Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori evolusi sudah dikemukakan sejak zaman Aristoteles dimana teori


tersebut berusaha menjelaskan proses evolusi yang meliputi sumber variabilitas,
organisasi variasi genetic dalam populasi, diferensiasi populasi, isolasi
reproduktif, asal mula spesies dan hibridisasi. Biologi Evolusi ilmu yang lunak
yang mempunyai daya prediksi lemah. Teorinya tersusun atas data yang tidak
lengkap atau yang belum sempurna dipahami, meskipun ia tergolong ilmu hayat,
bahasannya lebih cenderung ke kutup humanika daripada ke kutup eksakta. Teori
evolusi sendiri berevolusi sejak zaman Aritoteles melalui Cuvier, lamarck, ke
Erasmus Darwin dan Charles Darwin/Alfred Wallace. Tokoh yang paling terkenal
adalah Darwin. Darwin banyak terpengaruh oleh Linnaeus dan Malthus. Teori
evolusi sendiri lebih banyak dipengaruhi oleh de Vries dan Mendel, Morgan dan
Muller, lalu Mayr, Dobhansky. Di jaman Darwin belum ada genetika,
paleantropologi dan geokronologi, bahkan ilmu-ilmu lain juga belum
berkembang, seperti geologi, paleogeografi, dan embriologi komparatif.

Pemikiran tentang teori evolusi sebenarnya telah ada dan tercetus paling
tidak sejak abad ke 6 SM. Namun baru pada sekitar abad ke 18 pemikiran tentang
gagasan teori evolusi mulai ditelusuri lagi oleh para filsuf dan bilogiawan, dimana
salah satu tokoh yang paing terkenal dalam Teori Evolusi adalah Charles Darwin.
Perdebatan mengenai mekanisme yang terjadi dalam teori tersebut terus berlanjut.
Sehingga ada banyak kontradiksi yang terjadi mengenai pendapat para pakar.
Namun pada akhirnya sekitar tahun 1930-an para pakar berhasil menyimpulkan
sebuah teori yang dianggap mampu menyatukan perbedaan pendapat yang ada
sebelumnya, sehingga munculah istilah biologi evolusioner.

Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan


suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama : variasi,reproduksi,
dan seleksi. Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi, hanyalah
suatu populasi yang dapat mengalami hal tersebut . Komposisi genetik dari suatu

1
Ppermatozoid dengan sel sel telur. Kebanyakan dari perubahan sepanjang
hidupnya ialah suatu perubahan dialam eksperesi dari potensi pertumbuahan yang
terkandung didalam gen. Didalam populasi , baik komposisi genetik maupun dari
potensi pertumbuhan dapat berubah. Perubahan komposisis genetik populasi
adalah evolusi. Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun
prosesnya diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa ada
variasi (kenanekaragaman), evolusi tidak akan terjadi , dialam ada faktor yang
bekerja untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis . bila ada secara sendiri
maka kedu faktor tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor
tersebut bekerja secara harmonis.

The origin of Species Darwin mengungkapkan seleksi alam merupakan


mekanisme utama dari evolusi. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang
menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan
reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya,
sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-
sifat yang menguntungkan ini. Seleksi alam bukanlah satu-satunya penyebab dari
evolusi.

Dalam evolusi Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga


proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar
evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk
hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme
bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru
dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar
populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual,
kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-
perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Evolusi Berlangsung?


2. Bagaimana Reproduksi Seksual dan Mutasi Menyebabkan Evolusi ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui proses terjadinya evolusi


2. Mempelajari bagaimana reproduksi seksual dan mutasi menyebabkan evolusi

1.4 Manfaat

Penulisan ini memberikan beberapa manfaat terutama dalam aspek


akademis dimana masyarakat dapat mengetahui mekanisme evolusi, dan
bagaimana reproduksi dan mutasi menyebabkan evolusi serta mengetahui
mengapa variasi genetic menjadi dasar dari evolusi.

3
II. METODE PENULISAN

2.1 Objek Penulisan


Objek penulisan yang kami angkat dari tema Mutasi dan Reproduksi Seksual
Penyebab Evolusi adalah populasi.
2.2 Dasar Pemilihan Objek
Dasar pemilihan objek yang kami gunakan adalah karena evolusi berlangsung
pada populasi.
2.3 Metode Pengumpulan Data
a. Kaji Pustaka

Evolusi merupakan perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi


organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah suatu populasi yang
dapat mengalami hal tersebut. Komposisi genetik dari suatu individu sudah
ditentukan semenjak terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara spermatozoid
dengan sel sel telur. Kebanyakan dari perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu
perubahan dialam eksperesi dari potensi pertumbuahan yang terkandung didalam
gen. Didalam populasi, baik komposisi genetik maupun dari potensi pertumbuhan
dapat berubah. Perubahan komposisis genetik populasi adalah evolusi.
Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun prosesnya
diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa ada variasi
(kenanekaragaman), evolusi tidak akan terjadi , dialam ada faktor yang bekerja
untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis. Bila ada secara sendiri maka kedua
faktor tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor tersebut bekerja
secara harmonis.

Mutasi diartikan sebagai perubahan faktor keturunan atau sifat keturunan


(gen) dan perubahan itu bersifat fisikokimia. Mutasi terjadi secara acak, yang
beradaptasi hanya sebagian kecil. Bila suatu mutasi mempunyai nilai ketahanan
dan bentuk baru yang diturunkan telah nampak, maka ketahanan, kedewasaan dan
reproduksi dari bentuk baru itu tidak bersifat acak lagi. Mereka, cenderung untuk

4
bertambah dalam populasi dibandingkan dengan anggota populasi lain yang
mempunyai nilai seleksif rendah. Walaupun mutasi adalah dasar variasi, tetapi
peranannya hanya kecil. Yang lebih penting: kombinasi dan poliploidi. Faktor-
faktor yang menjadi penyebab terjadinya mutasi adalah demikian banyak aspek
variabel faktor lingkungan. Faktor- faktor tersebut dikenal sebagai mutagen. Pada
umumnya faktor- faktor lingkungan penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi :

1. Faktor Fisika atau Radiasi

Agen mutagenik dari faktor fisika berupa radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik
antara lain berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar X,
partikel beta, pancaran netron ion- ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai
daya ionisasi. Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif. Suatu zat
radioaktif dapat berubah secara spontan menjadi zat lain yang mengeluarkan
radiasi. Ada radiasi yang menimbulkan ionisasi ada yang tidak. Radiasi yang
menimbulkan ionisasi dapat menembus bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-
sel dan membuat ionisasi molekul zat dalam sel, sehingga zat- zat itu tidak
berfungsi normal atau bahkan menjadi rusak. Sinar tampak gelombang radio dan
panas dari matahari atau api, juga membentuk radiasi, tetapi tidak merusak.

2. Faktor Kimia

Banyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut antara lain adalah sebagai
berikut: Pestisida, Industri, Makanan dan minuman dan Obat.

3. Faktor Biologi

Lebih dari 20 macam virus penyebab kerusakan kromosom. Misalnya virus


hepatitis menimbulkan aberasi pada darah dan sumsum tulang. Virus campak,
demam kuning, dan cacar juga dapat menimbulkan aberasi.

Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana


individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar
mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap
individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh

5
pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua
jenis: seksual dan aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua
individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal
adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih
kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih
sederhana, biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual (Gonnick,
2006). Reproduksi seksual merupakan proses penting untuk kelangsungan hidup
organisme, termasuk manusia. Melalui pertukaran materi genetik, dan
diversifikasi kombinasi gen dalam keturunan, organisme dapat memastikan
kemampuan bertahan hidup dalam dunia yang terus berubah. Tanpa reproduksi
seksual, itu akan menjadi masalah waktu sebelum banyak organisme di planet
mengalami kepunahan besar-besaran. Misalnya yaitu anak bayi adalah hasil dari
salah satu proses yang paling penting di alam.
b. Diskusi
Diskusi mengenai tema dalam makalah ini dilakukan secara diskusi
kelompok antar anggota.

2.3 Metode Analisis


Metode analisis yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriptif
analitis yaitu mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada
dan Menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung serta
mencari alternatif pemecahan masalah.

6
III. PEMBAHASAN

Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-


sifat yang baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh sang induk. Sifat baru
tersebut dapat diperoleh dari perubahan gen akibat terjadinya sebuah mutasi
ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
mengalami reproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dapat terjadi
oleh adanya rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan yang terwariskan dalam
peristiwa ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Seleksi alam
dan hanyutan genetik merupakan dua factor utama yang mendorong terjadinya
teori evolusi.
Teori Evolusi dapat mempengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku
yang terdapat pada sebuah organisme. Hal yang paling terlihat adalah adaptasi
dalam perilaku dan fisik yang disebabkan oleh seleksi alam. Adaptasi-adaptasi
yang terjadi tersebut meningkatkan kebugaran dengan membantu aktivitas dari
sebuah organisme seperti kemampuan menemukan makanan, menghindari
predator atau pemangsa, dan menarik lawan jenis. Organisme juga dapat
melakukan merespon terhadap seleksi yang terjadi dengan berkooperasi antara
satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam proses simbiosis.
Dalam jangka waktu yang sangat lama, teori evolusi diyakini mampu
menghasilkan spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme
menjadi sebuah kelompok baru yang tidak akan bercampur kawin. Sangat penting
untuk diingat bahwa perbedaan antara individu, bahkan individu dari generasi
yang berbeda, tidak merupakan evolusi. Mereka hanya variasi dari sifat. Sifat
adalah karakteristik yang diwariskan mereka dapat diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Tidak semua ciri-ciri yang fisik kemampuan untuk
mentolerir kontak dekat dengan manusia adalah sifat yang berevolusi pada anjing.
Berikut ini adalah contoh yang membantu menjelaskan konsep-konsep ini yaitu
misalnya pemain basket umumnya tinggi, sementara joki umumnya pendek. Ini
adalah variasi pada sifat tinggi. Orang tua tinggi cenderung memiliki anak yang

7
tinggi, sehingga kita dapat melihat bahwa sifat yang diwariskan. Sekarang
bayangkan bahwa beberapa kondisi yang timbul membuatnya lebih mungkin
untuk joki untuk mereproduksi berhasil dari pemain basket. Joki memiliki anak
lebih sering, dan anak-anak ini cenderung pendek. Pemain basket memiliki anak
lebih sedikit, jadi ada orang-orang tinggi lebih sedikit. Setelah beberapa generasi,
tinggi rata-rata manusia berkurang. Manusia telah berevolusi menjadi lebih
pendek.
Evolusi benar-benar terjadi dalam biologi seluruh organism mulai
prokariot dan eukariot dengan bukti adanya mekanisme pertukaran genetik antar
individu (rekombinasi) dan mutasi (Ayala, dkk, dalam Corebima 2010).
Perubahan makhluk hidup (evolusi) terjadi yaitu pada tingkat gen dan kromosom
(mikroevolusi) dan evolusi pada tingkat populasi. Perubahan di tingkat gen dan
kromosom dapat menghasilkan karakter yang dapat menuju ke arah perbaikan
sifat atau keanekaragaman sifat dan keburukan sifat yang merugikan makhluk
hidup yang mengalaminya. Adanya variasi genetik hasil mutasi merupakan bahan
mentah dari proses evolusi yang berlangsung dengan laju yang sangat lambat.
Setiap makhluk hidup memiliki segala sesuatu tentang konstruksi
dikodekan dalam struktur kimia khusus yang disebut DNA. Dalam DNA adalah
urutan kimia yang mendefinisikan sifat atau set ciri-ciri tertentu. Urutan ini
dikenal sebagai gen. Bagian dari setiap gen yang menghasilkan ekspresi yang
berbeda-beda sifat disebut alel. Karena sifat adalah sebuah ekspresi dari alel,
kecenderungan sifat tertentu muncul dalam suatu populasi disebut sebagai
frekuensi alel. Pada dasarnya, evolusi adalah perubahan pada frekuensi alel
selama beberapa generasi.
Kesalahan konsep bahwa mutasi mempunyai kepentingan dalam proses
evolusi yaitu konsep yang benar bahwa mutasi terjadi tanpa ada kaitan dengan
kepentingan apakah mutasi itu bermanfaat atau tidak atau bahkan merugikan bagi
yang memiliki perangkat tersebut (Ayala, 1984). Di lain pihak sebenarnya mutasi
banyak merugikan. Hal ini dapat dipahami bahwa gen-gen yang terkandung dalam
tiap populasi sudah lolos dari seleksi alam. Varian alela dalam populasi bersifat
adaptif, dan setiap mutan baru memang berpeluang merugikan sekalipun dapat
menguntungkan. Contoh mutasi pada mamalia di Alaska yang berakibat

8
tumbuhnya bulu lebat lebih menguntungkan daripada bila terjadi di Florida
(Ayala, dkk, 1984) Jadi pada dasarnya mutasi tidak menguntungkan atau
merugikan, efek ini baru dikualifikasi menguntungkan atau merugikan setelah
dihubungkan dengan habitat lingkungan tempat hidup individu yang mengalami
mutasi. Peluang tiap mutan memperbesar daya penyesuaian individu lebih besar
bila populasi yang mengandung mutan menempati habitat baru atau terjadi
perubahan lingkungan (Ayala, dkk, 1984). Catatan sejarah evolusi menunjukkan
bahwa perubahan evolusioner yang besar misalnya dalam kaitan dengan
munculnya vertebrata yang hidup di darat sering berkaitan dengan kolonisasi
habitat baru.
Mutasi dapat memperkenalkan sifat yang benar-benar baru dan tidak
pernah muncul pada spesies yang sebelumnya. Mutasi merupakan mekanisme
evolusi yang penting dan dapat memunculkan spesies baru dengan sifat yang
umumnya lebih baik, tergantung dari angka laju mutasi. Angka laju mutasi adalah
angka yang menunjukkan jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang
dihasilkan oleh suatu individu dari suatu spesies. Reproduksi seksual mencampur
gen dari masing-masing induk dengan membelah, memecah dan pencampuran
kromosom (untaian yang mengandung DNA) selama penciptaan setiap sperma
dan sel telur. Saat sperma dan telur menggabungkan, beberapa gen dari induk
jantan dan beberapa gen dari induk betina yang dicampur secara acak,
menciptakan campuran unik dari alel pada keturunan mereka. Bakteri, yang tidak
bereproduksi secara seksual, dapat menyerap bit DNA mereka hadapi dan
memasukkan ke dalam kode genetik mereka sendiri melalui berbagai metode
rekombinasi genetik. Reproduksi seksual itu sendiri merupakan produk seleksi
alam organisme yang berbaur gen dengan cara ini mendapatkan akses ke
berbagai besar ciri-ciri, membuat mereka lebih mungkin untuk menemukan ciri-
ciri yang tepat untuk bertahan hidup.
Mutasi merupakan kerusakan struktur yang terjadi disebabkan pergantian
basa maupun aberasi kromosom. Rekombinasi merupakan pembentukan asosiasi
baru dari gen-gen. Jadi rekombinasi bukan perubahan struktur DNA, tapi sesuatu
yang sudah ada kemudian membentuk kombinasi baru. Mutasi dan rekombinasi
tidak ada hubungan, kecuali bahwa kedua peristiwa ini samasama menimbulkan

9
perubahan materi genetik, dan beberapa rekombinasi juga menimbulkan beberapa
perubahan fenotifik yang lazim merupakan dampak mutasi (Brown 1989 dalam
Corebima, 2002).
Mutasi tidak berperan dalam evolusi, mutasi tidak menghasilkan suatu
bentuk evolusi. Hal ini berdasarkan alasan bahwa DNA memiliki struktur
kompleks, dan perubahan-perubahan acak merusak struktur DNA. Mutasi asli
sangat jarang terjadi di alam, kebanyakan mutasi berbahaya karena terjadi secara
acak, bukan secara teratur mengubah struktur gen; setiap perubahan acak dalam
suatu sistem yang tertata rapi hanya memperburuk, bukan memperbaiki. Semua
mutasi telah terbukti berbahaya. Gen termutasi ternyata membahayakan. Sebagai
contoh percobaan untuk menghasilkan mutasi pada lalat buah, tidak ada yang
menghasilkan mutasi bermanfaat. Lalat buah yang dikembangbiakkan selama
lebih dari 60 tahun di laboratorium seluruh dunia yang menghasilkan keturunan
baru setiap sebelas hari tidak pernah menghasilkan spesies baru (Effendi dkk,.
2002).
Konsep yang benar adalah pada umumnya laju mutasi yang teramati
rendah tetapi beberapa gen sering bermutasi daripada yang lain atau mutasi
spontan (Ayala, 1984). Gardner, dkk (1991) menyatakan bahwa laju mutasi yang
rendah didasarkan pada mutasi yang dampaknya terdeteksi dan bukan mutasi yang
dampaknya tidak terdeteksi, apalagi mutasi yang sudah sempat diperbaiki. Laju
mutasi yang terdeteksi secara individual memang rendah, akan tetapi jika
diperhatikan kenyataan bahwa tiap individu memiliki banyak gen dan tiap spesies
tersusun dari banyak individu, maka (dalam batas mutasi yang terdeteksi
sekalipun) sebenarnya mutasi merupakan peristiwa yang biasa, tidak merupakan
peristiwa yang jarang (Ayala, 1984). Mutasi terjadi secara terus menerus dan
sering terjadi, Mutasi adalah proses yang teratur, tapi sebagian besar mutasi itu
sering dapat diperbaiki, sehingga yang tidak dapat diperbaiki tinggal sedikit. Efek
mutasi terjadi ketika ada perubahan nukleotida yang sudah tidak dapat diperbaiki
lagi. Ada gengen tertentu yang sangat sering mengalami mutasi.
Konsep yang benar adalah bahwa Mutasi terjadi secara acak maksudnya
terkait dengan DNA pada urutan nukleotida yang mana yang mengalami mutasi
tidak bisa ditentukan apakah pada kodegen atau non kodegen. Mutasi dapat terjadi

10
pada kodegen yang mengekspresikan sifat (RNAd) maupun gen yang mengkode
RNAt, RNAr atau juga terjadi pada sekuens yang tidak mengkode RNA (Ayala,
1984). Tidak ada cara mengetahui suatu gen mana yang mengalami mutasi dan
mana yang tidak mengalaminya. Mutasi tidak terarah diartikan bahwa hasil mutasi
tidak ada tujuan. Mutasi tidak bertujuan untuk kepentingan adaptasi. Mutasi
memunculkan keragaman. Keragaman itulah yang akan menjadi sumber variasi.
Variasi atau mutan yang sesuai dengan lingkungan maka dialah yang survive
(Ayala, 1984).
Menurut Clark (2005), Melalui pendekatan molekuler ini terbukti bahwa
evolusi memang terjadi. Evolusi makhluk hidup terjadi akibat mutasi pada DNA,
RNA dan Protein. Evolusi terjadi karena protein-protein yang berbeda
berkembang dengan laju yang berbeda dengan contoh-contoh laju perubahan
protein sehingga berpengaruh pada kecepatan evolusi. Sebagaimana dinyatakan di
bagian awal tentang konsep mutasi yang tidak berperan dalam evolusi karena
mutasi jarang terjadi, tidak menguntungkan, dan tidak berperan dalam evolusi
terbukti tidak benar

Menurut teori terdapat hubungan diantara reproduksi seksual dengan teori


evolusi. Pada reproduksi seksual, terjadi pembuahan sel telur oleh sperma.
Masing-masing sel telur dan sperma memiliki materi genetiknya sendiri-sendiri
yang bersifat haploid (n). Hampir semua organisme tingkat tinggi merupakan
organisme diploid (2n). Oleh karena itu, pada saat pembuahan akan terjadi
proses peleburan materi genetik yang akan mengkode informasi-informasi dari
organisme tersebut. Materi genetik yang melebur berasal dari sel telur dan
sperma. Otomatis, akan muncul sifat baru pada organisme yang akan
berkembang ini yang berasal dari peleburan materi genetik orang tuanya,
dengan adanya reproduksi sexual sangat memungkinkan munculnya variasi
genetic yang merupakan dasar dari evolusi. Variasi genetik dalam populasi yang
merupakan gambar dari adanya perbedaan respon individu-individu terhadap
lingkungan adalah bahan dasar dari perubahan adaptif. Suatu populasi terdiri
dari suatu sejumlah individu. Dengan suatu kekecualian , maka, tidak ada dua
individu yang serupa, pada populasi manusia dapat kita lihat dengan muda
adanya perbedaan- perbedaan individu : misalnya dipunyainya ciri-ciri anatomi,

11
fisiologi dan kelakuan yang khusus. Hal ini dapat kita lihat pada kucing dan
anjing dan kuda., variasi individu pada cacing, burung jalak, bajing atau bayam
sukar sekali kita dapatkan meskipun hal itu ada. Meskipun variasi individu ini
terdapat dan hali ini mungkin tidak dapat kita lihat oleh mata kita, hal ini terjadi
pada binatang bersel satu sampai dengan ikan paus. Dengan demikian, populasi
terdiri dari sejumlah individu yang memiliki sifat penting tetapi berbeda satu
sama lain didalam berbagai hal.

Fenotipe suatu individu organisme dihasilkan dari genotipe dan pengaruh


lingkungan organisme tersebut. Variasi fenotipe yang substansial pada sebuah
populasi diakibatkan oleh perbedaan genotipenya. Sintesis evolusioner
modern mendefinisikan evolusi sebagai perubahan dari waktu ke waktu pada
variasi genetika ini. Frekuensi alel tertentu akan berfluktuasi, menjadi lebih
umum atau kurang umum relatif terhadap bentuk lain gen itu. Gaya dorong
evolusioner bekerja dengan mendorong perubahan pada frekuensi alel ini ke
satu arah atau lainnya. Variasi menghilang ketika sebuah alel mencapai
titik fiksasi, yakni ketika ia menghilang dari suatu populasi ataupun ia telah
menggantikan keseluruhan alel leluhur.

Variasi berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran
gen), dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga
datang dari tukar ganti gen antara spesies yang berbeda: contohnya
melalui transfer gen horizontal pada bakteria dan hibridisasi pada
tanaman.Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui
proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh
individu spesies tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat
mengakibatkan perubahan yang dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse
dan manusia hanya berbeda pada 5% genomnya.

Perbedaan- perbedaan diatas dapat kita lihat dengan nyata dan dapat pula
sangat samar- samar. Dengan demikian, jika terjadi suatu seleksi yang
menentang beberapa varian dan seleksi menguntungkan untuk varian lain
didalam suatu populasi, maka komposisi kesehatan dari populasi itu dapat

12
berubah dengan berjalannya waktu , sebab sifat dari populasi itu ditentukan
oleh induvidu didalamnya. Secara umum variasi genetik dapat dibedakan
menjadi 5 penyebab (agensia evolutif), yakni mutasi rekombinasi gen,genetic
drift, gen flow dan seleksi alam.

Jadi, memang reproduksi seksual berhubungan dengan teori evolusi


karena organisme yang dihasilkan akan memiliki sifat-sifat yang baru dan berbeda
dari orang tuanya yang berasal dari peleburan materi genetik yang berasal dari
orang tuanya.

13
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi


organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mutasi terjadi secara acak,
yang beradaptasi hanya sebagian kecil. Bila suatu mutasi mempunyai nilai
ketahanan dan bentuk baru yang diturunkan telah nampak, maka ketahanan,
kedewasaan dan reproduksi dari bentuk baru itu tidak bersifat acak lagi. Evolusi
makhluk hidup dapat terjadi akibat mutasi pada DNA, RNA dan Protein. Evolusi
terjadi karena protein-protein yang berbeda berkembang dengan laju yang berbeda
dengan contoh-contoh laju perubahan protein sehingga berpengaruh pada
kecepatan evolusi. Reproduksi seksual merupakan proses penting untuk
kelangsungan hidup organisme, termasuk manusia. Melalui pertukaran materi
genetik, dan diversifikasi kombinasi gen dalam keturunan, organisme dapat
memastikan kemampuan bertahan hidup dalam dunia yang terus berubah. Tanpa
reproduksi seksual, itu akan menjadi masalah waktu sebelum banyak organisme di
planet mengalami kepunahan besar-besaran.

4.2 Saran

Sebaiknya dalam penulisan lebih baik lagi. Dan lebih memahami materi
yang dikaji.

14
15

Anda mungkin juga menyukai