Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia Pada Ibu Hamil
A. Kehamilan
Kehamilan secara alami dapat terjadi dengan terpenuhinya beberapa
persyaratan mutlak, antara lain : sperma suami yang normal, mulut rahim
dan rongga rahim yang normal, saluran telur (tubafallopi) yang intak
(bebas dan tidak buntu), indung telur (ovarium) normal, serta pertemuan
sel sperma dan sel telur (ovum) pada saat yang tepat (masa subur)
sperma dan sel telur bertemu. Proses ini adalah salah satu proses biologis
yang sangat penting, diawali dengan pelepasan sel telur (ovulasi) oleh
indung telur pada puncak masa subur. Pembuahan dapat terjadi dalam
waktu beberapa jam setelah ovulasi, proses ini terjadi di saluran telur
kehamilan lebih dari 12-28 minggu, serta trimester ketiga apabila umur
43).
hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang
disebut dengan kurang darah, kadar sel darah merah dibawah nilai normal
11gr%. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap
kekurangan zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia
mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu
pucat dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas
kehamilan, meliputi:
adalah:
a. Kekurangan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi, misalnya faktor
kemiskinan.
b. Penyerapan zat besi yang tidak optimal, misalnya karena diare.
c. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang
kekuangan zat besi. Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan
komponen pembentuk Hb. Oleh karena itu disebut Anemia Gizi Besi.
Anemia gizi besi dapat terjadi karena hal-hal berikut ini:
a. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi
kebutuhan.
b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
c. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh.
(Feryanto, Achmad, 2011 : 37-38)
4. Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah
b. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan karena defesiensi vitamin B12 dan asam folat.
c. Anemia Aplastik
Terjadi akibat ketidaksanggupan sumsum tulang membentuk sel-sel
mengakibatkan anemia.
d. Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik disebabkan karena terjadi peningkatan hemolisis dari
ditentukan
8) Masukkan ke dalam tabung Hb meter dan encerkan dengan aquadest
Menurut WHO
Adapun kadar Hb menurut WHO pada perempuan dewasa dan ibu
Tabel 2.1
Kadar Hemoglobin Pada Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil Menurut
WHO
Hb Anemia
Jenis Kelamin Hb Normal Kurang Dari
(gr/dl)
13.5-18.5
Lahir (aterm) 13.5
Perempuan
dewasa tidak 12.0-15.0 12.0
hamil
Perempuan
dewasa hamil:
Trimester
Pertama : 0-12 11.0-14.0 11.0
minggu
Trimester Kedua :
10.5-14.5 10.5
13-28 minggu
Trimester ketiga :
11.0-14.0 11.0
29 aterm
(Tarwoto, 2007:64)
kehamilan jika:
a. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
b. Hamil dengan lebih dari satu anak
c. Sering mual dan muntah
d. Tidak mengkonsumsi cukup zat besi
e. Hamil saat masih remaja
f. Kehilangan banyak darah (misalnya dari cedera atau selama operasi)
(Proverawati, Atikah, 2011 : 134)
9. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan
Zat besi terutama sangat diperlukan di trimester tiga kehamilan.
pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stress, produksi ASI rendah)
anemia jika sedang hamil. Makan makanan yang tinggi kandungan zat
besi (seperti sayuran berdaunan hijau, daging merah dan kacang tanah)
memastikan bahwa tubuh memiliki cukup zat besi dan folat. Pastikan
suplemen zat besi. Pastikan bahwa wanita hamil diperiksa pada kunjungan
: 137).
11. Pengobatan Anemia Kehamilan
Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet
mengandung 200 mg ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat. Wanita yang
(satu) tablet setiap hari selama haid. Untuk ibu hamil, minumlah 1 (satu)
tablet tambah darah paling sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40
biasanya dilakukan untuk setiap anemia jika gejala yang dialami cukup
sirkulasi, berlanjut terus sampai minggu ke-12. Masa fetal meliputi masa
Pengertian janin yaitu hasil dari konsepsi yang terjadi antara sel
sperma dan sel telur yang tumbuh dan berkembang dalam rahim seorang
wanita yang dimulai dari usia 0 s/d 36-40 minggu (Prasetyadi, Frans.O.H,
2012 : 40).
Pada bayi baru lahir, yang dikatakan berat badan normal yaitu
sekitar 2500-3500 gram apabila ditemukan berat badan kurang dari 2500
gram maka dikatakan bayi memiliki berat badan lahir rendah (Hidayat,
Salah satu penyebab dari BBLR adalah anemia pada ibu hamil
karena kekurangan zat besi. Kebutuhan zat besi sekitar sekitar 1000 mg
selama hamil atau naik sekitar 200-300%. Perkiraan besarnya zat besi
yang perlu ditimbun selama hamil 1.040 mg. Dari jumlah itu, 200 mg zat
besi tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang.
dan 200 mg hilang ketika melahirkan. Kebutuhan zat besi pada trimester
pertama relatif lebih sedikit yaitu sekitar 0.8 mg per hari, tetapi pada
berpengaruh positif, sedangkan bila kurang baik maka pengaruhnya negatif. Pengaruh ini
tampak jelas pada bayi yang baru lahir dalam hal panjang dan besarnya. Panjang dan
besarnya bayi dalam keadaan normal bila gizi juga baik. Gizi yang berlebihan mengakibatkan
bayi terlalu panjang dan terlalu besar. Bayi yang terlalu panjang dan terlalu besar bisa
menyulitkan proses kelahiran. Sedangkan ibu yang kekurangan gizi, bayinya pendek, kecil,
ringan. Aktifitas fisik yang berat bisa menyebabkan keguguran kandungan, apalagi bila
dilakukan pada bulan-bulan awal kehamilan. Aktifitas fisik yang berat bisa mengakibatkan
kelelahan, misalnya Ibu hamil yang bekerja terlalu berat disebabkan karena terlalu banyak
aktifitas yang cukup menyita energi dan konsentrasi, besarnya janin akan menyusut atau
berkembangnnya tidak baik. kelelahan dapat menurunkan nafsu makan. Jika nafsu makan
menurun, maka pasokan nutrisi bagi janin dapat terganggu. Perkembangan dan pertumbuhan
bayi yang ada dalam kandugan bisa terganggu dan tidak bisa berkembang sempurna.
c. Penyakit yang di Derita Ibu
Penyakit yang diderita ibu pada saat hamil bisa berakibat negatif kepada janin yang
dikandung. Akibat negatif yang bisa ditimbulkan adalah kematian pada saat di dalam
kandungan atau terbentuknya organ-organ tubuh jari yang tidak sempurna atau cacat.
Penyakit ibu yang bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin di dalam
(http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/11/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
perkembangan-janin-dan-individu/)
tepi atas simpisis pubis karena memberikan hasil yang lebih akurat dan
pita ukur memberikan hasil yang lebih konsisten antar-individu. Juga telah
alat tapis awal dan dapat dilakukan oleh para dokter dan bidan dengan
terbuat dari bahan yang bisa mengendur (seperti yang digunakan para
dengan menempatkan ujung dari pita ukur pada tepi atas simfisis pubis
dan dengan tetap menjaga pita ukur menempel pada dinding abdomen
diukur jaraknya kebagian atas fundus uteri. Ukuran ini biasanya sesuai
TBBJ (Taksiran Berat Badan Janin) = (Tinggi Fundus Uteri (cm) N ) x 155
gram.
Keterangan :
Misalnya tinggi fundus uteri ibu 28 cm, sementara kepala janin masih
gram. Jadi taksiran berat badan janin yang didapat adalah 2325 gram
(http://www.scribd.com/doc/55725594/Rumus-Johnson)
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri pada ibu hamil dengan anemia sangat
kematian perinatal. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat
dihubungkan dengan simpisis pubis wanita, umbilikus dan ujung jari dari
prosesus xifoid dan menggunakan lebar jari pemeriksa sebagai alat ukur.
Ketidak akuratan metode ini:
1) Wanita bervariasi pada jarak simpisis pubis ke prosesus xifoid, lokasi
perkiraan umur kehamilan dengan tanggal dan dan dengan temuan hasil
b. Metode II
meletakkan satu ujung pada tepi atas simpisis pubis dan ujung yang lain
cara ini adalah lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama dalam
digunakan karena lebih sulit, lebih mahal, kurang praktis dibawa, lebih
c. Metode III
Menggunakan pita pengukur dimulai dari titik nol pita pengukur
diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik
skala cm.
Keuntungan:
1) Lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya, mudah digunakan.
2) Cukup akurat
d. Metoda IV
Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya berbeda.
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis digaris
sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur
secara relatif lurus ketitik yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak
melewati slope anterior dari fundus. Caranya tidak diukur karena tidak
kehamilan. (http://www.bascommetro.com/2010/04/pengukuran-tinggi-
fundus-uteri.html)
5. Kurva Berat Badan Lahir dan Berat Badan Janin Menurut David
trimester III, diperoleh hasil Berat Badan Janin yang dapat dikonversikan
sentil 10 dan sentil 90 adalah bayi normal sesuai masa kehamilan. Bayi
dengan berat badan lahir lebih dari sentil 90 adalah bayi besar untuk
masa kehamilan. Dan bayi dengan berat badan lahir lebih kecil dari sentil
10 adalah kecil untuk masa kehamilan. Kecil untuk masa kehamilan juga
untuk masa kehamilan atau kecil untuk masa kehamilan atau prematur
mengetahui keadaan status gizi ibu hamil serta mendeteksi apakah ibu
hamil menderita KEK (Kurang Energi Kronik). Pengukuran Lila pada ibu
BBLR. Resiko KEK untuk ibu hamil adalah apabila Lila < 23.5 cm.
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan
masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan dibawah ini:
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak
asupan gizi pada tirmester I dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir
prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi.
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, lahir dengan
7. Kerangka Teori