dan lain-lain.
2. Gangguan Semantik merupakan gangguan yang disebabkan karena
kesalahan pada bahasa yang digunakan. Misalnya, kata-kata yang
terlalu banyak memakai jargon asing, penggunaan bahasa yang
berbeda, dan penggunaan struktur bahasa yang tidak sebagaimana
mestinya.
3. Gangguan Psikologis merupakan rintangan yang terjadi karena
adanya persoalan dalam diri individu. Misalnya, rasa curiga, situasi
berduka, atau gangguan kejiwaan.
4. Rintangan fisik atau organik merupakan rintangan karena letak
geografis. Misalnya, jarak yang jauh sehingga sulit dicapai alat
transportasi dan komunikasi.
5. Rintangan status merupakan rintangan yang terjadi karena
perbedaan status sosial dan senioritas. Misalnya, antara raja dengan
rakyat, antara atasan dan bawahan, atau antara dosen dan
mahasiswa.
6. Rintangan kerangka pikir merupakan rintangan yang terjadi karena
adanya perbedaan pola pikir bisa disebabkan karena pengalaman
dan latar pendidikan yang berbeda.
7. Rintangan budaya merupakan rintangan yang disebabkan oleh
perbedaan norma, kebiasaan, dan nilai-nilai yang dianut.

2.5 Cara Memperbaiki Komunikasi


Cara mengatasi hambatan dan memperbaiki komunikasi agar menjadi
efektif (Bovee dan Thill, 2003:22) adalah:
1. Memelihara iklim komunikasi terbuka
Iklim komunikasi merupakan campuran dari nilai, tradisi dan
kebiasaan. Komunikasi terbuka akan mendorong keterusterangan dan
kejujuran serta mempermudah umpan balik.
2. Bertekat memegang teguh etika berkomunikasi
Etika merupakan prinsip-prinsip yang mengatur seseorang untuk
bersikap atau membawa diri. Orang yang tidak etis biasanya egois dan
tidak peduli salah atau benar, serta menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan. Komunikasi etis termasuk semua informasi yang
relevan, benar dalam segala segi, dan tidak memperdayakan orang lain
dengan cara apapun. Perbedaan nilai-nilai yang dianut bisa
11

menyebabkan terjadinya dilema etika. Misalnya, mengungkapkan atau


merahasiakankecurangan yang dilakukan organisasi.
3. Memahami kesulitan komunikasi antarbudaya
Majunya perkembangan teknologi dan informasi telah menyebabkan
terjadinya interaksi antarbudaya, baik dalam lingkup regional,
nasional, maupun internasional. Memahami latar belakang,
pengetahuan, kepribadian, dan persepsi antarbudaya akan membantu
mengatasi hambatan komunikasi yang terjadi karena perbedaan
budaya.
4. Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada
penerima.
Menggunakan pendekatan yang berpusat pada penerima berarti tetap
mengingat penerima ketika sedang berkomunikasi. Sikap empati,
peduli, atau peka terhadap perasaan dan kepentingan orang lain bisa
menjadi kunci keberhasilan dalam berkomunikasi.
5. Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggung jawab
untuk memperoleh dan membagi informasi.
Teknologi dapat dipergunakan untuk menyusun, merevisi, dan
mendistribusikan pesan. Penggunaan yang bijaksana dan
bertanggungjawab akan mendorong terciptanya komunikasi yang
efektif.
6. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal itu
dapat dilakukan dengan cara:
a. Memahami pesan dengan penerima
b. Mengembangkan dan menghubungkan gagasan
c. Mengurangi jumlah pesan
d. Memilih saluran atau media yang tepat
e. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
.1.1 Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran inormasi terhadap satu sama
12

lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian. (Rogers
dan Kincaid dalam Cangara, 2004:19).
.1.2 Hambatan Komunikasi bisa terjadi di antara individu (antarmanusia)
maupun di dalam organisasi, yakni:
a. Hambatan Komunikasi Antarmanusia
- Perbedaan persepsi dan bahasa
- Pendengaran yang buruk
- Gangguan emosional
- Perbedaan budaya
- Gangguan fisik
b. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
- Kelebihan beban informasi dan pesan yang bersaing
- Penyaringan yang tidak tepat
- Iklim komunikassi tertutup atau tidak memadai
- Gangguan Teknis
- Gangguan Semantik
- Gangguan Psikologis
- Rintangan fisik
- Rintangan status
- Rintangan kerangka pikir
- Rintangan budaya.
3.1.3 Cara mengatasi hambatan dan memperbaiki komunikasi agar menjadi
efektif (Bovee dan Thill, 2003:22) adalah:
- Memelihara iklim komunikasi terbuka
- Bertekat memegang teguh etika berkomunikasi
- Memahami kesulitan komunikasi antarbudaya
- Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada
penerima
- Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggung
jawab untuk memperoleh dan membagi informasi
- Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien

3.2 Saran
13

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.


Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi Bisnis. Jakarta: PT
RadjaGrafindo Persada.
Bovee, L. Courtland dan John V. Thill. 2003. Komunikasi Bisnis, Buku Kedua,
Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai