Anda di halaman 1dari 22

MODUL PENGAUDITAN 2

PENYELESAIAN AUDIT DAN TANGGUNG JAWAB PASCA AUDIT

AHSANUL HAQ JALIL


(A31114319)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN

1
A. TINJAUAN MATA KULIAH
Nama Mata Kuliah : Pengauditan 2
Jurusan : Akuntansi
Semester : IV
Kode : 302A333
Jumlah SKS :3

1. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah pengauditan 2 adalah lanjutan dari mata kuliah pengauditan 1 yang
membahas tentang lanjutan pemeriksaan akuntansi (auditing) yang telah dibahas
sebelumnya di pengauditan 1. Materi yang dibahas pada mata kuliah ini secara garis
besar terdiri dari dua bagian yaitu: (1)Audit atas siklus transaksi dan (2)penyelesaian
audit, pelaporan, dan jasa lainnya.
Bagian pertama, audit atas siklus transaksi membahas tentang audit siklus
pendapatan: pengujian pengendalian dan pengujian subtantif, audit siklus pengeluaran:
pengujian pengendalian dan pengujian subtantif, audit siklus produksi, audit siklus
persedian dan pergudangan, audit siklus penggajian dan personalian, audit siklus
investasi, audit siklus pembiyaan, serta audit saldo kas yang akan dibahas pada
pertemuan 2 sampai dengan pertemuan 11.
Bagian kedua, penyelesaian audit, pelaporan, dan jasa lainnya membahas
tentang penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit, penyusunan laporan audit
atas laporan keuangan yang telah diaudit, jasa-jasa lain akunttan dan pelapornya, serta
BAPEPAM dan akuntan public yang akan dibahas pada pertemuan 12 sampai dengan
15.
2. Manfaat Mata Kuliah
Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari mata kuliah ini adalah
mahasiswa dapat memahami tentang audit atas siklus transaksi dan penyelesaian audit,
pelaporan, dan jasa lainnya.
3. Sasaran Belajar
Mahasiswa mampu memahami setiap materi pembelajaran yang telah disusun
dalam GBRP (Garis Besar Rencana Pembelajaran).

2
4. Urutan Penyajian
Setiap materi disajikan setiap pekan sesuai GBRP dengan urutan sebagai berikut:
1. Audit siklus pendapatan: pengujian pengendalian
2. Audit siklus pendapatan: pengujian subtantif
3. Audit siklus pengeluaran: pengujian pengendalian
4. Audit siklus pengeluaran: pengujian subtantif,
5. Audit siklus produksi,
6. Audit siklus persedian dan pergudangan
7. Audit siklus penggajian dan personalian
8. Audit siklus investasi
9. Audit siklus pembiyaan
10. Audit saldo kas
11. Penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit
12. Penyusunan laporan audit atas laporan keuangan yang telah diaudit
13. Jasa-jasa lain akuntan dan pelapornya
14. BAPEPAM dan akuntan publik
5. Petunjuk Belajar bagi Mahasiswa dalam memepelajari modul
Bentuk pembelajaran:
Collaborative Learning (CL)
Diskusi kelompok
Kuliah
Indikator Penilaian:
Mampu melaksanakan dan menerapkan proses pengauditan berdasarkan siklus
akuntansi perusahaan
Mampu melasanakan dan mamahami pengauditan berbasis resiko (ISA)
Mampu menilai, mendeteksi dan merespon resiko kecurangan yang terjadi
Serta mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi dalam
melaksanakan audit.
Mahasiswa juga diharapkan untuk membaca dan mencari referensi materi yang
berkaitan dengan materi bahasan dengan tujuan untuk memperkaya wawasan.

3
B. PENDAHULUAN
Materi Pembelajaran: Penyelesaian audit dan tanggungjawab pasca audit

1. Sasaran pembelajaran:
Mampu mengetahui tentang penyelesaian pekerjaan lapangan
Mampu mengetahui tentang hasil evaluasi temuan
Mampu mengetahui tentang komunikasi dengan klien
Mampu mengetahui tentang tanggung jawab setelah audit
2. Ruang lingkup bahan modul:

Modul ini disusun berdasarkan Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) mata
kuliah Pengauditan II. Penyusunan modul ini merujuk pada berbagai referensi yang
relevan. Hadirnya modul ini diharapkan mampu menambah pengetahuan terkait dengan
pengauditan pada siklus pengeluaran khususnya pada pengujian pengendalian.

3. Manfaat mempelajari modul


Manfaat yang dapat diperoleh setelah mempelajari modul adalah mahasiswa
memiliki pedoman dalam proses pembelajaran agar lebih terarah dalam kaitannya
untuk:
Mampu mengetahui tentang penyelesaian pekerjaan lapangan
Mampu mengetahui tentang hasil evaluasi temuan
Mampu mengetahui tentang komunikasi dengan klien
Mampu mengetahui tentang tanggung jawab setelah audit
4. Urutan pembahasan :
a. Mampu mengetahui tentang penyelesaian pekerjaan lapangan
b. Mampu mengetahui tentang hasil evaluasi temuan
c. Mampu mengetahui tentang komunikasi dengan klien
d. Mampu mengetahui tentang tanggung jawab setelah audit

4
C. MATERI PEMBELAJARAN

AUDIT SALDO KAS

1. Penyelesaian Pekerjaan Lapangan

Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor telah pada tahap akhir
auditnya. Sebelum ia meninggalkan perusahaan klien, ia harus mereview kertas kerja yang
dibuatnya dengan cara membandingkannya dengan kuesioner pengendalian intern dan
program pengujian subtantif, untuk memperoleh keyakinan bahwa semua informasi yang
diperlukannya sebagai dasar penyusunan laporan audit telah terkumpul semua. Untuk itu
dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifik
untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah :

Melakukan review atas peristiwa kemudian.


Membaca notulen rapat
Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
Mendapatkan surat representasi klien
Melaksanakan prosedur analitis

Melaksanakan Review Atas Peristiwa Kemudian


Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas
pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca. AU 560,
Subsequent Events, menyatakan bahwa auditor juga mempunyai tanggung jawab spesifik
atas peristiwa dan transaksi yang:
Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan
Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta
laporan auditor
Sebelum menyusun draft laporan audit, auditor harus mereview peristiwa-peristiwa
kemudian. Review ini terutama bertujuan untuk menentukan apakah peristiwa tersebut
mempunyai dampak yang sedemikian material terhadap penyajian informasi di dalam
laporan keuangan klien.

5
Jenis Peristiwa
Berikut adalah dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :
a. Peristiwa Kemudian Jenis 1
Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal
neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan laporan
keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan.

b. Peristiwa Kemudian Jenis 2


Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca
tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut memerlukan
pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat material, menyertakan data
pro-forma pada laporan keuangan.

Jenis 1 Jenis 2
Realisasi aktiva akhir tahun yang Penerbitan obligasi jangka panjang
dicatat, seperti piutang usaha dan atau saham preferen atau saham biasa.
persediaan, pada jumlah yang berbeda Pembelian suatu perusahaan.
dari yang dicatat. Kerugian dari bencana akibat
Penyelesaian estimasi kewajiban akhir kebakaran.
tahun yang dicatat, seperti perkara
pengadilan atau litigasi dan jaminan
produk pada jumlah yang berbeda dari
yang dicatat.
Peristiwa Kemudian Jenis 1
Peristiwa atau transaksi ini memberikan informasi tambahan bagi manajemen untuk
menentukan saldo akun penilian pada tanggal neraca dan juga kepada auditor dalam
memverifikasi saldo akun tersebut. Dalam mempertimbangkan apakah suatu peristiwa
kemudian perlu diusulkan kepada klien untuk digunakan meng-adjust informasi di dalam
laporan keuangan klien, maka auditor harus membedakan kondisi berikut ini:

a. Apakah kondisi yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut telah


ada sebelum atau pada tanggal neraca? Jika Ya, maka auditor berkewajiban untuk
mengusulkan penyesuaian terhadap informasi yang bersangkutan kepada klien.

