PERTANYAAN
1. Identifikasi organ yang terlibat pada pathogenesis penyakit di atas
Organ utama yang terlibat pada penyakit ini adalah darah(sel darah
merah), sel darah merah pada anemia sel sabit ini kehilangan
kemampuan untuk bergerak dengan mudah melewati pembuluh yang
sempit dan akibatnya terperangkap di dalam mikrosirkulasi. Hal ini
menyebabkan penyumbatan aliran darah ke jaringan di bawahnya,
akibatnya timbul nyeri karena iskemia jaringan. Meskipun bentuk sel sabit
ini bersifat reversible atau dapat kembali ke bentuk semula jika saturasi
hemoglobin kembali normal, sel sabit sangat rapuh dan banyak yang
sudah hancur di dalam pembuluh yang sangat kecil, sehingga
menyebabkan anemia. Sel-sel yang telah hancur disaring dan
dipindahkan dari sirkulasi ke dalam limpa; kondisi ini mengakibatkan
limpa bekerja lebih berat. Jaringan parut dan kadang-kadang infark (sel
yang sudah mati) dari berbagai organ, terutama limpa dan tulang, dapat
terjadi. Disfungsi multiorgan sering terjadi setelah beberapa tahun.
Eritrosit terdiri dari Hb, tidak bernukleus dengan eosin berwarna pink dan berbentuk
bikonkaf. Besarnya uniform, kira kira 7,6 m dan dapat digunakan sebagai ukuran
terhadap besar jenis sel yang lain.
Sel darah putih (Leukosit) dibedakan menjadi agranulosit yaitu sel darah putih yang
sitoplasmanya tidak bergranula dibedakan menjadi limfosit dan monosit dan
granulosit yaitul darah putih yang mempunyai granula dibedakan menjadi leukosit
neutrofil, eusinofil dan basofil.
Secara histologis, pada trombosit tampak pada bagian tengah berbutir halus, dan
bagian tepi dengan zone hialin dan mengandung mitokondria, retikulum endoplasma
yang menjaga trombosit agar tidak pecah.