1
Memorandum Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong Mengenai Sumber Tertib Hukum
Republik Indonesia dan Tata Urutan Peratutan Perundangan Republik Indonesia yang merupakan satu
kesatuan dari Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966.
2
Bagian Penjelasan UUD 1945 baru dimuat bersama-sama dengan Pembukaan, Batang Tubuh,
Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan dalam Lemabaran Negara Nomor 7 Tahun 1959 setelah Dekrit
Presiden 5 Juli 1959.
3
Republik Indonesia. Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. (Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2002). Pasal II Aturan Tambahan.
4
Istilah Norma Fundamental Negara digunakan oleh A. Hamid S. Attamimi. Peranan Keputusan
Presiden Republik Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara. Disertasi (Jakarta: Fakultas
Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990), hlm.359.
5
Istilah Pokok Kaidah Fundamental Negara digunakan oleh Notonagoro dalam pidatonya pada
Dies Natalis Universitas Airlangga yang pertama (10 Nopember 1955).
6
Istilah Norma Pertama digunakan oleh Juniarto. Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia
(Jakarta: Bina Aksara, Cetakan Ke 1, 1982), hlm. 6.
merupakan norma yang menjadi tempat bergantungnya norma-norma
hukum di bawahnya, termasuk menjadi dasar bagi pembentukan
konstitusi atau Undang-Undang Dasar suatu negara. Ia juga
merupakan landasan dasar filosofis yang mengandung kaidah-kaidah
dasar bagi pengaturan negara lebih lanjut. 7 Menurut Hans Kelsen
bahwa norma hukum yang lebih rendah tidak boleh bertentangan
dengan norma hukum yang lebih tinggi, dan norma hukum yang lebih
tinggi itu tidak boleh bertentangan dengan norma lain yang lebih
tinggi lagi, begitu seterusnya hingga rangkaian norma ini diakhiri
oleh suatu norma dasar tertinggi (staatsfundamentalnorm).8 Pendapat
Kelsen ini kemudian dikenal dengan Stufentheorie.
2. Pokok-pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD Negara RI
Tahun 1945
7
Maria Farida Indrati S. Ilmu Perundang-undangan 1, Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan
(Yogyakarta: Kanisius, Cetakan ke 13, 2007), hlm. 45-47.
8
Hans Kelsen. Teori Hukum dan Negara, Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai Ilmu
Hukum Deskriptif-Empiirik, Alih Bahasa Drs. H. Somardi, (Jakarta: BEE Media Indonesia, 2007), hlm.
155.
1945 dapat dielaborasi dengan mengacu pada makna yang
terkandang dalam setiap alinea9.
Pokok-pokok Pikiran Setiap Alinea Pembukaan UUD 1945
Alin Bunyi Alinea Makna
ea
1 Bahwa sesungguhnya 1. Pengakuan terhadap prinsip
kemerdekaan adalah hak universal yang berupa hak
segala bangsa dan oleh sebab kemerdekaan sebagai hak asasi
itu, maka penjajahan di atas setiap bangsa yang harus
dunia harus dihapuskan, dijunjung tinggi.
karena tidak sesuai dengan 2. Menunjukkan keteguhan dan
peri kemanusiaan dan peri kuatnya pendirian bangsa
keadilan. Indonesia dalam menentang
penjajahan atau imperialisme di
mana saja karena bertentangan
dengan perikemanusiaan dan
rasa keadilan.
2 Dan perjuangan pergerakan 1. Pengakuan dan penghargaan
kemerdekaan Indonesia telah secara obyektif bahwa
sampailah kepada saat yang kemerdekaan Negara Indonesia
berbahagia dengan selamat adalah hasil perjuangan dan
sentausa mengantarkan pergerakan bersama seluruh
rakyat Indonesia ke depan bangsa Indonesia.
pintu gerbang kemerdekaan 2. Pengakuan akan kesadaran
Negara Indonesia yang bahwa kemerdekaan Negara
merdeka, bersatu, berdaulat, Indonesia bukanlah akhir
adil dan makmur. perjuangan melainkan
merupakan pintu masuk bagi
terwujudnya sebuah Negara
Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
3 Atas berkat rahmat Allah Yang 1. Pengakuan yang didasarkan atas
Maha Kuasa dan dengan keyakinan yang kuat bahwa pada
didorong oleh keinginan hakekatnya kemerdekaan Negara
luhur, supaya berkehidupan Indonesia adalah takdir,
kebangsaan yang bebas, kehendak, rahmat, dan sekaligus
maka rakyat Indonesia amanat dari Tuhan Yang Maha
menyatakan dengan ini Kuasa yang harus dijaga dan
kemerdekaanya. dipertahankan.