6
b. Jika keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut tidak ada
sebelum atau pada tanggal neraca, maka peristiwa kemudian tersebut tidak boleh
digunakan untuk meng-adjust informasi di dalam laporan keuangan klien.

Peristiwa Kemudian Jenis 2


Penyebab terjadinya peristiwa kemudian dalam golongan ini tidak ada sebelum tanggal
neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan penjelasan meskipun tidak
perlu penjelasan terhadap laporan keuangan klien. Berikut contoh peristiwa kemudian yang
memerlukan penjelasan di dalam laporan keuangan klien sebagai catatan kaki atau
penjelesan dalam laporan audit:

a. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi
sementara.
b. Pengeluaran obligasi atau saham.
c. Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi setelah tanggal
neraca.
d. Penurunan nilai harga pasar persediaan sebagai akibat larangan pemerintah terhadap
penjualan suatu produk.
e. Kerugian akibat terbakarnya persediaan yang tidak diasuransikan.

Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh peristiwa kemudian terhadap laporan


keuangan, berikut daftar contoh peristiwa kemudian yang diklasifikasikan menurut akun
yang terpengaruh penyajiannya

Akun yang terpengaruh Peristiwa Kemudian


Kas Bank klien bangkrut
Keputusan pengadilan yang menyita dana klien
Perampokan, pencurian dan penggelapan kas yang
jumlahnya melebihi ganti rugi yang diterima dari
perusahaan asuransi
Piutang usaha Kegagalan penagihan piutang usaha kepada sebagian besar
pelanggan yang tidak diperkirakan sebelumnya
Investasi Penurunan drastis harga pasar surat berharga
Kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan yang
mengeluarkan surat berharga yang dimiliki oleh klien
sebagai investasi

7
Kegagalan pembayaran bunga dan pokok pinjaman oleh
perusahaan yang mengeluarkan obligasi

Penjualan surat berharga pada harga yang jauh di atas atau


di bawah kosnya
Persediaan Kerugian karena kebakaran atau bencana alam yang lain,
yang tidak diasuransikan
Kenaikan atau penurunan drastis harga pasar persediaan
Perubahan metode penentuan harga persediaan
Pengggunaan persediaan yang bersifat luar biasa sebagai
jaminan penarikan kredit
Aktiva tetap Kerugian karena kebakaran atau bencana alam yang lain,
tidak diasuransikan
Rencana perluasan usaha atau pengurangan dana
Penilaian aktiva tetap
Keuangan aktiva tetap karena perubahan yang mendadak
pada permintaan atau produk yang dihasilkan
Utang lancer Komitmen pembelian yang bersifat luar biasa, yang disertai
dengan penurunan harga jual barang dagangan
Pembatalan kontrak pembelian
Kegagalan dalam pembayaran utang wesel
Utang jangka panjang Kenaikan yang besar dalam utang jangka panjang
Kegagalam dalam membayar bunga dan pokok pinjaman
Modal saham Kenaikan atau penurunan jumlah lembar saham yang
beredar
Transakasi pembelian saham sebagai treasury stock yang
bersifat luar biasa
Reorganisasi struktur modal saham
Pengubahan utang obligasi menjadi saham biasa
Perubahan bentuk badan usaha, misalnya dari badan usaha
berbentuk persekutuan (CV/Firma) menjadi perseroan
terbatas (PT) atau sebaliknya

8
Laba ditahan Pembagian dividen yang bersifat luar biasa, yang
menganggu modal kerja
Penyisihan laba yang ditahan yang bersifat luar biasa
Laba/rugi yang jumlahnya material, yang dikreditkan atau
didebitkan langsung ke dalam akun Saldo Laba
Unsur lain Perubahan pinjaman puncak
Perubahan kebijakan manajemen
Perubahan undang-undang
Tambahan pengenaan pajak atau penerimaan penggantian
pajak (tax refund) yang bersifat luar biasa
Persyaratan yang ditetapkan oleh pasar modal
Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal Neraca
Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal
laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut:

a. Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif akhir


tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat.
b. Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati
akhir pekerjaan lapangan.
Membaca laporan keuangan interim akhir yang tersedia serta
membandingkannya dengan laporan yang sedang dilaporkan dan melakukan
perbandingan lainnya yang sesuai dalam situasi-situasi itu.
Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal keuangan
dan akuntansi mengenai:

Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal
neraca atau tanggal pertanyaan itu diajukan.
Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka panjang
atau modal kerja sampai tanggal pertanyaan diajukan.
Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggungjawabkan atas
dasar data sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.
Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal
neraca.

9
Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite lainnya
yang sesuai.
Menanyakan ahli hokum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai perisiwa kemudian yang
menurut pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.
Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan yang
dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor


Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian dalam
laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditor.

Membaca Notulen Rapat


Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite
keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit.
Contohnya: dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan obligasi baru, pembelian
saham treasuri, dan lain lain. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah
hal itu tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai
signifikansi auditnya. Misalnya: informasi yang dipelajari dari catatan tersebut
menyebabkan auditor untuk mengubah pengujian substantif. Dan pembacaan notulen rapat
oleh auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja.

Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian


FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau
serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan
keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian). Kontinjensi
keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil, sedangkan kontinjensi
kerugian seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi auditor. Kontinjensi kerugian
meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan pajak penghasilan, klaim, dan lain-lain
mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus:
a. Dicatat sebagai kewajiban
b. Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
c. Diabaikan

10
Pertimbangan Audit
SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti
tentang:

a. Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan ketidakpastian


mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari litigasi, klaim,
dan penilaian (LCA).
b. Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
c. Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
d. Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.

Surat Pertanyaan Audit


AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien
merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang
LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh manajemen
kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.

Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor


Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor.
Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan
penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat:

a. Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan


b. Masalah yang dihadapi adalah tidak material

Mendapatkan Surat Representasi Klien


Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen
dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat
representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333, Management
Representations, menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti
tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar
yang layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen harus dapat :

a. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor


b. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut
c. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen

11
Isi Surat Representasi
Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang harus
termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi mengenai :

a. Laporan keuangan
b. Kelengkapan informasi
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
d. Peristiwa kemudian

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor


Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi manajemen,
maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada keterbatasan pada
lingkup audit jika auditor tidak dapat :

a. Memperoleh surat rep


b. Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan
dengan prosedur audit lainnya

Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar


auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan pemberian
pendapat.

Melaksanakan Prosedur Analitis


Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan atas
laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan dari review keseluruhan
adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam
mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam melakukan review
keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan serta mempertimbangkan
kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa
serta tidak terduga yang :

a. Diantisipasi dalam perencanaan audit


b. Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantive
Dalam melakukan reviewe keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan keuangan,
data perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan entitas berdasarkan
dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia mengenai kinerja industri, dan

12
(3) data nonkeuangan yang relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta jumlah
karyawan.

Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja keuangan entitas yang
dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan, pelanggan, dan pangsa pasar atas
efisiensi dari proses inti serta kesesuaian ukuran nonkeuangan dengan gambaran
keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

2. Mengevaluasi Temuan

Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu:


a. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
b. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit
Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :

Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit


Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan
adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses
ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua
akun yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun
dapat mencakup komponen berikut:

a. Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui
pengujian substantif atas rincian transaksi dan saldo
b. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling
audit
c. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh
prosedur audit lainnya

Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang
mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut sebagai
salah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang mungkin
dapat mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi selama
periode sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.

Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga pendahuluan


auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit. Dalam
merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat diterima. Jika salah
13
saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang
material juga meningkat. Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka
auditor harus:

a. Melaksanakan pengujian substantif tambahan


b. Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi
risiko salah saji yang material

Mengevaluasi Kelanjutan Usaha


AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan
yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya
selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal
laporan keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkan
keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan
ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa
diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi
operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan yang serupa. Jika auditor
merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan kelanjutan usahanya, maka auditor harus :

a. Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh


kondisi atau peristiwa tersebut
b. Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif tetapi
jika auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial mengenai kelanjutan
usaha, maka auditor harus:

Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan


ketidakmampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama
periode waktu yang layak
Menyertakan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit untuk
mencerminkan kesimpulannya.
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap
harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa informasi yang
mungkin diungkapkan mencakup:

14
a. Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan
yang substansial mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya selama periode waktu yang layak.
b. Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
c. Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa itu serta
setiap faktor yang dapat mengurangi.
d. Kemungkinan penghentian operasi.
e. Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)
f. Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau jumlaj
atau klasifikasi kewajiban.
Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan
Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka,
review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim
audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari
masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.

Merumuskan Pendapat Dan Membuat Naskah Laporan Audit


Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan
mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan
keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada
partner yang melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir tentang
pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi dengan klien

Melakukan Review Akhir Atas Kertas Kerja


Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas
kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit.
Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit ditunjukkan dalam table
berikut:

Review Sifat Review


Manajer Mereview kertas kerja yang disiapkan
oleh auditor senior dan mereview
beberapa atau semua kertas kerja yang
direview oleh auditor senior.

15
Partner yang bertanggung jawab atas Mereview kertas kerja yang disiapkan
penugasan oleh manajer dan mereview kertas kerja
lainnya atas dasar selektif.
Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan
kepastian bahwa:

Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.


Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan.
Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan
dalam surat penugasan.
Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang timbul
selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah
dipenuhi.

3. Mengkomunikasikan Dengan Klien


Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan komite audit
dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal berkenaan dengan:

a. Pengendalian internal klien


b. Pelaksanaan audit
Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat manajemen.

Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Pengendalian


Internal
AU 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang dapat
dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan yang signifikan
dalam perancangan atau operasi pengendalian internal, yang dapat berpengaruh buruk
terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan, dan
melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan
keuangan.

16
Komunikasi itu sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pembagian laporan itu
biasanya harus dibatasi kepada komite audit, manajemen dan pihak lain di dalam organisasi.
Akan tetapi, apabila laporan tersebut diisyaratkan oleh otoritas pemerintah, maka rujukan
khusus harus dinyatakan dalam laporan itu. AU 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan
yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus :

a. Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan dan
bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal
b. Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
c. Menyertakan pembatasan pembagian

Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan


Audit
AU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu berkenaan
dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab mengawasi proses
pelaporan keuangan. AU 380.06-14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit
dapat mencakup hal-hal berikut :

a. Tanggung jawab auditor menurut GAAS


b. Kebijakan akuntansi yang signifikan
c. Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas
d. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
e. Penyesuaian audit yang signifikan
f. Ketidaksepakatan dengan manajemen
g. Konsultasi dengan akuntan lain
h. Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri
i. Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit

Menyiapkan Surat Manajemen


Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap bermanfaat untuk
menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai surat manajemen, yang memuat
rekomendasi yang tidak termasuk dalam komunikasi yang disyaratkan dengan komite audit.
Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang:

a. Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak di pertimbangkan


sebagai kondisi yang dapat dilaporkan

17
b. Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah yang
tercatat selama audit
c. Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak

4. Tanggung Jawab Setelah Audit


Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas:

a. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor.
b. Penemuan faktor yang ada
c. Penemuan prosedur yang dihilangkan

Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Dan Penerbitan


Laporan Auditor
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk
mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama periode
waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang material. Auditor dapat
menggunakan tanggal ganda dalam laporan audit. Tanggal ganda merupakan praktik yang
paling umum karena member tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas
tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan lapangan.

Penemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal Laporan


Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada setelah
audit pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04), menunjukkan bahwa jika (1)
auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin mempengaruhi laporan
yang telah dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi
itu. Apabila penyelidikan lebih lanjut menguatkan eksistensi fakta itu dan auditor merasa
yakin bahwa informasi itu penting bagi mereka yang mengandalkan atau cenderung
mengandalkan pada laporan keuangan, maka auditor harus mengambil langkah-langkah
untuk mencegah ketergantungan pada laporan audit itu di masa depan.

Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka auditor
harus memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai penolakan tersebut
penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi spesifik, auditor
harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan (2) menyatakan bahwa jika
informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi diandalkan.

18
Penemuan Prosedur Yang Dihilangkan
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai
kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung
pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan jika auditor
memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan auditor yakin bahwa orang-
orang saat ini mengandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera melaksanakan
prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternatif yang akan memberikan dasar yang
memuaskan atas pendapatnya.

Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan bukti-
bukti mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung jawab lagi.
Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta yang ada pada
tanggal laporan sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya, auditor
harus mengikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraph terakhir dari
bagian terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan bersangkutan.
Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau yang dihilangkan, maka
auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk menentukan tindakan yang tepat.

19
D. LATIHAN
Pertanyaan:
1. Langkah-langkah apa yang dilaksanakan dalam penyelesaian pekerjaan lapangan?
2. Kapan auditor diwajibkan untuk berkomunikasi dengan klien?
3. Apa saja tanggung jawab auditor setelah audit?

Jawaban:

1. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penyelesaian perkerjaan lapangan


mencakup:
a. Melakukan review atas peristiwa kemudian
b. Membaca notulen rapat
c. Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim dan penilaian
d. Mendapatkan surat representasi klien
e. Melakukan prosedur analitis
2. Auditor diwajibkan untuk berkomunikasi dengan klien mengenai kondisi-kondisi yang
dapat dilaporkan berkaitan dengan:
a. Pengendalian internal
b. Pelaksanaan audit
c. Rekomendasi mengenai efisiensi dan efektivitas operasi klien dalam surat
manajemen.
3. Auditor mempunyai tanggung jawab tertentu setelah audit mencakup pertimbangan
atas:
a. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor.
b. Penemuan faktor yang ada
c. Penemuan prosedur yang dihilangkan

20
E. RANGKUMAN
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk memastikan audit yang
berkualitas. Prosedur yang dilaksanakan dalam aktivitas ini mempunyai beberapa karakteristik
yang berbeda, yaitu: 1) prosedur itu tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun-akun
spesifik, 2) prosedur itu dilaksanakan sesudah tanggal neraca, 3) prosedur itu melibatkan
banyak pertimbangan subyektif oleh auditor, dan 4) prosedur itu biasanya dilaksanakan oleh
manajer audit atau anggota senior lainnya dari tim audit yang mempunyai pengalaman yang
luas dengan klien.

Dalam tahap penyelesaian audit, auditor melaksanakan pengujian tambahan atas penyajian
dan pengungkapan, termasuk mereview kontijensi dan peristiwa kemudian. Auditor juga
mereview kecukupan bukti audit dan keputusan yang diambil untuk menentukan apakah hal itu
mendukung pendapat audit. Kemudian auditor berkomunikasi dengan komite audit dan
manajemen mengenai temuan yang penting dan persoalan lainnya.

21
F. DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C.., Raymond N. Johnson & Walter G. Kell. (2003). Modern Auditing,
Jakarta: Erlangga.

http://www.scribd.com

22

Anda mungkin juga menyukai