PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
Tujuan dari praktikum statistik parametrik ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata dari 60 negara dengan 1800
kcal standar yang ditetapkan FAO, dengan menggunakan uji hipotesis One
Sample t-test.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata dari jarak pelemparan bola
ping-pong menggunakan statapult, dengan uji hipotesis Two way ANOVA
menggunakan factor stop pit dan faktor lubang pin.
1.5 Manfaat
Manfaat dari praktikum statistik parametrik ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat menerapkan uji hipotesis rata-rata dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dapat menerapkan uji Two Way ANOVA dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Statistik Inferensia
Statistik inferensia merupakan suatu metode untuk membuat keputusan
berdasarkan probabilitas benar atau salah dari suatu hipotesis statistik melalui
pengamatan sampel dari suatu populasi (Krik,2008:259).
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara suatu parameter dengan suatu
nilai tertentu, atau bahwa tidak ada perbedaan antara dua parameter.
menyatakan bahwa ada perbedaan antara suatu parameter dengan suatu nilai
tertentu, atau bahwa ada perbedaan antara dua parameter.
Terdapat dua jenis pengujian hipotesis, yang akan dijelaskan seperti di bawah
ini:
Pada uji hipotesis dua arah, hipotesis nol ditolak ketika nilai uji statistik berada
pengamat tidak memiliki informasi yang cukup untuk melakukan prediksi terhadap
fenomena yang diamati, hanya meyakini bahwa parameternya tidak sama dengan
nilai tertentu pada hipotesis nol (Kirk, 2008:275)
Gambar 2.1 Grafik Hipotesis Dua Arah
Sumber: Gunarto, Thomas Yuni. 2010. Uji Hipotesis.pdf
Uji hipotesis satu arah menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak ketika nilai uji
Gambar 2.2 Grafik Hipotesis Arah Kanan Gambar 2.3 Grafik Hipotesis Arah Kiri
Sumber: Gunarto, Thomas Yuni (2010) Sumber: Gunarto, Thomas Yuni
(2010)
Pada pengujian hipotesis rata-rata, terdapat dua jenis pengujian, yaitu pengujian
hipotesis pada satu rata-rata dan pengujian hipotesis dua rata-rata (Walpole,
2012:336).
Uji sampel (One Sample T-Test) adalah pengujian satu parameter dengan
menggunakan sampel tunggal.
Terdapat dua jenis pengujian hipotesis pada dua rata-rata, yaitu uji rata-rata
(variansi diketahui) dan uji dua rata-rata (Variansi tidak diketahui).
Uji z digunakan pada uji dua rata-rata (variansi diketahui) dan dengan asumsi
bahwa populasi berdistribusi normal (Walpole, 2012:343). Rumus untuk uji z adalah
sebagai berikut:
1. Variansi tidak sama
xx
( 1 x 2 )( 1 2)
21 22
+
n1 n2
z=
(2-3)
(Walpole, 2012:343)
Dimana:
xx 1 , xx 2 = rata-rata sampel 1 dan 2 n1, n2 = jumlah sampel 1 dan 2
1 , 2 = standar deviasi sampel 1 dan 2
2. Variansi sama
xx
( 1 x 2 )( 1 2)
1 2
+
n1 n 2
z=
(2-4)
(Walpole, 2012:343)
Uji t digunakan pada uji dua rata-rata (variansi tidak diketahui) dan dengan
asumsi bahwa populasinya independen dan berdistribusi normal (Walpole, 343).
Rumus untuk uji t adalah sebagai berikut:
1. Variansi sama (pooled/independent sample t-test)
xx
( 1 x 2 )( 1 2)
sp
1 1
+
n 1 n2
t 0=
S p=
( n11 ) s21 +(n21)s 22
n1 +n22 ;
df =n1 +n22
(2-5)
Sumber: Walpole (2012:344)
xx
s21 s 22
( + )
( 1 x 2 )(1 2) n1 n2
df =
s 21 2 s 22 2
s21 s22
+
n1 n2
( )
n1
+
( )
n2
(n11) (n11)
t 0=
(2-6)
Sumber: Walpole (2012:345)
Dimana:
1 , 2 = rata-rata 1 dan 2 yang diuji
xx 1 , xx 2 = rata-rata sampel 1 dan 2
df = derajat kebebasan
n 1j=1 d 2j [ nj=1 d j ]2
S 2d =
n1
3. Perhitungan
Ketentuan Perhitungan Jumlah Faktor Kuadrat:
a. Variasi berdasarkan faktor.
SSA adalah jumlah kuadrat yang merefleksikan variasi yang disebabkan
pengaruh level faktor A. SSB adalah jumlah kuadrat yang merefleksikan
variasi yang disebabkan pengaruh level faktor B
( xi .. xx )2 MSA=
SSA
F=
MSA
Faktor A i=1 a-1 a1 MSE
SSA=rb
a
( x j .. xx )2 MSb=
SSB
F=
MSB
Faktor B j=1 b-1 b1 MSE
SSB=rb
SSAB MSAB
Interaksi faktor A SSAB =SST SSASSBSSE (a-1)(b-1)
MSAB= F=
dan Faktor B ( a1)(b1) MSE
r1
A b r
SSE= (x ijkx ij . ) 2 ab
Sampling error, E ab(r-1) SSE
i=1 j=1 k=1
MSE=
a b r
q=
S 2w
n
(2-8)
2
adalah jumlah sampel, dan Sw adalah kelompok variansi. Ketika nilai absolut dari
q lebih besar daripada nilai kritis untuk Tukey test, maka terdapat perbedaan yang
signifikan antara dua rata-rata yang dibandingkan. Untuk mendapatkan nilai kritis
dari pengujian Tukey dapat dilihat di tabel Tukey.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Diagram Alir Praktikum
Berikut ini adalah diagram alir praktikum
H0: 1 = 0 ; factor A (factor lubang pin) tidak memberikan pengaruh terhadap jarak
yang dihasilkan.
H1: 1 0 ; faktor A (factor lubang pin) memberikan pengaruh terhadap jarak yang
dihasilkan.
H0: 1 = 0 ; faktor B (faktor stop pit) tidak memberikan pengaruh terhadap jarak
yang dihasilkan.
H1: 1 0 ; faktor B (faktor stop pit) memberikan pengaruh terhadap jarak yang
dihasilkan.
H0: 11 = 12 = 13 = 21 = 22 = 23 = 0 ; interaksi antara faktor lubang pin dan
faktor stop pit tidak memberikan pengaruh terhadap jarak yang dihasilkan.
H1: 11 12 13 21 22 23 0 ; paling tidak ada satu factor (lubang
pin atau stop pit) memberikan pengaruh terhadap jarak yang dihasilkan.
H0 diterima apabila Sig. 0.05 dan H 0 ditolak apabila Sig. < 0.05, sehingga
berdasarkan tabel hasil uji ANOVA dua arah diatas dapat diketahui bahwa:
1. Sig. faktor lubang pin sebesar 0,691 dan dapat diambil kesimpulan bahwa H 0
diterima yang artinya factor lubang pin tidak memberikan pengaruh terhadap
jarak yang dihasilkan.
2. Sig. faktor stop pit sebesar 0,000 dan dapat diambil kesimpulan bahwa H 0 ditolak
yang artinya faktor stop pit memberikan pengaruh terhadap jarak yang
dihasilkan.
3. Sig. faktor stop pit*lubang pin sebesar 0,002 dan dapat diambil kesimpulan
bahwa H0 ditolak yang artinya interaksi antara stop pit dan lubang pin
memberikan pengaruh terhadap jarak yang dihasilkan.
faktor Stop pit 1 (SP1) dan level faktor stop pit 3 (SP3) .
H1: ada perbedaan rata-rata jarak yang dihasilkan dengan level faktor
faktor Stop pit 1 (SP1) dan level faktor stop pit 5 (SP5) .
H1: ada perbedaan rata-rata jarak yang dihasilkan dengan level faktor
faktor Stop pit 3 (SP3) dan level faktor stop pit 5 (SP5) .
H1: ada perbedaan rata-rata jarak yang dihasilkan dengan level faktor
Kesimpulan
1. Karena F1 = 0.166 < F0.05(1;12) = 4,75 maka H0 diterima. Artinya , faktor lubang
pin tidak memberikan pengaruh terhadap jarak yang dihasilkan.
2. Karena F2 = 16.004 > F0.05(2;12) = 4,67 maka H0 ditolak. Artinya , faktor stop
pit memberikan pengaruh terhadap jarak yang dihasilkan.
3. Karena F3 = 10.75 > F0.05(1;12) = 4,75 maka H0 ditolak. Artinya , paling tidak
satu factor (lubang pin atau stop pit) memberikan pengaruh terhadap jarak
yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum statistik
parametrik.
1. Dalam praktikum ini, dilakukan uji One Sample T-Test untuk mengetahui apakah
ada perbedaan rata-rata pada studi kasus mengenai konsumsi kalori per kapita
dari 60 negara yang diambil secara acak dari data penelitian FAO (Food and
Agriculture Organization) dengan 1800 kcal yang merupakan standar oleh FAO.
Pada perhitungan menggunakan software SPSS 21 didapatkan nilai Sig.(2-tailed)
sebesar 0,000 dan dapat diambil kesimpulan bahwa H 0 ditolak yang artinya rata-
rata data konsumsi kalori per kapita 60 negara sampel tidak sama dengan 1800
kcal. Pada perhitungan manual didapatkan nilai dan kesimpulan yang sama.
2. Dalam praktikum ini, dilakukan uji Two-Way ANOVA untuk mengetahui apakah
ada perbedaan rata-rata pada jarak hasil percobaan pelemparan bola pingpong
dengan menggunakan 2 faktor yaitu lubang pin, stop pit. Pada perhitungan
manual faktor lubang pin didapatkan F hitung sebesar 0.166 yang lebih kecil dari
F0.05(1;12) = 4,75, sehingga Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa lubang pin
tidak memberikan pengaruh terhadap jarak yang dihasilkan. Dari hasil analisis
perhitungan faktor stop pin di dapatkan F hitung sebesar 16,004 yang dimana
lebih besar dari F0.05(2;12) = 4,67 sehingga Ho ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa stop pin memberikan pengaruh terhadap jarak yang dihasilkan. Dari hasil
analisis perhitungan interaksi antara faktor lubang pin dan stop pin didapatkan F
hitung sebesar 10,75 yang dimana lebih besar dari F0.05(2;12) = 4,67 sehingga Ho
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa interaksi antara stop pin dan lubang pin
memberikan pengaruh terhadap jarak yang dihasilkan. Pada perhitungan
menggunakan software SPSS 21 didapatkan nilai dan kesimpulan yang sama.
Pada tabel multiple comparisons di pengujian posthoc dengan tukey
menghasilkan mean difference stop pit 1 dan stop pit 3 sebesar -34,8833 yang
berarti stop pit 3 lebih berpengaruh dari stop pit 1. Pada mean difference stop
pit 3 dan stop pit 5 menunjukkan nilai -26,6667 yang berarti stop pit 5 lebih
berpengaruh dari stop pit 3, sehingga level faktor yang paling berpengaruh
adalah level faktor stop pit 5.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai
berikut.
1. Masyarakat di dunia, diharapkan agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi
makanan dan diharapkan agar tidak mengkonsumsi makanan dengan kalori
tinggi agar kalori per kapita tidak lebih dari 1800 kcal sesuai standar yang telah
ditetapkan oleh FAO, karena dapat mengakibatkan penyakit-penyakit berbahaya
seperti kolesterol, stroke, diabetes dan lain-lain.