Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASKEP RESIKO BUNUH DIRI

Disusun Oleh
Kel 3 :
Wardayuni Sukarto
Wika Safitri
Wayan Purnawan
Dewi Larasati
Siti Hartina
Muh Reynaldi

STIKes WIDYA NUSANTARA PALU


2017
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penyusun Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penyusun dapat menyusun makalah yang
berjudul Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Klien Resiko Bunuh Diri tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, Penyusun banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Karena itu, Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat Penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kami sekalian.

Palu, Maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian.................................................................................................6
2.2 Rentang..................................................................................................... 6
2.3 Faktor predisposisi dan Faktor presipitasi................................................7
2.4 Tanda dan Gejala (mayor dan minor) ......................................................9
2.5 Psikopatologi ...........................................................................................9
2.6 Diagnosa keperawatan dan medis............................................................11
2.7 Penatalaksanaan........................................................................................11
2.7.1 penatalaksanaan keperawatan................................................................
2.7.2 penatalaksanaan medis..........................................................................
2.8 Askep12
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................15
3.2 Saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka bunuh diri pada remaja meningkat mencapai angka yang mengkhawatirkan :
bunuh diri saat ini merupakan penyebab kematian yang kedua dikalangan remaja, banyak
factor yang menyertai dan banyaknya beban yang dihadapi menyebabkan timbulnya
keinginan untuk bunuh diri dengan tujuan melarikan diri dari segala beban yang dirasa berat.
Insiden bunuh diri lebih tinggi pada kelompok orang yang sangat kaya atau yang
sangat miskin dari pada kelas menengah. Semakin besar tingkat keputusasaan tentang masa
depan, semakin besar resiko bunuh diri. Individu yang masih sendiri memiliki resiko bunuh
diri dua kali lebih besar daripada mereka yang menikah.Wanita yang bercerai angka bunuh
diri yang lebih rendah daripada pria yang bercerai. Wanita memiliki angka upaya bunuh diri
yang lebih tinggi tetapi pria lebih berhasil dalam melaksanakan tindakan bunuh diri karena
mereka menggunakan metode-metode yang lebih letal (mematikan). Wanita cenderung
menggunakan pil tidur sedangkan pria menggantung diri mereka atau melompat dari tempat
yang tinggi (Roy, 200) dalam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang ada sebagai berikut ;
1. Apa itu bunuh diri?
2. Apa yang menjadi penyebab bunuh diri?
3. Apa motif yang mendasari klien bunuh diri?
4. Apa saja faktor yang dapat menyebabkan bunuh diri?
5. Bagaimana tanda dan gejala pada klien tersebut?
6. Bagaimana penatalaksaan dalam kasus tersebut?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Resiko Bunuh Diri?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umun :
Mampu menerapkanasuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan resiko bunuh diri.
1.3.2 Tujuan Khusus :
1. Mengetahui dan memahami tentang bunuh diri
2. Mengetahui penyebab terjadinya bunuh diri
3. Memahami motif yang mendasari klien
4. Mengetahui faktor yang dapat menyebabkan bunuh diri
5. Mengerti tentang tanda dan gejala pada klien bunuh diri
6. Memahami susunan penatalaksanaan pada kasus tersebut

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat 1991 : 4).
Menurut Beck (1994) dalam Keliat (1991 hal 3) mengemukakan rentang harapan putus
harapan merupakan rentang adaptif maladaptif.
Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian
(Gail w. Stuart, 2007). Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann
Isaacs, 2004.)
Kesimpulan dari pengertian diatas bahwa bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang
merusak diri sendiri dengan mengemukakan rentang harapan-harapan putus asa, sehingga
menimbukan tindakan yang mengarah pada kematian.

2.2 Rentang Respon


Self enhancement Growth promoting Indirect self- Self injury. Suicide risk taking
destruktive behaviour . Pada umumnya tindakan bunuh diri merupakan cara ekspresi orang
yang penuh stress Perilaku bunuh diri berkembang dalam beberapa rentang diantaranya :
Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon
yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh
norma-norma sosial dan budaya setempat. Respon maladaptif antara lain :
a. Ketidakberdayaan, keputusasaan,apatis.: Individu yang tidak berhasil memecahkan
koping yang bermanfaat sudah tidak berguna lagi, tidak mampu mengembangkan koping
yang baru serta yakin tidak ada yang membantu.
b. Kehilangan, ragu-ragu :Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak
realistis akan merasa gagal dan kecewa jika cita-citanya tidak tercapai. Misalnya :
kehilangan pekerjaan dan kesehatan, perceraian, perpisahan individu akan merasa gagal
dan kecewa, rendah diri yang semua dapat berakhir dengan bunuh diri.
c. Depresi : Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang ditandai dengan
kesedihan dan rendah diri. Biasanya bunuh diri terjadi pada saat individu ke luar dari
keadaan depresi berat.
d. Bunuh diri Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
e. mengkahiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.

2.3 Penyebab Bunuh Diri


a. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen (1997), faktor predisposisi bunuh diri antara lain :
1. Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, mempunyai
hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat individu beresiko
untuk bunuh diri yaitu gangguan apektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
2. Sifat kepribadian, tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh
diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
3. Lingkungan psikososial, Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian,
kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang
berhubungan dengan bunuh diri.
4. Riwayat keluarga/factor genetik, Factor genetic mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri
pada keturunannya serta merupakan faktor resiko penting untuk prilaku destruktif.. Disamping
itu adanya penurunan serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya
resiko buuh diri.
5. Faktor biokimia, Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan depominersik
menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku destrukif diri.

b. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah :
1. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan
hubungan yang berarti.
2. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
3. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri.
4. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
Selain itu terdapat pula beberapa motif terjadinya bunuh diri, Motif bunuh diri ada banyak
macamnya. Disini penyusun menggolongkan dalam kategori sebab, misalkan :
a. Dilanda keputusasaan dan depresi
b. Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.
c. Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila).
d. Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)
e. Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.
Sebagai perawat perlu mempertimbangkan pasien memiliki resiko apabila menunjukkan
perilaku sebagai berikut :
a. Menyatakan pikiran, harapan dan perencanaan tentang bunuh diri
b. Memiliki riwayat satu kali atau lebih melakukan percobaan bunuh diri.
c. Memilki keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri.
d. Mengalami depresi, cemas dan perasaan putus asa.
e. Memiliki ganguan jiwa kronik atau riwayat penyakit mental
f. Mengalami penyalahunaan NAPZA terutama alkohol
g. Menderita penyakit fisik yang prognosisnya kurang baik
h. Menunjukkan impulsivitas dan agressif
i. Sedang mengalami kehilangan yang cukup significant atau kehilangan yang bertubi-tubi
dan secara bersamaan
j. Mempunyai akses terkait metode untuk melakukan bunuh diri missal pistol, obat, racun.
k. Merasa ambivalen tentang pengobatan dan tidak kooperatif dengan pengobatan
l. Merasa kesepian dan kurangnya dukungan sosial.
2.4 Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala menurut Fitria, Nita (2009)
a. Mempunyai ide untuk bunuh diri.
b. Mengungkapkan keinginan untuk mati.
c. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
d. Impulsif.
e. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).
f. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
g. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis mematikan).
h. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah dan mengasingkan
diri).
i. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis dan
menyalahgunakan alcohol).
j. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).
k. Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan dalam
karier).
l. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.
m. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).
n. Pekerjaan.
o. Konflik interpersonal.
p. Latar belakang keluarga.
q. Orientasi seksual.
r. Sumber-sumber personal.
s. Sumber-sumber social.
t. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.

2.5 Psikopatologi
Semua prilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang yang siap membunuh
diri adalah orang yang merencanakan kematian dengan tindak kekerasan, mempunyai
rencana spesifik dan mempunyai niat untuk melakukannya. Prilaku bunuh diri biasanya
dibagi menjadi 4 kategori :
a. Isyarat Bunuh Diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berprilaku secara tidak langsung ingin bunuh
diri, misalnya dengan mengatakan:tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh!
atau segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya,
namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien umumnya
mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah/sedih/marah/putus asa/tidak berdaya. Pasien
juga mengungkapkan hal-hal negative tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri
rendah.
a. Ancaman bunuh diri
Peningkatan verbal/nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh
diri. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian, kurangnya respon
positif dapat ditafsirkan seseorang sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Ancaman bunuh diri pada umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk
mati,disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh diri,
namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.
b. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat
mengarah pada kematian jika tidak dicegah. Pada kondisi ini pasien aktif mencoba bunuh diri
dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari
tempat yang tinggi. Percobaan bunuh diri terlebih dahulu individu tersebut mengalami
depresi yang berat akibat suatu masalah yang menjatuhkan harga dirinya.
c. Bunuh Diri
Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan atau terabaikan.
Orang yang melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak langsung ingin mati mungkin
pada mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.

2.6 Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada prilaku percobaan bunuh diri :
a.Resiko Bunuh Diri
Diagnosa medis yang mungkin muncul pada prilaku percobaan bunuh diri :
a. Depresi
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Adapun tindakan keperawatan sebagai berikut;
1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta
bantuan dari keluarga atau teman.
2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
1. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
2. Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
3. Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
4. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
5. Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b. Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara penyelesaian
masalah
c. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik.

