Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan
yang dilalui oleh anak usia dini. Tetapi kenyataannya, sebagian besar
orang tua dan guru tidak memahami akan potensi luar biasa yang dimiliki
anak-anak pada usia itu. Keterbatasan pengetahuan dan informasi yang
dimiliki orang tua dan guru, menyebabkan potensi yang dimiliki anak tidak
berkembang dan juga kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas untuk melakukan perubahan


tingkah laku pada diri individu yang belajar. Perubahan tingkah laku terjadi
karena usaha individu yang bersangkutan baik mencakup ranah-ranah
efektif, kognitif dan psikomotor (Bloom, 1974).

Dalam pembahasan makalah ini, untuk mencapai pemahaman tentang


dasar teoritis perkembangan sosial dan emosi pada masing-masing
(individu) anak usia dini, maka diharapkan mampu mendeskripsikan
secara singkat pengertian sosial dan emosi, serta menggambarkan
mekanisme terjadinya berbagai emosi dalam diri manusia, serta
memahami penahapan perkembangan sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian perkembangan emosi aud
2. Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan emosi
3. Karakteristik emosi
4. Fungsi emosi dalam perkembangan anak
5. Tanda emosi awal pada masa bayi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian perkembangan emosi Aud


Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan
senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam World Book
Dictionary (1994: 690) emosi didefinisikan sebagai "berbagai perasaan
yang kuat". Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan.
Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi.
Menurut para ahli, Pengertian Emosi :
1. Menurut Goleman (1995:411) emosi merujuk pada suatu perasaan
atau pikiran-pikiran khas, suatu keadaan biologis dan psikologis serta
rangkaian kecenderungan untuk bertindak.
2. Menurut Syamsuddin (1990:69) mengemukakan emosi merupakan
suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang meyertai atau
muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku.
Pendapat lain mengatakan bahwa Emosi adalah perasaan intens yang
ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi
terhadap seseorang atau kejadian.

B. Faktor yang mempengaruhi perkembang emosi Aud


Menurut setiawan jumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan
emosi anak prasekolah atau tk, mampu menimbulkan gangguan yang
mencemaskan para pendidik dan orang tua. faktor faktor tersebut yaitu
meliputi :
1. Pengaruh keadaan individu sendiri
Keadaan diri individu, seperti usia, keadaan fisik, intelegensi
(Hurlock) dapat mempengaruhi perkembangan emosi individu, perlu
adanya tindakan preventif untuk menghindari dampak serius dari
pengaruh emosi yang timbuldari dalam diri anak.

2. Konflik konflik dalam proses perkembangan


Didalam menjalani fase fase perkembangan tiap anak harus
melalui beberapa macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui
dengan sukses tetapi ada juga anak yang mengalami gangguan
atau hambatan dalam menghadapi konflik konflik ini
3. Sebab sebab lingkungan
Anak anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan emosi. ketiga faktor yang berpengaruh terhadap
perkembangan tersebut adalah

a. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi
perkembangan emosi anak anak usia pra sekolah.

b. Lingkungan sekitarnya
Kondisi lingkungan disekitar akan sangat berpengaruh terhadap
tingkah laku serta perkembangan emosi dan pribadi
anak.Lingkungan yang dapat mempengaruhi emosi pada anak
bahkan mungkin menganggunya adalah :
1) Daerah yang terlalu padat
2) Daerah yang memiliki angka kejahatan tinggi
3) Kurangnya fasilitas rekreasi
4) Tidak adanya aktivitas yang di organisasikan dengan baik
untuk anak

c. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan gangguan emosi
yangmenyebabkan terjadinya gangguan tingkah laku pada anak yaitu
seperti ini :
1) Hubungan yang kurang harmonis antara guru dan anak
2) Hubungan yang kurang harmonis dengan teman temannya

C. Karakteristik perkembangan emosi anak usia taman kanak-


kanak
1. Ciri utama reaksi emosi pada anak
Reaksi emosi anak sangat kuat, dalam hal kekuatan, makin
bertambahnya usia anak, dan semakin bertambah matangnya
emosi anak maka anak akan semakin terampil dalam memiliki
dan memiliki kadar keterlibatan emosionalnya.
Reaksi emosi seringkali muncul pada setiap peristiwa dengan
cara yang diinginkannya. Semakin emosi ank berkembang
menuju kematangannya, mereka akan belajar mengontrol diri
dan memperlihatkan reaksi emosi dengan cara dapat diterima
lingkungan.
Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi kekondisi
lain
Reaksi emosi bersifat individual
Keadaan emosi anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku
yang ditampilkan

2. Bentuk reaksi emosi pada anak


Adapun beberapa bentuk emosi umum terjadi pada awal masa anak-
anak yang dikemukakan oleh Hurlock (1993:117) adalah:
Amarah
Takut
Cemburu
Ingin tahu
Iri hati
Senang
Sedih
Kasih sayang

D. Fungsi Sosial dan emosial bagi anak usia dini
Fungsi dan peranan emosi pada perkembangan anak adalah :
1. Merupakan bentuk komunikasi, sehingga anak dapat
menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain.
Sebagai contoh, anak yang merasakan sakit atau marah biasanya
mengekspresikan emosinya dengan menangis. Menangis ini
merupakan bentuk komunikasi anak dengan lingkungannya pada
saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk
bahasa verbal. Demikian pula halnya ekspresi tertawa terbahak-
bahak ataupun memeluk ibunya dengan erat. Ini merupakan
contoh bentuk komunikasi anak yang bermuatan emosional.

2. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan


penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya, antara lain
berikut ini.
1) Tingkah laku emosi anak merupakan sumber penilaian
lingkungan sosial terhadap dirinya. Penilaian lingkungan sosial
ini akan menjadi dasar individu dalam menilai dirinya sendiri.
Penilaian ini akan menentukan cara lingkungan sosial
memperlakukan seorang anak, sekaligus membentuk konsep
diri anak berdasarkan perlakuan tersebut. Sebagai contoh,
seorang anak sering mengekspresikan ketidaknyamanannya
dengan menangis, lingkungan sosialnya akan menilai ia
sebagai anak yang "cengeng". Anak akan diperlakukan sesuai
dengan penilaiannya tersebut, misalnya entah sering
mengolok-olok anak, mengucilkannya atau bisa juga menjadi
over protective.
2) Emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat
mempengaruhi interaksi sosial anak melalui reaksi-reaksi yang
ditampilkan lingkungannya. Melalui reaksi lingkungan sosial,
anak
dapat belajar untuk membentuk tingkah laku emosi yang
dapat
diterima lingkungannya. Jika anak melempar mainannya saat
marah, reaksi yang muncul dari lingkungannya adalah kurang
menyukai atau menolaknya. Reaksi yang kurang
menyenangkan ini, membuat anak memperbaiki ekspresi
emosinya agar dapat diterima di lingkungan masyarakatnya.
3) Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan dapat menentukan
iklim psikologis lingkungan. Artinya, apabila ada seorang anak
yang pemarah dalam suatu kelompok maka dapat
mempengaruhi kondisi psikologis lingkungannya saat itu,
misalnya permainan menjadi tidak menyenangkan, timbul
pertengkaran atau malah bubar.
4) Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang
dapat menjadi satu kebiasaan. Artinya, apabila seorang anak
yang ramah dan suka menolong merasa senang dengan
perilakunya tersebut dan lingkungan pun menyukainya maka
anak akan melakukan perbuatan tersebut berulang-ulang
hingga akhirnya menjadi kebiasaan.
5) Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau
mengganggu aktivitas motorik dan mental anak. Seorang
anak yang mengalami stress atau ketakutan menghadapi
suatu situasi, dapat menghambat anak tersebut untuk
melakukan aktivitas. Misalnya, seorang anak akan menolak
bermain finger painting (melukis dengan jari tangan) karena
takut akan mengotori bajunya dan dimarahi orang tuanya.
Aktivitas finger painting ini sangat baik untuk melatih motorik
halus dan indra perabaannya. Namun, hambatan emosional
(takut dimarahi orang tuanya) anak menjadi kehilangan
keberanian untuk mencobanya dan hilanglah kesempatan
pengembangan dirinya.
E. Tanda emosi pertama (bayi)
Para bayi yang baru lahir menunjukkan ke tidak senangan mereka
dengan cara yang sederhana, Mereka mengeluarkan tangis yang
memekakan telinga, menendang-nendang tangan dan kaki seria
mengejangkan tubuh mereka.
1. Menangis Menangis adalah cara paling ampuh dan terkadnag
merupakan satu-satunya cara bayi untuk mengkomunikasikan
kebutuhan mereka. Beberapa riset telah membedakan empat pola
tangisan (Wolff, 1969):
a. Tangisan Lapar (hunger cry) yaitu tangisan ramis yang tidak
selalu diasosiasikan dengan rasa lapar
b. Tangisan Marah (angry cry )yaitu vaniasi tangisan nitmis dimana
pengeluaran udara dilakukan melalui pita suara
c. Tangisan Sakit (pain cry) yaitu tangisan keras yang terjadi tiba-
tiba tanpaada isakan pendahuluan, terkadang diikuti dengan
penahan napas
2. Tersenyum dan tertawa

3. Emosi Dasar
Merujuk kepada satu model (Lewis, 1997), segera setelah lahir, bayi
menunjukkan sinyal kegembiraan, ketertarikan dan ketertekanan.
Semua ini merupakan respon menyebar, reflekssif dan mayoritas
bersifat psikologis terhadap rangsangan sensoris atau proses
internal Pada enam bulan ke depan atau lebih, semua kondisi
emosional awal ini terpilah menjadi emosi yang sebenarnya, rasa
gembira sedih, jijik, marah dan takut yang merupakan reaksi
terhadap even yang bermakna bagi bayi. Sebagaimana yang akan
kita bahas pasa bagian berikutnya, kemunculan emosi dasar ini
berkaitan dengan jam biologis kematangan neurogikal.
4. Empati
Merasakan apa yang dirasakan orang lain Empati-kemampuan untuk
memposisikan din pada posisi orang lain dan merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain.
Empati bergantung pada kognisi social (social cognition);
kemampuan kognitif untuk memahami bahwa orang lain juga
memiliki kondisi mental dan kemampuan untuk mengukur perasaan
dan perhatian mereka.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Melalui metode perkembangan sosial dan emosi anak usia dini berperan
penting dalam kehidupan anak, selain itu juga berpengaruh pada dimensi
2 aspek perkembangan yang lainnya.
Agar pengaruhnya dapat dikenali dan ditanggapi secara positif, maka kita
perlu meningkatkan pelayanan dan selalu peka terhadap perkembangan
sosial dan emosi anak didik kita, baik secara pribadi maupun menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai