Diagnose

Dx 1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia

Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam pasien

mempertahankan ventilasi yang adekuat.

Intervensi
Mandiri :
1. Dorong pasien untuk menyelingi
periode istirahat dan aktivitas
2. Pindahkan pasien secara
perlahan.
3. Berikan hygiene mulut secara hati
hati.
Observasi :
1. Observasi TTV, irama jantung,
serta GDA dan Hemoglobin.
2. Auskultasi paru setiap 4 jam.
Kolaborasi :
1. Berikan darah atau produk darah
dan pantau reaksi yang tidak
diinginkan.
Health Education :
1. Ajarkan pasien tentang keamanan
dirumah.
rasional
Mandiri :
1. Aktivitas meningkatkan kebutuhan
oksigen jaringan, istirahat,
meningkatkan perfusi oksigen
jaringan.
2. Untuk menghindari hipotensi
ortostatik.
3. Untuk menghindari cedera
mukosa mulut.
Observasi :
1. Laporkan ketidak normalannya
perubahan pada satu atau semua
parameter tersebut dapat
mengindikasi awitan komplikasi
serius.
2. Untuk mengdeteksi krepitasi dan
laporkan ketidaknormalan.
Kolaborasi :
1. Untuk menyuplai hemoglobin,
yang meningkatkan kapasitas
darah pembawa oksigen.

Health Education :
1. Tindakan tersebut dapat
meningkatkan partisipasi pasien
dan pemberi perawatan dalam
perawatan.

Dx 2. penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan denyut nadi

perifer.

Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien

dapat mempertahankan kestabilan hemodinamik.
Intervensi
Mandiri :
1. Anjurkan pasien untuk
melaporkan nyeri dada segera.
2. Bantu pasien untuk menghindari
aktivitas yang terlalu banyak.
Dx 3. ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam pasien
mampu mengoptimalkan fungsi pernafasan.
Intervensi
Mandiri :
1. Kaji status pernafasan dan pola
pernpasan. Perhatikan adanya
apnea dan perubahan frekuensi
jantung, tonus otot, dan warna
kulit berkenaan dengan prosedur.
2. Posisikan bayi pada abdomen atau
posisi telentang dengan galungan
popok dibawah bahu untuk
menghasilkan sedikit
hiperekstensi.
3. Berikan rangsangan taktil yang
segera (mis., gosokan punggung
bayi) bila terjadi apnea.
Perhatikan adanya sianosis,
bradikardia, atau hipotonia.
Anjurkan kontak orang tua.
4. Kaji kadar hemoglobin dan
hematocrit tekankan pentingnya
masukan vitamin / fero sulfat
prenatal setiap hari.
Kolaborasi:
1. Pantau pemeriksaan laboratorium
(mis., GDA, glukosa serum,
elektrolit, kultur, dan kadar obat)
sesuai indikasi.
2. Berikan oksigen sesuai indikasi
(natrium bikarbonat, antibiotic,
kalsium glukonat, aminofilin)
Health education :
1. Berikan informasi tentang rasional
untuk kesulitan pernafasan dan
rasional
Mandiri :
1. Tanda tersebut dapat
mengindikasikan hipoksia atau
cedera miokardial.
rasional
Mandiri :
1. Membantu dalam membedakan
periode perputaran pernapasan
normal dari serangan apneic
sejati, yang terutama sering
terjadi sebelum gestasi minggu
ke-30.
2. Posisi ini dapat memudahkan
pernpasan dan menurunkan
episode apneic, khususnya pada
aadanya hipoksia, asidosis
metabolic, atau hiperkapnea.
3. Merangsang SSP untuk
meningkatkan gerakan tubuh dan
kembalinya pernapasan spontan.
Kadang-kadang, bayi mengalami
kejadian apnealebih sedikit atau
tidak ada, atau bradikardia bila
orangtua menyentuh dan bicara
pada mereka.
4. Peningkatan kadar plasma pada
gestasi minggu ke 24 32
mengencerkan kadra HB,
mengakibatkan kemungkinan
anemia dan menurunkan
kapasitas pembawa oksigen.
Kolaborasi:
1. Hipoksia, asidosis metabolic,
hiperkapnea, hipoglikemia,
hipokalsemia dan sepsis dapat
memperberat serangan apneic.
 program aktivitas/ latihan yang
realistis.
Dx 4. gangguan gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
perfusi ventilasi.
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
1. pasien mampu mempertahankan kadar pO2/pcO2 dalam batas normal.
2. Meminimalkan asfiksia dengan penurunan kerja pernafasan dan tidak ada
morbiditas
3. Bebas dari dysplasia bronkopulmonal.
Intervensi
Mandiri :
1. Posisikan bayi pada abdomen bila
mungkin.
Berikan matras tidak rata sesuai
indikasi.
Observasi :
1. Memantau oksigen transputan
atau oksimeter nadi sebelum dan
selama penghisapan.
2. Observasi tanda dan lokasi
sianosis.
3. Perhatikan usia gestasi, berat
badan dan jenis kelamin.
4. Kaji status pernafasan, perhatikan
tanda tanda distress pernafasan.
Misal takipnea, pernafasan cuping
hidung, mengorok, retraksi, ronki
atau krekels.
Kolaborasi :
1. Pantau pemeriksaan laboratorium
dengan tepat : grafik seri GDA.
2. Pantau jumlah pemberian oksigen
Toksisitas obat, yang menekan
fungsi pernafasan dapat terjadi
karena keterbatasan ekskresi dan
waktu paru obat yang lama.
2. Perbaikan kadar oksigen dan
karbondioksida dapat
meningkatkan fungsi pernafasan.
Health education:
1. Menurunkan kemungkinan gejala
gejala pernafasan yang
disebabkan oleh kelebihan.
Rasional
Mandiri :
1. Memungkinkan ekspansi dada
yang optimal.
Merangsang pernafasan dan
pertumbuhan ventrikel.
Observasi :
1. Untuk mempertahankan
kepatenan jalan nafas, khususnya
pada bayi yang menerima
ventilasi terkontrol.
2. Untuk mengetahui tanda lanjut
dari paO2 rendah dan tidak
tampak sampai ada sedikit lebih
dari 3gr/dl penurunan hb pada
darah arteri sentral.
3. Neonates lahir sebelum gestasi
minggu ke 20 dan atau berat
badan kurang dari 1500 gr
beresiko tinggi terjadinya RDS
4. Takipnea menandakan distress
pernafasan, pernafasan cuping
hidung meningkatkan masukan
 dan durasi pemberian.
3. Catat fraksi oksigen dalam udara
inspirasi setiap jam.
4. Berikan obat obatan sesuai
indikasi : natrium bikarbonat.
Health education :
1. Berikan informasi yang
berhubungan dengan kondisi bayi,
seperti lama persalinan, tipe
kelahiran, apgar skor, kebutuhan
tindakan resusitasis saat
kelahiran.
Dx 5. ketidakefektifan perfusi jaringan kardiopulmonal berhubungan dengan
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
intervensi
Mandiri :
1.
oksigen, mengorok menunjukkan
upaya mempertahankan ekspansi
alveolar.
Kolaborasi :
1. Hipoksemia, hiperkapnia dan
asidosis menurunan produksi
surfaktan.
2. Oksigen serum tinggi disertai
tekanan tinggi dapat
mempredisposisikan bayi pada
dysplasia bronkopulmonal.
3. Jumlah oksigen yang diberikan
ditentukan secara individu
berdasarkan pada pemantauan
transkutan atau sampel darah
kapiler.
4. Bila tindakan meningkatkan
frekuensi pernafasan atau
memperbaiki ventilasi tidak cukup
untuk memperbaiki asidosis,
penggunaan natrium bikarbonat
yang hati hati dapat membantu
mengembalikan Ph kedalam
rentang normal.
Health education :
1. Persalinan yang lama
meningkatkan resiko hipoksia, dan
depresi pernafasan dapat terjadi
setelah pemberiana atau
penggunaan obat pada ibu dan
bayi yang membutuhkan tindakan
resusitatif pada kelahiran atau
apgar skornya rendah untuk
menstabilkan gas darah.
Rasional
Mandiri :
1.
Dx 6. intoleransi aktivitas berhubungan dengan

Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. 1.

Dx 7. gangguan eliminasi urin berhubungan dengan anuria / oliguria.

Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam pasien

mampu mempertahankan keeimbangan cairan ; asupan sebanding dengan
haluaran.

Intervensi
Mandiri :
1. berikan perawatan untuk kondisi
perkemihan pasien dengan tepat
dan sesuai program.
2. Palpasi diatas simfisis pubis.
3. Anjurkan upaya berkemih yang
sring, sedikitnya setiap 1-2 jam.
4. Catat dan banding masukan dan
haluaran. Catat jumlah warna,
konsentrasi dan berat jenis urin.
5. Ukur suhu dan nadi, perhatikan
peningkatan. Kaji kekeringan kulit
dan membrane mukosa.
Observasi :
1. pantau status neuromuscular dan
pola berkemih pasien ;
dokumentasikan dan laporkan
pasien dan haluaran.
Kolaborasi :
1. rujuk pasien dan anggota keluarga
atau pasangan pada perawat jiwa,
konselor seksual, layanan
perawatan dirumah atau
kelompok pendukung bila perlu.
Rasional
Mandiri :
1. bantu pasien untuk memahami
penyakit dan juga penanganannya
untuk memanfaatkan semua
tindakan yang mendukung
pemulihan.
2. Mendeteksi adanya urin dalam
kandung kemih dan derajat
kepenuhan.
3. Tekanan dari bagian presentasi
pada kandung kemih sering
menurunkan sensasi dan
mengganggu pengosongan
komplet.
4. Haluaran harus kira kira sama
dengan masukan.
5. Memantau derajat hidrasi.
Observasi :
1. pengukuran asupan dan haluaran
yang akurat penggantian cairan
yang benar untuk mendiagnosis
faktor kausatif.
Kolaborasi :
1. membantu pasien memperoleh
pengetahuan tentang diri dan
keadaannya dan mengurangi
ansietas.