Anda di halaman 1dari 14

PRESENTASI KASUS

HIPOGLIKEMIA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

RSUDZA BANDA ACEH

I. Identitas Pasien

Nama : Tn. RBI

Umur : 84 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Petani

Agama : Islam

Ruangan : Mamplam I

BB : 68 Kg

TB : 165 cm

Tanggal Pemeriksaan : 03 Februari 2014

II. Anamnesis

Keluhan Utama:

Penurunan Kesadaran sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit

Riwayat Penyakit Sekarang:

1
Pasien datang dengan keluhan kesadaran menurun sejak 2 hari sebelum masuk
ruumah sakit. Kesadaran menurun terjadi secara perlahan-lahan. Riwayat trauma,
kejang dan stroke disangkal. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien juga
mengeluhkan pucat sejak 2 minggu yang lalu. Riwayat perdarahan disangkal.
Pucat diikuti dengan rasa lemas sehingga pasien hanya bisa terbaring selama 3
hari. Riwayat mual dan muntah pernah dikeluhkan pasien. Muntah hitam seperti
kopi disangkal. Perut sering terasa kembung dan kadang menyesak. Buang air
besar hitam dikeluhkan sekitar satu minggu yang lalu. Sekarang masih hitam
bercampur kuning. Pasien tidak mengeluhkan adanya masalah pada saat buang air
kecil. Buang air kecil seperti the disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien menderita diabetes mellitus sejak 10 bulan


yang lalu dan pasien biasanya berobat ke praktek dokter di puskesmas. Kadar gula
darah sewaktu tertinggi yang pernah dialami adalah 300 mg/dl. Riwayat
hipertensi disangkal. Riwayat asma disangkal. Riwayat alergi disangkal.

Riwayat Penggunaan Obat: Pasien memiliki riwayat minum obat-obatan anti-


nyeri/asam urat dan minum jamu-jamuan.pasien mengaku meminum obat anti-
nyeri untuk mengatasi sakit tulang yang dibeli depot dan apotek.

Riwayat Penyakit Keluarga: Keluarga pasien tidak ada yang mengalami


keluhan yang sama seperti pasien.

III. Pemeriksaan Fisik

Vital Sign

Kesadaran : Sopor

TD : 100/600 mmHg

N : 112 x/menit

2
RR : 24 x/menit

T : 36.9 0 C

Status Generalis

Kulit : tampak kulit pucat pada seluruh tubuh

Kepala : Bentuk oval, simetris, normocephali

Mata : Konjugtiva palpebra inferior kiri dan kanan anemis (+/+), sklera
ikterik (-/-), pupil isokor

Telinga: Dalam batas normal

Hidung : Tidak ada nafas cuping hidung

Mulut : tampak pucat di bibir atas dan bawah

Leher : TVJ: R-2 Cm H2O, Pembesaran KGB (-)

Paru-paru :

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi

Palpasi : Stem fremitus dada kanan sama dengan kiri

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : vesikuler pada seluruh lapangan paru, tidak ada rhonki, tidak ada
wheezing.

Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat, tampak ada squama pada permukaan dada

3
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

Perkusi : Batas jantung atas di ICS III, batas jantung kanan ICS V linea
parasternalis dekstra, batas jantung kiri pada 1 jari medial linea
midkalvikularis sinistra

Auskultasi : Bunyi jantung I lebih besar dari bunyi jantung II, regular, tidak
terdapat bunyi bising jantung.

Abdomen

Inspeksi : Tampak simetris, datar,

Palpasi : Hepar/Lien/Renal tidak teraba

Perkusi : Suara timpani di semua lapangan abdomen

Auskultasi : Peristaltik normal

Pinggang : Nyeri Ketok sudut kostovertebre (-)

Ekstremitas : Superior : udem(-/-) pucat (-/-)

Inferior : udem(-/-) pucat (-/-)

IV. Pemeriksaan Penunjang:

a. Laboratoium (2 januari 2014)

Pemeriksaan Laboratorium Hasil Nilai Normal

Hb 2,4 g/dl * 12-16 gr/dl

Ht 9%* 37-43 %

Leukosit 17600 /mm3 * 4000-10000/mm3

Eritrosit 1.700.000/ L 4,2-5,4 jt/L

4
Trombosit 391000 / mm3 150000-400000/mm3

LED 75 mm/jam 0-15 mm/jam

KGDS 160 g/dl <200 gr/dl

Ureum 130 10-50 mg/dl

Creatinin 1,3 0,5-0,9 mg/dl

Albumin 2,2 gr/dl 3,2-5,2 gr/dl

Na 148 135-145 meq/dl

K 5,6 3.5-4.5 meq/dl

Cl 105 90-110 meq/dl

Diftel

E/B/NB/NS/L/M 3/0/6/50/38/3

MDT Normokrom Mikrositer

Protein Positif 1

Reduksi Negatif

Bilirubin Negatif

Sedimen Urin

Leukosit 2-3 /LPB

Eritrosit 1-2 /LPB

Epitel 2-3 /LPB

5
b. Foto Thorax

Cor: bentuk dan ukuran normal

Pulmo: corakan paru kasar, tidak tampak gambaran infiltrat, sinus costoprenikus
tajam.

Kesan: Bronkitis

c. EKG

Interpretasi EKG

Irama : Sinus ritme

Axis : Normo Axis

Gel P : 0,08 s, 0,1 mv

PR interval : 0, 12 s

QRS rate : 115 x/menit

QRS compleks : 0,08 s

6
Segmen ST : elevasi (-), depresi (-)

T inverted :-

Hipertropi : LVH (-), RVH (-)

Kesimpulan : Sinus takikardi HR 115

V. Diagnosis Banding

1. dd/ 1. Sindrom Steven Johnson (SJS)

2. Drug Eruption

3. Eritroderma

4. Dermatitis seboroik

2. dd/ 1. Gastroenteritis Akut (GEA)

3. dd/ 1. Dyspepsia tipe mix

2. GERD

3. dd/ 1. AKI stage III

2. Akut on CKD

VI. Diagnosa Kerja:

Penurunan kesadaran ec sepsis berat, prolong hipoglikemia, stroke + Sepsis berat e.c
CAP + Anemia berat + Aki Stage I - PSMBA + DM Tipe 2 Normoweight.

VII. Penatalaksanaan:

Nonfarmakologis

7
Tirah baring

Stop semua obat antibiotik yang di pakai sebelumnya

Diet : rendah garam, rendah protein (35 gr/hari) tinggi kalori (35
kCal/kgBB/hari)

Rencana hemodialisa

Banyak minum

Farmakologis

IVFD RL 20 tetes/menit

Inj. Metilprednisolone 125 mg/24 jam

Nerilon cream

Pereda untuk nyeri analgesik : Salisil Talk 2 %

Larutan klorhexidine (membantu dalam menjaga kebersihan mulut)

Loperamide tab 2 x1 tab

Inj. Omeprazole 20 mg/ 24 jam

Domperidon 3x10 mg

Xendo lyeters 3x1 tetes

VIII. Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad malam

Quo ad functionam : Dubia ad malam

8
Quo ad sanactionam : Dubia ad malam

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Diabetes Mellitus adalah adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemiyang terjadi karena kelainan sekresi insuli, kerja insulin
atau kedua-duanya.(PERKENI, 2006)

Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dL, atau
kadar glukosa darah < 80 mg/dL dengan gejala klinis. Hipoglikemia pada DM terjadi
karena :

Kelebihan obat / dosis obat : terutama insulin, atau obat hipoglikemik oral

Kebutuhan tubuh akan insulin yang relatif menurun : gagal ginjal kronik,
pasca persalinan

Asupan makan tidak adekuat : jumlah kalori atau waktu makan tidak tetap

Kegiatan jasmani berlebihan

2. Epidemiologi

Data epidemiologi menyatakan bahwa kira-kira 30% sampai 40% pasien


dewasa dengan diabetes tipe 2 mempunyai suatu distal peripheral neuropathy (DPN).

Pola penyakit saat ini dapat dipahami dalam rangka transisi epidemiologis,
suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Dikenal 3 periode

9
dalam transisi epidemiologis, hal itu terjadi tidak saja di Indonesia tetapi juga di
negara-negara lain yang sedang berkembang.

Dari penelitian Zimmet (1978) dapat dilihat bahwa beberapa golongan etnik
mempunyai semacam proteksi terhadap efek buruk pengaruh barat, antara lain bangsa
Malanesia dan Eskimo.

Diantara penyakit degenaratif, diabetes adalah salah satu diantara penyakit


tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatang. Perserikatan
Bangsa-Bangsa (WHO) membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap
diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25
tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta
orang.

3. Etiologi

Etiologi DM tipe 1 diakibatkan oleh kerusakan sel beta pankreas karena


paparan agen infeksi atau lingkungan, yaitu racun, virus (rubella kongenital, mumps,
coxackie virus dan cytomegalovirus) dan makanan (gula, kopi, kedelai, gandum dan
susu sapi).

Hipoglikemia pada DM dapat ditemukan pada penderita yang dapat


pengobatan insulin atau penderita yang mendapat obat hipoglikemia oral. Pada
umumnya lebih sering ditemukan pada penderita DM yang mendapat insulin.

Beberapa keadaan di bawah ini yang dapat mempermudah penderita DM


masuk ke dalam hipoglikemia.

1. Kerja insulin akan lebih lama bila pada penderita yang mendapat insulin
juga mendapat obat-obat seperti propanolol.

10
2. Penderita dengan insufisiensi ginjal atau gagal ginjal mempunyai
kecenderungan untuk mengalami hipoglikemia akibat gangguan inaktifasi insulin
oleh ginjal.

4. Diagnosis Banding

Hipoglikemia karena

a. Obat :

- ( sering ) : insulin, sulfonilurea, alkohol

- ( kadang ) : kinin, pentamidine

- ( jarang ) : salisilat, sulfonamid

b. Hiperinsulinisme endogen : insulinoma, kelainan sel beta jenis lain, sekretagogue


(sulfonilurea), autoimun, sekresi insulin ektopik

c. Penyakit kritis : gagal hati, gagal ginjal, gagal jantung, sepsis, starvasi dan inanisi

d. Defisiensi endokrin : kortisol, growth hormone, glukagon, epinefrin

e. Tumor non-sel beta : sarkoma, tumor adrenokortikal, hepatoma, leukimia, limfoma,


melanoma

f. Pasca-prandial : reaktif ( setelah operasi gaster ), diinduksi alkohol

5. Klasifikasi Hipoglikemia

Klasifikasi hipoglikemia berdasarkan pertimbangan dibawah, episode


hipoglikemia terdiri dari:
a. Hipoglikemia Berat (suatu keadaan membutuhkan bantuan orang lain)
b. Hipoglikemia dengan gejala ringan (gejala dan kadar glukosa plasma 70
mg/dl
c. Hipoglikemia asymtomatis (kadar glukosa plasma 70 mg/dl tanpa disertai
gejala)

11
d. Probable symptomatis hipoglikemia (gejala hipoglikemia tanpa
pemeriksaan glukosa plasma)
e. Hipoglikemia relatif (gejala hipoglikemia dengan konsentrasi glukosa
plasma > 70 mg/dl.

7. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang

Gejala dan tanda klinis :

Stadium parasimpatik : lapar, mual, tekanan darah turun

Stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan


menghitung sementara

Stadium simpatik : keringat dingin pada muka, bibir atau tangan gemetar

Stadium gangguan otak berat : tidak sadar, dengan atau tanpa kejang

Anamnesis :

Penggunaan preparat insulin atau obat hipoglikemik oral : dosis terakhir, waktu
pemakaian terakhir, perubahan dosis.

Waktu makan terakhir, jumlah asupan gizi

Riwayat jenis pengobatan dan dosis sebelumnya.

Lama menderita DM, komplikasi DM

Penyakit penyerta : ginjal, hati, dll

Penggunaan obat sistemik lainnya : penghambat adrenergik beta, dll

12
Pemeriksaan fisik : pucat, diaphoresis, tekanan darah, frekuensi denyut jantung,
penurunan kesadaran, defisit neurologik fokal transien

Trias whipple untuk hipoglikemia secara umum :

1. Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia

2. Kadar glukosa plasma rendah

3. Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat

8. Tatalaksana

10. Prognosis

DAFTAR PUSTAKA

13
Briscoe., V. J., 2006., Hypoglycemia in Type 1 Type 2 Diabetes: Physiology,
Pathophysiology, and Management, vol:24, No. 3, Page 115-121.

14

Anda mungkin juga menyukai