Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PANCASILA

DENGAN PROKLAMASI
KEMERDEKAAN DAN
PEMBUKAAN UUD 1945

M.ROAFI
ALFAREZI(2110015410034)
TEK I B (PERTEMUAN
KE-8)
PENGERTIAN ISI PEMBUKAAN
UUD 1945
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 19Undang- Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok atau
Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945)
terdiri dari empat bagian, yaitu Pembukaan, Batang Tubuh,
kaidah negara yang bersifat fundamental, serta
Aturan Peralihan, dan Aturan Tambahan. Sehari setelah mempunyai kedudukan yang tetap dan
proklamasi kemerdekaan Indonesia atau pada tanggal 18 melekat bagi negara Republik Indonesia.
Agustus 1945, UUD 1945 ditetapkan sebagai tujuan dari
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.45
Kedudukan Pembukaan UUD 1945 menurut
(UUD 1945) terdiri dari empat bagian, yaitu Pembukaan, Aim Abdulkarim dalam buku Pendidikan
Batang Tubuh, Aturan Peralihan, dan Aturan Tambahan. Kewarganegaraan (2005) adalah sebagai
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia atau pada
tanggal 18 Agustus 1945, UUD 1945 ditetapkan sebagai
berikut: Sumber motivasi dan aspirasi
tujuan dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 perjuangan serta tekad bangsa Indonesia
Agustus 1945. Sumber cita-cita hukum dan cita-cita moral
yang ingin ditegakkan dalam lingkungan
nasional dan internasional Nilai-nilai universal
dan lestari dalam peradaban bangsa-bangsa di
dunia.
Dilihat dari sudut teori ketatanegaraan, pembukaan, preambule, atau mukadimah dalam setiap dokumen konstitusi
selalu berisikan pernyataan yang singkat tapi sungguh padat. Di dalamnya tertuang visi, misi, dan nilai-nilai dasar
sebuah institusi atau organisasi sebagai wadah kebersamaan yang hendak dibangun dan dijalankan bersama.
FUNGSI PEMBUKAAN DAN POKOK-POKOK PIKIRAN

Fungsi Pembukaan UUD 1945 sebagai hukum pembukaan konstitusi, tidak hanya sekedar simbolis
pembuka yang berisikan sejarah, sumber kedaulatan, pernyataan kemerdekaan, Tuhan, tujuan
negara maupun identitas nasional, melainkan berkembang menjadi interpretatif dan subtantantif
sebagai dasar pengujian maupun penerapan hukum. Pembukaan konstitusi juga memiliki fungsi
sosial sebagai alat pemersatu, namun terkadang juga dapat menjadi alat pemecah.
Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan hukum tidak hanya seremonial, melainkan intepretatif
dan subtantif dalam pengujian norma di MK dan MA, serta berbagai kebijakan yang harus merujuk
Pembukaan lebih khusus Pancasila. Seringnya penggunaan Pancasila secara berdiri sendiri,
membuat Pembukaan UUD 1945 acap kali memiliki makna simbolis semata sebagai tempat
Pancasila berada.
Dari segi fungsi sosial, Pembukaan UUD 1945 dapat menjadi alat pemersatu bangsa, khususnya
dengan keberadaan Pancasila sebagai jiwa dan falsafah bangsa. Namun, penggunaan Pancasila
secara berlebihan, dapat juga mengakibatkan penindasan seperti yang terjadi pada Orde Baru.
Disarankan, penggunaan Pancasila seharusnya dalam bingkai Pembukaan UUD 1945 sebagai satu
kesatuan, serta perlunya pembatasan kekuasaan secara wajar guna mencegah perpecahan.
Pokok-
pokok
Pikiran
dalam
Pembukaan
UUD 1945
Beberapa pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalam pembukaan UUD 1945
sebagai berikut:

▸ 1.)Pokok Pikiran Persatuan 2.)Pokok Pikiran Keadilan Sosial


Pembukaan UUD 1945 menganut pokok Pembukaan UUD 1945 menganut pokok
pikiran mengenai persatuan. Hal tersebut pikiran mengenai keadilan sosial. Hal tersebut
terkandung dalam kalimat yang berbunyi: terkandung dalam kalimat yang berbunyi:
"Negara melindungi segenap bangsa Indonesia “Negara ingin mewujudkan keadilan sosial
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dalam kalimat
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan tersebut, dijelaskan secara tersurat dan tersirat
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” bahwa kesejahteraan dan kemakmuran harus
Dalam kalimat tersebut, dijelaskan secara terwujud secara merata bagi seluruh warga
tersurat dan tersirat bahwa setiap warga negara negara Indonesia.
tanpa mengenal latar belakang apa pun harus
mengutamakan kepentingan negara di atas
kepentingan individu dan golongan.
Pokok-pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

3.)Pokok Pikiran Kedaulatan Rakyat 4.)Pokok Pikiran Ketuhanan


Pembukaan UUD 1945 menganut Pembukaan UUD 1945 menganut
pokok pikiran mengenai kedaulatan pokok pikiran mengenai ketuhanan.
rakyat. Hal tersebut terkandung Hal tersebut terkandung dalam
dalam kalimat yang berbunyi: kalimat yang berbunyi: “Negara
“Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan kepada Ketuhanan Yang
dengan berdasarkan kepada Maha Esa menurut dasar
kerakyatan dan permusyawaratan kemanusiaan yang adil dan
serta perwakilan.” Dalam kalimat beradab.” Dalam kalimat tersebut,
tersebut, dijelaskan secara tersurat dijelaskan secara tersurat dan tersirat
dan tersirat bahwa demokrasi yang bahwa negara mengakui keberadaan
digunakan di Indonesia Tuhan yang Maha Esa. Selain itu,
menempatkan rakyat sebagai negara menjunjung tinggi kebebasan
pemegang kedaulatan tertinggi. warga negara dalam beribadah sesuai
kepercayaan dan agama yang dianut.
MAKNA
ALINEA-
ALINEA
PEMBUKAAN
UUD 1945
MAKNA ALINEA-ALINEA
PEMBUKAAN UUD 1945
Alinea 1 Makna : Pengakuan terhadap Alinea 2
“Dan perjuangan pergerakan
“Bahwa sesungguhnya prinsip universal yang berupa
kemerdekaan Indonesia telah
kemerdekaan adalah hak hak kemerdekaan sebagai hak sampailah kepada saat yang
segala bangsa dan oleh sebab asasi setiap bangsa yang harus berbahagia dengan selamat sentausa
itu, maka penjajahan di atas dijunjung tinggi. Menunjukkan mengantarkan rakyat Indonesia ke
dunia harus dihapuskan, keteguhan dan kuatnya depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang merdeka,
karena tidak sesuai dengan pendirian bangsa Indonesia
bersatu, berdaulat,.
peri kemanusiaan dan peri dalam menentang penjajahan Makna : Pengakuan secara obyektif
keadilan.” atau imperialisme di mana saja bahwa kemerdekaan Negara
karena bertentangan dengan Indonesia adalah hasil perjuangan
perikemanusiaan dan rasa dan pergerakan bersama seluruh
bangsa Indonesia. Pengakuan akan
keadilan.
kesadaran bahwa kemerdekaan
Negara Indonesia bukanlah akhir
perjuangan tetapi pintu masuk bagi
terwujudnyaNegara Indonesia
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Alinea 3
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaanya.”
Makna : Pengakuan yang didasarkan atas keyakinan yang kuat bahwa pada hakekatnya kemerdekaan Negara
Indonesia adalah takdir, kehendak, rahmat, dan sekaligus amanat dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus dijaga dan
dipertahankan. Kesadaran bahwa disamping takdir, kehendak, dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, kemerdekaan
Negara Indonesia juga merupakan cita-cita luhur yang telah sejak lama diperjuangkan.
Alinea 4
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteran umum mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.”
Makna : Tujuan Negara yang harus menjadi acuan bagi penyelenggaraan pemerintahan: melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteran umum mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Negara Konstitusional, yaitu negara yang berdasarkan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Demokrasi dengan
dasar kedaulatan rakyat. Dasar Negara: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradap, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia; yang lazim disebut dengan PANCASILA.
ThanksYou
ForYour
Attention!

Anda mungkin juga menyukai