Anda di halaman 1dari 26

FARINGITIS ET CAUSA VIRUS

PENDAHULUAN

Odinofagi atau nyeri tenggorokan merupakan gejala yang sering dikeluhkan


akibat adanya kelainan atau peradangan di daerah nasofaring, orofaring dan hipofaring.
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar
di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Panjang dinding posterior faring pada orang
dewasa kurang lebih 14 cm, bagian ini merupakan bagian dinding faring yang
terpanjang. Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring).
Unsur unsur faring meliputi mukosa, palut lendir dan otot. Bentuk mukosa faring
bervariasi, tergantung pada letaknya. Di sepanjang faring dapat ditemukan banyak sel
jaringan limfoid yang terletak dalam rangkaian jaringan ikat yang termasuk dalam
system retikuloendotelial. Oleh karena itu faring dapat disebut juga daerah pertahan
tubuh terdepan. Ada dua ruang yang berhubungan dengan faring yang secara klinik
mempunyai arti penting yaitu ruang retrofaring dan ruang parafaring. Kelenjar limfe di
ruang retrofaring akan banyak menghilang pada pertumbuhan anak. Pada faring juga
memiliki fungsi yang terutama ialah untuk repirasi, pada waktu menelan resonansi
suara dan untuk artikulasi. Sedangkan faringitis merupakan peradangan dinding faring
yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin dan
lain lain. Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi local. Faringitis ini banyak menyerang anak usia sekolah, orang dewasa dan
jarang pada anak umur kurang dari 3 tahun. Penularan infeksi melalui secret hidung
dan ludah.4,5

PEMBAHASAN

SKENARIO :

Seorang anak perempuan berusia 15 tahun dibawa oleh orang tuanya ke RS dengan
keluhan demam, tenggorokan sakit, mata kiri merah dan merasa seperti berpasir dalam
matanya selama dua hari . Dua minggu sebelumnya ia ikut camping bersama teman
temannya. Menurut ibu pasien, beberapa temannya juga menderita sakit yang mirip

1
dengan anaknya. Pada pemeriksaan tampak mata kiri merah, tenggorokan merah &
teraba pembesaran kelenjar getah bening dibelakang telinganya. Pemeriksaan usap
tenggorok hanya ditemukan Staphylococcus.

A. ANAMNESIS
Anamnesis adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara, baik
langsung kepada pasien (autoanamnesis) maupun kepada orang tua atau sumber lain
(aloanamnesis) misalnya wali atau pengantar. 3
Pada anamnesis, ditanyakan identitas pasien berdasarkan nama, umur, jenis
kelamin, alamat, pendidikan, agama, suku bangsa, keluhan utama, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit sekarang, riwayat kesehatan keluarga dan riwayat penyakit
menahun keluarga. Anamnesis dilakukan bertujuan mengumpulkan data yang positif
dan negative yang berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien berdasarkan
bagian tubuh yang sakit.

Keluhan utama
yaitu keluhan paling utama yang menyebabkan pasien memutuskan untuk
periksa ke dokter.
Pada keluhan utama dapat ditanyakan apakah pasien mengatakan nyeri dan merasa
tidak nyaman pada daerah leher. Pasien mengatakan mual dan muntah. Pasien
mengatakan sakit saat menelan.

Riwayat penyakit dahulu


Kapan mulai muncul gangguan tersebut, bagaimana frekuensi serangan, sifat
serangan, akut/kronis/intermittent, durasinya, lama menderitanya, sifat sakitnya,
sakitnya seperti apa, lokasinya, dimana letak pasti skaitnya, apakah disitu saja atau
berpindah-pindah, perjalanan penyakitnya, riwayat pengobatan sebelumnya, hubungan
dengan fungsi fisiologis yang lain, adakah gangguan fisiologis yang lain, yang
ditimbulkan oleh gangguan tidur, banyaknya keringat yang keluar dan akibat yang
timbul, masih dapat bekerja, atau hanya tiduran saja.
Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang
berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya pasien
mengatakan pernah mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan pernah menjalani
perawatan di RS

Riwayat penyakit sekarang


Mengenai kemungkinan adanya riwayat penyakit sebelumnya. Pernakah pasien
menderita keluhan yang sama di waktu-waktu dahulu, atau keluhan yang mirip dengan
yang sekarang dirasakan. Mengenai kemungkinan riwayat penyakit yang pernah
2
diderita dengan melihat diagnosis banding penyakit yang sekarang ini. Kemungkinan
pasien menderita penyakit yang serius di waktu-waktu yang lain. Apakah pasien pernah
dirawat inap di rumah sakit, sebelumnya.

Riwayat kesehatan keluarga


Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang mengalami penyakit
yang sama Menanyakan keadaan anggota keluarga mulai dari umur, jenis kelamin,
keadaan kesehatan (masih hidup/ meninggal), jika masih hidup sehat/sakit apa, jika
sudah meninggal apa penyebab meninggalnya.3

Anamnesis terarah yang dapat ditanyakan untuk mendiagnosa :


1. Batasan keluhan disfagia (rongga mulut, orofaring, esofagus).
2. Lama dan progresifitas keluhan disfagia.
3. Saat timbulnya keluhan disfagia dalam proses menelan (makan padat, cair, stress
psikis dan fisik).
4. Keluhan penyerta : odinofagi, BB turun cepat, demam, sesak nafas, batuk, perasaan
mengganjal/menyumbat di tenggorokan.
5. Penyakit penyerta : eksplorasi neurologik degeneratif, autoimun, kardiovaskuler dll.
6. Penggunaan obat-obat yang mengganggu proses menelan (anastesi,
muskulorelaksan pusat).
7. Evaluasi pola hidup, usia, hygiene mulut, pola makanan.
8. Riwayat operasi kepala dan leher sebelumnya.8

Pada skenario diatas, berdasarkan hasil anamnesis didapatkan umur pasien 15


tahun dengan jenis kelamin perempuan. Keluhan utamanya demam, tenggorokan sakit,
mata kiri merah dan merasa seperti berpasir dalam matanya selama 2 hari. Menurut ibu
pasien beberapa temannya juga menderita sakit yang mirip dengan anaknya saat 2
minggu sebelumnya ikut camping. Sebagai informasi tambahan didapatkan bahwa
pasien pada pemeriksaan teraba pembesaran kelenjar getah beding dibelakang
telinganya, pemeriksaan usap tenggorok hanya ditemukan Staphlylococcus.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Perhatikan dinding posterior faring apakah terdapat hiperremia, edema,


membrane, eksudat, abses serta post nasal drips. Pada infeksi saluran napas bagian
atas, biasanya dinding faring ikut terkena sehingga berwarna kemerah merahan, tetapi
dari kelainan lokalnya saja tidak dapat dibedakan infeksi bakteri dengan infeksi
virus.Edema faring biasanya ditandai oleh mukosa yang pucat dan sembab. Infeksi
difteria memberikan bercak putih abu abu yang sulit diangkat dan bila dipaksa
diangkat akan mudah berdarah (pseudomembran). Ulserasi dinding posterior faring
juga dapat terlihat, misalnya pada leukemia atau pengobatan dengan sitostatika.Post

3
nasal drips menunjukan terdapatnya infeksi pada hidung, nasofaring atau sinus
paranasalis.3

Perhatikan tonsil dan nyatakan besarnya dalam T0, T1, T2 atau T3. Di samping
besarnya, perhatikan adanya kripti, detritus, hyperemia, ulserasi, membrane atau bercak
bercak perdarahan. Pada bayi dan ank tonsil relatif besardibandingkan dengan
rongga faring bila terdapat infeksi akan lebih membesar dan akan kembali ke ukuran
semula dalam 2 3 minggu. Pada gamaglobulinemia serta malnutrisi, tonsil mungkin
kecil sekali atau bahkan sama sekali tidak ada.3

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan pada tenggorokan dan faring :

1. Inspeksi:

Melihat tanda khas seperti : Mukosa faring hiperemis atau tidak, Melihat ada tidaknya
granulasi, Tonsil hipertrofi, Uvula tidak membengkak dan Hiperemis. Kemudian
melakukan inspeksi menyeluruh dengan melihat :

a. Keadaan umum pasien.


b. Pemeriksaan rongga mulut, evaluasi gerakan dan kekuatan otot mulut dan otot
lidah.
c. Pemeriksaan orofaring, pergerakan palatum mole, sensibilitas orofaring dengan
sentuhan spatel lidah, cari refleks muntah, refleks menelan, dan evaluasi suara
(keterlibatan laring)
d. Pemeriksaan faring-laring : gerakan pangkal lidah, gerakan arkus faring, uvula,
epiglotis, pita suara, plika ventrikularis dan sinus piriformis.
e. Pemeriksaan neurologi fungsi motorik dan sensorik saraf kranial.
f. Periksa posisi dan kelenturan leher/tulang servikal, evaluasi massa leher,
pembesaran KGB leher dan trauma.

2. Palpasi :
Kelenjar limfe sering membesar pada proses kelainan di daerah laring, faring,
dan rongga mulut, sehingga pemeriksaan tenggorokan tidak sempurna tanpa
melakukan palpasi leher. Palpasi leher dilakukan dari belakang dan serentak
dimulai dari trogonum posterior leher, menyusuri sepanjang rangkaian jugularis
keatas menuju trigonum anterior leher. Untuk memudahkan palpasi otot
strenokleidomastoid perlu dikendorkan dengan menyuruh pasien menoleh kea
rah sisi yang akan diperiksa. Pada pembesaran kelenjar limfe leher yang perlu
diperhatikan adalah ukuran, letak, bentuk, konsistensi dan perlekatan dengan
jaringan sekitarnya, juga apakah bergerak pada waktu menelan. Pada palpasi ini

4
dilakukan untuk melihat limfonodi membesar, Nyeri pada daerah
submandibularis.3

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis Laboratorium :

a. Isolasi dan Identifikasi


Bergantung pula penyakit klinis, virus dapat diperoleh dari tinja,urine, usapan
tenggorokan, konjungtiva atau usapan rectum. Biakan primer sel ginjal embrio manusia
merupakan sel yang paling peka, tetapi biasanya sukar diperoleh. Galur sel epitel
manusia seperti HeLa dan KB, bersifat sensitif tetapi sukar untuk dipelihara tanpa
adanya degenerasi dalam jangka waktu yang diperlukan (28 hari) untuk mendeteksi
isolat alami yang mempunyai pertumbuhan lambat. Timbulnya efek sitopatik yang khas
sel sel yang membengkak membulat dan berkelompok menunjukan adanya
adenovirus pada biakan yang dinokulasi. Adenovirus meningkatkan glikolisis sel,
sehingga cenderung menurunkan pH medium pertumbuhan biakan bersifat asam.
Isolat dapat diidentifikasi sebagai adenovirus dengan menggunakan antibody
fluresensi atau uji fiksasi komplemen CF guna mendeteksi antigen khusus kelompok.
Uji ini dilakukan dengan menggunakan antibody antiheksona dan cairan biakan dari sel
yang terinfeksi. Uji HI dan Nt mengukur antigen antigen khusus tipe dan dapat
digunakan untuk mengidentifikasi serotype khusus.
Karekteristik DNA virus dengan hibridasi atau pola pencernaan enzim restriksi
endonuklease dapat mengidentifikasi suatu isolate sebagai adenovirus dan
mengelompokannya. Cara ini sangat bermanfaat untuk tipe tipe yang sulit dibiakan.
Adenovirus enteric yang sukar dibiakan dapat dideteksi melalui pemeriksaan
langsung ekstra tinja pada mikroskop electron atau dengan ELISA. Walaupun sukar,
virus virus ini dapat diisolasi dari galur sel ginjal embrio manusia yang ditransformasi
dengan fragmen DNA adenovirus.
Karena adenovirus dapat bertahan pada usus dan jaringan limfoid dalam waktu
lama dank arena peluruhan virus yang baru keluar dapat diendapkan oleh infeksi lain,
kemaknaan isolasi virus harus ditafsirkan dengan hati hati. Ditemukannya virus pada
mata, paru-paru atau saluran kelamin merupakan diagnosis infeksi yang sedang
berlangsung. Isolasi virus dari infeksi yang sedang berlangsung. Isolasi virus dari
sekresi tenggorokan penderita penyakit pernapasan dapat dianggap relevan untuk
penyakit klinis. Isolasi virus dari bahan tinja tidak menyakinkan, kecuali bilas salah
satu dari tipe yang sukar dibiakan ditemukan pada penderita gastroenteritis.1

Tabel.1 Penyakit penyakit yang berhubungan dengan adenovirus manusia.1

5
Kelompok Tipe Utama Penyakit
B 3,7,14 Demam faringokonjungtiva
7,14,21 Penyakit pernapasan akut
3,7 Pneumonia
11,21 Sistitis berdarah
34,35 Pneumonia yang menyebar, menetap di saluran kemih
Demam faringitis akut pada anakkecil, infeksi laten pada
C 1,2,5,6 jaringan kelenjar getah bening
Epidemi keratokonjungtivitis radang servik, radang saluran
D 8,19,37 kemih
E 4 Penyakit pernapasan akut disertai demam, pneumonia
F 40,41 Gastroenteritis

b. Serologi
Terinfeksinya manusia oelh salah satu tipe adenovirus merangsang munculnya
antibody pengikat komplemen munculnya antibody pengikat komplemen terhadao
antigen kelompok adenovirus yang memiliki oleh semua tipe. Uji fiksasi komplemen
CF merupakan cara yang mudah diterapkan untuk mendeteksi infeksi oleh semua
kelompok adenovirus. Terjadinya peningkatan titer antibody pengikat komplemen
sebanyak empat kali atau lebih pada serum antara fase akut dan fase penyembuhan
menunjukan adanya infeksi adenovirus yang baru terjadi, walaupun tipe yang
menginfeksi tidak dapat diketahui.
Bila diperlukan identifikasi khusus respons serologi penderita, dapat digunakan
uji Nt atau HI. Pada kebanyakan kasus, titer antibody netralisasi penderita
memperlihatkan kenaikan sebanyak empat kali atau lebih terhadap tipe adenovirus yang
ditemukan pada penderita.1

D. WORK DIAGNOSIS

Gbr 1. Fringitis Virus10

6
Adenoviruses adalah DNA virus (menular kecil agen) yang menyebabkan
infeksi saluran pernafasan atas, konjungtivitis, dan infeksi lain pada manusia.
Adenoviruses ditemukan pada tahun 1953. Tentang 47 berbeda jenis telah diidentifikasi
sejak itu, dan tentang setengah dari mereka yang diyakini menyebabkan penyakit
manusia. Bayi dan anak-anak yang paling sering dipengaruhi oleh adenoviruses. Infeksi
adenovirus dapat terjadi sepanjang tahun, tapi tampaknya paling umum dari jatuh ke
musim semi. Adenoviruses bertanggung jawab selama 3-5% dari pernapasan akut
infeksi pada anak-anak dan 2% dari penyakit pernafasan pada orang dewasa sipil.
Mereka lebih cenderung menyebabkan infeksi HIV di kalangan militer dan merekrut
orang-orang muda lainnya yang tinggal di lingkungan kelembagaan. Wabah antara
anak-anak sering dilaporkan di sekolah-sekolah asrama dan kamp musim panas.
Sebagian besar anak telah terinfeksi setidaknya satu adenovirus pada saat mereka
mencapai usia sekolah. Paling orang dewasa telah memperoleh kekebalan terhadap
beberapa adenovirus karena infeksi mereka sebagai anak-anak jenis. Dalam salah satu
modus infeksi adenovirus (disebut litik infeksi karena itu merusak sejumlah besar sel),
adenoviruses membunuh sel-sel sehat dan bereplikasi sampai satu jutabaru virus per sel
membunuh (yang 1-5% yang menular).Orang dengan infeksi semacam ini merasa sakit.
Di infeksi kronis atau laten, sejumlah lebih kecil dari virus yang dilepaskan dan sel-sel
sehat dapat berkembang biak lebih cepat daripada mereka hancur. Orang-orang yang
memiliki jenis infeksi tampaknya tidak menjadi sakit. Ini mungkin mengapa banyak
orang dewasa memiliki kekebalan untuk adenoviruses tanpa menyadari bahwa mereka
telah terinfeksi.1,6
Infeksi pada anak-anak, adenoviruses paling sering menyebabkan akut infeksi
pernafasan atas dengan demam dan hidung meler. adenovirus tipe 1, 2, 3,5, dan 6 yang
bertanggung jawab untuk sebagian besar infeksi ini. Kadang-kadang lebih serius
penyakit pernapasan yang lebih rendah, seperti pneumonia, mungkin terjadi.
Adenoviruses juga menyebabkan pharyngoconjunctival akut demam pada anak-anak.
Penyakit ini paling sering disebabkan oleh jenis 3 dan 7. Gejala yang muncul tiba-tiba
dan biasanya menghilang dalam waktu kurang dari satu minggu, meliputi:
radang pada selaput kelopak mata (conjunctivitis), demam, sakit tenggorokan
(faringitis), radang kelenjar getah bening di leher (leher rahim adenitis). Dewasa infeksi
ada orang dewasa, yang paling sering dilaporkan adenovirus infeksi adalah penyakit
pernapasan akut (ARD, yang disebabkan oleh tipe 4 dan 7) dalam merekrut militer.
Seperti gejala influenza termasuk demam, sakit tenggorokan (faringitis),pilek, dan
batuk hampir selalu hadir; kelemahan, menggigil, sakit kepala,dan kelenjar getah

7
bening di leher juga dapat terjadi. Gejala biasanya berlangsung tiga sampai lima hari.
Epidemi keratoconjunctivitis (EKC, disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, dan 37)
pertama kali terlihat pada galangan kapal pekerja yang matanya sudah agak terluka oleh
chip dari karat atau cat. Ini peradangan jaringan yang melapisi kelopak mata dan
menutupi bagian depan bola mata juga dapat disebabkan oleh penggunaan solusi lensa
kontak terkontaminasi atau dengan mengeringkan tangan atau wajah dengan handuk
yang digunakan oleh seseorang yang mengalami infeksi ini. Kemudian radang kelopak
mata karakteristik konjungtivitis mengembangkan 4-24 hari setelah terkena dan
terakhir antara satu dan empat minggu. Hanya 5-8% dari pasien dengan
keratoconjunctivitis pengalaman epidemi pernafasan gejala. Satu atau kedua mata
mungkin akan terpengaruh. Sebagai gejala dari surut konjungtivitis, sakit mata dan
penyiraman mengembangkan visi dan kabur. Ini gejala keratitis dapat berlangsung
selama beberapa bulan, dan sekitar 10% dari infeksi menyebar ke paling sedikit satu
anggota lain dari pasien rumah tangga.1,8

Adenovirus dapat bereplikasi dan menyebabkan penyakit pada mata, saluran


pernafasan, saluran pencernaan dan saluran kemih. Kebanyakan infeksiadenovirus
bersifatsubklinikdan virus dapat menetap pada inang selama berbulan bulan. Sekitar
sepertiga dari 41 serotipe manusia yang telah diketahui menyebabkan penyakit
penyakit adenovirus pada manusia.1,7

Faringitis virus biasanya merupakan penyakit dengan awitan relatif lambat,


umumnya terdapat demam, malaise, penurunan nafsu makan disertai rasa nyeri sedang
pada tenggorokan sebagai tanda dini. Rasa nyeri pada tenggorokan dapat muncul pada
awal penyakit tetapi biasanya baru mulai terasa satu atau dua hari setelah awitan gejala
gejala dan mencapai puncaknya pada hari ke 2 3. Suara serak, batuk dan rhinitis juga
sering ditemukan. Walau pada puncaknya sekalipun, peradangan faring mungkin
berlangsung ringan tetapi kadang kadang dapat terjadi begitu hebat serta ulkus ulkus
kecil mungkin terbentuk pada langit langit lunak dan dinding belakang faring. Eksudat
eksudat dapat terlihat pada folikel folikel kelenjar limfoid langit langit dan tonsil
serta sukar dibedakan dari eksudat eksudat yang ditemukan pada penyakit yang
disebabkan oleh streptokokus. Biasanya nodus nodus kelenjar limfe servikal akan
membesar, berbentuk keras dan dapat mengalami nyeri tekan atau tidak. Keterlibatan
laring sering ditemukan pada penyakit ini tetapi trakea, bronkus bronkus dan paru
paru jarang terkena. Jumlah lekosit berkisar dari 6000 hingga lebih dari 30.000, suatu
jumlah yang meningkat (16.000-18.000) dengan sel sel polimorfonuklir menonjol

8
merupakan hal yang sering ditemukan pada fase dini penyakit tersebut. Karena itu
jumlah lekosit hanya kecil artinya dalam melakukan pembedaan antara penyakit yang
disebabkan oleh virus dengan bakteri seluruh masa sakit dapat berllangsung kurang dari
24 jam dan biasanya tidak akan bertahan lebih lama dari 5 hari. Konjungtivitis, rinitis,
batuk, dan suara serak dapat terjadi pada faringitis yang adanya dua atau lebih banyak
lagi tanda-tanda atau gejala-gejala ini memberikan petunjuk pada diagnosis infeksi
virus.1,7,8,9

E. DIFERNSIAL DIAGNOSIS

1. Faringitis et bakteri
A. Definisi
Faringitis bacterial adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring) yang
disebabkan oleh streptococcus hemolitikus.7

Gbr 2. Faringitis bakterial10


B. Etiologi
Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A,
steptokokus hemolitikus, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria
gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
C. Gejala
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri
tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring
mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang
berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Gejala lainnya adalah:
- demam
- pembesaran kelenjar getah bening di leher
9
- peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri,
tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.7,8
D. Jenis faringitis

Tabel. 2 Jenis faringitis11

Faringitis Virus Faringitis Bakteri

Biasanya tidak ditemukan nanah Sering ditemukan nanah di


di tenggorokan tenggorokan

Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang

Jumlah sel darah putih normal Jumlah sel darah putih meningkat
atau agak meningkat ringan sampai sedang

Kelenjar getah bening normal atau Pembengkakan ringan sampai


sedikit membesar sedang pada kelenjar getah bening

Tes apus tenggorokan Tes apus tenggorokan memberikan


memberikan hasil negative hasil positif untuk strep throat

Pada biakan di laboratorium tidak Bakteri tumbuh pada biakan di


tumbuh bakteri laboratorium

E. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Jika diduga suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus
tenggorokan.
F. Pengobatan
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri
(analgetik), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia
dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.
Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik.
Untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam
rematik), jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika
penderita memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan
erythromycin atau antibiotik lainnya.7,8

10
2. Tonsilo Faringitis

A.Definisi
Tonsilofaringitis adalah peradangan pada tonsil dan faring yang masih
bersifat ringan. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ
sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil
sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis.Tonsilofaringitis akut merupakan
faringitis akut dan tonsilitis akut yang ditemukan bersama sama. 2
B.Etiologi
Penyebab tonsilofaringitis bermacam macam, diantaranya adalah yang
tersebut dibawah ini yaitu :
1.Streptokokus Beta Hemolitikus
2.Streptokokus Viridans
3.Streptokokus Piogenes
4.Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet
infections )
C.Patofisiologi
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian
atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar
melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil
menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil
membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat
mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya
eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan
timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta
otalgia.
D. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah :
1.nyeri tenggorok
2.nyeri telan
11
3.sulit menelan
4.demam
5.mual
6.anoreksia
7.kelenjar limfa leher membengkak
8.faring hiperemis
9.edema faring
10.pembesaran tonsil
11.tonsil hiperemia
12.mulut berbau
13.otalgia ( sakit di telinga )
14.malaise
E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa
tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1.Leukosit : terjadi peningkatan
2.Hemoglobin : terjadi penurunan
3.Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilofaringitis akut tidak tertangani
dengan baik adalah :
1.tonsilofaringitis kronis
2.otitis media
G. Penatalaksanaan
Penanganan pada anak dengan tonsilofaringiti adalah :
1.penatalaksanaan medis
antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin,
eritromisin dll
antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
analgesik
2.penatalaksanaan keperawatan
kompres dengan air hangat
istirahat yang cukup
pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
kumur dengan air hangat
pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien.2,7,8

12
3. Laringitis
A. Definisi
Laringitis adalah peradangan pada laring (pangkal tenggorok).
Laring terletak di puncah saluran udara yang menuju ke paru-paru (trakea)
dan mengandung pita suara.
B. Penyebab
Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan
bagian atas (misalnya common cold).
Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza, pertusis,
campak dan difteri.
Laringitis bisa terjadi akibat:
Penggunaan suara yang berlebihan
Reaksi alergi
Menghirup iritan (misalnya asap rokok).
C. Gejala
Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya
suara. Tenggorokan terasa gatal dan tidak nyaman.
Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:
demam
tidak enak badan
kesulitan menelan
sakit tenggorokan.
Pembengkakan laring menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.
D. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dengan cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter
bisa melihat kemerahan dan pembengkakan pada laring.
E. Pengobatan
Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya. Penderita
sebaiknya mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau bicara
dengan berbisik. Menghirup uap bisa meringankan gejala dan membantu
penyembuhan daerah yang meradang. Jika penyebabnya bakteri, diberikan
antibiotik.2,6,7

4. Tracheitis
A. Definisi
Tracheitis bakteri paling sering disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus. Sering mengikuti infeksi saluran pernapasan atas virus baru. Ini
mempengaruhi kebanyakan anak-anak muda, mungkin karena trakea yang
kecil mudah diblokir oleh pembengkakan.
13
B. Gejala
* Jauh batuk (mirip dengan yang disebabkan oleh croup)
* Kesulitan bernapas
* Demam tinggi
* Tinggi bernada suara napas (stridor)
C. Pemeriksaan
Penyedia perawatan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan
mendengarkan paru-paru anak. Otot-otot antara tulang rusuk mungkin
menarik sebagai anak mencoba untuk bernapas. Ini disebut retraksi
interkostal.
Tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosa kondisi ini meliputi:
* Kadar oksigen darah
* Nasofaring budaya untuk mencari bakteri
* Trakea budaya untuk mencari bakteri
* X-ray dari trakea
D. Pengobatan
Anak sering perlu memiliki tabung ditempatkan ke dalam saluran udara
untuk membantu pernapasan. Ini disebut tabung endotrakeal.
Anak akan menerima antibiotik melalui vena. Tim perawatan kesehatan
akan terus memantau pernapasan anak dan menggunakan oksigen, jika
diperlukan.
Prognosis
Dengan pengobatan yang tepat, anak harus pulih.
Kemungkinan Komplikasi
* Obstruksi jalan napas - dapat menyebabkan kematian.2,7,9

F. ETIOLOGI

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan


oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau
HIV. Namun yang akan dibahas pada pembahasan kali ini adalah virus adenovirus yang
merupakan penyebab faringitis yang berdasarkan pada pemhaasan kasus.1

Pada faringitis penyebabnya bias virus maupun bakteri dengan gejala yang
sedikit berbeda satu dengan yang lain, seperti:

14
- Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis. Virus influenza,
coxsachievirus dan cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat

- Coxachievirus dapat menimbulkan lesi vaskuler di orofaring dan lesi berupa


maculopapular rash

- Adeovirus selain menimbulkan gejala faringitis, juga menimbulkan


konjungtivitis terutama pada anak.

- Epstein Barr Virus (EBV) menyebabkan faringitis yang disertai produksi


eksudat pada faring yang banyak. Terdapat pembesaran kelenjar limfa diseluruh
tubuh terutama retroservikal dan hepatosplenomegali.

- Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan keluhan nyeri


tenggorokan,nyari menelan, mual dan demam. Pada pemeriksaan tampak faring
hiperemis, terdapat eksudat, limfadenopati akut di leher dan pasien tampak
lemah.

Adenovirus menyebabkan 5-8% peyakit pernafasan akut pada bayi, ditambah


susunan yang lebar sindrom lain termasuk demam faringokonjungtiva, konjungtiva
folikulitis, keratosusepsi dan enselomielitis. Hanya sepertiga dari 37 serotipe plus yang
telah dihubungkan dengan penyakit. Walaupun kematian jarang, mereka dihubungkan
dengan infeksi oleh serotype tertentu (terutama tipe 7) dan dengan infeksi pada hospes
terganggu imun berat.
Adenovirus adalah virus DNA double stranded, linier 26-45kbp, terdapat
protein pada ujung-ujung rantainya, ukuran sedang yang diklasifikasikan menjadi
subgena A sampai G. Tipe 1-39 ada dalam subgena A sampai E. tipe 40 adalah
subgenus F dan tipe 41 adalah subgenus G. Virion mempunyai pembungkus
ikosahedral,terdiri 252 capsomer dengan serabut menonjol pada tiap vertex yang
tersusun dari berbagai antigen penting yaitu hexon, penton base, serabut (merupakan
struktur kapsid). Virus ini memiliki envelop (-) dan bereplikasi dengan virus. Antigen
biasa yang bereaksi silang dengan semua adenovirus mamalia. penton memberi
spesifikasi tipe dan antibody terhadapnya adalaah protektif. Pepton ini juga sitotoksik
pada biakan jaringan dan sifat toksik telah dianggap berasal darinya juga in vivo.
Adenovirus memiliki klasifikasi yaitu:
Aviadenovirus yaitu yang menginfeksi burung
Mastadenovirus yang menginfeksi pada mamalia termasuk manusia,
pada manusia ada 51 serotipe.
15
Adenovirus pada manusia ada 6 grup (A-E) yang digolongkan berdasarkan sifat
fisik, kimia dan biologinya yang dimana dapat menimbulkan aglutinasi pada eritrosit
monyet dan tikus. Adenovirus bereplikasi hanya dalam sel yang berasal dari epitel
attachment.8 Virus melekat melalui serabut(fiber) pada reseptor sel hospes, pada
beberapa serotype pada CAR (Coxsackie-Adenovirus Reseptor).1

G. EPIDEMIOLOGI

Adenovirus terdapat di seluruh dunia. Adenovirus terdapat sepanjang tahun dan


tidak menyebabkan wabah penyakit di masyarakat . Penyebaran adenovirus terutama
melalui jalur oral, tinja, tetapi dapat juga ditularkan melalui droplet pernapasan atau
lewat benda benda terkontaminasi.

Infeksi mata dapat ditularkan melalui beberapa cara, tetapi penularan melalui
beberapa cara, tetapi penularan dari tangan ke mata sangat penting. Berjangkitnya
konjungtivitis kolam renang tampaknya melalui air, biasanya terjadi pada musim panas
dan umumnya disebabkan oleh tipe 3 dan 7.Keratokonjungtivitis epidemic adalah
penyakit yang sangat menular dan berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh tipe 8 dan
menyebar dari Australia melalui kepulawan hawai ke pantai [asifik pada tahun 1941.
Penyakit ini menyebar dengan cepat melalui lewat galangan kappa dan terus ke AS. Di
AS, insiden antibody netralisasi terhadap tipe 8 pada populasi umum sangat rendah
sekitar 1 %, sedang di Jeepang insidennya di atas 30%. Baru baru ini, adenovirus tipe
19 dan 37 yang khas. Wabah konjungtivitis di antara para penderita yang menjalani
prosedur mata yang dilakukan oleh seorang oftalmologi, diduga disebabkan oleh cairan
oftalmik atau alat alat diagnostic yang terkontaminasi.1

Insiden infeksi adenovirus yang terlihat pasa peenderita pencangkokan sumsum


sekitar 5 %. A ngka ini lebih rendah dari insiden yang sebenarnya karena ketiadaan
penelitian serologi dan metode yang peka untuk isolasi virus secara rutin. Distribusi
serotype yang ditemukan pada penderita pencangkokan berbeda nyata dengan distribusi
serotype yang ditemukan pada penderita pencangkokan berbeda nyata dengan distribusi
serotype yang ditemukan pada masyarakat, tetapi penyakit mungkin lebih serius. Tipe
34 dan 35 merupakan tipe yang paling sering ditemukan dan dilaporkan terdapat pada
penerimaan cangkok ginjal dan pada urine penderita AIDS. Sumber infeksi yang paling
mungkin pada penderita pencangkokan adalah pengaktifan kenbali virus endogen.10

16
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi
frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan
pada usia di bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada
usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan
dewasa. Kematian yang diakibatkan faringitis jarang terjadi,tetapi dapat terjadi sebagai
hasil dari komplikasi penyakit ini.

Faktor predesposisi penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, turunnya daya
tahan tubuhyang disebabkan virus influenza, konsumsi makanan yang kurang gizi,
konsumsi alkohol yang berlebihan, gejala predormal dari penyakit scarlet fever dan
seseorang yang tinggal dilingkungan kita yang menderita sakit tenggorokan atau
demam.12

H. PATOFISIOLOGI

Adenovirus menginfeksi sel sel epitel faring selaput mata, usus kecil dan
kadang kadang system organ lainnya. Biasanya virus ini tidak sampai menyebar di
luar daerah getah bening. Virus virus kelompok C menetap sebagai infeksi laten pada
kelenjar adenoid dan tonsil selama bertahun tahun dan dikeluarkan melalui tinja
selama berbulan bulan setelah dimulainya infeksi. Biakan sel jangka panjang secara
in vivo memungkinkan virus untuk tumbuh, tetapi tidak dapat diisolasi langsung dari
suspensi jaringan. Sesungguhnya, nama adenovirus mencerminkan ditemukannya
isolate pertama virus dari eksplan adenoid manusia.1

Sebagian besar adenovirus manusia tumbuh pada epitel usus setelah tertelan,
tetapi biasanya lebih menghasilkan infeksi subklinik daripada gejala atau lesi.

Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian


bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan
radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat
hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi
menjadi menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.
Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang
berwarna kuning, putih, atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid.
Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau
terletak lebih ke lateral menjadi meradang dan membengkak sehingaa timbul radang
pada tenggorok atau faringitis. 1

17
Sebagian besar adenovirus pada manusia timbul pada epitel usus setelah
tertelan, tetapi biasanya lebih menghasilkan infeksi subklinis dari pada gejala atau
lesi.9Adenovirus berkembang biak dengan baik hanya pada sel yang berasal dari sel
epitel. Siklus replikasi adenovirus berupa:
a. Pelekatan virus, penetrasi, dan pelepasan selubung
Virus melekat pada sel melalui struktur serabut. Partikel virus kemudian masuk
kedalam sel; interaksi basa pepton dengan integrin seluler mengikuti pelekatan yang di
dahului dengan langkah internalisasi. Pelepasan selubung dimulai dengan sitoplasma
dan berakhir di dalam inti. Pelepasan selubung merupakan proses berurutan yang
tersusun, yang secara sistemik memecahkan interaksi stabil yang telah terjadi selama
pematangan pertikel virus.

b. Tahap dini
Langkah yang terjadi sebelum dimulainya sintesis DNA virus disebut tahapa
dini. Segera setelah infeksi sintesis makromolekul inang dihambat oleh suatu
mekanisme yang belum diketahui, yang mengenai produk gen awal virus. Pengehentian
sintesis protein inang terjadi sangat cepat dan tidak diragukan lagi merupakan penyebab
kematian sel yang terinfeksi. Protein penyandi daerah E1B yang menghalangi kematian
sel (apoptosis) yang terjadi akibat fungsi E1A; ini diperlukan untuk mencagah kematian
sel premature yang akan menghasilkan virus dengan pengaruh tambahan.

c. Replikasi DNA virus dan tahap lanjut


Replikasi DNA virus berlangsung di dalam inti. Protein termini yang terikat
secara kovalen dan disandikan oleh virus berfungsi sebagai primer untuk melalui
sintesa DNA virus. Tahap lanjur dimulai bersamaan dengan dimulainya sintesa DNA
virus. Gen lanjut (L) yang menyediakan protein-protein structural virus ditranskripsi,
diproses, dan dikirim kedalam sitoplasma. Sintesis protein virus terjadi di sitoplasma.
Walaupun gen-gen inang terus di transkripsi di dalam inti laa setelah infeksi, beberapa
urutan genetic inang dipindahakan ke dalam sitoplasma.

d. Pematangan virus
Morfologi terjadi didalam inti, tetapi langkah awal proses perakitan dimulai di
sitoplasma. Polipeptida yang baru disintesis di rakit menjadi kopsomer di dalam
sitoplasma. Kopsomer merakit diri menjadi cangkang kosong kapsid sidalam inti sel.
DNA telanjang kemudian memasuki kapsid yang telah dibentuk dengan mekanisme
yang belum diketahui, diikuti oleh precursor protein inti virus. Selanjutnya precursor
protein inti memisah menyebabkan konfigurasi partikel merapat dan beberapa atau

18
semua pentona ditambahakan kedalam konfigurasi ini. Partikel yang matang kemudian
menjadi stabil, bersifat infeksius dan tahan terhadap nuclease.

e. Pengaruh virus terhadap sel


Adenovirus bersifat sitopatik terhadap biakan sel manusia terutama biakan
ginjal dan biakan sel epitel. Pertumbuhan virus pada biakan jaringan berhubungan
dengan oroduksi asam (naiknya oeristiwa glikolisis) pada tahap awal infeksi. Efek
sitopatik biasanya meliputi pembulatan, pembesaran dan agregasi sel yang terinfeksi
membentuk rangkaian seperti anggur. Sel-sel yang terinfeksi tidak mengalami lisis
walaupun sel-sel tersebut menjadi bulat dan terlepas dari permukaan gelas tempat
tumbuhnya.
Klasifikasi berdasarkan lama berlangsungnya terdiri atas faringitis akut, adalah
radang tenggorok yang disebabkan oleh virus dan bakteri yaitu streptokokus grup A
dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil yang masih berwarna merah, malaise, nyeri
tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.Faringitis ini terjadinya masih
baru,belum berlangsung lama.
Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang
lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal
di tenggorok.Faringitis kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau
tinggal dalam lingkungan berdebu,menggunakan suara berlebihan, menderita batu
kronik, dan kebiasan menkonsumsi alcohol dan tembakau.Faringitis kronik dibagi
menjadi 3, yaitu: Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti
membrane mukosa, Faringitis atrofi kemungkinan merupakan tahap lanjut dari jenis
pertama (membrane tipis, keputihan,licin dan pada waktunya berkerut), Faringitis
granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada dinding faring.
Berdasarkan agen penyebab faringitis virus biasanya tidak ditemukan nanah di
tenggorokan, Demam ringan atau tanpa demam, Jumlah sel darah putih normal atau
agak meningkat, Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar, Tes apus
tenggorokan memberikan hasil negative, Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh
bakteri. Faringitis bakteri sering ditemukan nanah di tenggorokan, Demam ringan
sampai sedang, Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang
Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk streptococcus
Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium.10,11,12

I. MANIFESTASI KLINIK

19
Hubungan antara adenovirus manusia dengan penyakit klinik sekitar sepertiga
dari serotype manusia yang dikenal merupakan penyebab penyakit pada manusia.
Harus diperhatikan bahwa satu serotype dapat menyebbabkan penyakit klinik yang
berbeda dan sebaliknya, penyakit klinik yang sama dapat disebabkan oleh lebih dari
satu tipe. Adenovirus 1 7 merupakan tipe yang umum ditemukan di seluruh dunia dan
berperan pada sebagian besar penyakit yang berhubungan dengan adenovirus.1

Adenovirus bertanggung jawab terhadap sekitar 5% penyakit pernapasan akut


pada anak anak, tetapi peranannya berkurang pada orang dewasa. Adenovirus kadang
kadang menyebabkan penyakit pada organ lain, terutama mata dan saluran
pencernaan. Penyakit Pernapasan : Gejala khususnya berupa batuk keluar cairan
hidung, sakit kepala dan koriza, tetapi juga dapat disertai gejala sistemik berupa
demam, rasa dingin, lemah dan mialgia. Empat sindroma infeksis aluran napas
telahdihubungkan dengan infeksi adenovirus.

1. Demam faringitis akut : terutama terjadi pada bayi dan anak anak, sindroma
ini biasanya menyangkut virus kelompok C. Gejalanya meliputi batuk, hidung
tersumbat, demam dan sakit tenggorokan. Beberapa kasus sulit dibedakan
dengan infeksi pernapasan ringan yang disebabkan oleh virus lain yang
mungkin memperlihatkan gejala serupa.1
2. Demam faringokonjungtiva : gejalanya serupa dengan demam faringitis akut,
tetapi juga terjadi radang selaput mata (konjungtivitis). Demam
faringokonjungtiva cenderung terjadi sebagai wabah, seperti pada perkemahan
musim panas anak anak (konjungtivitis kolam renang). Virus kelompok B,
terutama tipe 3, 7 dan 14 paling banyak berperan.1
3. Penyakit pernapasan akut : sindroma ini biasanya ditandai oleh radang faring,
demam, batuk dan rasa lemah. Penyakit ini terjadi dalam bentuk epidemic di
antara para calon tentara yang berada pada kondisi lemah dan berdesakan
setelah induksi. Penyakit ini disebabkan oleh tipe 4 dan 7 dan kadang
kadang tipe 3.1
4. Pneumonia : akibat adenovirus merupakan komlikasi dari penyakit
pernapasan akut pada calon tentara. Anak anak juga dapat terserang
pneumonia yang parah dan kadang kadang fatal setelah terinfeksi oleh tipe
tipe yang umum terdapat, terutama tipe 3 dan 7. Pneumonia akibat adenovirus
dilaporkan mencapai tingkat kematian 8 10 % pada kelompok usia yang
sangat muda.1
- Infeksi Mata : Penyakit mata ringanmungkin merupakan salah satu sindroma
faringitis pernapasan yang disebabkan oleh adenovirus. Biasanya terjadi
20
penyembuhan sempurna tanpa ada efek berikutnya. Konjungtivitis kolam renang
dapat disebabkan oleh adenovirus kelompok B, khususnya tipe 3 dan 7.
Konjungtivitis folikuler yang disebabkan oleh berbagai tipe adenovirus menyerupai
konjungtivitisyang disebabkan oleh klamidia dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Penyakit yang lebih berbahaya adalah keratokonjungtivitis epidemic. Penyakit ini
sangat menular dan ditandai oleh konjungtivitis akut,dengan pembesaran nodus
preaurikular, diikuti oleh keratitis yang meninggalkan kabut subepitelberbentuk
bundar pada kornea selama lebih dari 2 tahun. Penyakit ini disebabkan oleh
adenovirus 8, 19 dan 37.1

Penderita faringitis biasanya menunjukan gejala-gajala sebagai berikut :

- sakit pada tenggorokan

- tenggorokan terasa tersumbat secara konstan

- sakit dan terasa sukar saat menelan, menelan ludah biasanya lebih sakit daripada
menelan makanan.

- Suara menjadi serak dan menjadi batuk

- Mulut berbau kurang sedap

- Demam,

- sakit kepala,

- sakit pada otot dan sendi,

- keluar ingus.

- Sebagai akibat dari faringitis dapat pula muncul gejala-gejala seperti


pembengkakan kelenjar getah bening di leher, panas demam, muntah-muntah,
dan lain-lain. radang tenggorokan/fringitis biasanya berlangsung sekitar 3-10
hari.

- Pada pemeriksaan, akan terlihat faring berwarna kemerahan dan meradang.


Faringitis yang disebabkan bakteri biasanya menyebabkan pengeluaran cairan
yang berlebihan.
21
J. PENATALAKSANAAN

Pengobatan infeksi adenovirus biasanya mendukung dan ditujukan untuk


menghilangkan gejala penyakit. Istirahat di tempat tidur mungkin dianjurkan bersama
dengan obat untuk mengurangi demam dan / atau sakit. (Aspirin tidak boleh diberikan
kepada anak-anak karena kekhawatiran tentang sindrom Reye's.) infeksi mata dapat
mengambil manfaat dari kortikosteroid topical untuk mengurangi gejala dan
memperpendek perjalanan penyakit. Rawat inap biasanya diperlukan untuk pneumonia
beratpada bayi dan untuk EKC (untuk mencegah kebutaan). Tidak obat antivirus yang
efektif telah dikembangkan.9

Untuk mengurangi nyeri tenggorok dapat diberikan obat antinyeri (analgetik)


seperti asetaminofen, obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat. Aspirin
tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun
karena bisa menyebabkan sindroma Reye.

Untuk menghindari iritasi lebih lanjut pada saluran faring, pada pasien dapat
dianjurkan untuk mengurangi makanan yang berminyak dan panas, juga dianjurkan
untuk istirahat sebanyak mungkin agar metabolisme lebih dikhususkan untuk
memperbaiki daya tahan tubuh. Jika demam tidak turun dengan pemberian obat dapat
dibantu dengan menggunakan kompres dan masukan cairan yang cukup (air putih),
hindari minuman yang terlalu dingin dan bersoda. Hindari asap rokok, debu, polutan
lainnya. Madu dapat membantu mempercepat penyembuhan.

Jika disebabkan virus maka pengobatan bersifat simtomatik (hanya mengobati


gejala), tidak diberikan antibiotika. Bisa dibantu dengan obat-obatan imunomodulator.

Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotika. Penting bagi


penderita untuk meminum obat antibiotik sampai habis sesuai anjuran dokter, agar
tidak terjadi resistensi pada kuman penyebab faringitis.9,12

K. PENCEGAHAN

Usahakan untuk mengendalikan infeksi adenovirus pada satuan milier telah


dipusatkan pada penggunaan vaksin. Virus hidup yang dilemahkan, yang dibiakan pada
sel diploid manusia, dimasukkan dalam kapsul berlapis gelatin dan diberikan secara
oral. Dengan cara ini, saluran napas tempat virus dapat menyebabkan penyakit,
terlewati. Virus kemudian dilepaskan di dalam usus, tempat virus menimbulkan suatu
infeksi subklinis yang memberikan tingkat imunitas tinggi terhadap satrai liur. Virus

22
tidak menyebar dari orang yang mendapat vaksinasi kepada orang lain yang berkontak
dengannya. Vaksinasi virus hidup terhadap tipe 4 dan 7 semacam itu telah diijinkan,
tetapi hanya dianjurkan untuk imunisasi pada kesatuan milier. Apabila kedua tipe virus
diberikan secara bersamaan, vaksin memberikan respon antibody netralisasi terhadap
kedua tipe tersebut.

Sel manusia telah menggantikan sel kera dalam pembuatan vaksin ini. Suatu
vaksin trivalent telah disiapkan dengan menumbuhkan virus tipe 3, 4 dan 7 pada biakan
ginjal kera dan kemudian menonaktifkan virus dengan formalin. Tetapi kemudian
ditemukan bahwa strain yang digunakan untuk vaksin terkontaminasi secara genetic
dengan determinan virus tumor SV 40 dan vaksin segera ditarik dari penggunaan.
Kemudian diketahui bahwa sebagian besar strain adenovirus tidak dapat berreplikasi
pada sel kera kecuali bila ada SV 40 yang berfungsi sebagai virus penolong.

Selain vaksinasi, terdapat cara lain untuk pencegahan dan pengendalian. Risiko
berjangkitnya konjungtivitis melalui air dapat dikurangi dengan melakukan klorinasi
pada kolam renang dan air limbah. Asepsis ketat selama pemeriksaan mata yang
diiringi oleh sterilisasi peralatan yang memadai, sangat diperlukan untuk pengendalian
keratokonjungtivitis epidemik.

Praktek kebersihan pribadi yang baik dan menghindari orang dengan penyakit
menular dapat mengurangi risiko mengembangkan infeksi adenovirus. mencuci tangan
yang benar dapat mencegah penyebaran virus dengan transmisi oral-fecal. Sterilisasi
instrumen dan solusi yang digunakan dalam mata dapat mencegah penyebaran EKC,
seperti dapat klorinasi memadai dari kolam renang. Vaksin yang mengandung jenis
adenovirus tinggal 4 dan 7 digunakan untuk mengontrol penyakit dalam merekrut
militer, tetapi tidak direkomendasikan atau tersedia untuk digunakan sipil. Vaksin
disiapkan dari subunit dimurnikan dari adenovirus berada di bawah penyelidikan.10,11

L. KOMPLIKASI

Penyakit ini, jika dibiarkan sampai menjadi berat, dapat menimbulkan radang
ginjal (glomerulonefritis akut), demam rematik akut, otitis media (radang telinga
bagian tengah), sinusitis, abses peritonsila dan abses retropharynx (radang di sekitar
amandel atau bagian belakang tenggorokan yang dapat menimbulkan nanah).10

Glomerulonefritris akut adalah kumpulan manifestasi klinis akibat perubahan


struktur dan faal dari peradangan akut glomerulus pasca infeksi streptococcus. Sindrom

23
ini ditandai dengan timbulnya oedem yang timbul mendadak, hipertensi, hematuria,
oliguria, GFR menurun, insuffisiensi ginjal.2

Demam reumatik merupakan penyakit vaskular kolagen multisistem yang


terjadi setelah infeksi streptokokus grup A pada individu yang mempunyai faktor
predisposisi. Penyakit ini masih merupakan penyebab terpenting penyakit jantung
didapat (acquired heart disease) pada anak dan dewasa muda di banyak negara terutama
negara sedang berkembang. Keterlibatan kardiovaskular pada penyakit ini ditandai oleh
inflamasi endokardium dan miokardium melalui suatu proses autoimun yang
menyebabkan kerusakan jaringan. Serangan pertama demam reumatik akut terjadi
paling sering antara umur 5-15 tahun. Demam reumatik jarang ditemukan pada anak di
bawah umur 5 tahun. Demam reumatik akut menyertai faringitis Streptococcus beta
hemolyticus grup A yang tidak diobati. Pengobatan yang tuntas terhadap faringitis akut
hampir meniadakan resiko terjadinya demam reumatik. Diperkirakan hanya sekitar 3 %
dari individu yang belum pernah menderita demam reumatik akan menderita
komplikasi ini setelah menderita faringitis streptokokus yang tidak diobati.2

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas
otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai
bentuk akut dan kronis. Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media
yaitu 25% pada anak-anak. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan
puncaknya pada tahun pertama masa sekolah.4,5

Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada rongga sinus. Sinusitis banyak
ditemukan pada penderita hay fever yang mana pada penderita ini terjadi pilek
menahun akibat dari alergi terhadap debu dan sari bunga. Sinusitis juga dapat
disebabkan oleh bahan bahan iritan seperti bahan kimia yang terdapat pada semprotan
hidung serta bahan bahan kimia lainnya yang masuk melalui hidung. Jangan dilupakan
kalau sinusitis juga bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Tulisan kali ini lebih
menitikberatkan pembahasan pada sinusitis yang disebabkan oleh infeksi.4,5

Abses Peritonsilar sering disertai trimus dan kepala bayi akan ke sisi yang sakit.
Pasien tampak sering menelan ludah, tetapi karena terdapat disfagia hebat, terjadi
hipersaliva. Bila mulut bisa dibuka maka akan terlihat tonsil sisi yang terkena akan
terdorong ke depan, sedangkan uvula terdorong ke sisi yang sehat.4,5

24
Abses retrofaringeal biasanya terjadi pada bayi. Bayi tampak sakit berat dengan
demam, adenopati servikal, bernapas dengan mulut dengan atau tanpa stridor. Kaku
kuduk dapat terjadi dan biasanya pasien akan tidur dengan kepala menengadah atau
miring ke satu sisi. Pada kasus yang berat dapat disertai trimus yang sangat ketet, mirip
dengan tetanus. 4,5

M. PROGNOSIS

Pada umumnya prognosisnya baik jika, tingkat kesembuhannya tinggi. infeksi


adenovirus jarang fatal. Kebanyakan pasien sembuh.8,9

PENUTUP

Kesimpulan :

Faringitis adalah keadaan inflamasi pada struktur mukosa, submukosa


tenggorokan. Jarinngan yang mungkin terlibat anatara lain orofaring, nasofaring,
hipofaring, tonsil dan adenoid. Faringitis dapat menular melalui droplet infeksion dari
orang yang menderita faringitis. Faktor resiko penyebab faringitis yaitu udara dingin,
turunnya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol
yang berlebihan. Gejala dan tanda yang ditimbulkan faringitis tergantung pada
mikroorganisme yang menginfeksi. Secara garis besar faringitis menunjukan tanda dan
gejala gejala seperti lemas, anorexsia, suhu tubuh naik, suara serak, kaku dan sakit
pada otot leher, faring yang hiperemis, tonsil membesar, pinggir palatum molle yang
hiperemis, kelenjar limfe pada rahang bawah teraba dan nyeri bila ditekan dan bila
dilakukan pemeriksaan darah mungkin dijumpai peningkatan laju endap darah dan
leukosit. Untuk menegakkan diagnosis faringitis dapat dimulai dari anamnesa yang
cermat dan dilakukan pemeriksaan fisik dan evaluasi tenggorokan, sinus, telinga,
hidung dan leher. Pada faringitis dapat dijumpai faring yang hiperemis, eksudat, tonsil

25
yang membesar dan hiperemis, pembesaran kelenjar getah bening di leher. Terapi
faringitis tergantung penyebabnya. Bila penyebabnya adalah virus maka cukup
diberikan analgetik dan pasien cukup dianjurkan beristirahat dan mengurangi
aktivitasnya. Dengan pengobatan yang adekuat umumnya prognosis pasien dengan
faringitis adalah baik dan umumnya pasien biasanya sembuh dalam waktu 1 2
minggu. Komplikasi dari faringitis yaitu glomerulonefritis akut, demam rematik akut,
otitis media, sinusitis, abses peritonsilar dan abses retrofaringeal. Hal ini terjadi secara
perkontuinatum, limfogenik maupun hematogenik.

26

Anda mungkin juga menyukai