Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan


manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status
kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau
kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih
maupun gizi kurang.

Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara


antropometri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan
pemeriksaan darah. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang
paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai
indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja.

Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi
dengan BBLR, penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah
menunjukkan kelompok remaja mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi
tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus.
Prevalensi anemi berkisar antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT
kurus berkisar antara 30%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini.
Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi
tersebut membantu upaya penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan terfokus.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan gizi?

2 Bagaimana prinsip gizi pada remaja?

1
3. Bagaimana penilaian status gizi pada remaja?

4. Apa saja masalah gizi pada remaja?

5. Apa saja penyebab masalah gizi pada remaja?

6. Bagaimanakah pola makan dan kebutuhan energi pada masa remaja?

7. Apa saja akibat/penyakit karena kekurangan/kelebihan zat gizi(nutrien) pada


remaja?

8. Bagaimana cara mengatasi agar masalah gizi pada remaja tidak terjadi?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

1. Mendefinisikan pengertian gizi.

2. Mendeskripsikan prinsip gizi untuk remaja.

3. Mengetahui penilaian status gizi pada remaja.

4. Mendeskripsikan masalah gizi pada remaja.

5. Mengetahui penyebab masalah gizi pada remaja.

6. Mengetahui pola makan dan kebutuhan energi pada remaja.

7. Mengetahui penyakit akibat kekurangan/kelebihan gizi pada remaja.

8. Mengetahui cara mengatasi agar masalah gizi pada remaja tidak terjadi.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi


secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.

Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu
membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh
karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan.

Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.


Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran
ilmu gizi biasa disebuttriguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat
tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan
salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi
serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur

2.2. Prinsip Gizi Pada Remaja

Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat


dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini
terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasakarena pematangan
fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga
terjadi perubahan komposisi tubuh.

3
Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt)
baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt,
kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh. Growth
Spurt :

Untuk anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun

Untuk anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.

Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan
tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi
oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.

Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal
dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa
tetapi tidak dapat juga disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai
saat laki-laki atau perempuan berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22
tahun.

Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal
dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa
tetapi tidak dapat juga disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai
saat laki-laki atau perempuan berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22
tahun.
Pada dasarnya masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah,
yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang
dianjurkan. Keadaan gizi atau status gizi merupakan gambaran apa yang
dikonsumsi dalam jangka waktu cukup lama. Keadaan gizi dapat berupa gizi
kurang, gizi baik atau normal, maupau gizi lebih.

Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih


dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini
berarti, makanan tidak lagi berfungsi untukpertumbuhan tubuh, tetapi untuk
mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi

4
lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsure-unsur gizi dalam
masa dewasasudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada
tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskandia mendapatkan
kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

2.3. Penilaian Status Gizi Pada Remaja

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat.
Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan
Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri
disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Usia

Usia sangat berperan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan
maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya
kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2
tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat.
Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi
perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak
diperhitungkan ( Depkes, 2004).

2. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan
yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang
menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan
menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan
pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan

5
gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya
memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi
kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke
waktu (Djumadias Abunain, 1990).

3. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari


keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat
keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan
lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam
bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB
( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi
badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks
ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan
status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator
status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi
tubuh (M.Khumaidi, 1994).

Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka
dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan
BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi
kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai
masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka
kesakitan.

No Indeks yang dipakai Batas Pengelompokan Sebutan Status Gizi

1 BB/U < -3 SD Gizi buruk

- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang

6
- 2 s/d +2 SD Gizi baik

> +2 SD Gizi lebih

< -3 SD Sangat Pendek

- 3 s/d <-2 SD Pendek


2 TB/U
- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Tinggi

< -3 SD Sangat Kurus

- 3 s/d <-2 SD Kurus


3 BB/TB
- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Gemuk

Sumber : Depkes RI 2004. Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks


BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS

Anjuran kecukupan gizi pada usia remaja (13-18 tahun).

Jenis Kebutuhan zat gizi


Kelamin Umur(th) Berat(kg) Energi(kal) Protein(gr) Vit.A(RE) Fe(mg)

Laki-laki 13-15 45 2400 64 600 17

16-19 56 2500 66 600 23

Perempuan 13-15 46 2100 62 500 19

16-19 50 2000 51 500 25

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi
yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z).
Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative

7
baik (well-nourished), sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk
anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik
menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku
rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).

Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U,


BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

Indeks yang di gunakan


No Interpretasi
BB/U TB/U BB/TB

Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi

1 Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++

Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +

Normal Normal Normal Normal

2 Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang

Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang

Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal

3 Tinggi Rendah Tinggi Obese

Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

Rendah : < 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS


Sumber : Depkes RI 2004.

8
Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi
Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada
umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan
(NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh
para pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di
interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti yang
terlihat pada tabel.

Tabel Kecukupan energi dilihat dari aktivitas

Usia (Th) Berat badan (Kg) Jenis aktivitas Energi(kalori)

Laki-laki

10-12 35 1950

13-15 46 2100

16-18 55 2500

Ringan 2380

Sedang 2650

Berat 3200

Perempuan

10-12 37 1750

13-15 48 1900

16-18 50 1950

9
Ringan 1800

Sedang 2200

Berat 2600

Angka Kecukupan Protein

Kecukupan Protein Sehari Untuk Remaja Menurut umur

Kelompok umur Berat badan (Kg) Tinggi badan (Cm) Protein(gr)

Laki-laki

10-12 tahun 35 138 50

13-15 tahun 46 150 60

16-18 tahun 55 160 65

Perempuan

10-12 tahun 37 145 50

13-15 tahun 48 153 57

16-18 tahun 50 154 60

Sumber:Widya karya pangan nasional dan gizi VII,2004

2.4. Masalah Gizi pada Remaja.

2.4.1. Perilaku Konsumsi Gizi yang Salah pada Remaja Sekolah

10
Kurangnya pengetahuan tentang gizi yang benar pada usia remaja taupun sekolah,
menyebabkan remaja tersebut sering berperilaku konsumsi gizi yang salah.
berikut beberapa perilaku konsumsi gizi yang salah pada remaja/anak sekolah:

2.4.1.1. Tidak Mengonsumsi Menu Gizi Seimbang

Kebiasaan remaja dan anak yang susah makan, ini biasanya hanya gemar pada
makanan seperti mie, padahal jelas mie goreng itu hanya mengandung karbohidrat
dan lemak saja. tidak ada sumber protein, vitamin dan mineralnya.

2.4.1.2. Kebiasaan Tidak Sarapan Pagi

Makan pagi mempunyai peranan penting bagi anak remaja yang khususnya
sekolah / kuliah, yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi hari dimana para remaja dan
anak-anak tersebut mempunyai aktivitas yang sangat padat di sekolah. Apabila
anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan
otak, terutama daya ingat sehingga dapat mendukung prestasi belajar anak /
remaja tersebut ke arah yang baik. Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk
otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi disekolah. Ketika bangun pagi,
gula darah dalam tubuh kita rendah karena semalaman tidak makan. Tanpa
sarapan yang cukup, otak akan sulit berkonsentrasi di sekolah/di kampus.

2.4.1.3. Jajan tidak sehat di Sekolah / di Kampus

Anak-anak remaja tidak dapat terlepas dari makanan jajanan di sekolah. hal ini
merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas di sekolah
yang tinggi. Biasanya para remaja sekolah ini menyukai makanan yang tinggi
kalori yang bersumber dari lemak dan gula. padahal makanan tradisional
sebetulnya kaya akan serat dan kalorinya tidak terlalu tinggi.

2.4.1.4. Kurang Mengonsumsi Buah dan Sayur

Anak-anak sekolah atau remaja umumnya susah apa bila disuruh mengonsumsi
buah dan sayur. Padahal buah dan sayur merupakan sumber zat gizi vitamin, serat

11
dan mineral. yang tentunya sangat baik untuk kesehatan dan kecerdasan
remaja/anak tersebut.

2.4.1.5. Mengonsumsi Fast Food dan Junk Food

Para remaja-remaja biasanya sangat suka mengonsumsi fast food dan junk food
karena mereka terpengaruh oleh iklan-iklan yang ada di televisi sehingga mereka
beranggapan bahwa fast food dan junk food menunjukkan status sosial yang
tinggi dan mengandung gizi yang baik. padahal, itu tidak benar.. fast food tidak
baik bagi kesehatan tubuh apabila di konsumsi dalam jumlah banyak, karena fast
food dan junk food merupakan makanan tinggi lemak dan kolesterol. Bahkan di
negara asalnya yaitu amerika ataupun Italia, makanan fast food dan Junk food ini
di anggap sebagai makanan Sampah. Maka dari itu, mulailah konsumsi makanan
tradisional yang kaya akan gizi tentunya.

2.4.1.6. Konsumsi Gula Berlebihan

Para remaja baik di sekolah maupun di kampus sering jajan yang serba manis-
manis seperti es, gula-gula dan sebagainya. yang pada umumnya mengguna
pemanis yangtidak aman untuk tubuh.

2.4.1.7. Konsumsi Natrium Berlebihan

Pada saat membeli jajanan juga biasanya para remaja suka membeli jajanan yang
mengandung tinggi garam, seperti makanan ringan yang rasanya asin. Kelebihan
Natrium, menyebabkan kadar natrium dalam darah meningkat. akibatnya, volume
darah juga meningkat karaena kelebihan air disebabkan osmosis. peningkatan
volume darah menyebabkan tekanan darah naik sehingga terjadi hipertensi.

2.4.1.8. Konsumsi Lemak Berlebihan

Para remaja lebih suka makanan jajan seperti bakso, mie ayam dan soto yang
tinggi lemak ketimbang makan makanan yang di masak oleh orang tuanya di
rumah. sehingga tubuh remaja tersebut tinggi akan lemak dan kolesterol.

2.4.1.9. Mengkonsumsi Makanan Beresiko

12
Mengkonsumsi makanan beresiko yaitu MSG berlebihan, kafein dan pengawet
serta pewarna makanan yang berbahaya. untuk kesehatan dan berdampak untuk
masa depannya.

2.4.2. Obesitas

Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada
dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi
kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan
pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet tinggi serat
sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan berat badan.
Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan
demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat
menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan / kue-
kue.

2.4.3. Kurang energi kronis

Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa
akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena
makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara
drastis erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takut gemuk seperti
ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.

2.4.4. Anemia

Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai
terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah
merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh,
berfungsi sebagai pembawa oksigen. Remaja perempuan membutuhkan lebih

13
banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak
tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi.
Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi
vitamin C membantu penyerapan zat besi.

2.4.5. Kekurangan kalsium

Survei menemukan sekitar 25 persen remaja memiliki asupan kalsium lebih


rendah dari yang direkomendasikan sehingga berdampak terhadap kesehatan
tulangnya di masa depan, salah satunya adalah osteoporosis yang membuat tulang
rapuh dan mudah patah. Tulang akan terus tumbuh dan diperkuat sampai usia 30
tahun dan masa remaja adalah waktu yang sangat penting untuk perkembangan
ini. Nutrisi yang diperlukan seperti vitamin D, kalsium dan fosfor. Sumber kaya
kalsium yang sebaiknya dikonsumsi adalah susu dan produk susu, misalnya
segelas susu, 150 gram yogurt dan sepotong keju ukuran kecil. Jika tidak bisa
mengonsumsi produk susu, maka konsumsilah susu kedelai yang sudah
difortifikasi, atau jika takut dengan kandungan lemak pilihlah susu yang rendah
lemak (low fat).

2.4.6. Kekurangan gizi akibat salah diet

Berbagai studi melaporkan kaum remaja terutama perempuan banyak yang tidak
puas dengan berat badannya, sehingga melakukan diet dengan cara yang salah
seperti melewatkan waktu makan, menghindari daging merah, tapi mengonsumsi
makanan ringan dan bergula.

2.5. Penyebab Masalah Gizi pada Remaja

Pada usia sekolah, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun mental, seperti
bermain, belajar, berolah raga. Zat gizi akan membantu meningkatkan kesehatan
tubuh anak, sehingga sistem pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak mudah

14
terserang penyakit. Umumnya orangtua kurang memperhatikan kegiatan makan
anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa anak seusia ini sudah tahu kapan ia
harus makan. Di samping itu, anak mulai banyak melakukan kegiatan di luar
rumah, sehingga agak sulit mengawasi jenis makanan apa saja yang mereka
makan.

Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi dibanding anak
balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besi, sebab
pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk memenuhi
kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan,
yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan
selingan. Perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan baik
dan menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan kebersihan makanan
supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri, dan lain-lain. Anak remaja putri
sudah mulai haid, sehingga diperlukan tambahan zat besi.

Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh
kembang yang kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan yang salah,
pengaruh dari lingkungan pergaulan (ingin langsing). Remaja putri yang kurang
gizi tidak dapat mencapai status gizi yang optimal (kurus, pendek dan
pertumbuhan tulang tidak proporsional). Kurang zat besi dan gizi lain yang
penting untuk tumbuh kembang (zinc), sering sakit-sakitan. Dari kedua masalah
status gizi remaja putri tersebut, diperlukan upaya peningkatan status gizinya,
karena remaja putri membutuhkan zat gizi untuk tumbuh kembang yang optimal
dan remaja putri perlu suplementasi gizi guna meningkatkan status gizi dan
kesehatannya.Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya lebih banyak
ditemukan pada remaja perempuan. Kurus itu indah , kata mereka dan sering
merupakan moto bagi remaja perempuan. Body image kurus itu indah dan cantik,
merupakan salah satu penyebab anorexia nervosa dan bulimia (keduanya
merupakan keadaan buruk akibat ingin kurus, sehingga menolak makan atau
memuntahkan kembali makanan yang telah di makan), khususnya remaja
perempuan.

15
Masa remaja merupakan masa yang sangat rentan. Peningkatan kadar hormon
estrogen dan progesterone pada remaja serta hormon testosteron pada remaja pria
terjadi dengan pesat pada masa ini. Jika tidak diimbangi dengan perawatan tubuh
yang baik, terutama kebersihan badan dan asupan nutrisi yang baik, peningkatan
kadar hormon tersebut bisa mengakibatkan munculnya jerawat yang sering kali
mengganggu penampilan. Hal ini terjadi akibat kurangnya mengkonsumsi Vitamin
A, C, dan E yang banyak terdapat pada bit, sayur-sayuran, buah-buahan. Dan
sering makan makanan gula dan makanan kaya akan asam lemak seperti susu,
mentega, minyak nabati. Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya
serat.

Remaja yang tak memperoleh cukup gizi yang biasa didapati pada buah-buahan
dan ikan lebih rentan terhadap kondisi paru-paru yang dibawah normal, sakit
asma, batuk dan sesak nafas. Remaja dengan asupan dan terutama vitamin C
paling rendah memiliki paru-paru yang lebih lemah dibandingkan dengan yang
lain. Remaja yang kurang mengkonsumsi vitamin E, yang terdapat pada minyak
nabati dan kacang, lebih mungkin untuk terserang asma. Remaja yang
mengkonsumsi kurang banyak buah dan lebih sedikit asam lemak omega-3 lebih
mungkin untuk terserang asma dan gangguan pernafasan seperti tersengal-sengal.

Salah satu masalah gizi remaja yang berkaitan langsung dengan AKI adalah
anemia gizi. Anemia, dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi makanan
sehari-hari yang kurang mengandung zat besi, selain faktor infeksi sebagai
pemicunya. Anemia, terjadi pula karena peningkatan kebutuhan pada tubuh
seseorang seperti pada saat menstruasi, kehamilan, melahirkan, sementara zat besi
yang masuk sedikit.

Berbagai faktor yang memicu terjadinya masalah gizi pada usia remaja antara lain
adalah:

a) Kebiasaan makan yang buruk.

16
Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan makan keluarga
yang juga tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terus terjadi pada usia
remaja. Mereka makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan berbagai zat
gizi dan dampak tidak dipenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap kesehatan
mereka.

b) Pemahaman gizi yang keliru.

Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja terutama wanita
remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk memelihara
kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan pembatasan makanan secara
keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka tak terpenuhi. Hanya makan sekali sehari
atau makan makanan seadanya, tidak makan nasi merupakan penerapan prinsip
pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya gangguan gizi.

c) Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu.

Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja menyebabkan


kebutuhan gizi tak terpenuhi. Keadaan seperti itu biasanya terkait dengan mode
yang tengah marak dikalangan remaja. Ditahun 1960 an misalnya remaja-remaja
di Amerika Serikat sangat menggandrungi makanan berupa hot dog dan minuman
coca cola. Kebiasaan ini kemudian menjalar ke remaja-remaja diberbagai negara
lain termasuk di Indonesia.

d) Promosi yang berlebihan melalui media masa.

Usia remaja merupakan usia disana mereka sangat mudah tertarik pada hal-hal
yang baru. Kondisi itu dimanfaatkan oleh pengusahan makanan dengan
mempromosikan produk makanan mereka, dengan cara yang sangat
mempengaruhi para remaja. Lebih-lebih jika promosi itu dilakukan dengan
menggunakan bintang film yang menjadi idola mereka.

e) Pasar bebas dan pengaruh budaya.

17
Masuknya produk-produk makanan baru yang berasal dari negara lain secara
bebas membawa pengaruh terhadap kebiasaan makanan para remaja. Jenis-jenis
makanan siap santap (fast food) yang berasal dari negara barat seperti hot dog,
pizza, humberger fried chichken dan French fries, berbagai jenis makanan berupa
kripik (junk food) sering dianggap sebagai gimbal kehidupan modern oleh para
remaja. Keberatan terhadap berbagai jenis fast food itu terutama karena kadar
lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi disamping kadar garam. Zat-zat gizi itu
memicu terjadinya berbagai penyakit kardiovaskuler pada usia muda. Lihat tabel
yang memuat kandungan lemak. Lemak jenuh dan kolesterol serta garam pada
tiap prosi makanan fast food yang dijual di Indonesia.

2.6. Pola Makan dan Kebutuhan Energi pada Masa Remaja

2.6.1. Pola Makan Masa Remaja :

1) Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut terlambat sekolah.


Mengakibatkan anak sering menyimpang dari kebiasaan makannya.

2) Anak lebih aktif memilih makanan yang disukainya.

3) Anak yang memiliki aktifitas tinggi di luar rumah cenderung melupakan


waktu makan.

4) Masa remaja merupakan masa adoloseence growth spurt ( butuh zat gizi
yang relative tinggi ).

2.6.2. Kebutuhan Gizi Seimbang

Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori
remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan
natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi, Oleh karena
itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja,

18
makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Kecukupan
gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi
sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.

a. Energi

Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses


metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat
dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun
kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50
kal/ kg BB/ hari.

b. Protein

Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat.


Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi.

Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/
hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam
daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati
pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.

c. Lemak

Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan
lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu
diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi
tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan
minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu
rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1
gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat
mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.

19
d. Vitamin dan Mineral

Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B
yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan
dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam
nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam
pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru
terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.

Kebutuhan mineral usia Remaja :

a. Kalsium : 800-1000 mg/hr (pria),1000-1500mg/hr


(wanita)

b. Na : 2,8-7,8 gr/ org/ hr (batasi garam bagi manula


yang mengalami masalah kesehatan)

c. Air : 6-8 gls/ org/ hr

Kebutuhan vitamin usia Remaja

a. Vitamin A 3500-4000 mg/org/hr

b. Vitamin B1 10-1,2 mg/hr

c. Vitamim B6 2,0-2,2 mg/org/hr

d. Vitamin B12 3,0mg/org/hr

e. Vitamin C 60mg

f. Vitamin D 200-400IU

g. Vitamin E 8-10 mg/org.hr

e. Fe / Zat Besi

Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan


kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber

20
zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging.
Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah
terabsorsi. Kebutuhan Zat Besi : 10mg

2.6.3. Kebutuhan Energi untuk Remaja :

1) Putra

Usia 16 tahun memerlukan energi 3.470 kkal

Usia 16-19 tahun menurun menjadi 2.900 kkal

2) Putri

Usia 12 tahun memerlukan energi 2.550 kkal

Usia 18 tahun menurun menjadi 2.200 kkal

3) Perhitungan sederhana untuk kebutuhan energi pada remaja

Wanita = BBI x 25 kal

Pria = BBI x 30 kal

BI = ( TB 100 ) 10% ( TB-100)

4) Penilaian status gizi untuk usia < 18 tahun

Status gizi = BB/BBI x 100 %

Untuk yang status gizinya kurang dari 90% berarti underweight, untuk yang status
gizinya diantara 90%-100% berarti normal, antara 100%-120% berarti
overweight, dan yang lebih dari 120% berarti obesitas.

21
2.7. Penyakit yang timbul akibat kekurangan atau kelebihan zat gizi
(nutrien) pada remaja

Karbohidrat

Kelebihan : gula darah meningkat, diabetes, obesitas, jantung, gangguan pada


pembuluh darah (cardiovascular), hipertensi.

Kekurangan : malnutrisi, kurus, lemah, tidak ada energi, gangguan metabolisme


otak, busung lapar.

Protein

Kelebihan : gangguan ginjal, beban kerja hati.

Kekurangan : mudah sakit, gangguan metabolisme tubuh.

Penyakit akibat kekurangan protein:

Cachexia

Penyakit cachexia merupakan penyakit yang menyerang seseorang akibat


kekurangan protein. Menurut American Journal of Clinical Nutrition, penyakit ini
dapat menyebabkan penurunan berat badan, penyakit kanker, gagal
ginjal, penyakit menular AIDS, bahkan kematian apabila tidak ditangani dengan
baik.

Ciri-ciri :

Kerap merasa lelah walaupun hanya beraktifitas ringan.

Menipisnya otot rangka.

Terjadinya degradasi protein.

Berat badan menurun secara yang ekstrim.

Gagal Hati

22
Gagal hati adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan fungsi
hati akibat ketidakmampuan sel hati untuk beregenerasi. Hal ini juga menjadi
penyakit akibat kekurangan protein. Karena menimbulkan hal yang
membahayakan, maka kondisi ini sangat memerlukan penanganan medis.

Ciri-ciri :Merasa mual, Nafsu makan menghilang, Sering mengalami rasa lelah,
Kulit dan mata menguning jika telah mencapai tahap akut: Pembengkakan pada
perut, Mengalami diare, Gampang memar dan berdarah

Apati

Definisi dari apati yaitu suatu kondisi yang menyebabkan emosi menjadi tumpul.
Efek penyakit akibat kekurangan protein ini, bisa mempengaruhi tingkah laku dan
fungsi kognitif. Biasanya, apati sering disertai dengan depresi. Namun, kedua hal
ini berbeda. Jika depresi berupa gangguan emosi, maka apati berupa gangguan
motivasi.

Ciri-ciri : Kurangnya usaha sehingga sering bergantung pada orang lain, Tidak ada
keinginan untuk belajar hal-hal baru, Kurang peduli terhadap masalah, Fluktuasi
emosi tidak terjadi, Kurangnya respon terhadap suatu peristiwa atau kejadian.

Edema

Penyakit edema ini merupakan nama lain dari retensi air, yakni penyakit
kekurangan protein yang paling sering diderita manusia. Jika darah yang mengalir
pada tubuh tidak memiliki protein yang cukup, maka seseorang bisa mengalami
gejala tekanan darah rendah sehingga gampang pusing, lemas dan malas
beraktifitas.Akibatnya, genre darah yang tidak mengandung protein dapat
membentuk jaringan pada sekitar pembuluh darah yang mirip dengan gumpalan
air. Jaringan inilah yang biasa disebut dengan edema.

Ciri-ciri : Pembengkakan pada kulit dan kadang terasa kenyal, Kadang disertai
nyeri atau tidak Kadang disertai demam atau tidak

Rambut Rontok

23
Rambut yang rontok secara tidak normal bisa terjadi akibat tubuh kekurangan
protein. Ketika ratusan helai rambut mengalami kerontokan tiap harinya, maka ini
merupakan tanda bahwa seseorang sedang mengalami penyakit rambut rontok.
Hal ini tentu saja tidak bisa dianggap sepele, sebab lama-kelamaan dapat
membuat kepala menjadi botak, bahkan sulit untuk tumbuh kembali.

Ciri-ciri : Rambut mudah lepas saat menyisir ataupun saat keramas, Banyak
rambut berguguran saat bangun tidur, Banyaknya rambut yang menempel pada
baju yang dikenakan

Gangguan Otak

Otak merupakan pusat saraf manusia agar dapat berpikir serta mampu
menggerakkan tubuh. Jika seseorang kekurangan protein, maka kecepatan berpikir
orang tersebut akan menjadi rendah bahkan sehingga bisa mengakibatkan
gangguan yang parah atau fatal. Misalnya saja seperti berkurangnya kecepatan
motorik, mudah stres atau depresi, dan lainnya.

Penyakit Jantung

Jantung yang berdetak dalam tubuh manusia ternyata sangat membutuhkan


protein. Sebab, jika tubuh seseorang kekurangan protein, maka denyut jantung
yang bisa dihasilkan sangat rendah yaitu dibawah 60 kali denyutan dalam satu
menit.

Ciri-ciri : Sering mengalami sesak nafas, Biasa mengalami gejala batuk, Nafsu
makan menjadi berkurang, Gampang lelah atau lemas

KelelahanTubuh

Orang yang sering mengalami kelelahan merupakan salah satu tanda bahwa
seseorang kekurangan protein. Jika protein ini tidak cukup untuk tubuh, maka
jaringan otot yang mengalami kelelahan bisa rusak sehingga tidak dapat
melakukan regenerasi. Adapun beberapa hal membahayakan yang ditimbulkan
oleh kelelahan ini seperti kram, rheumatik dan lainnya.

24
Ciri-ciri : Gampang merasa resah, Sering jatuh tertidur saat sedang duduk atau
saat melakukan aktifitas, Merasa kurang keseimbangan pada tubuh, Mudah
marah, Sulit berkonsentrasi.

Penyakit Akibat Kelebihan Protein

Walaupun protein sangat penting bagi tubuh, namun bukan berarti mengkonsumsi
protein dalam jumlah yang banyak bisa menyehatkan tubuh. Ternyata,
mengkonsumsi protein berlebih juga tidak baik bagi kesehatan, bahkan dapat
menimbulkan penyakit. Adapun beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan apabila
berlebihan dalam mengkonsumsi protein adalah:

1. Ginjal

Kelebihan protein pada tubuh, dapat menyebabkan seseorang mengalami gagal


ginjal. Sebab, mengkonsumsi protein yang berlebih, maka akan membuat ginjal
terpaksa bekerja lebih ekstra untuk membuang semua kelebihan nitrogen pada
tubuh dan akhirnya membuat seseorang mengalami gagal ginjal.Selain itu, jika hal
ini terjadi, maka akan mengakibatkan kadar urea menjadi tinggi, sehingga bisa
menyebabkan masalah asam urat.

Ciri-ciri: Kepala terasa pusing hingga sulit untuk berkonsentrasi, Merasa gatal
sehingga meninggalkan ruam pada tubuh, Merasa kedinginan pada tubuh,
Mengalami sesak nafas, Merasa sakit pada daerah sekitar pinggang.

2. Pengasaman Darah

3. Osteoporosis

Penyakit akibat kekurangan protein maupun penyakit akibat kekurangannya ini,


tentu saja bisa terjadi pada siapa saja. Sehingga kita perlu mewaspdainya dengan
melakukan gaya hidup sehat terhadap pola makan yang mencukupi kebutuhan
nutrisi protein ini.

25
Lemak

Kelebihan : obesitas, kolesterol tinggi, penyempitan pembuluh darah.


Kekurangan : busung lapar, kekurangan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E,
K), penurunan daya tahan tubuh, kurang tenaga, gangguan tumbuh kembang.

Mineral

Penumpukan zat besi berakibat pada gangguan kerja organ, diare, muntah-
muntah,
talasemia.
gangguan metabolisme tubuh.

kurang zat besi berakibat penurunan konsentrasi dan IQ, mudah sakit dan tidak
nafsu makan. kurang yodium berakibat penyakit gondok.

Vitamin

Vitamin A

Pria yang hanya sedikit memproduksi sperma,seperti ditulis dalam buku Sexual
fitness,dapat meningkatkan jumlah spermanya bila mengkonsumsi vitamin A dan
E yang memadai.

Vitamin A,C,dan E,merupakan antioksidan yang dapat melindungi sperma dari


epek buruk radikal bebas.

Vitamin A dibutuhkan untuk membentuk hormon seks yang berkait dengan


produksi sperma. Tapi food supplement yang mengandung vitamin A,D,E,dan K
bila diminum secara berlebihan dalam jangka panjang akan tertimbun dalam
lemak.
Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan sakit kepala dan gangguan pada sendi.

26
Bahkan pada tingkat yang sangat berat,kelebihan vitamin A dapat menyebabkan
gangguan jiwa.

Vitamin B

Vitamin B sangat penting untuk aktivitas enzim dan metabolisme.


Vitamin ini berperan dalam produksi testosteron, hormon seks yang
membangkitkan libido. Vitamin B6 terdapat di wortel,pisang,telur,madu,
kedelai,dan gandum.

Vitamin B kompleks adalah vitamin yang larut dalam air sehingga efek negatifnya
lebih kecil,tapi kelebihan vitamin B dapat menyebabkan mual bila diminum
dengan dosis berlebihan. Jangan minum vitamin B6 lebih dari 200mg per hari.
Dosis di atas 2.000 mg sehari dapat mengakibatkan kerusakan otak.