2. Kesadaran bahwa disamping
takdir, kehendak, dan rahmat
Tuhan Yang Maha Kuasa,
kemerdekaan Negara Indonesia
juga merupakan cita-cita luhur
9
Uraian makna tiap Alinea Pembukaan UUD 1945 bisa dlihat pada Achmad Fauzi DH.
Pancasila Ditinjau Dari Segi Sejarah, Segi Yuridis Konstitusional, dan Segi Filosofis. (Malang: Lembaga
Penerbit Universitas Brawijaya, 1983), hal.83 85.
yang telah sejak lama
diperjuangkan.
4 Kemudian daripada itu untuk 1. Tujuan Negara yang harus
membentuk suatu menjadi acuan bagi
Pemerintahan Negara penyelenggaraan pemerintahan:
Indonesia yang melindungi melindungi segenap bangsa
segenap bangsa Indonesia Indonesia dan seluruh tumpah
dan seluruh tumpah darah darah Indonesia dan untuk
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteran umum
memajukan kesejahteran mencerdaskan kehidupan bangsa
umum mencerdaskan dan ikut melaksanakan
kehidupan bangsa dan ikut ketertiban dunia yang berdasar
melaksanakan ketertiban kemerdekaan, perdamaian abadi
dunia yang berdasar dan keadilan sosial.
kemerdekaan, perdamaian 2. Negara Konstitusional, yaitu
abadi dan keadilan sosial. negara yang berdasarkan
Maka disusunlah Undang-Undang Dasar.
kemerdekaan Kebangsaan
3. Negara Republik Demokrasi
Indonesia itu dalam suatu
dengan dasar kedaulatan rakyat.
Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang 4. Dasar Negara: Ketuhanan Yang
terbentuk dalam suatu Maha Esa, Kemanusian yang adil
susunan Negara Republik dan beradap, Persatuan
Indonesia yang berkedaulatan Indonesia, Kerakyatan yang
rakyat dengan berdasar dipimpin oleh hikmat
kepada Ketuhanan Yang Maha kebijaksanaan dalam
Esa, kemanusian yang adil permusyawaratan /perwakilan,
dan beradap, persatuan Keadilan sosial bagi seluruh
Indonesia, kerakyatan yang rakyat Indonesia; yang lazim
dipimpin oleh hikmat disebut dengan PANCASILA.
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan
/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
10
Memorandum DPR-GR, 9 juni 1966.
oleh MPR hasil Pemilu berdasarkan Pasal 37 UUD 1945, sebab
mengubah Pembukaan berarti pembubaran Negara.11
Pembukaan UUD 1945 adalah hasil rancangan dari Panitia Kecil
yang dibentuk oleh Panitia Perancang UUD yang oleh Soekiman
disebut dengan Gentlemens Agreement (Perjanjian Luhur) sedang
Moh. Yamin menyebutnya dengan Jakarta Charter (Piagam Jakarta).
Pada mulanya naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 yang
dihasilkan oleh Panitia Kecil itu oleh BPUPKI dipecah menjadi dua,
yaitu bagian Pernyataan Indonesia Merdeka (alinea 1 s.d 3) dan
bagian Pembukaan (alinea 4).12 Namun karena peristiwa sejarah
menjelang detik-detik Proklamasi rancangan naskah Pernyataan
Indonesia Merdeka yang telah disiapkan oleh BPUPKI tidak jadi
dibacakan. Karena itulah dalam Sidang PPKI 18 Agustus 1945
disepakati untuk kembali ke naskah preambule atau mukadimah
lama dengan beberapa perubahan. (A.Rosyid Al Atok P2P UM)***
11
Notonagoro. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila. Cetakan Kelima (Jakarta: Pancuran
Tujuh), hal. 17.
12
RM. A.B. Kusuma. Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945, Memuat Salinan Dokumen Otentik
Badan Oentoek Menyelidiki Uoesaha2 Persiapa Kemerdekaan (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2004), hal.469 473.