PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.1 PENGERTIAN DESINFEKSI
2
mudah membusuk. Pada suhu -20 derajat C, mikroba tidak bisa merombak
makanan sehingga tidak terjadi pembusukan.bakteri patogen mati pada suhu
0 derajat C, misalnya neisseria gonorrhoea, treponema pallida.
d. Pemanasan
Pada umumnya bakteri bentuk vegetatif mati dalam waktu 5-10 menit
pada suhu 65 derajat C. Sedangkan bentuk spora perlu waktu lebih lama.
Pemanasan dapat mematikan bakteri, karena menggumpalkan
(koagulasi) protoplasmanya (protein). Koagolasi protoplasma akan lebih
cepat bila terdapat banyak air karena itu desinfeksi dengan uap air panas
akan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan udara panas kering.
Bentuk spora clostridium botilinum dengan uap air panas suhu 120C mati
dalam waktu 10 menit. Sedangkan dengan udara panas kering suhu 120C
mati dalam 120 menit.
e. Pengeringan
Pengeringan dapat menyebabkan larutan di sekeliling mikroba menjadi
hipertonis, sehingga air keluar dari sel mikroba dan dapat menyebabkan
mikroba mati. Gangguan tekanan osmotik akan diperhebat apabila
ditambahkan garam dan bumbu seperti halnya pada pembuatan ikan asin dan
bandeng. Karena dengan pengeringan ini dapat menyebabkan berhentinya
pembunuhan dan perkembangbiakan mikroba.
f. Menggunakan zat kimia
Alkohol
Ethyl alkohol merupakan desinfektan yang paling sering dipakai.
Untuk desinfektin kulit digunakan kadar ethyl alkohol 70%. Daya
kerjanya yaitu mengkoagulasikan protein dan menarik air sel.
Yodium
Merupakan germicida tertua. Namun kurang baik kelarutannya
dalam air. Lebih baik kelarutannya dalam alkohol. Preparatnya adalah
betadin yang banyak digunakan untuk membersihkan luka. Dan tindakan
antiseptik pada kulit sebelum pembedahan. Yodium merupakan
baktericida yang paling kuat.
Preparat chlor
3
Banyak dipakai untuk desinfeksi air minum, misalnya kaporit. Daya
kerjanya berdasarkan proses oksidasi.
Zat warna
Misalnya getianviolet, tertuma menghambat gram positif dan jamur.
Zat warna lainnya misalnya acriflavin. Acriflavin digunakan untuk
tindakan anti septik pada selaput lendir dan pengobatan luka. Daya kerja
zat warna ini karena berkaitan dengan protein bakteri.
Sabun dan detergent sintetis
Sabun juga menyebabakan menurunnya tegangan permukaan,
sehingga mikroba mudah terlepas dari kulit atau pakaian. Berbagai zat
yang bersifat germicida sering ditambahkan dalam pembuatan sabun.
Aerosol
Aerosol adalah zat kimia sebagai anti mikrobial yang disemprotkan
di udara sehingga membentuk butiran-butiran halus dan tetap tersuspensi
dalam udara untuk waktu yang cukup lama. Dipergunakan untuk
desinfeksi ruangan.
4
dengan senyawa organic lain, maka konsentrasinya yang akan sampai ke
mikroba akan berkurang.
g) Bersifat toxis terhadap mikroba pada suhu kamar atau suhu badan yang sesuai
dengan penggunaannya.
h) Tidak bersifat korosif dan tidak memberi warna. Tidak menjadikan logam
menjadi berkarat atau rusak.
i) Tidak berbau yang mengganggu, kalau bisa berbau wangi
j) Daya tembusnya tinggi. Diharapkan mempunyai daya tembus yang besar
sehingga dapat mematikan mikroba yang terdapat dilapisan yang lebih dalam.
k) Bersifat deterjen atau membersihkan atau mencuci
l) Harganya murah dan mudah dibuat.
2.4 Cara-cara Desinfeksi Peralatan yang Terbuat dari Logam
Pengertian Tindakan desinfeksi tingkat tinggi adalah suatu kegiatan
merendam, mencuci dan mendesinfeksi instrument medis yang
terbuat dari bahan logam untuk menghilangkan kontaminasi
sebagian besar mikroorganisme sehingga mengurangi resiko
penyebaran infeksi.
Referensi
5
5) Sikat gigi/ sikat kecil
6) Sabun cuci/ deterjen
7) Waskom
8) Sterilisator
2. Pelaksanaan :
1) Pastikan semua alat yang terdiri dari 2 bagian
dalam keadaan terbuka (misalnya gunting, klem,
dsb)
2) Rendam instrument tersebut dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
3) Setelah itu, angkat dan masukkan dalam Waskom
berisi air sabun
4) Cuci instrument tersebut dengan menggunakan
sikat gigi atau sikat kecil terutama pada bagian
yang bergigi
5) Waspada supaya petugas tidak tertusuk instrument
tajam
6) Bilas dengan air mengalir
7) Letakkan di atas kain lap untuk mengeringkan
Unit Terkait Perawat atau Perawat Gigi
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desinfeksi adalah proses penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme
patogen pada benda-benda yang ada.
Cara-cara desinfeksi dapat dilakukan dengan cara pembersihan, sinar
matahari, pendinginan, pemanasan, pengeringan dan penggunaan zat-zat kimia.
Syarat-syarat pembuatan desinfektan meliputi toxisitas, kelarutan,
stabilitas, homogen, ikatan kimia, daya tembus, tidak bersifat korosif, dan tidak
berbau.
7
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indan (2003). Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti