Mikrobiologi Industri
NIM : 121810401027
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
2016
LEMBAR KERJA KULIAH LAPANG
Mikrobiologi Industri
Nama Mahasiswa : Arif Alfarizi
NIM : 121810401027
Jurusan/Program Studi : Biologi
Tahun Ajaran : 2016/2017
1. Latar belakang
Dalam industri pengolahan ikan, kesempurnaan penanganan ikan segar
memegang peranan penting karena hal ini menentukan hasil olahan, sehingga
perlu dipikirkan suatu teknologi yang dapat memperbaiki penanganan pasca
panen dan dapat menganekaragamkan hasil olahan dari ikan. Alternatif
penanganan ikan yang hingga kini masih dilakukan secara tradisional adalah
olahan pembuatan terasi.
Menurut Afrianto dan Liviawaty (2005) terasi adalah salah satu produk hasil
fermentasi ikan (atau udang) yang hanya mengalami perlakuan penggaraman
(tanpa diikuti dengan penambahan asam), kemudian dibiarkan beberapa saat agar
terjadi proses fermentasi. Prinsip dari fermentasi ikan atau udang adalah
fermentasi didalam larutan garam atau dengan penambahan garam kristal
sehingga terbentuk flavour yang masih enak atau falvour yang menyerupai
daging.
Proses dari fermentasi dari substrat tidak diharapkan sempurna dalam
pembuatan bagoong (terasi) karena produk harus mengandung protein yang
terhidrolisis atau tanap hidrolisis. Salah satu perubahan selama fermentasi yang
diharapkan adalah liquid fiksi. Setelah proses penggaraman, cairan dari dalam
ikan (udang) terekstrak keluar. Kandungan nitrogen pada cairan mula-mula rendah
tapi setelah disimpan beberapa hari, yaituselama proses fermentasi menyebabkan
terjadinya proses hidrolisis protein sehingga kandungan nitrogen terlarut naik (
Desrosier,1988 ).
Terasi merupakan produk ikan setengah basah yang dibuat dari udang
atauikan-ikan kecil yang dicampur dengan garam, kemudian diragikan.
Terasidigunakan sebagai bahan penyedap masakan seperti pada masakan
sayuran,Maka pelu kita memperhatikan bahan dasar dari pembuatan terasi
ini,misalnya saja mengetahui kondisi ikan,yang merupakan bahan dasar
pembuatan terasi selain udang (Fardiaz, 1992 ).
Selain itu Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi
masyarakat selainsebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses
pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan
kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan
sangattergantung pada mutu bahan mentahnya.
Terasi merupakan suatu bahan tambahan makanan yang biasanya dibuat dari
rebon (Acets sp) maupun ikan atau udang yang bernilai ekonomis rendah. Produk
ini biasanya berwarna coklat, abu-abu atau merah. Seperti halnya produk
fermentasi lainnya, terasi juga mempunyai aroma yang khas yang ditimbulkan
oleh adanya komponen volatile di dalamnya (suprapti, 2002 ).
Terasi digunakan sebagai bahan penydap masakan seperti pada makanan
sayuran, sambal, rujak dan sebagainya. Sebagai bahan makanan setengah basah
berkadar garam tinggi, tersai dapat disimpan berbulan-bulan ( Winarno, 1986 ).
Terasi sangat terkenal terutama di Pulau Jawa. Bahan dasar yang digunakan
untuk pembuatan tersai pada umunya rebon atau jenis-jenis udang yang kecil
(Hadiwiyoto, 1993). Suparno dan Murtini (1992) menambahkan selain
dikonsumsi domestic produksi tersai dari Indonesia telah diekspor ke luar negeri
khususnya ke negeri Belanda dan Suriname.
2. Tujuan
Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai proses fermentasi terasi,
perubahan-perubahan yang terjadi selama fermentasi dan Mikroorganisme
apa yang berperan.
3. Manfaat
Produksi
a. Peralatan yang digunakan
1. Lumpung Alu
2. Alat Penumbuk / penghancur
3. Timbangan
4. Tempat penjemuran
5. Kertas Minyak
6. Tempat fermentasi
b. Bahan-bahan
1. Raw material
a. Udang Reborn
b. Tepung tapioka
c. Garam
Bahan baku yang berupa udang kita sortasi sesuai ukurannya dan dicuci
menggunakan air sumur yang sudah ditaruh dalam wadah lalu kemudian
2. Penjemuran
Proses penjemuran dilakukan dibawah trik matahari, hingga setengah
penjemuran ini tidak hanya untuk mengeringkan sama sekali tetapi cukup
kira-kira setengah kering saja supaya mudah untuk digiling atau ditumbuk.
mesin penggiling yang terbuat dari baja, selain itu penggilingan digunakan
untuk mendapatkan hasil yang homogen dan menghemat tenaga dan waktu.
kwintal udang. Menurut Afrianto dan liviawaty (2005) jumlah garam yang
ditambahkan tergantung selera, maksimal 30% dari berat total udang agar
5. Fermentasi
Terasi yang sudah dibungkus lalu kita fermentasikan didalam ruang khusus
yang terdiri dari rak-rak tempat meletakan adaonan yang sudah dibungkus.
Menurut Afrianto dan liviawaty (1989) enzim yang berperan dalam proses
fermentasi pada produk perikanan terutama didominasi oleh enzim proteolitik
berlangsung 3-4 minggu dan dilakukan pada suhu kamar, jika terdapat pada
inkubator pemerahan dapt dilakukan pada suhu 20-30oC yang merupakan suhu
6. Pengemasan
Setelah proses fermentasi terasi yang sudah jadu lalu dibungkus dengan
4. Kapasitas produksi (kg, kw, liter, galon dll) pada musim kapan?
Kapasitas pembuatan terasi sekitar 40 kg per minggu dan biaanya akan lebih
banyak ketika musim ikan yang mana hasil tangkapan udang reborn
melimpah
5. Harga bahan baku (raw material) dan mutu produk serta harga produk
Nama Mahasiswa
Arif Alfarizi
( 121810401027 )
Tanda Tangan
Daftar Pustaka
Hadiwiyoto, S, 1983. Hasil-Hasil olahan Susu, Ikan, Daging dan Telur. Liberty.
Yokyakarta.