Anda di halaman 1dari 12

4.

TES MINAT
a. Maksud dan Tujuan Tes Minat
Minat merupakan faktor dari dalam individu yang menunjuk pada typical performance. Dalam
konteks pekerjaan, tampilan ini mengacu pada senang atau tidak senangnya individu pada suatu
bidang pekerjaan. Seseorang akan menjadi berhasil apabila dirinya memiliki kemampuan yang
disertai dengan minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya. Jadi dapat
disimpulkan Tes minat merupakan suatu alat ukur yang dirancang untuk mangukur dan
manganalisis minat seseorang.
b. Tujuan Tes Minat
Tujuan dari tes ini, adalah membantu menemukan minat dasar yang dimiliki seseorang,
setelah diketahui minat dasar yang dimiliki seseorang (ada tidaknya minat terhadap sesuatu, arah
minat individu, serta kuat lemahnya minat yang dimiliki), maka dapat digunakan untuk membantu
individu yang bersangkutan menjadi pekerja keras atau orang yang berminat, memiliki
penyesuaian diri yang baik dan efektif.

Pada tahun 1977/1978 T. Raka Joni dkk mengadaptasi tes minat jabatan Lee-Thorpe. Tes yang
diadaptasi meliputi enam bidang minat yaitu :

1. Pribadi-sosial (personal-social)

2. Natural (natural)

3. Mekanik (mechanical)

4. Bisnis (business)

5. Seni (the art)

6. Sains (the sciences)

Di samping itu perangkat yang sama dimaksudkan untuk mengungkap tipe-tipe minat yang
berkaitan dengan :
(i) Verbal
(ii) Manipulatif
(iii) Komputasional
a. Tingkat minat terdiri atas :
1. Tugas rutin (tingkat rutin)
2. Tugas yang mempersyaratkan keterampilan (tingkat menengah), dan
3. Tugas yang mempersyaratkan pengetahuan, keterampilan, dan pertimbangan keahlian (tingkat
profesional).

b. Bidang Minat
1. Pribadi-sosial (personal-social)
Bidang ini mencakup pekerjaan-pekerjaan yang menuntut hubungan pribadi dan bidang
pelayanan. Hasil pengukuran yang tinggi di bidang ini menggambarkan keinginan yang tinggi
dari orang tersebut untuk membantu orang lain. Bidang pelayanan pribadi, pelayanan sosial,
pengajaran, kepengacaraan, pelayanan kesehatan, penyuluhan dan kepenasihatan merupakan
sebagaian contoh bidang kerja yang mementingkan peran hubungan pibadi
2. Bidang Minat: Natural (natural)
Bidang ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dan yang member
banyak kesempatan untuk bergaul dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Skor yang tinggi di

1
bidang natural diharapkan berminat di bidang pertanian dan dalam pelestarian sumber-sumber
alam. Pekerjaan yang tercakup di sini seperti pertanian dan peternakan, pemeliharaan hewan,
perkebunan dan tempat wisata alam, perikanan, penyediaan makanan hewan, dan pekerjaan di
pantai
3. Bidang Minat: Mekanik (mechanical)
Minat mekanik meliputi bidang kegiatan yang mempersyaratkan pemahaman mekanika dan
permesinan. Pekerjaan seperti penyediaan dan perbaikan alat mesin, operator mesin, kerja
konstruksi, perancang, operator pengeboran merupakan sebagian dari pekerjaan yang
membutuhkan minat di bidang permainan dan mekanika.
4. Bidang Minat: Bisnis (business)
Bidang ini ditandai dengan kegiatan-kegiatan perniagaan dalam arti luas. Tekanan terletak pada
kontak bisnis yang berbeda dengan kontak pribadi-sosial pada umumnya. Kontak dilandasi
dengan perhitungan keuntungan memainkan peranan penting di sini. Skor yang tinggi di bidang
penjualan, manajemen, perdagangan, aktivitas distributif, kerja kantor dan kesekretariatan,
perbankan menggambarkan minat di bidang bisnis
5. Bidang Minat: Seni (art)
Minat dalam music, drama, novel, dan seni lainnya ditampakkan dalam skor yang tinggi di
bidang ini. Keinginan untuk meningkatkan kualitas estetika melalui kehidupannya sehari-hari
seperti mengatur bunga dan kursi, tata ruang dan halaman digambarkan dari minat di bidang
ini.
6. Bidang Minat: Sains (the sciences)
Keinginan untuk memahami dan memanipulasi lingkungan fisik di manan kita hidup
merupakan dasar dari minat di bidang ini. Pekerjaan yang tercakup di dalamnya meliputi kerja
laboratorium, produksi minyak, kimia terapan, penelitian biologi, dan rekayasa ilmiah.

c. Tipe Minat
1. Tipe Verbal
Tipe minat verbal ditandai dengan penekanan pada penggunaan kata-kata dari suatu dunia
kerja. Kata-kata yang dimaksud bisa jadi tertulis maupun lisan yang dipakai untuk menemukan
ide-idenya secara berhasil. Kata-kata dapat digunakan untuk membantu orang lain, untuk
mendeskripsikan keindahan, untuk merayu orang lain agar menerima idenya.
2. Tipe Minat: Manipulatif
Tipe manipulatif apabila pekerjaan mempersyaratkan penggunaan tangan. Individu menjadi
puas bekerja dengan benda atau objek-objek. Aktivitasnya meliputi perbuatan kreatif maupun
tugas rutin di bawah pengarahan supervisor.
3. Tipe Minat: Komputasional
Tipe ini merupakan gabungan penggunaan kata dan benda yang berisi item-item yang
berhubungan dengan symbol atau konsep angka.

Tes minat jabatan adaptasi dari Lee dan Thorpe terdiri atas dua bagian. Bagian I berisi 120
pasangan pekerjaan (=240 pekerjaan) dan bagian II terdiri atas 30 nomor (=90 pekerjaan). Terdapat
40 item untuk setiap bidang minat yang terdiri atas 10 dipilih menggambarkan tingkat minat rutin,
20 tingkat menengah, dan 10 tingkat profesional. Sebaran pilihan pekerjaan menjadi 12 kelompok
(A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L). Bidang minat digambarkan dengan menjumlah skor sebagai
berikut :

A + C = skor bidang minat pribadi-sosial

2
B + D = skor bidang minat natural

E + G = skor bidang minat mekanik

F + H = skor bidang minat bisnis

I + K = skor bidang minat seni

J + L = skor bidang minat sains


Tipe minat digambarkan melalui menghitung jawaban-jawaban yang berkode +, o, dan = atau
-. Kode-kode itu menggambarkan :

+ = skor tipe minat verbal

O = skor tipe minat manipulatif, dan

= / = skor tipe minat komputatif.

Tingkat minat diperoleh melalui menghitung hasil pekerjaan bagian II. Tes bagian II
dikelompokkan menjadi 6 (A, B, C, D, E, F).

3. Tes Kraepelin
a. Maksud dan tujuan Tes Kraepelin
Tes kraepelin merupakan tes yang sering digunakan dalam rekruitment karyawan. Dimana
nantinya disuguhi lembaran kertas yang penuh berisi angka-angka dan diminta menjumlahkan
angka diatas yang berdekatan dalam satu kolom dan menulis hasilnya di antara angka tersebut,
kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tester atau penguji akan meminta anda
melanjutkan ke kolom selanjutnya sampai waktu tes berakhir. kertas tes yang berisi berbagai tahap
penyelesaian kombinasi angka yang pada intinya akan menilai aspek kepribadian, daya tahan
kompetensi, dan yang lainnya, kemudian hasil dalam bentuk grafis dan skor tes akan disesuaikan
dengan kebutuhan tes makhluk / perekrut.
b. Tujuan Tes Kreplin
Tes kraepelin dimaksudkan untuk mengukur maximum performance seseorang. Oleh
karenanya tekanan skoring dan interpretasi lebih didasarkan pada hasil test secara obyektif bukan
pada arti proyektifnya.
Dari hasil perhitungan obyektif, dapat diinterpretasikan 4 hal :
1. Faktor kecepatan (speed factor)
2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
3. Faktor keajekan (rithme factor)
4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
Tes kraepelin dapat digunakan untuk menentukan tipe performance seseorang, misalnya
1) Hasil penjumlahan angka yang sangat rendah, dapat mengindikasikan gejala depresi mental
2) Terlalu banyak salah hitung, dapat mengindikasikan adanya distraksi mental
3) Penurunan grafik secara tajam, dapat mengindikasikan epilepsi atau hilang ingatan sesaat
waktu tes.
4) Rentang ritme/grafik yang terlalu besar (antara puncak tertinggi & terendah) dapat
mengindikasikan adanya gangguan emosional.
a. Arah Karir
1. Kecepatan Kerja (Pan-ker)
Ditunjukkan pada berapa prestasi yang dicapai dalam mengerjakan tes. Jika hasil yang
diperoleh testee tinggi maka arah karir yang cocok yaitu bekerja pada bidang pekerjaan

3
kantoran, pekerjaan membuat jadwal, grafik, dan chart, tetapi jika hasil yang diperoleh rendah
maka testee tersebut memiliki kecepatan yang rendah ketika bekerja.
Contoh Profesi: Architect, Interior Designer, Perawat, Administratif, Designer, Child Care,
Konselor, Back Office Manager, Penjaga Toko / Perpustakaan, Dunia Perhotelan.
2. Ketelitian Kerja (Tin-ker)
Ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang diperbuat dalam pengerjaan
tes. Jika testee mendapatkan jumlah kesalahan sedikit maka testee tersebut dapat dikategorikan
mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi.
Contoh Profesi: Bidang Manajemen, Statistika, Matematika, Intelijen, Hakim, Pengacara,
Dokter, Akuntan (Staf Keuangan), Programmer atau yang berhubungan dengan IT, System
Analys/Analyst, Teknisi, Insinyur, Mekanik.
3. Kestabilan/ Keajegan Kerja (Jan-ker)
Ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes. Untuk mengetahui keajegan
atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka dengan cara menskor deret tertinggi
dikerjakan dikurangi deret terendah yang dikerjakan. Jika hasil yang di peroleh testee tinggi,
maka arah karir yang cocok yaitu sebagai direktur atau pimpinan perusahaan.
Contoh Profesi: Polisi, Ahli Forensik, Programmer, Ahli Komputer, System Analyst, Teknisi,
Insinyur, Mekanik, Pilot, Atlit, Entrepreneur.
4. Ketahanan Kerja (Han-ker)
Ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang
dikerjakan oleh testee.
Contoh Profesi: Polisi, Intelijen, Hakim, Pengacara, Pemimpin Militer, Atlit.

d. Skoring, Analisa dan Interpretasi Tes Kraepelin


a. Aspek kecepatan ( Panker )
Cara menskor adalah menjumlahkan deret-deret yang telah dikerjakan oleh testee ( dari
deret ke 1-50 ) lalu di bagi sehingga ditemukan rata-ratanya.
x
Rumus yang digunakan adalah : M=-------
N
M = Rata-rata
N = Jumlah deret
x = Jumlah kerja jawaban
Cara menganalisa adalah skor transfer ke pp ( persentil Point )
Interpretasi dari aspek ini, tester dapat mengetahui berapa prestasi yang dicapai dalam
mengerjakan tes.
b. Aspek ketelitian kerja ( Tinker )
Cara menskor adalah menjumlahkan kesalahan menghitung dan loncatan. Cara
menganalisa adalah skor ditransfer ke PP ( Persentil Poin ).
Interpretasi dari aspek ini, tester dapat mengetahui berapa kesalahan (salah dan loncatan)
yang diperbuat dalam mengerjakan bagaimana kualitas dan konsentrasi kerja testee. Jika testee
memperoleh Raw score < 8, maka skor ini menunjukkan bahwa testee memiliki tingkat
ketelitian yang tinggi, konsentrasi yang baik, dan kualitas kerja yang baik. Jika testee
memperoleh Raw score >, maka skor ini menunjukan testee bersikap tidak teliti, ceroboh, atau
kurang berkonsentrasi dalam bekerja.
c. Aspek keajegan / kestabilan kerja ( Janker )
Cara menskor adalah deret yang tertinggi yand dikerjakan dikurangi deret terendah yang di
kerjakan.
Rumusnya adalah : X = Dt Dr

4
Cara menganalisa adalah skor transfer ke PP ( Persentil Poin)
Interpretasi dari aspek ini adalah, tester dapat melihat yang ditunjukkan dengan irama kerja
seseorang di dalam mengerjakan tes. Stabilitas emosi adalah orang yang bisa beradaptasi
dengan lingkungan sekitar. Ketika dihadapkan pada suatu permasalahan, tidak
mengekspresikan emosinya dengan berlebih-lebihan seperti berteriak sekencang-
kencangnya, memukul, dan marah-marah. Orang stabil emosinya bisa menyeimbangkan
antara kebutuhan fisik dan psikis.. Jika testee memperoleh Raw 8, maka skor ini
menunjukkan bahwa testee cenderung memilik emosi yang tidak stabil. Jika testee
memperoleh Raw < 8, maka skor ini menunjukkan bahwa testee cenderung memiliki emosi
yang stabil.
d. Aspek ketahanan kerja ( Hanker )
Cara menskor adalah membuat titik setiap pekerjan yang diselesaikan kemudian digaris
penghubung antara titikderet 1-50 sehingga terbentuk grafik.
Cara analisa lihat bentuk grafik
Interpretasi dari aspek ini adalah, tester dapat melihat bagaimana daya tahan testee
terhadap situasi menekan ( stres ). Dari grafik, tester juga dapat melihat bagaimana
ketahanan kerja testee. Jika grafik tinggi dan cenderung stabil, maka ketahanan kerja testee
cenderung tinggi. Jika grafik rendah, maka ketahan kerja testee cenderung rendah. Jika
grafik menanjak, maka motivasi testee dalam menghadapi situasi menekan dan motivasi
berprestasi semakin besar.

Jika grafik menurun, maka motivasi testee dalam menghadapi situasi menekan dan
motivasi berprestasi semakin rendah. Individu dikatakan memiliki performance kerja yang
baik jika dalam rentang waktu yang lama, dalam situasi menekan ( stresfull ) mampu
menampilkan unjuk kerja yang cepat, teliti, dan stabil.
e. Skor dan Persentil Poin
1. Ketelitian Kerja
Salah PERSENTIL POIN KLASIFIKASI
0 99 Tinggi
1-2 95 Tinggi
3-5 90 Tinggi
6-11 75 Sedang
12-22 50 Sedang
23-30 25 Rendah
31 10 Rendah

2. Kestabilan
Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI
4 99 Tinggi
5-6 95 Tinggi
7-8 90 Tinggi
9-10 75 Sedang
11-12 50 Sedang
13-14 25 Rendah
15 10 Rendah

5
3. Kecepatan
Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI
8 10 Rendah
9-10 25 Rendah
11-12 50 Sedang
13-14 75 Sedang
15 90 Tinggi
16 95 Tinggi
17 99 Tinggi

3.Tes Warteg
a. Interprestasi Tes Wartegg
Ada lima (4) hal yang akan dinterpretasikan dalam tes wartegg (selanjuntya diistilahkan dengan
WZT), yaitu :
1. Adekuat dan Tidak Adekuat
Pengertian ini dikaitkan dengan aufforderungs characters (seperti bahasan sebelumnya) dari setiap
rangsang dan juga menyangkut sifat dari setiap rangsang; feminine dan maskulin.
a) Rangsangan Feminin
Yang termasuk pada kategori rangsang ini adalah : R1, R2, R7, dan R8. adapun adekuat dan
tidak rangsang feminine ini ditentukan oleh:
1. gambar yang halus
2. ada garis melengkung
3. sesuatu gambar yang hidup (suatu mahluk hidup)
b) Rangsang Maskulin
Yang termasuk pada kategori rangsang ini adalah: R3, R4, R5, dan R6.
Adapun adekuat dan tidaknya rangsang masksulin ini ditentukan oleh:

1. garis yang tegas, lurus dan tidak berbelok-belok.


2. merupakan benda mati (bukan mahluk hidup).

c) Kepenuhan gambar
Gambar yang semakin penuh, makin baik, tetapi harus adekuat.
Kepenuhan gambar ini dapat berupa:

1. Penuh dan adekuat


Menunjukkan : Vitalitas yang kuat dan spontanitas
2. Penuh disertai dengan tekanan yang kuat.
Menunjukkan: dorongan kuat dan agresivitas
3. Penuh dan terletak di tengah
Menunjukkan: penyesuaian diri yang baik dan keseimbangan antara dinamika dan
control
4. Penuh dan ekstrim
Menunjukkan: kecenderungan menguasai orang lain.

Kontras dari gambar yang penuh adalah gambar yang kosong, dan memberikan makna
(khusus untuk rangsangan feminin):
* kurang ada keberanian
* penampilan yang kurang
* takut bergaul
* tidak ada daya kreasi
Sedangkan makna terdapat gambar yang kosong pada umumnya adalah:
menutup diri terhadap kesan keindahan
perhatian ditunjukkan kepada obyek tertentu.
pengolahan rasionalisasi sehingga timbul abtraksi/penyederhanaan
2. Keurutan Gambar
Ada beberapa tipe dalam melihat keurutan dari gambar yang dibuat oleh subyek, yaitu:
1. Tipe Linier/rigid (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8)

6
penghayatan/ tingkah laku yang terhambat
pengendalian kuat
cenderung kaku dalam bertingkah laku
2. Tipe difus/ kabur (7, 5, 3, 1, 8, 6, 2, 4)
labil
tingkah laku dikendalikan oleh dorongan, jadi tidak terarah
ada hambatan dalam rasio
tidak ada keteraturan
3. Tipe Linier/terbalik (8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1)
bersikap oposisional
mempunyai kemauan sendiri
kurang dapat menyesuaikan dengan orang lain
pribadinya kurang ada differensiasi.
4. Tipe teratur/ normal (8, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7)
pribadi yang stabil
ada control terhadap diri
ada kehangatan dalam prilakunya Tipe kendor (2, 1, 8, 3, 6, 5, 4, 7)
orangnya lincah
vital dan afektif, tapi masih dalam batas pengendalian diri
3. Nama Gambar
1. Apabila nama-nama gambar yang dituliskan pendek-pendek, misalnya bunga, rumah,dsb.,
maka ini menunjukkan hal yang normal.

2. Apabila panjangn-panjang, misalnya dipegunungan pada waktu sore hari, seorang anak
yang sedang bermain laying-layang, dsb. Maka ini menunjukkan emosionalitas dan
kecenderungan fantasi yang besar.
3. Sedangkan bila gambarnya abstrak/tidak memiliki bentuk yang jelas, misalnya suasana
perasaan maka ini menunjukkan adanya kecenderungan pada hal-hal yang tidak riil.
4.
B. Analisis Hasil

1. Tes Intelegensi Culture Fair Intelligence Test


Dari hasil tes testi tersebut, melalui transformasi skor mentah menjadi skor standar CFIT diperoleh :
Score mentah : 16
Score Standar CFIT : 83
Tabel Klasifikasi Tes CFIT

IQ Klasifikasi
> 170 I Genius
140 169 II Sangat Superior
120 139 III Superior
110 119 IV Di Atas Rata Rata
90 109 V Rata Rata
80 89 VI Di Bawah Rata Rata
70 79 VII Borderline
30 69 VIII Defektif secara Mental
< 29 IX Tidak terklasifikasikan

Dari tabel klasifikasi diatas dapat diketahui bahwa saya Veni Armiyati dengan IQ = 83 termasuk
pada klasifikasi ke VI dengan kategori Di Bawah Rata-Rata. Dengan hal ini dapat disimpulkan
bahwa saya Veni Armiyati adalah individu yang memiliki daya nalar lambat dalam belajarnya tetapi
dapat digolongkan ke dalam kelompok rata-rata atau sedang pada tingkat bawah.

7
Rekomendasi untuk konseling : sebagai seorang konselor untuk mengatasi atau menangani individu
yang memiliki daya nalar lambat dalam belajarnya yaitu dengan cara memberikan dorongan
motivasi belajar kepada individu untuk belajar serta peran orangtua sangat diperlukan dalam
memberikan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Dengan motivasi, pelajar (siswa) dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam
melakukan kegiatan belajar.
2. TES WARTEGG

Analisa tes Wartegg :


1. Apabila menggambar berdasarkan urutan, Misalnya 1,2,3,4,5,6,7,8 menggambarkan individu
tersebut sebagai individu yang kaku atau konservatif dalam bertingkah laku. Hidup anda
penuh dengan rutinitas, sistematis, matang, dan memiliki kepercayaan diri.
2. Apabila menggambar secara acak, Misalnya 5,7,6,8,3,2,4,1 menggambarkan individu tersebut
sebagai individu yang kreatif, inovatif dan cenderung suka akan Breaking The Low. Namun
kelemahan anda adalah tidak konsisten dan cenderung bertindak di luar aturan.
3. Jika saat menggambar terlalu sering menghapus atau kotor menandakan bahwa individu
adalah orang yang peragu atau tidak terencana.
4. Jika saat menggambar terlalu kuat untuk garis yang seharusnya lembut berarti termasuk orang
yang keras kepala.
5. jika gambarnya biasa-biasa saja dan umum tentu penilaian tingkat kecerdasannya berbeda jauh
dibanding jika kita menggambar sesuatu yang belum terpikirkan orang lain dan berwawasan.
6. Jika laki-laki jangan mulai menggambar dengan nomor 5, karena beberapa anggapan
menyebutkan hal ini berpengaruh terhadap orientasi seks individu tersebut.
7. Jika anda seorang pria dan anda memulai dari kotak nomor 7 maka anda akan dianggap sedikit
aneh. karena umumnya pada kotak ini banyak yang menggambar bunga beserta pernak
perniknya.

Gambar yang paling mudah nomor 1


Gambar yang paling paling sulit nomor 5
Gambar yang paling disukai nomor 4
Gambar yang paling tidak disukai 6

INTERPRETASI TES WARTEGG


1. Aspek adekuat dan tidak adekuat :
Testi menggambar benda hidup pada nomor 2,7,8 menunjukan testi ada pada kategori feminin.
Dan testi menggambar benda mati pada nomor 3,4,5,6 menunjukan testi ada pada kategori
maskulin.
2. Aspek kepenuhan gambar :
Hasil menunjukkan testi menggambar dengan penuh disertai tekanan yang kuat dapat
disimpulkan bahwa testi memiliki dorongan kuat, agresivitas dan pribadi keras kepala.
3. Aspek keurutan gambar
Testi menggambar dengan secara acak dapat disimpulkan bahwa testi memiliki kepribadian
tidak beraturan atau tidak konsisten dan testi termasuk individu yang kreatif dan inovatif.
4. Aspek nama gambar
Testi memberi nama gambarnya yang dituliskan dengan nama pendek-pendek, seperti pohon
maka menunjukan hal yang normal.

Rekomendasi untuk konseling : Dari hasil interpretasi dari semua aspek dapat di diketahui
untuk menangani individu yang memiliki kepribadian tidak beraturan, keras kepala dan
berfikirnya seperti anak-anak dengan menggunakan pendekatan konseling psikoanalisis.
Dengan pendekatan ini konselor membantu individu mencapai kesadaran diri dan membentuk
kepribadian yang baik.
3. TES KRAEPELIN

8
1) Aspek Kecepatan:

Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI


8 10 Rendah
9-10 25 Rendah
11-12 50 Sedang
13-14 75 Sedang
15 90 Tinggi
16 95 Tinggi
17 99 Tinggi

Rumus : M
X
N
Keterangan :
M = Rata-rata
N = Jumlah deret
x = Jumlah kerja jawaban