2.7.2 Adapun tindakan medis sebagai berikut;


a. Dengan pemberian obat anti depresan
b. Benzodiazepin dapat digunakan apabila klien mengalami cemas atau tertekan.
2.8 Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Resiko Bunuh Diri
2.8.1 Pengkajian
Tinjauan kembali riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data signifikan tentang :
a. Kerentaan genetik-biologik (riwayat keluarga).
b. Peristiwa hidup yang menimbulkan stres dan kehilangan yang baru dialami.
c. Hasil dan alat pengkajian yang terstandarisasi untuk depresi.
d. Riwayat pengobatan.
e. Riwayat pendidikan dan pekerjaan.
f. Catat ciri-ciri respon psikologik, kognitif, emosional dan prilaku dari individu dengan
gangguan mood.
g. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan letalitas prilaku bunuh diri :
1. Tujuan klien misalnya agar terlepas dari stres, solusi masalah yang sulit.
2. Rencana bunuh diri termasuk apakah klien memiliki rencana yang teratur dan cara-
cara melaksanakan rencana tersebut.
3. Keadaan jiwa klien (misalnya adanya gangguan pikiran, tingkat gelisah, keparahan
gangguan mood).
4. Sistem pendukung yang ada.
5. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain (baik psikiatrik
maupun medik), kehilangan yang baru dialami dan riwayat penyalahgunaan zat.
6. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar keluarga klien, atau
keluarga tentang gejala, meditasi dan rekomendasi pengobatan gangguan mood,
tanda-tanda kekambuhan dan tindakan perawatan diri.

2.8.2 Diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul prilaku percobaan bunuh diri :
a. Resiko Bunuh Diri
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul prilaku percobaan bunuh diri :
a. Depresi

Diagnose Rencana Keperawatan Kriteria Evaluasi Rencana tindakan


TUM TUK
Resiko Klien tidak Kliendapat Ekspresi wajah Bina hubungan saling
bunuhdiri mencederai membina bersahabat, percaya, menggunakan
diri sendiri hubungan menunjukkan rasa prinsip teraupetik,sapa
saling senang, ada kontak klien dengan nama baik.
percaya mata, mau berjabat
tangan, dan mau
menyebutkan nama
Klien dapat Klien dapat Jauhkan klien dari
terlindung terlindung dari benda-benda yang dapat
dari perilaku perilaku bunuh diri. membahayakan, awasi
bunuh diri klien secara ketat setiap
hari.
Klien dapat Klien dapat Dengarkan keluhan
mengekspresi mengekspresikan yang dirasakan klien,
kan perasaannya bersikap empati untuk
perasaannya meningkatkan ungkapan
keraguan, ketakutan dan
keputusasaan
Klien dapat Klien Bantu untuk memahami
meningkatka dapatmeningkatkan bahwa klien dapat
n harga diri harga diri mengatasi
keputusasaannya, kaji
dan kerahkan sumber-
sumber internal individu
Klien dapat Klien dapat Ajarkan
menggunaka menggunakan mengidentifikasi
n koping koping yang adaptif pengalaman-
yang adaptif pengalaman yang
menyenangkan, beri
dorongan untuk berbagi
keprihatinan terhadap
orang lain.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Beberapa ahli psikiatri mengemukakan pengertian tentang bunuh diri antaralain:
Bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
Bunuh diri mikro (microsuicide ) : kematian akibat perilaku bunuh diri misalnya
bunuh diri pelan pelan atau terdapat pada orang orang yang dengan sengaja tidak mau
berobat meskipun menderita sakit, mogok makan, diet berlebih, dsb.
Bunuh diri terselubung (masked suicide) : orang yang sengaja melakukan tindakan
yang mengakibatkan kematian dengancara terselubung, misalnya : mendatangi tempat
kerusuhan sehingga terbunuh, olahraga yang berbahaya, overdosis pada pasien
ketergantungan zat dan sebagainya.
Menurut WHO membagi bunuh diri menjadi 4 kategori sosial, yaitu : Bunuh diri egoistic,
Bunuh diri altruistic, Bunuh diri anomik , Bunuh diri fatalistic
Faktor Penyebab terjadinya Bunuh diri,yaitu :
1. Etiologi bunuh diri yang digolongkan atas berbagai unsur :
2. Faktor determinan, meliputi : Kebudayaan, Jenis kelamin,Umur, Status sosial.
Asuhan keperawatan pasien dengan resiko perilaku bunuh diri Pengkajian,Diagnosa
keperawatan, Perencanaan, Tindakan keperawatan, Evaluasi
3.2 Kritik dan Saran
Kami sebagai penulis dalam pembuatan makalah ini menyadari masih banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan maka perkenankan kami untuk meminta kepada
pembaca agar dapat memberikan kritik atau sarannya untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jenny., dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Yosep Iyous. 2009. Keperawatn Jiwa. Bandung: Refika Adira
http:www.ilmukeperawatan/denganklienbunuhdiri.com
Keliat, Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I. Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Ana. 1999. Gangguan Konsep Diri, Edisi I. Jakarta : EGC.
Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St.Louis
Mosby Year Book.

Anda mungkin juga menyukai