PENDAHULUAN
Pemikiran tentang teori evolusi sebenarnya telah ada dan tercetus paling
tidak sejak abad ke 6 SM. Namun baru pada sekitar abad ke 18 pemikiran tentang
gagasan teori evolusi mulai ditelusuri lagi oleh para filsuf dan bilogiawan, dimana
salah satu tokoh yang paing terkenal dalam Teori Evolusi adalah Charles Darwin.
Perdebatan mengenai mekanisme yang terjadi dalam teori tersebut terus berlanjut.
Sehingga ada banyak kontradiksi yang terjadi mengenai pendapat para pakar.
Namun pada akhirnya sekitar tahun 1930-an para pakar berhasil menyimpulkan
sebuah teori yang dianggap mampu menyatukan perbedaan pendapat yang ada
sebelumnya, sehingga munculah istilah biologi evolusioner.
1
Ppermatozoid dengan sel sel telur. Kebanyakan dari perubahan sepanjang
hidupnya ialah suatu perubahan dialam eksperesi dari potensi pertumbuahan yang
terkandung didalam gen. Didalam populasi , baik komposisi genetik maupun dari
potensi pertumbuhan dapat berubah. Perubahan komposisis genetik populasi
adalah evolusi. Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun
prosesnya diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa ada
variasi (kenanekaragaman), evolusi tidak akan terjadi , dialam ada faktor yang
bekerja untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis . bila ada secara sendiri
maka kedu faktor tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor
tersebut bekerja secara harmonis.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
3
II. METODE PENULISAN
4
bertambah dalam populasi dibandingkan dengan anggota populasi lain yang
mempunyai nilai seleksif rendah. Walaupun mutasi adalah dasar variasi, tetapi
peranannya hanya kecil. Yang lebih penting: kombinasi dan poliploidi. Faktor-
faktor yang menjadi penyebab terjadinya mutasi adalah demikian banyak aspek
variabel faktor lingkungan. Faktor- faktor tersebut dikenal sebagai mutagen. Pada
umumnya faktor- faktor lingkungan penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi :
Agen mutagenik dari faktor fisika berupa radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik
antara lain berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar X,
partikel beta, pancaran netron ion- ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai
daya ionisasi. Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif. Suatu zat
radioaktif dapat berubah secara spontan menjadi zat lain yang mengeluarkan
radiasi. Ada radiasi yang menimbulkan ionisasi ada yang tidak. Radiasi yang
menimbulkan ionisasi dapat menembus bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-
sel dan membuat ionisasi molekul zat dalam sel, sehingga zat- zat itu tidak
berfungsi normal atau bahkan menjadi rusak. Sinar tampak gelombang radio dan
panas dari matahari atau api, juga membentuk radiasi, tetapi tidak merusak.
2. Faktor Kimia
Banyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut antara lain adalah sebagai
berikut: Pestisida, Industri, Makanan dan minuman dan Obat.
3. Faktor Biologi
5
pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua
jenis: seksual dan aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua
individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal
adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih
kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih
sederhana, biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual (Gonnick,
2006). Reproduksi seksual merupakan proses penting untuk kelangsungan hidup
organisme, termasuk manusia. Melalui pertukaran materi genetik, dan
diversifikasi kombinasi gen dalam keturunan, organisme dapat memastikan
kemampuan bertahan hidup dalam dunia yang terus berubah. Tanpa reproduksi
seksual, itu akan menjadi masalah waktu sebelum banyak organisme di planet
mengalami kepunahan besar-besaran. Misalnya yaitu anak bayi adalah hasil dari
salah satu proses yang paling penting di alam.
b. Diskusi
Diskusi mengenai tema dalam makalah ini dilakukan secara diskusi
kelompok antar anggota.
6
III. PEMBAHASAN
7
tinggi, sehingga kita dapat melihat bahwa sifat yang diwariskan. Sekarang
bayangkan bahwa beberapa kondisi yang timbul membuatnya lebih mungkin
untuk joki untuk mereproduksi berhasil dari pemain basket. Joki memiliki anak
lebih sering, dan anak-anak ini cenderung pendek. Pemain basket memiliki anak
lebih sedikit, jadi ada orang-orang tinggi lebih sedikit. Setelah beberapa generasi,
tinggi rata-rata manusia berkurang. Manusia telah berevolusi menjadi lebih
pendek.
Evolusi benar-benar terjadi dalam biologi seluruh organism mulai
prokariot dan eukariot dengan bukti adanya mekanisme pertukaran genetik antar
individu (rekombinasi) dan mutasi (Ayala, dkk, dalam Corebima 2010).
Perubahan makhluk hidup (evolusi) terjadi yaitu pada tingkat gen dan kromosom
(mikroevolusi) dan evolusi pada tingkat populasi. Perubahan di tingkat gen dan
kromosom dapat menghasilkan karakter yang dapat menuju ke arah perbaikan
sifat atau keanekaragaman sifat dan keburukan sifat yang merugikan makhluk
hidup yang mengalaminya. Adanya variasi genetik hasil mutasi merupakan bahan
mentah dari proses evolusi yang berlangsung dengan laju yang sangat lambat.
Setiap makhluk hidup memiliki segala sesuatu tentang konstruksi
dikodekan dalam struktur kimia khusus yang disebut DNA. Dalam DNA adalah
urutan kimia yang mendefinisikan sifat atau set ciri-ciri tertentu. Urutan ini
dikenal sebagai gen. Bagian dari setiap gen yang menghasilkan ekspresi yang
berbeda-beda sifat disebut alel. Karena sifat adalah sebuah ekspresi dari alel,
kecenderungan sifat tertentu muncul dalam suatu populasi disebut sebagai
frekuensi alel. Pada dasarnya, evolusi adalah perubahan pada frekuensi alel
selama beberapa generasi.
Kesalahan konsep bahwa mutasi mempunyai kepentingan dalam proses
evolusi yaitu konsep yang benar bahwa mutasi terjadi tanpa ada kaitan dengan
kepentingan apakah mutasi itu bermanfaat atau tidak atau bahkan merugikan bagi
yang memiliki perangkat tersebut (Ayala, 1984). Di lain pihak sebenarnya mutasi
banyak merugikan. Hal ini dapat dipahami bahwa gen-gen yang terkandung dalam
tiap populasi sudah lolos dari seleksi alam. Varian alela dalam populasi bersifat
adaptif, dan setiap mutan baru memang berpeluang merugikan sekalipun dapat
menguntungkan. Contoh mutasi pada mamalia di Alaska yang berakibat
8
tumbuhnya bulu lebat lebih menguntungkan daripada bila terjadi di Florida
(Ayala, dkk, 1984) Jadi pada dasarnya mutasi tidak menguntungkan atau
merugikan, efek ini baru dikualifikasi menguntungkan atau merugikan setelah
dihubungkan dengan habitat lingkungan tempat hidup individu yang mengalami
mutasi. Peluang tiap mutan memperbesar daya penyesuaian individu lebih besar
bila populasi yang mengandung mutan menempati habitat baru atau terjadi
perubahan lingkungan (Ayala, dkk, 1984). Catatan sejarah evolusi menunjukkan
bahwa perubahan evolusioner yang besar misalnya dalam kaitan dengan
munculnya vertebrata yang hidup di darat sering berkaitan dengan kolonisasi
habitat baru.
Mutasi dapat memperkenalkan sifat yang benar-benar baru dan tidak
pernah muncul pada spesies yang sebelumnya. Mutasi merupakan mekanisme
evolusi yang penting dan dapat memunculkan spesies baru dengan sifat yang
umumnya lebih baik, tergantung dari angka laju mutasi. Angka laju mutasi adalah
angka yang menunjukkan jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang
dihasilkan oleh suatu individu dari suatu spesies. Reproduksi seksual mencampur
gen dari masing-masing induk dengan membelah, memecah dan pencampuran
kromosom (untaian yang mengandung DNA) selama penciptaan setiap sperma
dan sel telur. Saat sperma dan telur menggabungkan, beberapa gen dari induk
jantan dan beberapa gen dari induk betina yang dicampur secara acak,
menciptakan campuran unik dari alel pada keturunan mereka. Bakteri, yang tidak
bereproduksi secara seksual, dapat menyerap bit DNA mereka hadapi dan
memasukkan ke dalam kode genetik mereka sendiri melalui berbagai metode
rekombinasi genetik. Reproduksi seksual itu sendiri merupakan produk seleksi
alam organisme yang berbaur gen dengan cara ini mendapatkan akses ke
berbagai besar ciri-ciri, membuat mereka lebih mungkin untuk menemukan ciri-
ciri yang tepat untuk bertahan hidup.
Mutasi merupakan kerusakan struktur yang terjadi disebabkan pergantian
basa maupun aberasi kromosom. Rekombinasi merupakan pembentukan asosiasi
baru dari gen-gen. Jadi rekombinasi bukan perubahan struktur DNA, tapi sesuatu
yang sudah ada kemudian membentuk kombinasi baru. Mutasi dan rekombinasi
tidak ada hubungan, kecuali bahwa kedua peristiwa ini samasama menimbulkan
9
perubahan materi genetik, dan beberapa rekombinasi juga menimbulkan beberapa
perubahan fenotifik yang lazim merupakan dampak mutasi (Brown 1989 dalam
Corebima, 2002).
Mutasi tidak berperan dalam evolusi, mutasi tidak menghasilkan suatu
bentuk evolusi. Hal ini berdasarkan alasan bahwa DNA memiliki struktur
kompleks, dan perubahan-perubahan acak merusak struktur DNA. Mutasi asli
sangat jarang terjadi di alam, kebanyakan mutasi berbahaya karena terjadi secara
acak, bukan secara teratur mengubah struktur gen; setiap perubahan acak dalam
suatu sistem yang tertata rapi hanya memperburuk, bukan memperbaiki. Semua
mutasi telah terbukti berbahaya. Gen termutasi ternyata membahayakan. Sebagai
contoh percobaan untuk menghasilkan mutasi pada lalat buah, tidak ada yang
menghasilkan mutasi bermanfaat. Lalat buah yang dikembangbiakkan selama
lebih dari 60 tahun di laboratorium seluruh dunia yang menghasilkan keturunan
baru setiap sebelas hari tidak pernah menghasilkan spesies baru (Effendi dkk,.
2002).
Konsep yang benar adalah pada umumnya laju mutasi yang teramati
rendah tetapi beberapa gen sering bermutasi daripada yang lain atau mutasi
spontan (Ayala, 1984). Gardner, dkk (1991) menyatakan bahwa laju mutasi yang
rendah didasarkan pada mutasi yang dampaknya terdeteksi dan bukan mutasi yang
dampaknya tidak terdeteksi, apalagi mutasi yang sudah sempat diperbaiki. Laju
mutasi yang terdeteksi secara individual memang rendah, akan tetapi jika
diperhatikan kenyataan bahwa tiap individu memiliki banyak gen dan tiap spesies
tersusun dari banyak individu, maka (dalam batas mutasi yang terdeteksi
sekalipun) sebenarnya mutasi merupakan peristiwa yang biasa, tidak merupakan
peristiwa yang jarang (Ayala, 1984). Mutasi terjadi secara terus menerus dan
sering terjadi, Mutasi adalah proses yang teratur, tapi sebagian besar mutasi itu
sering dapat diperbaiki, sehingga yang tidak dapat diperbaiki tinggal sedikit. Efek
mutasi terjadi ketika ada perubahan nukleotida yang sudah tidak dapat diperbaiki
lagi. Ada gengen tertentu yang sangat sering mengalami mutasi.
Konsep yang benar adalah bahwa Mutasi terjadi secara acak maksudnya
terkait dengan DNA pada urutan nukleotida yang mana yang mengalami mutasi
tidak bisa ditentukan apakah pada kodegen atau non kodegen. Mutasi dapat terjadi
10
pada kodegen yang mengekspresikan sifat (RNAd) maupun gen yang mengkode
RNAt, RNAr atau juga terjadi pada sekuens yang tidak mengkode RNA (Ayala,
1984). Tidak ada cara mengetahui suatu gen mana yang mengalami mutasi dan
mana yang tidak mengalaminya. Mutasi tidak terarah diartikan bahwa hasil mutasi
tidak ada tujuan. Mutasi tidak bertujuan untuk kepentingan adaptasi. Mutasi
memunculkan keragaman. Keragaman itulah yang akan menjadi sumber variasi.
Variasi atau mutan yang sesuai dengan lingkungan maka dialah yang survive
(Ayala, 1984).
Menurut Clark (2005), Melalui pendekatan molekuler ini terbukti bahwa
evolusi memang terjadi. Evolusi makhluk hidup terjadi akibat mutasi pada DNA,
RNA dan Protein. Evolusi terjadi karena protein-protein yang berbeda
berkembang dengan laju yang berbeda dengan contoh-contoh laju perubahan
protein sehingga berpengaruh pada kecepatan evolusi. Sebagaimana dinyatakan di
bagian awal tentang konsep mutasi yang tidak berperan dalam evolusi karena
mutasi jarang terjadi, tidak menguntungkan, dan tidak berperan dalam evolusi
terbukti tidak benar
11
fisiologi dan kelakuan yang khusus. Hal ini dapat kita lihat pada kucing dan
anjing dan kuda., variasi individu pada cacing, burung jalak, bajing atau bayam
sukar sekali kita dapatkan meskipun hal itu ada. Meskipun variasi individu ini
terdapat dan hali ini mungkin tidak dapat kita lihat oleh mata kita, hal ini terjadi
pada binatang bersel satu sampai dengan ikan paus. Dengan demikian, populasi
terdiri dari sejumlah individu yang memiliki sifat penting tetapi berbeda satu
sama lain didalam berbagai hal.
Variasi berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran
gen), dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga
datang dari tukar ganti gen antara spesies yang berbeda: contohnya
melalui transfer gen horizontal pada bakteria dan hibridisasi pada
tanaman.Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui
proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh
individu spesies tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat
mengakibatkan perubahan yang dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse
dan manusia hanya berbeda pada 5% genomnya.
Perbedaan- perbedaan diatas dapat kita lihat dengan nyata dan dapat pula
sangat samar- samar. Dengan demikian, jika terjadi suatu seleksi yang
menentang beberapa varian dan seleksi menguntungkan untuk varian lain
didalam suatu populasi, maka komposisi kesehatan dari populasi itu dapat
12
berubah dengan berjalannya waktu , sebab sifat dari populasi itu ditentukan
oleh induvidu didalamnya. Secara umum variasi genetik dapat dibedakan
menjadi 5 penyebab (agensia evolutif), yakni mutasi rekombinasi gen,genetic
drift, gen flow dan seleksi alam.
13
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Sebaiknya dalam penulisan lebih baik lagi. Dan lebih memahami materi
yang dikaji.
14
15