Jadi, M
X
N
688
=
50
= 13,76
PP = 75

Kesimpulan : Dari hasil analisis aspek kecepatan kerja yang saya peroleh mencapai nilai Persentil Point
75% dengan kategori memiliki Kecepatan Kerja umum / sedang.
2) Aspek Ketelitian :
Salah PERSENTIL POIN KLASIFIKASI
0 99 Tinggi
1-2 95 Tinggi
3-5 90 Tinggi
6-11 75 Sedang
12-22 50 Sedang
23-30 25 Rendah
31 10 Rendah

Jadi, Salah =5
PP = 90

Kesimpulan : Interpretasi dari aspek ini yang sudah saya analisis bahwa saya dapat mengetahui berapa
kesalahan (salah dan loncatan) yang diperbuat dalam mengerjakan bagaimana kualitas dan
konsentrasi kerja saya yaitu S= 5, PP= 90. Dalam hal ini dapat diklasifikasikan saya memiliki
tingkat Ketelitian Kerja yang Tinggi. Dengan score tertinggi , maka menunjukkan bahwa
dalam bekerja saya memiliki kualitas kerja yang baik, kosentrasi yang baik dan kuliatas
kerja yang baik.

3) Aspek Keajegan / kestabilan : (Baik, Sedang, Kurang)

Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI


4 99 Tinggi

9
5-6 95 Tinggi
7-8 90 Tinggi
9-10 75 Sedang
11-12 50 Sedang
13-14 25 Rendah
15 10 Rendah

X = Dt Dr
= 23 12
= 11
PP = 50

Kesimpulan : Interpretasi dari aspek ini adalah saya dapat melihat yang ditunjukkan dengan irama kerja saya
di dalam mengerjakan tes. Stabilitas emosi adalah orang yang bisa beradaptasi dengan
lingkungan sekitar. Ketika dihadapkan pada suatu permasalahan, tidak mengekspresikan
emosinya dengan berlebih-lebihan seperti berteriak sekencang-kencangnya, memukul, dan
marah-marah. Orang stabil emosinya bisa menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis.
Dengan tes yang saya kerjakan pada aspek kestabilan memperoleh score 11, PP= 50
dapat diklasifikasikan memiliki tingkat kestabilan kerja yang sedang atau umum . Maka
skor ini menunjukkan bahwa dalam aspek Keajegan/ kestabilan kerja saya cenderung
memiliki emosi yang stabil.

4) Aspek Ketahanan :

Kesimpulan : Interpretasi dari aspek ini adalah saya dapat melihat bagaimana daya tahan saya terhadap situasi
menekan ( stres ). Dari garis deret penghubung, saya juga dapat melihat bagaimana ketahanan
kerja saya. Ketika saya mengerjakan Tes Kraepelin saya mengalami ketahanan kerja
yang stabil di lihat dari garis deret penghubung dengan tingkat tinggi yang stabil , maka
dapat di simpulkan motivasi saya dalam menghadapi situasi menekan dan motivasi
berprestasi semakin besar.

Sebaliknya jika memperoleh garis penghubung dengan tingkat yang menurun, maka motivasi
dalam menghadapi situasi menekan dan motivasi berprestasi semakin rendah. Individu
dikatakan memiliki performance kerja yang baik jika dalam rentang waktu yang lama, dalam
situasi menekan ( stresfull ) mampu menampilkan unjuk kerja yang cepat, teliti, dan stabil.
Rekomendasi untuk konseling : Dari tes kraeplin yang sudah saya kerjakan score yang
tertinggi dari berbagai aspek ada pada Aspek Ketelitian. Maka pekerjaan atau profesi yang
cocok untuk arah karir saya adalah Bidang Manajemen, Statistika, Matematika, Intelijen,
Hakim, Pengacara, Dokter, Akuntan (Staf Keuangan), Programmer atau yang berhubungan
dengan IT (ilmu teknologi), System Analys/Analyst, Teknisi, Insinyur, Mekanik.

