I. PENDAHULUAN
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan Malaria yang dibuat ini diharapkan dapat
dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan penyuluhan di
Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan mengaplikasikan
isi pesan penyuluhan yang disampaikan dan Penyakit Malaria di
masyarakat dapat dicegah dan diturunkan.
I. PENDAHULUAN
Salah satu masalah penyakit berbasis lingkungan yang sangat
menghawatirkan dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu
singkat adalah penyakit Diare. Penyakit ini timbul dikarenakan
kebiasaan buruk dari perilaku masyarakat itu sendiri seperti buang air
besar disembarang tempat (BABS), minum air yang belum dimasak,
tidak terbiasa mencuci tangan pakai sabun sebelum dan setelah BAB,
serta tidak memperhatikan kebersihan lngkungan sekitar rumah
sehingga dapat menjadi sarang serangga penular penyakit Diare
seperti : Lalat, Tikus dan Kecoak.
Data Diare per Desember 2013 untuk Wilayah kerja Puskesmas
Ngalupolo sebanyak 155 orang dengan hamper semua penderitanya
adalah anak dibawah 5 tahun. Dalam Program MDGS salah satu
permasalahan yang harus segera di atasi yaitu permasalahan penyakit
Diare, yang saat ini sedang diupayan pencegahannya yang salah
satunya melalui Penyuluhan Diare ke masyarakat dan orang tua bayi
balita saat Posyandu sehingga Penyakit Diare atau angka kesakitan
Diare dapat diturunkan dan masyarakat dapat merubah perilaku hidup
bersih dan sehat terutama kesehatan lingkungan.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
1. Masyarakat dapat mengetahui tentang bahaya penyakit Diare
2. Masyarakat dapat mencegah terjadinya penyakit Diare di Rumah
tangga maupun masyarakat
3. Dapat menurunkan angka kesakitan Diare dan memutuskan rantai
penularan Penyakit Diare
4. Masyarakat dapat menerapkan Pola Hidup Bersih dan sehat di
Rumah Tangga
5. Masyarakat dapat mengetahui tanda, gejala, penanganan Diare dan
cara membuat Larutan Gula Garam di Rumah.
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan Malaria yang dibuat ini diharapkan dapat
dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan penyuluhan di
Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan mengaplikasikan
isi pesan penyuluhan yang disampaikan dan Penyakit Malaria di
masyarakat dapat dicegah dan diturunkan.
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
1. Masyarakat dapat mengetahui tentang bahaya penyakit DBD
2. Masyarakat dapat mencegah terjadinya penyakit DBD di Rumah
tangga maupun masyarakat
3. Dapat menurunkan angka kesakitan DBD dan memutuskan rantai
penularan Penyakit DBD
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan DBD yang dibuat ini diharapkan dapat
dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan penyuluhan di
Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan mengaplikasikan
isi pesan penyuluhan yang disampaikan dan Penyakit DBD di
masyarakat dapat dicegah dan diturunkan.
I. PENDAHULUAN
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang resiko
penularannya sangat cepat, karena penyebab utama adalah kuman
tuberculosis yang menyebar melalui udara yang berasal dari dahak
pasien yang positif.
Banyak masyarakat yang belum paham tentang apa itu penyakit
TBC, sehingga banyak penyakit TBC yang diketahui ketika sudah parah
atau meninggal, mitos mitos yang berkembang di masyarakat yang
dapat memicu susahnya pencegahan penyakit TBC. Angka kesakitan
penyakit TBC memiliki data fluktuasi begitu tinggi, walaupun penyakit
TBC dapat disembuhkan namun, pola piker dari masyarakat harus
terus dibangun sehingga dapat memutuskan rantai penularan penyakit
TBC.
Untuk itu perlu dilakukan kegiatan penyuluhan tentang
penyakit TBC kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti
dan memahami tentang Penyakit TBC dan upaya pencegahannya.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
1. Masyarakat dapat mengetahui tentang cara cara pencegahan
penyakit TBC dan Penanganan TBC
2. Masyarakat dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari
3. Menurunnya kasus penyakit TBC di masysrakat
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan TBC yang dibuat ini diharapkan dapat
dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan penyuluhan di
Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan mengaplikasikan
isi pesan penyuluhan yang disampaikan dan Penyakit TBC di masyarakat
dapat dicegah dan diturunkan.
I. PENDAHULUAN
Survey menunjukan pada beberapa tahun belakangan ini
terjadi peningkatan penyakit menular, salah satunya adalah HIV dan
AIDS. Fenomena penyakit ini terlihat seperti gunung es, hanya
terlihat sedikit di permukaan, namun masih banyak tersembunyi
dibawah, oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya pencegahan sejak
dini dengan edukasi agar masyarakat khususnya kaum muda bisa
terhindar dari penyakit ini.
Penyebaran penyakit HIV dan AIDS dari hari ke hari relative
cepat sehingga itu perlu dilakukan upaya pencegahan secara masal
yang melibatkan semua pihak. Untuk menyadarkan masyarakat akan
bahaya HIV dan AIDS, maka setiap tanggal 1 Desember kita peringati
hari HIV dan AIDS. Upaya pengendalian HIV dan AIDS yang
dilakukan memerlukan kepdulian dan dukungan dari semua pihak,
dengan meningkatkan pengetahuan yang konferhensif dari semua pihak
baik anak sekolah maupun orang tua, diharapkan mereka akan
terhindar dan terselamatkan dari penularan HIV dan AIDS.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
1. Dapat mengurangi Stigma atau mitos mitos tentang penyakit
HIV / AIDS
2. Masyarakat dapat mengetahui tentang penyakit HIV / AIDS dan
dapat mencegah penyakit tersebut.
3. Menurunnya kasus penyakit HIV / AIDS masysrakat
7. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan HIV/ AIDS yang dibuat ini diharapkan
dapat dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan penyuluhan
di Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan
mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan dan Penyakit
HIV / AIDS di masyarakat dapat dicegah dan diturunkan.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE
UPTD KESEHATAN KECAMATAN ENDE TIMUR
I. PENDAHULUAN
Salah satu upaya yang dilakukan dalam Hygiene sanitasi
perorangan adalah menyikat gigi secara baik dan benar. Banyak
permasalahan kesehatan yang ditimbulkan akibat tidak memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut, bahkan dapat menyebabkan gangguan yang
lebih parah lagi, seperti gingivitis kronis hingga peradangan gusi.
Kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan karena garda
terdepan dalam system pencernaan kita, tempat kita mengolah
makanan, sehingga perlu diperhatikan secara baik dan benar, karena
jika bermasalah pada kesehatan gigi dan mulut proses pengunyahan
makanan tidak akan berjalan sempurna, banyak bakteri yang akan ikut
serta masuk ke dalam system pencernaan kita dan dapat menimbulkan
penyakit penyerta lainnya seperti Diare.
Masyarakat cenderung kurang memperhatikan cara menyikat
gigi yang baik dan benar, ditambah lagi budaya sirih yang sudah
tertanam lama di masyarakat yang berakibat sebagian besar gigi orang
dewasa bermasalah. Penanaman budaya sikat gigi yang baik dan benar
serta menjaga kesehatan gigi dan mulut, selain perlu terus di
informasikan ke masyarakat, juga harus ditanam pada anak anak
sedini mungkin, baik itu di rumah maupun di Sekolah sehingga pola
tersebut akan terus terbawa hingga dewasa dan dengan cara menyikat
gigi yang baik dan benar akan berdampak pula pada kesehatan gigi dan
mulut. Untuk itu perlu adanya penyuluhan tentang kesehatan gigi dan
mulut serta cara menyikat gigi yang baik dan benar, sehingga angka
gangguan kesehatan gigi dan mulut dapat ditekan se kecil mungkin.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
1. Anak anak sekolah dan masyarakat dapat paham tentang apa
itukesehatan gigi dan mulut
2. Anak anak dan masyarakat dapat mengetahui cara sikat gigiyang
baik dan benar
3. Menanamkan pola sikat gigi sesuai waktu dan cara yang benar pada
anak anak dan masyarakat
5. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan KESGILUT dan SIKAT GIGI YANG BAIK
DAN BENAR yang dibuat ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan dan
pegangan untuk melakukan penyuluhan di Masyarakat dan anak sekolah
sehingga masyarakat dan anak anak di usia sekolah dapat mengerti
dan mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan.
I. PENDAHULUAN
Posyandu adalah Pos Pelayanan terpadu yaitu tempat pelaksanaan
kegiatan pelayanan kesehatan, penyuluhan dan penimbangan bayi dan
balita. Posyandu merupakan milik masyarakat yang perlu dimanfaatkan
untuk kesehatan masyarakat itu sendiri. Namun data menunjukan
untuk cakupan penimbangan bayi dan balita di Posyandu (D/S) masih
sangat rendah. Banyak permasalahan yang kompleks seputar
penimbangan bayi dan balita di Posyandu, masyarakat belum paham
betul manfaat menimbang bayi dan balita di Posyandu setiap bulannya,
tidak jarang pula kebanyakan anak anaknya dititip sedangkan orang
tua sibuk bekerja. Di Posyandu selain kita dapat melihat pertumbuhan
dan perkembangan berat badan anak, kita juga dapat memperoleh
informasi informasi penting lainnya yang diberikan oleh tenaga
kesehatan. Pelaksanaan Posyandu dengan system 5 meja sangat
efisien, ibu bayi dan balita diharapkan membawa KMS setiap bulan,
untuk dapat memantau tumbuh kembang anak.
Banyak permasalahan kesehatan yang timbul akibat orang tua
tidak membawa anaknya ke Posyandu diantaranya tidak memperoleh
informasi kesehatan, anak tidak mendapat imunisasi dan jika anak
menderita kekurangan gizi orang tua sulit untuk mengontrolnya, untuk
itu perlu diberikan enyuluhan kepada orang tua bayi balita baik oleh
kader maupun oleh petugas kesehatan tentang pentingnya orang tua
menimbang bayi dan balitanya setiap bulan di Posyandu.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
Agar orang tua mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
Agar orang tua mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan
balita.
Agar orang tua mengetahui balita yang sakit,
(demam/batuk/pilek/diare), berat badan dua bulan berturut-turut
tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah)
dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat segera dirujuk ke
puskesmas.
Agar orang tua mengetahui kelengkapan imunitasi.
Agar orang tua mendapatkan penyuluhan gizi
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan yang dibuat ini diharapkan dapat dijadikan
acuan dan dan pegangan untuk melakukan penyuluhan di Masyarakat
khusunya di Posyandu sehingga orang tua bayi dan balita dapat
mengerti dan mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan.
I. PENDAHULUAN
Salah satu Indikator Promosi Kesehatan adalah Penerapan
PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. PHBS adalah semua
perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya
tentang Gizi : makanan beraneka ragam makanan, minum tablet
tambah darah, mengkonsusmsi garam beryodium, memberi bayi dan
balita, pemberian kapsul vitamin A.
Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua
perilaku kesehatan. Rumah tangga perlu diberdayakan pola Hidup
Bersih dan Sehat, karena permasalahan penyakit yang sering timbul di
masyarakat adalah dari perilaku keluarga itu sendiri yang menyimpang
yang dapat menyebabkan bermacam macam gangguan kesehatan yang
buruk. Ada 10 Indikator adalah PHBS yang harus diterapkan oleh
anggota Rumah Tangga itu sendiri, jika salah satu Indikatornya belum
memenuhi syarat maka Rumah tangga itu belum dikatakan ber Perilaku
Hidup Bersih dan sehat.
Untuk itu perlu terus dilaksanakan kegiatan Penyuluhan dan
survey Rumah Tangga ber PHBS, sehingga anggota Rumah Tangga
dapat merubah perilakunya menjadi ber perilaku Hidup Bersih dan
Sehat.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan Rumah
Tangga ber PHBS yang dilakukan yaitu :
1. Menurunkan angka kesakitan akibat tidak menerapkan PHBS di
Rumah Tangga
2. Keluarga dan anggota keluarga dapat menerapkan 10 PHBS di
Rumah tangga
3. Pencapaian Indikator PHBS di Rumah Tangga
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga yang dibuat ini
diharapkan dapat dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan
penyuluhan di Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan
mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan dan masalah
kesehatan di masyarakat dapat dicegah dan diturunkan.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE
UPTD KESEHATAN KECAMATAN ENDE TIMUR
I. PENDAHULUAN
Salah satu Indikator Promosi Kesehatan adalah Penerapan
PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. PHBS adalah semua
perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya
tentang Gizi : makanan beraneka ragam makanan, minum tablet
tambah darah, mengkonsusmsi garam beryodium, memberi bayi dan
balita, pemberian kapsul vitamin A. PHBS harus diterapkan sejak anak
anak masih kecil khusunya di Sekolah , Anak anak sekolah
terkadang mendapatkan permasalahan kesehatan bukan hanya di
rumah tetapi juga di Sekolah tempat mereka belajar, sehingga perlu
dianjurkan untuk menerapkan PHBS di Sekolah.
Ada 8 Indikator adalah PHBS yang harus diterapkan oleh anak
anak di Sekolah, jika salah satu Indikatornya belum memenuhi
syarat maka sekolah tersebut belum dikatakan ber Perilaku Hidup
Bersih dan sehat.
Untuk itu perlu terus dilaksanakan kegiatan Penyuluhan PHBS
di Sekolah, sehingga anak anak sekolah dapat merubah perilakunya
menjadi ber perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan Rumah
Tangga ber PHBS yang dilakukan yaitu :
1. Menurunkan angka kesakitan akibat tidak menerapkan PHBS di
Sekolah
2. Anak anak sekolah dapat menerapkan 8 PHBS di Sekolah
3. Pencapaian Indikator PHBS di Sekolah
4. Sekolah menjadi Bersih dan Rapi
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan PHBS di Sekolah yang dibuat ini
diharapkan dapat dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan
penyuluhan pada Anak anak Sekolah sehingga anak sekolah, guru dan
orang orang yang beradadi Sekolah dapat mengerti dan
mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan dan masalah
kesehatan di masyarakat dapat dicegah dan diturunkan.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE
UPTD KESEHATAN KECAMATAN ENDE TIMUR
I. PENDAHULUAN
Dalam indicator MDGS prioritas utama adalah pencapaian
Kesehatan ibu dan Anak , namun banyak kematian ibu dan anak yang
mendorong adanya pelaksanaan P4K, data Kabupaten Ende sendiri
menunjukan di tahun 2012 terdapat kematian ibu hamil dan bersalin
10 orang dengan angka kematian, Neonatus : 46 org Bayi 14 orang dan
Balita : 5 org. Sebagian besar kematian disebabkan oleh penyebab
langsung, yaitu perdarahan, infeksi, eklamsia, persalinan lama dan
komplikasi abortus, tapi disamping itu kematian ibu juga dilatar
belakangi oleh rendahnya tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan
kedudukan dan peran perempuan.
Untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan upaya
percepatan penurunan AKI. Tahun 2000 DEPKES telah mencanangkan
Strategi MPS yaitu :
1. Setiap persalinan ditolong oleh Nakes terlatih
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat dan
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran
Oleh karena itu perlu terus dilakukan sosialisasi dan
penyuluhan kepada masyarakat tentang P4K baik itu dilaksanakan
secara perorangan, kelompok masarakat, di Posyandu maupun di Forum
forum resmi sehingga tidak ada lag kasus kenatian Ibu dan Anak.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
Tujuan Umum
- Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif
keluarga dan masyarakat dalam persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi dan bahaya kebidanan bagi
ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.
Tujuan Khusus
- Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K
disetiap rumah ibu hamil
- Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
terampil
- Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun
- Tertangani kejadian komplikasi sedini mungkin
- Menurunya AKI / dan AKB
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan tentang P4K yang dibuat ini diharapkan
dapat dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan penyuluhan
di Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan
mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan dan tidak ada
lagi kasus AKI dan AKB.
I. PENDAHULUAN
Dalam indicator MDGS prioritas utama adalah pencapaian
Kesehatan ibu dan Anak , namun banyak kematian ibu karena hamil,
bersalin dan nifas yang masih banyak masyarakat yang belum paham
tentang tanda bahaya tersebut. Data Kabupaten Ende sendiri
menunjukan di tahun 2012 terdapat kematian ibu hamil dan bersalin
10 orang dimana sebagian besar kematian disebabkan oleh penyebab
langsung, yaitu perdarahan, infeksi, eklamsia, persalinan lama dan
komplikasi abortus, tapi disamping itu kematian ibu juga dilatar
belakangi oleh rendahnya tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan
kedudukan dan peran perempuan.
Indikator keberhasilan yang diharapkan tercapai dengan
Pelaksanaan Revolusi KIA yaitu : Peningkatan Jumlah Fasilitas
kesehatan yang memadai, Peningkatan Cakupan Bumil yang melahirkan
di fasilitas kesehatan yang memadai, Pembuatan peraturan
peraturan yang dapat memayungi.
Untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan upaya
percepatan penurunan AKI. Tahun 2000 DEPKES telah mencanangkan
Strategi MPS yaitu :
1. Setiap persalinan ditolong oleh Nakes terlatih
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat dan
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran
Oleh karena itu perlu terus dilakukan sosialisasi dan
penyuluhan kepada masyarakat tentang Tanda bahaya pada ibu hamil,
ibu bersalin dan ibu nifas, baik itu dilaksanakan secara perorangan,
kelompok masarakat, di Posyandu maupun di Forum forum resmi
sehingga tidak ada lagi kasus kematian Ibu dan Anak.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
Tujuan Umum
- Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil, ibu bersalin dan ibu nifas melalui peningkatan peran
aktif keluarga dan masyarakat dalam persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi dan bahaya kebidanan bagi
ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.
- Tertangani kejadian komplikasi sedini mungkin
- Menurunya Angka kematian ibu hamil, ibu bersalin dan ibu
nifas
- Merubah presepsi masyarakat tentang mitos mitos yang
tidak benar pada saat ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas
b. Empat Terlalu :
1. Terlalu muda,
2. Terlalu tua
3. Terlalu dekat jarak melahirkan
4. Terlalu sering melahirkan.
Tanda Bahaya Ibu Hamil
- Perdarahan
- Bengkak pada kaki dan tangan, disertai pusing dan dapat diikuti
kaki kejang
- Demam tinggi
- Keluar air ketuban sebelum waktunya
- Gerakan janin berkurang atau tidak
- Muntah terus dan tidak mau makan
Tanda Bahaya Persalinan
- Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas
- Perdarahan lewat jalan lahir
- Tali Pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
- Air ketuban keruh dan berbau
- Ibu mengalami kesakitan hebat
- Ibu tidak kuat mengejan atau alami kejang
Tanda Bahaya Persalinan
- Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas
- Perdarahan lewat jalan lahir
- Tali Pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
- Air ketuban keruh dan berbau
- Ibu mengalami kesakitan hebat
- Ibu tidak kuat mengejan atau alami kejang
Tanda Bahaya Ibu Nifas
- Perdarahan lewat jalan lahir
- Demam lebih dari 2 hari
- Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit
- Mengalami gangguan jiwa
- Bengkak di muka, kaki dan tangan, mungkin dengan sakit
kepala dan kejang
Tanda Bahaya Bayi Sakit Berat
- Tidak mau menyusui
- Kaki dan tangan teraba dingin atau bayi demam
- Kejang, Badan bayi kuning
- Tali pusat basah dan bau
- Gerakan kedua kaki dan tangan lemah
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan tentang Tanda Bahaya pada Ibu Hamil,
Ibu Bersalin dan Ibu nifas yang dibuat ini diharapkan dapat dijadikan
acuan dan dan pegangan untuk melakukan penyuluhan di Masyarakat
sehingga masyarakat dapat mengerti dan mengaplikasikan isi pesan
penyuluhan yang disampaikan dan tidak ada lagi kasus AKI dan AKB.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE
UPTD KESEHATAN KECAMATAN ENDE TIMUR
I. PENDAHULUAN
Peran orang tua sangatlah besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan Balita, khususnya dalam menjaga asupan gizi yang harus
diperoleh Balita. Proses pemantuan tumbuh kembang anak mealui
kegiatan di Posyandu setiap bulan, sedangkan untuk Gizi Balita dengan
memperhatikan asupan gizi balita yang harus diperoleh sesuai dengan
usianya, baik dari nilai gizi yang harus diperoleh, jenis makanannya
maupun kuantitas makananya. Zat zat gizi yang harus diperoleh
harus terpenuhi semua baik Protein, Karbihidrat, Lemak, Mineral dan
Vitamin, hal ini dikarenakan selain untuk pertumbuhan dan
perkembangan Balita itu sendiri juga utnuk menghindari akibat
gangguan dan kekurangan Zat gizi.
Permasalahan kompleks yang sering terjadi di masyarakat,
orang tua tidak paham tentang asupan gizi yang harus diperoleh Balita,
njarang menimbang balita ke Posyandu setiap bulan dengan alas an
sibuk bekerja dan sebagainya, hal ini yang menjadi dasar mengapa
perlu dilakukan penyuluhan terhadap orang tua balita di masyarakat
baik di Posyandu maupun konseling keluarga tentang Gizi Balita.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
1. Orang tua balita dapat mengerti dan mengolah gizi seimbang bagi
balita
2. Menurunya angka ganggua akibat gizi kurang dan gizi buruk
3. Peningkatan status gizi dan pertumbuhan dan perkembangan Balita
yang semakin baik
III. MATERI PENYULUHAN PENYAKIT GIZI BALITA
1. Pengertian Gizi
Gizi adalah makanan dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang
berhubungan dengan kesehatan.
2. Makanan bayi usia 0-6 bln
Pertumbuhan dan perkembangan bayi masih berlangsung sampai
dewasa. Makanan yang paling sesuai untuk bayi adalah Air Susu
Ibu (ASI) yang merupakan makanan pokok untuk bayi.
3. Pola pemberian makanan pada bayi usia 0-2 tahun.
PEMBERIAN
UMUR MACAM MAKANAN
DALAM SEHARI
0 s/d 6 bulan ASI Sekehendak
6 s/d 8 bulan ASI Sekehendak
Makanan Lumat (bubur susu/nasi
tim lumat) 2x
9 s/d 11 bulan ASI Sekehendak
Buah (apel, pear, pisang, pepaya,
alpukat, melon)
1x
Bubur nasi/nasi tim 3x
Makanan selingan diantara 2 waktu
makan (biscuit, bubur kacang
ijo,dll) 2x
12 s/d 24 bulan ASI Sekehendak
Buah (apel, pear, pisang, pepaya,
alpukat, jeruk, semangka mangga)
1x
Makanan seperti keluarga 3x
Makanan selingan diantara 2 waktu
makan (biscuit, bubur kacang ijo,
nagasari, dll) 2x
Keterangan: Makanan keluarga mudah dicerna dan tidak pedas.
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan Gizi Balita yang dibuat ini diharapkan
dapat dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan penyuluhan
di Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan
mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan dan Penyakit
Akibat kekurangan Gizi di masyarakat dapat dicegah dan diturunkan.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE
UPTD KESEHATAN KECAMATAN ENDE TIMUR
I. PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa perubahan / transisi dari anak-anak
menuju dewasa.
Di satu sisi remaja tidak ingin dianggap anak kecil, tapi disisi lain
remaja juga belum jadi dewasa. Dalam masa perubahan, banyak hal
yang berubah, khususnya menyangkut pertumbuhan fisik termasuk
kematangan seksual disebut sebagai MASA PUBER. Perubahan ini
begitu cepat terjadi, pada masa remaja terutama pada umur 12-14
tahun pertumbuhan badan sangat cepat.
Remaja tidak cuma berubah fisik (badan) saja, tapi keadaan
jiwanya juga berubah. Perubahan ini sangat mempengaruhi perilaku
remaja. Di satu sisi remaja bersemangat, lebih kreatif, senang
berpetualang, jatuh cinta. Namun... kadang-kadang mudah marah
(emosional), bosan, apatis (cuek), kadang bete. Hal ini wajar dialami
remaja pada masa-masa pertumbuhan karena itu merupakan suatu
proses perkembangan jiwa menuju kedewasaan. Jiwa itu meliputi
emosi, kecerdasan dan interaksi dengan orang lain.
Remaja harus ketahui tentang beberapa masalah perilaku
yang dapat berakibat fatal bagi kehidupan selanjutnya atau
mendatangkan kerugian baik fisik, jiwa, sosial seperti : Penyalahgunaan
NAPZA, IMS/ISR, HIV dan AIDS dengan mengetahui system
Kesehatan Reproduksi Remaja dan Kiat kiat yang harus dilakukan di
massa pertumbuhan
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan KESPRO yang
dilakukan yaitu :
1. Remaja mengetahui tentang system Reproduksi Remaja
2. Remaja dapat membentengi diri dari perbuatan perbuatan
negative
3. Tidak ada lagi kasus yang menimpa anak Remaja seperti : MBA,
IMS/ISR dan HIV / AIDS
4. Mempersiapkan remaja menghadapi dan melewati masa pubertas
yang seringkali cukup berat.
4. Alat Reproduksi
Alat Reproduksi Cewek
1. Alat reproduksi bagian luar :
Bibir besar kemaluan (Labia mayora) : adalah daerah yang
berambut kiri dan kanan berfungsi sebagai pelindung dan
menjaga agar bagian dalam tetap lembab.
Bibir kecil kemaluan (Labia minora) : adalah daerah yang
tidak berambut dan terdapat jaringan serat sensorik yang
luas.
Klitoris (kelentit) merupakan organ kecil yang banyak
mengandung pembuluh darah dan syaraf
Mulut vagina adalah ujung luar vagina.
2. Alat reproduksi bagian dalam dan fungsinya:
Vagina : merupakan liang senggama, jalan keluar bagi darah
Haid, dan jalan keluar waktu bayi lahir.
Leher rahim : Bagian uterus yang berbatasan dengan
vagina. Pada saat persalinan tiba, leher rahim membuka
sehingga bayi dapat keluar.
Rahim : Tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi
tumbuh dan berkembang selama kehamilan. Bentuknya
seperti buah alpukat gepeng. Pada saat tidak hamil, besar
rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung.
Saluran telur : Berupa saluran yang terletak di kanan dan
kiri rahim, berfungsi sebagai penghubung rongga rahim dan
indung telur.
Umbai-umbai : Berfungsi untuk menangkap sel telur yang
dikeluarkan indung telur.
Ovarium : Terletak di kiri dan kanan rahim di dalam rongga
pinggul : Berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum) sebulan
sekali, ovarium kiri dan kanan secara bergiliran
mengeluarkan sel telur (ovulasi). Sel telur dapat dibuahi
oleh spermatozoa sehingga terjadi pembuahan (konsepsi).
Bila tidak dibuahi, sel telur akan ikut keluar bersama
darah saat menstruasi
Alat Reproduksi Cowok
1. Alat reproduksi cowok bagian luar :
o Penis : Berfungsi sebagai alat sanggama dan sebagai saluran
untuk pengeluaran sperma dan air seni. Kepala/Glans penis
merupakan bagian ujung penis yang ditutupi oleh lipatan kulit
yang disebut preputium
o Buah zakar (Testis) : Berjumlah dua buah untuk
memproduksi spermatozoa. Testis berada dalam skrotum.
2. Alat reproduksi cowok bagian dalam :
o Saluran sperma (Vas deferens) : Saluran yang menyalurkan
sperma dari testis menuju ke uretra/saluran kencing.
o Kelenjar Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar
lainnya. : Menghasilkan cairan mani (semen) yang berguna
untuk memberikan makanan pada sperma.
o Saluran kencing (Urethra) : adalah jalan bagi air seni dan air
mani menuju lubang di ujung glands. Saat air mani keluar
secara otomatis katup untuk air seni menutup.
5. Hormon pada Cewek dan Cowok
1. Hormon pada Cewek ada 2 yaitu Hormon Estrogen dan
Progesteron yang mempunyai Fungsi : merangsang
pertumbuhan saluran telur, rongga rahim dan vagina, Membuat
dinding rahim makin tebal dan produksi cairan vagina
bertambah banyak, Untuk melemaskan otot-otot halus,
meningkatkan produksi zat lemak di kulit, Meningkatkan suhu
badan, dan Pada rahim progesteron merangsang sekresi
kelenjar-kelenjar.
2. Hormon pada Cowok yaitu Hormon Testosteron yang
mempunyai fungsi : Hormon ini mempengaruhi alat-alat dalam
tubuh serta menyebabkan terjadinya beberapa pertumbuhan
seks primer dan sekunder.
6. Tanda Tanda Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Ada 3 Tanda Khas pada Cewek dan cowok yaitu :
1. Menstruasi
2. Kehamilan
3. Mimpi Basaah
7. Bagaimana cara kita merawat alat reproduksi agar tetap sehat
Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari
Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non
sintetik
Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab, dan tidakk
berbau
Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang
menggunakan air bersih dan dikeringkan dengan air dan tissue
Tidak terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina
Jangan memakai panty liner dalam waktu yang lama
Perguanakan pembalut ketika menstruasi, dan diganti paling lama
setiap 4 jam atau setelah buaing air
Bagi cowok sebaiknya disunat
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan KESPRO yang dibuat ini diharapkan dapat
dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan penyuluhan di
kepada Remaja baik di Sekolah maupun di Masyarakat sehingga
Remaja dapat mengerti dan mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang
disampaikan dan dapat Menjaga Kesehatan Reproduksinya dengan
Baik.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE
UPTD KESEHATAN KECAMATAN ENDE TIMUR
I. PENDAHULUAN
Keraberadaan penyakit Filariasis disuatu wilayah disebabkan
oleh empat faktor yakni ; 1) Lingkungan yang kumuh, 2) perilaku
manusia, 3) Pelayanan kesehatan yang belum optimal, dan 4). Penyakit
keturunan. Diantara keempat faktor tersebut, faktor lingkungan
yang kotor dan perilaku hidup bersih dan sehat , merupakan dua
faktor dominan yang mendorong masih tingginya penderita vilaria
di Kabupaten Ende. Meskipun tidak dianggap sebagai penyebab utama
kematian, namun penyakit filaria setara dengan penyakit TIGA
BESAR yaitu HIV/AIDS, Malaria dan TB Paru, terutama dalam hal
kecacatan kronis karena ketiga jenis penyakit ini memiliki kemampuan
untuk menyebabkan cacat fisik dengan berbagai dampak ikutannya.
Sejak tahun 2004 Kabupaten Ende belum pernah
melaksanakan pengobatan massal, pada hal disi lain Kabupaten Ende
memiliki data dasar dan uji petik serta sentinel pilihan. Mencermati
permasalahan penyakit berbasis lingkungan yang sudah terabaikan
tersebut, program gerakan pemberantasan filariasis perlu
dilaksanakan dengan konsentrasi berupa pemutusan mata rantai
penularan penyakit dan pemberantasan sumber penyakit yang dapat
menyebabkan kecacatan kronis pada masyarakat melalui upaya
promotif dan preventif melalui kegiatan berbasis masyarakat seperti;
1) Kegiatan penyuluhan kesehatan guna meningkatkan pengetahuan dan
kesesadaran masyarakat tentang bahaya filarial agar masyarakat
mulai memiliki pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), 2).
Pemutusan Rantai penularan Filaria, 3).Mencegah dan membatasi
kecacatan akibat filaria, 4). Memperkuat surveilance, 5).Pengendalian
vektor terpadu melalui kegiatan penyemprotan, dan 6). Tidur
menggunakan kelambu.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan Filariasis
yang dilakukan yaitu :
1. Agar Masyarakat Paham Tentang Penyakit Filariasis
2. Agar Masyarakat Dapat memutuskan rantai penularan penyakit
Filariasis
3. Masyarakat dapat menerapkan PHBS di Lingkungan Perumahan
4. Menurunkan Angka Kesakitan Filariasis
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
1. Masyarakat dapat mengetahui tentang Pentingnya pemberian
Imunisasi
2. Orang Tua Bayi Balita dapat membawa anaknya ke Posyandu setiap
Bulan untuk mendapat Imunisasi
3. Tidak ada kasus Penyakit yang timbul akibat anak tidak di
Imunisasi
I. PENDAHULUAN
Penyakit Frambusia walaupun beberapa tahun terahkir ini di
Indonesia jarang terjadi namun penyakit ini tergolong berbahaya dan
dapat menyebabkan cacat permanen. Keraberadaan penyakit
Frambusia disuatu wilayah disebabkan oleh empat faktor yakni ; 1)
Lingkungan yang kumuh, 2) perilaku manusia (PHBS), 3) Pelayanan
kesehatan yang belum optimal, dan. Diantara ketiga faktor tersebut,
faktor lingkungan yang kotor dan perilaku hidup bersih dan sehat ,
merupakan dua faktor dominan yang mendorong masih tingginya
penderita Frambusia. Meskipun tidak dianggap sebagai penyebab
utama kematian, namun penyakit frambusia setara dengan penyakit
TIGA BESAR yaitu HIV/AIDS, Malaria dan TB Paru, terutama
dalam hal kecacatan kronis karena ketiga jenis penyakit ini memiliki
kemampuan untuk menyebabkan cacat fisik dengan berbagai dampak
ikutannya.
Sejak tahun 2006 di Indonesia dari 10 Provinsi yang ada,
jumlah kasus yang dideteksi sebanyak 3.889 Kasus. Mencermati
permasalahan penyakit berbasis lingkungan yang sudah terabaikan
tersebut, program gerakan pemberantasan dan Eliminas Frambusia
perlu dilaksanakan dengan konsentrasi berupa pemutusan mata rantai
penularan penyakit dan pemberantasan sumber penyakit yang dapat
menyebabkan kecacatan kronis pada masyarakat melalui upaya
promotif dan preventif melalui kegiatan berbasis masyarakat seperti;
1) Kegiatan penyuluhan kesehatan guna meningkatkan pengetahuan dan
kesesadaran masyarakat tentang bahaya frambusia agar masyarakat
mulai memiliki pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), 2).
Pemutusan Rantai penularan Frambusia, 3).Mencegah dan membatasi
kecacatan akibat frambusia, 4). Memperkuat surveilance terpadu
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
1. Masyarakat dapat mengetahui tentang penyakit Frambusia dan
bahaya yang ditimbulkan
2. Menurunkan bahkan menghilangkan kasus Frambusia di
Masyarakat
3. Masyarakat dapat mencegah dan memutuskan penularan penyakit
Frambusia di masyarakat
III. MATERI PENYULUHAN IMUNISASI
Informasi Penting tentang Penyakit Frambusia
Penyebab Treponema pertenue dan Menyerang anak umur < 15
tahun
Penyakit infeksi yg menyerang kulit, tulang rawan, tulang
Cara penularan :
- kontak langsung dengan Luka dan Lecet
Sumber penularan : manusia
Masa Inkubasi : 21 hr ( 9-90 hr)
Stadium Penyakit Frambusia
1. Stadium Primer :
- timbul papula
- penuh bakteri, bisa bertahan 3-6 bulan
- sembuh spontan
- Predileksi :
- Kaki dan pantat
2. Stadium Sekunder
- Penyebaran Treponema
- meluas mengakibatkan:
- Lesi kulit multiple, Pantat, kaki, tangan, wajah
- Belum merusak tulang
- Pada tahap ini telapak kaki bisa terjadi penebalan yang
sakit, Berjalan menjadi susah dan sakit
3. Stadium Laten : Biasanya Tanpa gejala Lesi kulit dan terjadi
relaps
4. Stadium Tresier : biasanya terjadi setelah 25 Tahun setelah
lesi pertama
Terjadi Kerusakan pada tulang, sendi dan jaringan lunak
Tantangan Frambusia
1. PHBS dalam mencegah Frambusia : masih ada yang tidak punya
akses PHBS (air bersih dan sabun)
2. Masih ada yang belum mengetahui tentang penyakit Frambusia
jadi lama dalam proses penyembuhannya.
Pencegahan Frambusia
Pencegahan preventif (penemuan dini): pemeriksaan kontak,
survey anak sekolah (uks), rvs dll.
Pilot kemoprofilaksis bagi kontak penderita.
Promotif : penyuluhan tanda dini Frambusia, kampanye
penurunan stigma, dengan Pemutaran film, leaflet dsb..
Budayakan PHBS (cuci tangan pakai sabun, gunakan air bersih
yang cukup dan mejaga sanitasi lingkungan)
Kuratif : pengobatan sedini mungkin
Rehabilitatif : pencegahan cacat, rehabilitasi medik,
rehabilitasi sosial ekonomi
Peran Kader Dan Toma Dalam Pengendalian Kusta & Frambusia
Penyuluh
Penggerak Masyarakat
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan tentang Frambusia yang dibuat ini
diharapkan dapat dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan
penyuluhan di Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan
mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan dan menurunya
Kasus Penyakit Frambusia di masyarakat.
I. PENDAHULUAN
Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai
sepasang kelenjar air susu dan saat melahirkan kelenjar ini akan
memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya Air susu setiap
mamalia berbeda, dan disesuaikan dengan kebutuhan serta laju
pertumbuhan masing-masing Jenis dan spesies. Seperti juga manusia
yang apabila seorang ibu sehabis melahirkan akan secara otomatis
mengeluarkan Air Susu, ASI sangat dibutuhkan oleh seorang bayi
sejak ia berumur 0 hari hingga 6 bulan karena didalam ASI
mengandung berbagai macam Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh bayi
sebagai pengganti makanan.
Dalam kehidupan sehari hari timbul berbagai permasalahan
kompleks yang terjadi dalam pemberian ASI Ekslusif pada bayi,
seperti ASI tidak keluar, ibu tidak mau menyusui bayinya dengan
berbagai macam alasan (ibu sibuk bekerja, takut payudaranya
mengendur, kuantitas ASI sedikit) dan sebagainya. Walaupun
sebenarnya banyak kerugian yang akan dialami ibu ketika tidak
menyususi secara ekslusif baik secara eknomis (lebih sering terserang
penyakit saluran pernafasan bawah, radang sal telinga bawah, infeksi
saluran pencernaan, Biaya untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu lebih
murah dpd harga formula termurah, secara ekologis (Pemberian susu
formula memiliki asosiasi erat dengan diproduksinya limbah yang tdk
dapat didaur ulang (seperti lempeng timah untuk membuat kemasan
kaleng, serta plastik, karet dan silikon untuk membuat botol dan dot)
Dengan adanya permasalahan tersebut diatas maka perlu
dilaksanakan kegiatan penyuluhan tentang ASI Ekslusif di masyarakat,
sehingga bayi balita menjadi sehat dan memiliki system kekebalan
tubuh yang baik.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
1. Orang tua bayi dapat mengerti tentang manfaat ASI Ekslusif
2. Memberikan kekebalan tubuh pada bayi secara alamiah
3. Dengan ASI Eklusif tidak mengalami kerugian secara ekonomis
4. Bayi tidak mengalami gizi kurang dan gizi buruk
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan tentang ASI Ekslusif yang dibuat ini
diharapkan dapat dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan
penyuluhan di Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan
mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan.
I. PENDAHULUAN
Salah satu target MDGS yang harus dicapai adalah menurunya
AKI (Angka Kematian IBU) dan AKB (Angka kematian bayi), yang
harus didukung oleh banyak factor diantaranya dengan program
keluarga berencana yang bertujuan untuk mengatur jarak kelahiran
anak, menuju keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Sejalan dengan program tersebut di atas Pemerintah telah
memberikan kebijakan
kepada semua PUS di rumah tangga untuk mempunyai 2 Anak saja. Hal
ini dikarenakan banyak permasalahan di masyarakat yang memicu
terjadinya AKI dan AKB seperti : ibu yang terlalu sering melahirkan,
terlalu dekat jarak anaknya, usianya terlalu tua atau terlalu muda.
Masih banyak PUS yag belum memahami tentang KB dan
menggunakan alat kontrasepsi, karena factor budaya (Mitos) yang
masih sangat popular di masyarakat, hal ini mengakibatkan banyaknya
PUS yang tidak ber KB, maka salah satu metode efektif yang dapat
diterapkan yaitu melalui Penyuluhan atau penyebaran informasi
tentang KB.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
Untuk mencegah kematian ibu dan anak
Pengaturan jarak kehamilan
Pembinaan ketahanan keluarga dan Peningkatan kesejahteraan
keluarga.
PUS paham tentang KB dan dapat memilih alat kontrasepsi yang
pas untuk dipakai
III. MATERI PENYULUHAN KB
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN (KB) ?
KB adalah suatu program untuk mengatur jarak kelahiran anak menuju
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
MENGAPA HARUS BER KB?
Untuk mencegah kematian ibu dan anak
Pengaturan perkawinan
Pengaturan kehamilan
Pembianan ketahanan keluarga
Peningkatan kesejahteraan keluarga.
SIAPA SAJA YANG HARUS MENGIKUTI PROGRAM KB?
Ibu dengan penyakit kronis.
Usia ibu < 20 tahun atau > 30 tahun denagn anak > 3 orang.
Ibu yang sudah pernah elahirkan > 5 x melahirkan.
Ibu dengan riwayat penyakit persalinan.
Keluarga dengan sosial ekonomi yang kurang memadai.
BAGAIMANAKAH METODE KB YANG AMAN BAGI KELUARGA?
Cara sederhana: pantang berkala, senggama terputus,
menyusui bayi.
Alat: kondom, dafragma, IUD.
Obat obatan: hormonal dan spermatisida.
Kontrasepsi mantap (kontap): suntik, susuk, pil.
DIMANA SAJA KELUARGA DAPAT MEMPEROLEH PELAYANAN
KB?
Dokter dan bidan praktek swasta.
Lembaga masyarakat: Posyandu, kelompok akseptor.
Lembaga kesehatan: puskesmas, klinik swasta dll.
APAKAH YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH KELUARGA
AKSEPTOR KB?
Semua alat kontrasepsi memiliki keuntungan dan kerugian.
Putuskanlah untuk ber KB bila telah mendapatkan
kesepakatan dengan pasangan masing masing (suami/istri).
Konsultasikan kepada tenaga kesehatan (dokter/bidan)
mengenai alat/ metode kontrasepsi yang tepat.
Kontrol secara teratur dan ikuti petunjuk yang diberikan
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan tentang KB yang dibuat ini diharapkan
dapat dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan penyuluhan
di Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan
mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE
UPTD KESEHATAN KECAMATAN ENDE TIMUR
I. PENDAHULUAN
Usia Lanjut merupakan kelompok usia mulai dari usia 45 tahun
ke atas yang mana semua manusia di usuia tersebut sudah mulai
penurunan disfunsi yang mulai dari kepala hinga kaki, kelompok usia
Lanjut ini akan rawan terhadap semua penyakit baik jasmani maupun
rohani. Seiring dengan perkembagan jaman angka harapan hidup pada
usia lanjut semakin menurun hal ini di sebabkan kurang perhatian dari
keluaga akan pentingnya kesehatan diusia lanjut di samping itu pula
kurangnya pemahaman yang baik dari semua masyarakat.
Dari data yang diperoleh banyaknya para usia lanjut di Indonesia
mencapai 60 % setiap tahunnya dan meninggal rata-rata diusia 60-
70 tahun, maka dengan ini pentingnya dilakukan penyuluhan.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
Untuk mencegah kematian ibu dan anak
Pengaturan jarak kehamilan
Pembinaan ketahanan keluarga dan Peningkatan kesejahteraan
keluarga.
PUS paham tentang KB dan dapat memilih alat kontrasepsi yang
pas untuk dipakai
a. Kemunduran fisik:
- Secara umum (jantung, paru, otot, dll).
- Fleksibilitas menurun.
- Makna reaksi menurun.
- Daya tahan status fisik menurun.
- Sexualitas menurun.
b. Kemunduran psikologis
- Daya pikir menurun.
- Perubahan aspek kepribadian.
- Emosi, sukar tidur, bicara melantur.
- kreativitas, produktivitas menurun.
c. Kemampuan Sosial:
- Kehilangan kedudukan.
- Kehilangan teman teman hidup.
- Penyesuaian diri kurang.
- Sulit untuk menerima gagasan baru.
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan tentang LANSIA yang dibuat ini
diharapkan dapat dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan
penyuluhan di Masyarakat (Lansia) sehingga masyarakat (Lansia) dapat
mengerti dan mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE
UPTD KESEHATAN KECAMATAN ENDE TIMUR
I. PENDAHULUAN
Penggunaan Garam seringkali hanya sebatas sebagai bumbu
dapur yang tidak diketahui pemanfaatannya, sebagian besar
masyarakat tidak mempedulikan apakah garam tersebut mengandung
yodium atau tidak baik masyarakat di pesisir pantai maupun
masyarakat pegunungan. Pentingnya penggunaan garam beryodium
sangat dirasakan terutama bagi anak anak di usia pertumbuhan dan
perkembangan.
Salah satu penentu majunya suatu Negara yaitu bagaimana
menyehatkan anak anak sebagai ujung tombak d masa yang akan
datang, karena kalau kecerdasan, kesehatan anak anak tidak
didukung maka akan mengalami kemunduruan (The Lose generation)
salah satunya dengan mengkonsumsi garam beryodium. Walaupun
sepele namun manfaatnya sangat besar karena dalam garam beryodium
mengandung DHA yang berfunsi meningkatkan daya kea otak
(Kecerdasan) dan menhindai terjadinya gangguan Tiroid (Gondok).
Data menunjukan hingga tahun 2012 meskipun menurun angka
kesakitannya namun terdapat kasus GAKY atau Gangguan akibat
kekurangan Yodium sebesar 40% di daerah daerah pegunungan,
karena kurangnya masyarakat mengkonsumsi Garam beryodium. Garam
beryodium selain langsung terdapat pda garamnya langsung, juga
terdapat pada makanan makanan laut tertentu, hal ini yang banyak
beum diketahui oleh kebanyakan masyarakat, sehingga perlu
dilaksanakan kegiatan Penyuluhan tentang pemanfaatan dan
penggunaan garam beryodium.
II. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyuluhan yang
dilakukan yaitu :
Menurunya Gangguan Kesehatan Akibat Yodium
Masyarakat mengerti tentang Manfaat dari Garam beryodium
Masyarakat dapat mengetahui makanan yang mengandung yodium
III. MATERI PENYULUHAN GARAM BERYODIUM
Pengertian:
Garam Ber Yodium adalah garam yang didalamnya terkandung zat
zat yodium
Manfaat Garam Beryodium :
Membantu Kecerdasan Otak anak anak di masa pertumbuhan
karena mengandung DHA
Mengambat terjadinya penyakit Tiroid (Gondok)
Tidak terjadinya kasus kasus GAKY
Jenis jenis makanan yang mengandung YODIUM
1. Makanan Laut.
a. Seafod dan Jenis kerang kerangan
b. Rumput Laut
c. Ikan ikan laut
IV. PENUTUP
Dari Satuan Penyuluhan tentang Garam Beryodium yang dibuat ini
diharapkan dapat dijadikan acuan dan dan pegangan untuk melakukan
penyuluhan di Masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti dan
mengaplikasikan isi pesan penyuluhan yang disampaikan.