Vitamin C

Vitamin C adalah antioksidan yang sangat hebat. Vitamin ini adalah dalam
jeruk,stroberi, bayam, dan sayur-sayuran hijau lainnnya, tomat, serta brokoli.
Kelebihan vitamin C akan dibuang melalui air seni. Meski demikian,berlebihan
mengkonsumsi vitamin C membuat kontraksi usus lebih terangsang dan
menyebabkan diare.

Vitamin D

Jangan makan vitamin D secera berlebihan karena dapat merusak ginjal dan hati.
Di Indonesia sebenarnya seseorang tidak perlu menembah konsumsi vitamin D
karena di Indonesia cukup banyak sinar matahari.

Kulit dapat memprroduksi vitamin D bila terkena Sinar ultra violet dari matahari

Vitamin E

Vitamin E sering disebut sebagai vitamin seks karena berperan dalam


pembentukan hormon seks.

27
Pria yang kekurangan vitamin E dapat kekurangn gairah seksual.

Kelebihan vitamin E dapat meningkatkan tekenan darah. Menurut food and Drug
Administtration (FDA) Amerika, orang cukup mengkonsumsi vitamin E dengan
dosis 30 IU sehari.

2.8. Cara Mengatasi Agar Masalah Gizi pada Remaja tidak terjadi

Perlu dilakukan kegiatan pendidikan, penyuluhan terutama tentang gaya hidup


yang benar, meliputi , kebiasaan sarapan pagi, menghindari untuk merokok dan
minum-minuman keras serta membiasakan hidup sehat agar terhindar dari
berbagai penyakit infeksi.

Pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status
gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan dasar gizi
seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah:

a. Makanlah aneka ragam makanan.

Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu
membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan makanan
yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik kualitas
maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang beraneka ragam menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

b. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.

Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori (energi)
agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi kalori akan
ditimbun sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak.

c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Proses
pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih lama

28
daripada yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi
50% saja dari kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat
pembangun dan pengatur.

d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai dari kecukupan energi.

Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan
jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K) serta menambah
lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan
mengurangi konsumsi makanan lain.

e. Gunakan garam beryodium. Kekurangan garam beryodium mengakibatkan


penyakit gondok.

f. Makanlah makanan sumber zat besi.

Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan
zat besi berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama diderita oleh wanita hamil,
wanita menyusui dan wanita usia subur.

g. Biasakan makan pagi.

Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya
tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan produktivitas
kerja.

h. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya. Aman berarti
bersih dan bebas kuman.

i. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.

Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan


fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.

j. Hindari minum minuman beralkohol.

29
Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga menimbukan rasa
haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat lain.

k. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak dikonsumsi
sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu bebas dari kuman dan
bahan kimia dan halal.

l. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan manfaat dan tujuan yang dibahas dalam beberapa bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja sangat
bermanfaat bagi peningkatan otak ( intelegensi ), bagi tumbuh kembangnya dan
juga sangat menunjang dalam aktivitasnya sehari-hari. Karena dengan pemenuhan
kebutuhan gizi pada remaja diharapkan nantinya kebutuhan dan kesehatan pada
remaja bisa meningkat. Hal tersebut bisa dicapai dengan makan cukup gizi dan
olahraga teratur.

3.2. Saran

30
1. Remaja sebaiknya tetap sadar akan kebutuhan gizi walupun mempunyai
aktivitas yang padat.

2. Sadar bahwa kesehatan itu mahal harganya, lebih baik menjegah daripada
mengatasi.

3. Dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan semakin banyak


prestasi yang dihasilkan di Negara ini. Karena dengan remaja yang terpenuhi zat
gizinya semakin aktif dan konsentrasi dia dalam belajar dan berkreasi.

4. Pemenuhan kebutuhan gizi sebaiknya diimbangi jg dengan kegiatan fisik


seperti olahraga.

DAFTAR PUSTAKA

http://rizkiauliarahmawati2012.blogspot.co.id/2013/07/gizi-pada-remaja.html

http://erik-acver-qincai.blogspot.co.id/2009/03/kebutuhan-gizi-pada-remaja.html

http://infobundakita.blogspot.co.id/2010/06/penyakit-yang-timbul-akibat.html

http://rini-andriani.blogspot.co.id/2012/04/gizi-remaja.html

31
http://anspired.blogspot.co.id/2012/12/makalah-diet-pada-remaja.html

http://alfatibonemidwife.blogspot.co.id/2013/11/makalah-gizi-pada-remaja.html

32

Anda mungkin juga menyukai