4. TES MINAT JABATAN (Lee-Thorpe)

Bagian I :
a. Bidang minat pekerjaan

Skor A = 12 Skor E = 7 Skor I =16

10
Skor B = 12 Skor F = 10 Skor J = 11
Skor C = 7 Skor G = 9 Skor K =13
Skor D = 6 Skor H = 12 Skor L = 5 Total (120)
Skor (+) = 25 Skor (-) = 19 Skor (o) = 18

Klasifikasi
Pribadi-Sosial (A + C) = 12+7= 19
Natural (B + D) = 12+6= 18
Mekanik (E + G) = 7+9= 16
Bisnis (F + H) = 10+12= 22
Seni (I + K) = 16+13= 29
Sains (J + L) = 11+5= 16

Bidang Minat Skor Persentil Point Klasifikasi


Mentah
Pribadi-Sosial (A+C) 19 60 Baik
Natural (B+D) 18 30 Sedang
Mekanik (E+G) 16 40 Sedang
Bisnis (F+H) 22 50 Baik
Seni (I+K) 29 90 Baik
Sains (J+L) 19 30 Sedang

Berdasarkan hasil di atas, nilai tertinggi ada pada Bidang Minat Seni yaitu pekerjaan yang berkaitan
dengan estetika ( keindahan). Dengan demikian saya memiliki tingkat bidang minat seni yang baik. Orang
dengan tipe seni (artistic) biasanya ekspresif, orisinal, dan independen.
b. Tipe Minat
Skor Verbal (+) = 25
Skor Manipulatif (o) = 18
Skor Komputatif (-) = 19

Tipe Minat Skor Mentah Persentil Point Klasifikasi


Verbal (+) 25 95 Baik
Manipulatif (o) 18 60 Baik
Komputatif (-) 19 70 Baik

Dari hasil analisis yang saya lakukan melalui tes minat bahwa scor yang paling tinggi ada pada aspek
Tipe Minat yaitu Tipe Minat Verbal (+) yaitu kesukaan atau minat yang berhubungan dengan bahasa. Misal
tulisan atau isyarat. Dan dapat diklasifikasikan memiliki tipe minat verbal yang baik.
Tipe minat verbal ditandai dengan penekanan pada penggunaan kata-kata dari suatu dunia kerja. Kata-
kata yang dimaksud bisa jadi tertulis maupun lisan yang dipakai untuk menemukan ide-idenya secara berhasil.
Kata-kata dapat digunakan untuk membantu orang lain, untuk mendeskripsikan keindahan, untuk merayu orang
lain agar menerima idenya. Pekerjaan yang cocok
Apabila seseorang berminat terhadap pekerjaan tertentu maka dia akan melaksanakan dengan perasaan
bahagia, penuh tanggung jawab dan disiplin yang tinggi terhadap tugas-tugas yang diberikan. Memberikan porsi
waktu yang lebih terkait dengan tugas-tugas profesinya, mengerahkan segenap tenaga dan pikiran demi
tercapainya tujuan/sasaran pembelajaran yang telah direncanakan.

Bagian II
Skor a = 5 Skor c = 9 Skor e = 2
Skor b = 7 Skor d = 3 Skor f = 4

c. Tingkat Minat
Tingkat Minat = ((a+d)x1) + ((b+e)x2) + ((c+f)x3))

11
= (( 5+)1)) + ((7+2)2)) + ((9+4)3))
= (81) + (92) + (133)
= 8 + 18 + 39
= 65
Kesimpulan : Dari hasil tingkat minat yang sudah saya analisis dapat diklasifikasikan memiliki tingkat
minat keprofesionalan menengah/ sedang (minat pada tugas keterampilan). Dengan demikian bahwa tingkat
minat saya ada pada tingkat terampil yaitu orang suka bekerja sesuai dengan keahliannya.
Rekomendasi untuk konseling : Dari tes minat jabatan yang sudah saya lakukan score tertinggi
dari berbagai aspek ada pada aspek Bidang Minat yaitu Bidang Seni. Maka pekerjaan /
profesi yang cocok untuk arah karir saya adalah copy writer, penulis, pemain teater,
bintang film atau sinetron, pelukis, desainer dan penyanyi.

12

Anda mungkin juga menyukai