KELOMPOK 8
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
c. Anatomi fisiologi
Angina pektoris Pada kebanyakan orang yang mengalami konstriksi progresif
arteri koronaria nya ,nyeri jantung ,yang disebut angina pektoris ,mulai timbul
bilamana beban terhadab jantung menjadi terlalu besar dibandingkan dengan
aliran darah koroner .Nyeri ini biasanya dirasakan dibawah bagian atas sternum
dan sering juga dipindahkan kepermukaan tubuh , paling sering ke lengan kiri dan
bahu kiri tetapi juga sering ke leher dan bahkan kewajah atau kelengan dan bahu
sisi berlawanan.Alasan untuk distribusi nyeri ini adalah bahwa selama kehidupan
embrional jantung berasal dari dalam leher ,seperti lengan .Oleh karena itu , kedua
struktur ini menerima serabut-serabut saraf nyeri dari segmen mendula spinalis
yang sama.
d. Patofisiologi
Angina pektoris yaitu nyeri dada yang menyertai iskemia miokardium
.Mekanisme pasti bagaimana iskemia dapat menyebabkan nyeri masih belum
jelas.Agaknya reseptor saraf nyeri terangsang oleh metabolit yang tertimbun atau
disuatu zat kimia antara yang belum diketahui , atau oleh stres mekanik lokal
akibat kelainan kontraksi miokardium .Nyeri biasanya digambarkan sebagai suatu
tekanan substernal , kadang kadang menyebar ke sisi medial lengan kiri.Tangan
yang menggenggam dan diletekkan diatas sternum melukiskan pola angina klasik.
e. Manifeatasi klinik
Iskemia otot jantung akan menyebar nyeri dengan derajat yang bervariasi ,
mulai dari rasa tekanan dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa
takut atau rasa akan menjelang ajal .Nyeri sangat terasa pada dada di daerah
belakang sternum atas atau sternum ketiga (retrosternal).Meskipun rasa nyeri
biasanya terlokalisasi ,namum nyeri tersebut dapat menyebar keleher ,dagu ,bahu
dan aspek dalam ekstremitas atas .Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak
,tercekik dengan kualitas yang terus menerus .Rasa lemah atau baal di legan
atas ,pergelangan tangan dan tangan akan menyertai rasa nyeri .
f. Diagnostik Tes
EKG ;Biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada
segmen ST gelombang T menunjukkan iskemia. Peningkatan ST atau
penurunan lebih dari 1 mm selama nyeri tanpa abnormalitas bila bebas nyeri
menunjukkan iskemia miokard transien .Distrimia dan blok jantung ada .
Pemantauan EKG 24 jam (Holter);Dilakukan untuk melihat episode nyeri
sehubungan dengan segmen ST berubah.Depresi ST tanpa nyeri menunjukkan
iskemia .
Foto Dada ;biasanya normal ;namun inflitrat mungkin ada menunjukkan
dekompensasai jantung atau komplikasi paru .
PCO2 kalium dan laktat miokard;Mungkin meningkat selama serangan
angina (semua berperang dalam ikemia miokard dan dapat meningbulkanya ).
Kolesterol /trigeliseridaserum ;Mungkin meningkat (faktor risiko CAD).
Pacu stres takikardi atrial ;Dengan menunjukkan perubahan segmen ST
.LVEDP dapat mjeningkat atau masih stais dengan iskemia.Meninggi dengan
nyeri dada atau perubahan ST adalah diagnostik iskemia .
Pemeriksaan pencitraan nuklir ;Thalium 201 ;area iskemia tanpa sebagai area
yang penganbilan talium menurun.
Multigated imagin (MUGA) ;Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan
umum ,gerakan dinding regional ,dan fraksi ejeksi .
Katerisasi jantung dengan angiografi; Diindikasikan pada pasien dengan
iskemia yang diketahuidengan angina atau nyeri dada tanpa kerja ,pada pasien
kolesterolemia dan penyakit janting keluarga yang mengalami nyeri dada ,dan
pasien dgn EKG istirahat abnormal .Hasil abnormal ada pada penyakit
katup,gangguan kontraktilitas ,gagal ventrikal ,dan abnormalitas siskulasi
.Catatan 10% pasien dengan angina tidak stabil tidak stabil mempunyai arteri
koroner yang tampak normal.
Injeksi ergonovin: pasien yang mengalami angina saat istirahat menunjukkan
hiperpastik pembuluh koroner
g. Farmakoterapi
Nitrogliserin untuk menurunkan komsumsi oksigen jantung yang akan
mengurangi nyeri angina. Diletakkan di bawah lidah atau di pipi dan akan
menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit
Salep nitrogliserin topikal tersedia dalam bentuk lanolin-petrolatum digunakan
pada pasien yang mengalami angina pada malam hari atau harus menjalankan
aktivitas dalam waktu yang cukup lama karena mempunyai efek jangka
panjang sampai 24 jam.
Penyekat beta adrenergik, bila pasien tetap menderita nyeri dada meskipun
telah mendapat nitrogliserin dan merubah gaya hidup maka perlu diberikan
prepanolol hidroklorit berfungsi untuk menurunkan komsumsi oksigen dengan
menghambat impuls simpatis ke jantung.
Antagonis ion kalsium/penyekat kanal. Antagonis / penyekat ion kalsium
meningkatkan suplai oksigen jantung dengan cara melebarkan dinding otot
polos atrial koroner dan mengurangi kebutuhan jantung dengan menurunkan
tekanan arteri sistemik juga beban kerja ventrikel kiri. Yang biasa digunakan ;
nifedipin ( prokardia ), verapamil ( isoptin, Calan ) dan diltazem ( cardizem ).
Diberikan tiap 6-12 jam. Untuk setiap individu efek terapeutiknya berbeda.
Ada cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung
pasien harus berhenti merokok
h. Penyimpangan KDM
Aterosklerosis
Penyempitan arteri koroner
Iskemia
Kelelehan
Nyeri
Ancaman kematian
kurang pengetahuan
Stres meningkat
Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan sesuai dengan kebutuhan
Rasional :
Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk
memperbaiki kontraktilitas, menurunkan iskemia, dan kadar asam
laktat.
Berika obat sesuai indikasi
Rasional :
Menurunkan kerja jantung
3) Ansietas b/d ancaman perubahan status kesehatan
Tujuan : ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi dengan
kriteria ;
Strategi koping yang efektif
Jelaskan tujuan tes dan prosedur
Rasional : menrunkan cemas dan takut terhadap diagnosa dan
prognosis
Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut.
Rasional :
Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal
dan efek gambaran diri.
Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti
sebelumnya.
Rasional : meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja
tidak berubah
Kolaborasi
Berikan sedatif, transquilizer sesuai indikasi
Rasional :
Membantu pasien rileks secara fisik mampu untuk membuat strategi
koping adekuat
4) Kurang pengetahuan b/d informasi tidak adekuat
Tujuan : berpartisipasi dalam proses belajar dengan kriteria ;
Menyatakan pemahaman kondisi/ proses penyakit dan pengobatan
Kaji kondisi, tekankan perlunya mencegah serangan angina
Rasional :
Pasien membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah dapat
dikontrol
Dorong menghindari faktor situasi yang sebagai pencetus angina
Rasional :
Dapat menurunkan insiden beratnya iskemik
C. KASUS KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner & suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC :
Jakarta.
2. Sylvia A. Price, Lorrain M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. EGC : Jakarta.
3. Guyton. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC : Jakarta.
4. Doengoes Marlyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta.