Anda di halaman 1dari 10

Laporan Tugas Mata Kuliah Lokasi dan Pola Ruang

Pola Harga Lahan Kecamatan Muntilan


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lokasi dan Pola Ruang
(TKP 149P)
Dosen Pengampu:
1. Pangi, ST, MT

Disusun Oleh:

Laras Safira
(21040115060060)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenanNYA laporan harga
lahan menggunakan ArcGIS ini dapat terselesaikan. Serta dari kasih dan
sayangNYA lah penulis mampu membuka pikiran demi tersusunnya laporan ini.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk melengkapi tugas mata
kuliah lokasi dan pola ruang. Tugas yang dimaksud berkaitan dengan interpolasi
menggunakan ArcGIS untuk menghasilkan klasifikasi harga lahan sesuai
interpolasi. Dalam pengerjaannya merupakan uraian dari simulasi yang
dilakukan penulis dalam melakukan interpolasi dengan menggunakan ArcGIS.
Besar harapan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis
pribadi dan pembaca sekalian. Dimana laporan ini dapat menjadi salah satu
panduan alternatif dalam melakukan interpolasi dan makin mempermudah
dalam proses klaisifikais harga lahan sesuai inerpolasi yang telah dilakukan.

Semarang, 1 November 2016


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang tersusunnya laporan ini adalah merupakan salah satu
tugas mata kuliah lokasi dan pola ruang yang merupakan salah satu mata kuliah
di program studi DIII Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota. Penulis juga mulai
memahami bahwa lokasi da pola ruang sangat berguna bagi keperluan tata kota.
Salah satu pengaplikasian hal ini yaitu dilakukan untuk kepentingan klasifikasi
harga lahan berdasarkan interpolasi dan menghasilkan data peta berupa shp.

B. Tujuan
Agar dapat melakukan analisis zona lahan berdasarkan harga lahan dengan
menggunakan interpolasi

C. Kajian Literatur
Lahan adalah lingkungan fisik dan biotik yang berkaitan dengan daya
dukungnya terhadap kehidupan dan kesejahteraan hidup manusia.
Lingkungan fisik berupa relief atau topografi, iklim, tanah dan air, sedangkan
lingkungan biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan. Dalam
penggunaan lahan, perlu diperhatikan aspek fisiknya agar tidak
menimbulkan kerusakan bagi tanah serta daerah sekitarnya. Faktor fisik yang
paling dominan adalah kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan air
laut.
Harga lahan adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan
harga nominal dalam satuan uang untuk satu satuan luas tertentu. Harga
lahan akan selalu meningkat dan tak ditentukan oleh faktor tunggal.
Disesuaikan dengan lokasinya, harga lahan cenderung naik setiap tahun.
Berikut faktor yang memengaruhi meningkatnya harga tanah:
a. Lokasi tanah strategis
Merupakan hal umum bahwa semakin strategis lokasi lahan
tersebut maka semakin tinggi pula harga jualnya. Peningkatan harga
tanah mengacu pada pemahaman tersebut, lokasi tanah strategis amat
ditentukan oleh pertimbangan ekonomis. Misalnya sebuah lahan yang
berada di pusat kota, dekat dari pusat pemerintahan dan pusat bisnis.
Belum lagi apabila kualitas lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya
mendukung. Seperti tersedianya fasilitas umum dan utilitas umum.
Otomatis tanah yang lokasinya berdekatan dengan jalan lingkungan
tertata berdasar blok plan, saluran drainase, jaringan listrik, jaringan
PDAM, juga taman lingkungan, dan lainnya membuat harga tanah makin
istimewa. Apalagi jika fasilitas tersebut berada di tanah yang ada di
kawasan perumahan. Dengan sendirinya, fasilitas standar dan penunjang
tersebut membuat nilai ekonomisnya semakin tinggi.
b. Penguasaan tanah oleh beberapa pihak
Kenyataannya harga tanah bisa meningkat disebabkan oleh
penguasaan tanah yang dilakukan beberapa pihak. Pihak-pihak tertentu
ini biasanya adalah para pengembang, investor serta kumpulan pemilik
modal. Mereka bisa membeli lahan dalam skala ribuan hektare kemudian
diolah dan dijual kembali. Dengan begitu mereka bisa meraup
keuntungan dua hingga tiga kali lipat berkat penjualan tanah. Semakin
banyak pengembang dan investor yang melakukan ini maka harga tanah
akan terus meningkat.
c. Meningkatnya permintaan properti
Permintaan pembangunan properti terutama perumahan menjadi
salah satu faktor penyebab harga lahan meningkat. Pasalnya,
perkembangan properti di Indonesia terus meningkat. Saat ini hampir
semua jenis rumah diminati masyarakat. Mulai rumah subsidi, rumah
tapak, maupun rumah komersial. Permintaan properti yang melaju
kencang ini turut ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi yang membaik
dan meningkatnya investasi dalam sektor ini.
d. Terletak di kawasan padat penduduk
Harga tanah dikawasan penduduk akan cenderung terus meningkat.
Hal ini diperkuat fakta bahwa tanah yang terletak di kawasan penduduk
lazimnya menuai aktivitas pembangunan dan ekonomi lebih tinggi
daripada kawasan yang kurang padat penduduk. Semakin maju
kawasannya maka semakin mahal harga tanahnya. Biasanya juga para
pengembang akan berburu tanah di kawasan yang memang padat
penduduk karena lebih laku dan mudah saat menjualnya.
Tanah yang berada di kawasan padat penduduk atau perumahan
pasti memiliki legalitas yang lebih lengkap dan aman, melindungi
pemiliknya dibanding tanah biasa. Legalitas utama terwujud dalam
bentuk Sertifikat Hak Milik (SHM) untuk kawasan perumahan yang dijual
oleh developer berbadan hukum, dipastikan developer tersebut telah
mengantongi Izin Pemanfaatan Tanah (IPT).
e. Keberadaan benda-benda di atas tanah
Ternyata meningkatnya harga tanah juga dipengaruhi oleh
keberadaan benda-benda yang terletak di atasnya. Benda-benda
tersebut bisa berupa bangunan tertentu maupun tanaman yang bernilai
ekonomis serta produktif. Faktor ini memang masih disangsikan
masyarakat. Nyatanya, dengan adanya tanaman produktif dan ekonomis
seperti kelapa, karet, kopi, cokelat hingga sawit mumpuni meningkatkan
harga tanah. Apalagi jika tanaman tersebut bisa dibudidayakan dan
menghasilkan keuntungan pula.
f. Tingginya biaya pematangan lahan
Harga tanah yang melejit terpacu karena rumitnya pengurusan dan
perizinan di belakang. Ada biaya-biaya lain yang ikut melekat saat
mengurus pematangan lahan. Jadi, Anda bukan hanya harus membayar
biaya pembelian tanah saja melainkan ada pula biaya registrasi,
sertifikasi hingga perizinan pengembangan di atasnya. Tujuan dari
pengeluaran biaya lain-lain tersebut demi membantu pematangan lahan
supaya tanah yang Anda miliki atau Anda beli terbebas dari persoalan
izin ilegal.

D. Alat dan Bahan


Alat:
Perangkat Keras (Komputer, Mouse)
Perangkat Lunak (ArcGIS)
Bahan:
Data Acuan
Citra Kecamatan Salaman
SHP Harga Lahan di Kecamatan Salaman
BAB II

PEMBAHASAN

1. Masukakan data harga lahan yang akan di analisis. Klik Arctoolbox klik
spatial Analysist Tools Pilih Interpolation Pilih IDW Ok.

2. Setelah terbuka jendel IDW, lalu masukkan yang akan diinterpolasikan


Input point feature : Layer yang akan diinterpolasikan
Z value field : variabel yang akan diinputkan pada hasil interpolasi
Output raster : tempat menyimpan hasil interpolasi
Outpul cell size : 10
Lihat gambar di bawah
3. Kemudian tentukan titik pusat pada Kecamatan Muntilan. Setelah
menentukan titiknya lalu di eksport, caranya klik titik pusatnya klik
kanan layer Pilih Data Klik Export Data.

4. Untuk melihat jangkauan pusat permukiman dengan daerah di


sekitarnya bisa menggunakan multiple ringbuffer, caranya yaitu Klik
Analysist Tools Pilih Proximity Pilih Multiple Ring Buffer kemudian isi
jendela Multiple Ring Buffer:
Input features : titik pusat permukiman
Output Feature Class : tempat menyimpan hasil
Distance: isi jarak sesuai yang ingin di interpolasi
Field Name: Distance
Lihat gambar di bawah ini.
5. Untuk melihat klasifikasi pola harga dari pusat permukiman dengan
wilayah sekitarnya yaitu dengan cara, klik Interpolate Line kemudian
klik di titik pusat kemudian tarik garis sampai keluar wilayah lalu klik
Profile Graph. Kemudian muncul grafik yang akan dianalisis. Seperti
gambar di bawah ini
Kesimpulan Analisis Harga Lahan Kecamatan Muntilan
Interaksi penggunaan lahan dan harga lahan dilakukan dengan
mengidentifikasi dominasi penggunaan lahan dari sub pusat kota. Interaksi
penggunaan lahan dan harga berpusat dari penggerak pengembangan wilayah
yaitu sub pusat Kelurahan Taman Agung . Terdapat dua sub pusat yang terletak
disetiap Kelurahan. Sub pusat I di Kelurahan Taman Agung dan sub pusat II di
Kelurahan Pucungrejo.
Dominasi penggunaan sub pusat I sedikit berbeda sub pusat II.
Penggunaaan lahan dominan sub pusat I yaitu perkantoran dan jasa dalam jarak
0-100 meter, permukiman pada jarak 100-400 meter dan aktivitas non kota pada
jarak 100-600 meter. Penggunaan lahan dominan ada dua yaitu perkantoran dan
jasa dan permukiman. Pada sub pusat II penggunaan lahan dominan yaitu
permukiman pada jarak 0-100 meter dan 100-600 berupa aktivitas non kota.
Kemudian terjadi perubahan penggunaan lahan dominan yaitu jarak 0-50 meter
berupa komersial, 50-200 meter penggunaan lahan permukiman dan 200-600
sama dengan tahun sebelumnya yaitu aktivitas non kota.
Harga lahan yang memiliki jarak dekat dengan sub pusat lebih tinggi
dibandingkan dengan wilayah yang terletak jauh dari pusat kota. Namun, hal ini
tidak terjadi di sub pusat I dimana mulai jarak 400 meter sampai dengan 600
meter harga tanah mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan letak wilayah
tersebut dekat dengan Jalan Arteri Jogja- Magelang yang juga menjadi pusat
perkembangan wilayah Jogjakarta dan Magelang. Hubungan antara penggunaan
lahan, harga dan jarak dari sub pusat disajikan dalam bentuk grafik yang
menunjukkan fluktuasi perubahan setiap pengunaan lahan disetiap jarak.

Anda mungkin juga menyukai