Anda di halaman 1dari 5

27

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara menentukan curah hujan disuatu

wilayah dan mengetahui penggunaan alat pengukuran curah hujan.

1.3 Tinjauan Pustaka

Umumnya penakaran curah hujan banyak dilakaukan dengan

menggunakan penakar hujan Observatarium. Penakar hujan tipe observatorium

adalah penakar hujan tipe kolektor yang menggunakan gelas ukur untuk

mengukur air hujan. Penakar hujan ini adalah merupakan penakar hujan yang

paling banyak digunakan di Indonesia dan merupakan "standar" di negara kita.

(Kartasapoetra, 2005)

Penakar curah hujan tipe observatorium mempunyai kelebihan dan

kekurangan tersendiri, kelebihan dan kekurangannya antara lain adalah

sebagaiberikut. Penakar hujan observatorium mempunyai kelebihan berupa :

mudah dipasangnya, mudah dioperasikannya karena langsung terukur pada gelas

ukur dan pemeliharaannya juga relatif mudah karena tak ada bagian-bagian

tambahan pada alat. Akan tetapi kekurangannya adalah data yang didapat

hanyalah data jumlah curah hujan selama periode 24 jam. Resiko kerusakan gelas

ukur dan resiko kesalahan pembacaan dapat terjadi saat membaca permukaan dari

tinggi air di gelas ukur, sehingga hasilnya dapat berbeda. Penakar hujan dapat di

terangkan melalui Bagian Bagian yang menyusun dan membentuk Penakar

tersebut, Bagian - bagian dari penakar hujan Observatorium adalah sebagai

berikut (Mul Suryani, 2005).


28

Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam

tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan

1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang

datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu

liter. (Boer. 2003)

1.4 Metodologi Praktikum

1.4.1 Bahan dan Alat Praktikum

- Ombrometer

- Alat Tulis

- Stopwatch

1.4.2 Cara kerja Praktikum

a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini

b. Menempatkan ombrometer pada lahan pengamatan dan mengatur posisi


sedemikian rupa

c. Menyalakan kran air dan menampungnya pada gelas pengukur curah hujan

d. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel hasil pengamatan dan


mendokumentasikan dengan menggunakan kamera

1.5 Hasil dan Pembahasan Praktikum

1.5.1 Hasil Praktikum

Tabel 4.1 Tabel Hasil Pengamatan Pengukuran Curah Hujan

NO Hari & Tanggal Jam / Waktu (WIB) Curah Hujan (ml)


29

08:30 09:00 WIB 30 ml


09:30 09:15 WIB 33 ml
09:45 10:00 WIB 30 ml
1 15 09 2016
15:00 15:05 WIB 5 ml
15:05 15:10 WIB 15 ml
15:10 15:15 WIB 10 ml
08:30 09:00 WIB 29 ml
09:30 09:15 WIB 32 ml
09:45 10:00 WIB 31 ml
2 15 10 2016
15:00 15:05 WIB 6 ml
15:05 15:10 WIB 12 ml
15:10 15:15 WIB 13 ml
08:30 09:00 WIB 33 ml
09:30 09:15 WIB 31 ml
09:45 10:00 WIB 29 ml
3 15 11 - 2016
15:00 15:05 WIB 4 ml
15:05 15:10 WIB 13 ml
15:10 15:15 WIB 15 ml

1.5.2 Pembahasan Praktikum

Pada praktikum ini kami kelompok mengambil sampel pengamatan

pengukuran curah hujan pada 3 bulan dimulai bulan September November 2016

dan diperoleh hasilnya curah hujan yang paling besar yaitu 33 ml dan yang paling

rendah yaitu 4 ml. Semakin deras hujan yang turun maka semakin besar volume

hujan yang didapat. Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling

beragam baik menurrut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor

penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum.

Oleh Karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara

umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai

kriteria utama. (Handoko. 1994).

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa curah hujan rata rata 2.8

ml. hal ini menunjukkan bahwa hujan merupakan salah satu siklus hidrologi,
30

dimana terjadi terus menerus selama perputaran siklus. Air menyerap ke atas lalu

turun ke permukaan lagi dan menguap lagi. Hujan memainkan peranan penting

dalam siklus hidrologi. Tingginya suhu lembab menyebabkan banyaknya hujan

terjadi Karena asumsi suatu masa udara yang lembab tersebut. (Sutedjo. 2005).

1.6 Kesimpulan

Dari hasil praktek dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

a. Hujan merupakan jatuhnya air kepermukaan bumi yang memiliki satu bentuk

presipitasi yang berwujud cairan.

b. Dengan adanya hujan maka persediaan air dipermukaan tanah akan bertambah,

sehingga kebutuhan air akan terpenuhi

c. Jumlah curah hujan yang jatuh dipermukaan tanah dinyatakan dalam satuan

mililiter.

d. Curah hujan tertinggi yang didapat dalam pengamatan yaitu sebesar 33 ml.

e. Banyaknya curah hujan dipengaruhi oleh banyaknya evaporasi, curah hujan

yang terlalu banyak akan dapat membanjiri bumi.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya.

Sutedjo, Mul Suryani dan Kartasapoetra. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta :

PT Rineka Cipta.
31

Boer, Rizaldi. 2003. Penyimpangan Iklim Di Indonesia. Makalah Seminar

Nasional Ilmu Tanah. KMITT Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM,

Yogyakarta : UGM Press

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar Dasar Klimatologi, Cetakan Kedua. Jakarta :

Raja Grafindo Persada.

Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi, Cetakan Kedua. Bandung : IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai