Anda di halaman 1dari 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN TINGKAT PENGENDALIAN EMOSI

ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI DESA

DAN YANG TINGGAL DI KOTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Ratna Wulandari

119114010

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

No Pain, No Gain

-NN-

Lari dari masalah akan membuat masalah menjadi lebih besar,

menghadapinya akan membuat anda menjadi lebih besar.

-Bong Chandra-

Keberhasilan sesungguhnya adalah mengatasi rasa takut akan

ketikdakberhasilan.

-Paul Sweeny-

Take massive

action

-Anthony Robbins-

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan bagi:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria,

yang selalu menyertai setiap langkah hidupku, menguatkan

dan memberikan penghiburan,

Keluargaku tercinta, Bapak, Ibu, dan Kakak

yang selalu memberikan doa dan dukungan yang luar biasa.

Serta

Pacar,sahabat, dan teman-teman yang mendukung dalam

menyelesaikan skripsi ini.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN TINGKAT PENGENDALIAN EMOSI

ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI DESA DAN DI KOTA

Ratna Wulandari

ABSTRAK

Penelitian kuantitatif komparatif ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat


pengendalian emosi antara remaja yang tinggal di desa dan di kota. Hipotesis adalah bahwa ada
perbedaan tingkat pengendalian emosi antara remaja yang tinggal di desa dan di kota. Subjek pada
penelitian ini adalah 211 remaja yang terdiri dari 105 remaja desa dan 106 remaja kota. Subjek
dipilih dengan menggunakan teknik convenience . Data penelitian diperoleh dengan menggunakan
skala pengendalian emosi dalam bentuk skala Likert yang telah dikembangkan oleh peneliti.
Reliabilitas yang diperoleh berdasarkan teknik Cronbachs Alpha dalam skala pengendalian emosi
yaitu = 0,828 dengan 22 aitem. Data penelitian dianalisis menggunakan pengujian Independent
Sample t-test dan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,568 (p > 0,05). Hipotesis penelitian ditolak,
yaitu tidak ditemukan perbedaan yang signifikan tingkat pengendalian antara emosi remaja yang
tinggal di desa (n= 105; M= 68,88; SD= 5,865) dan remaja di kota (n= 106; M= 68,35; SD=
7,414).

Kata kunci: pengendalian emosi, remaja, desa, kota

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EMOTIONAL CONTROL LEVEL DIFFERENCES BETWEEN

ADOLESCENT

WHO LIVE IN VILLAGE AND CITY

Ratna Wulandari

ABSTRACT

This quantitative comparative study aimed to determine emotional control level


differences between adolescents who live in the village and who live in the city. The proposed
hypothesis was that there is difference emotional control level between adolescents who live in the
village and who live in the city. Subjects were 211 adolescents consisting of 105 adolescents who
lived in the village and 106 adolescents who lived in the city. Subjects were chosen by convenience
technique. Data were gathered using emotional control scale through Likerts scale who was
developed by researcher. The reliability based on Cronbachs Alpha technique for emotional
control level scale, was = 0,828 with 22 items. The data of this research were analyzed by using
Independent sample t-test and it obtained a significance value 0,568 (p >0,05). The hypothesis
was rejected, so that there was no emotional control level difference between adolescents who live
in the village (n= 105; M= 68,88; SD= 5,865) and in the city (n= 106; M= 68,35; SD= 7,414).

Key words:emotional control, adolescents, village, city

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas penyertaan, bimbingan, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Perbedaan Tingkat Pengendalian Emosi

antara Remaja yang Tinggal di Desa dan yang Tinggal di Kota . Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan

skripsi ini selesai tidak lepas berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah

memberikan ide, motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., dekan Fakultas Psikologi.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., kepala Program Studi Fakultas Psikologi.

3. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si., dosen pembimbing skripsi, terima kasih atas

bimbingan, motivasi, dan saran yang telah diberikan.

4. Prof. Dr. A. Supratiknya., dosen pembimbing akademik.

5. Romo Dr. A. Priyono Marwan, S.J., dan Ibu P. Henrietta PDADS., M.A.,

dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini

menjadi lebih bermakna.

6. Ibu Silvia Carolina, M.Y.M., M.Si yang bersedia meluangkan waktu untuk

berdiskusi bersama.

7. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendukung, memberikan perhatian yang

luar biasa, doa hingga proses penyelesaian skripsi ini.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengendalian Emosi ............................................................... 7

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Pengertian Emosi ............................................................. 7

2. Bentuk-bentuk Emosi ....................................................... 8

3. Pengertian Pengendalian Emosi 9

4. Dampak Pengendalian Emosi ... 9

5. Faktor yang Mempengaruhi Pengendalian Emosi 10

6. Aspek Pengendalian Emosi 12

B. Letak Tempat Tinggal ........................................................... 12

1. Desa ................................................................................ 12

2. Kota ................................................................................. 13

C. Remaja.................................................................................... 15

1. Pengertian Remaja ........................................................... 15

2. Perkembangan Emosi Remaja.......................................... 15

D. Dinamika Perbedaan Tingkat Pengendalian Emosi Remaja Desa

dan Remaja Kota .................................................................... 16

E. Bagan Kerangka Penelitian .................................................... 18

F. Hipotesis Penelitian................................................................ 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 19

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 19

B. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................. 19

1. Variabel Bebas ................................................................. 19

2. Variabel Tergantung......................................................... 19

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................... 20

1. Pengendalian Emosi ......................................................... 20

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota ..... 20

D. Subyek Penelitian ................................................................... 21

1. Populasi ............................................................................ 21

2. Sampel .............................................................................. 21

3. Metode Sampling ............................................................. 21

E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 22

F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Ukur ............... 24

1. Validitas ........................................................................... 24

2. Seleksi Item ...................................................................... 24

3. Reliabilitas ....................................................................... 26

G. Metode Analisis Data ............................................................. 27

1. Uji Asumsi ....................................................................... 27

2. Uji Hipotesis .................................................................... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 29

A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 29

B. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................... 29

C. Deskripsi Data Penelitian ....................................................... 32

D. Hasil Penelitian ...................................................................... 34

1. Uji Asumsi ....................................................................... 34

2. Uji Hipotesis .................................................................... 36

3. Hasil Tambahan ............................................................... 37

E. Pembahasan ............................................................................ 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 41

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Kesimpulan ............................................................................ 41

B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 41

C. Saran ....................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 42

LAMPIRAN ................................................................................................... 46

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Skor Skala Likert Alat Ukur ....................................................... 23

Tabel. 2 Sebaran Item Skala Pengendalian Emosi

Sebelum Uji Coba Terpakai ........................................................ 23

Tabel. 3 Sebaran Item Skala Pengendalian Emosi

yang Gugur Setelah Uji Coba Terpakai ...................................... 25

Tabel. 4 Sebaran Item Skala Pengendalian Emosi

Setelah Uji Coba Terpakai ......................................................... 26

Tabel. 5 Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia ........................................... 29

Tabel. 6 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 30

Tabel. 7 Kepadatan Penduduk Kecamatan Tempat Tinggal Remaja Desa 30

Tabel. 8 Kepadatan Penduduk Kecamatan Tempat Tinggal Remaja Kota 32

Tabel. 9 Deskripsi Data Penelitian Descriptive Statistics ........................ 32

Tabel. 10 Hasil Uji One Sample T-test...................................................... 34

Tabel. 11 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 35

Tabel. 12 Hasil Uji Homogenitas ............................................................... 36

Tabel. 13 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 37

Tabel. 14 Norma Kategorisasi.................................................................... 38

Tabel. 15 Kategorisasi Skor Tingkat Pengendalian Emosi ........................ 38

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Pengendalian Emosi............................................. ............ 47

Lampiran 2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 55

Lampiran 3 Statistik Deskriptif ..................................................................... 57

Lampiran 4 One Sample T-Test ................................................................... 57

Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 57

Lampiran 6 Hasil Uji Homogenitas ............................................................. 58

Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 58

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja adalah transisi dari anak-anak menuju dewasa (Santrock,

2003). Remaja mengalami perkembangan emosi. Remaja memiliki tanggung

jawab untuk mengendalikan perkataan dan perbuatan agar tidak melanggar

norma di masyarakat (Hurlock, 1980).

Monks, Knoers, dan Hadinoto (2002) memberikan batasan usia remaja

antara 12-21 tahun. Batasan tersebut terdiri dari tiga bagian yaitu masa remaja

awal (12 < 15 tahun), masa remaja pertengahan (15 < 18 tahun), dan masa

remaja akhir (18 < 21 tahun). Remaja merupakan masa badai dan emosional

(Hall, dalam Santrock, 2007). Rosenblum dan Lewis (dalam Santrock, 2003)

menyatakan bahwa emosi remaja mengalami fluktuasi, tidak stabil, dan tidak

dapat diprediksi (Hurlock, 1967).

Morgan, King, dan Robinson (dalam Manz, 2009) menyatakan bahwa

emosi adalah perasaan subyektif individu yang berkaitan dengan ekspresi raut

muka dan gerak tubuh. Emosi adalah keadaan yang ditimbulkan oleh situasi

tertentu disertai ekspresi sehingga orang lain mengetahui bahwa seseorang

mengalami emosi (Walgito, 2010). Emosi mengacu pada perasaan, pikiran,

keadaan biologis, psikologis, dan kecenderungan bertindak. Emosi muncul

dalam bentuk perasaan gembira, sedih, takut, dan marah (Goleman, 2000).

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Emosi bermanfaat jika dikendalikan dengan baik. Emosi yang tidak

dikendalikan dengan baik berdampak kepada ketidakberdayaan individu

melepaskan diri dari emosi. Pengendalian emosi merupakan usaha remaja

menghadapi situasi dengan sikap rasional, merespon situasi secara wajar tanpa

berusaha menekan dan menghilangkan emosi agar tidak muncul (Hurlock, 1973).

Remaja mengungkapkan emosi secara wajar dengan cara mengendalikan

penafsiran stimulus-stimulus yang menimbulkan emosi dan mengendalikan

ekspresi emosi (Hurlock, 1973). Penafsiran terhadap setiap kejadian

mempengaruhi perasaan. Individu memiliki pilihan dalam menanggapi emosi.

Penafsiran yang salah berdampak pada perasaan yang tidak nyaman (Albin,

1986). Remaja berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak, agar ekspresi emosi

dapat dipertanggungjawabkan (Steven & Howard, 2002).

Individu yang tidak mampu mengendalikan emosi sulit bekerja sama

dengan orang lain, menarik diri dari lingkungan, dan berperilaku agresif

(Hurlock, 1973). Remaja yang tidak mampu mengendalikan emosi rentan

mengalami depresi, kemarahan, kesulitan akademis, dan kenakalan (Gumora &

Arsenio, dalam Santrock 2007).

Kenakalan remaja merupakan perilaku yang melanggar norma masyarakat

dan hukum (Santrock, 2002). Adelina (dalam, Kusmayati, 2013)

mengungkapkan bahwa kenakalan remaja semakin mengkhawatirkan seperti

tawuran antarpelajar, penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, hubungan

seksual pra nikah, serta tindakan kriminal (membunuh, mencuri, dan

merampok).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Di Jakarta pada tahun 2010 terjadi 128 kasus tawuran antar pelajar. Tahun

2011 semakin meningkat menjadi 330 kasus tawuran yang menewaskan 82

pelajar. Pada Januari-Juni 2012 telah terjadi 139 tawuran yang menewaskan 12

pelajar. Komnas perlindungan anak mencatat sejak Januari sampai Juni 2014,

terjadi 369 kasus kenakalan remaja yang dibawa ke ranah hukum (MNC news).

Kenakalan remaja yang paling banyak dilakukan adalah pencurian 135 kasus,

penyalahgunaan senjata tajam 68 kasus, memakai narkoba 58 kasus, perkosaan

42 kasus, kekerasan 37 kasus serta pembunuhan 25 kasus. Nahusuly (dalam

Intisari, 2015) menyatakan bahwa sebesar 31% remaja di Jakarta

mengekspresikan kemarahan dengan berteriak. Hal tersebut berdampak pada

perkelahian di jalan raya.

Goleman (2000) menyatakan bahwa pengendalian emosi dipengaruhi oleh

usia, jenis kelamin, lingkungan sosial. Lingkungan sosial adalah lingkungan

tempat individu tinggal dan menetap yang meliputi desa dan kota. Interaksi

dengan lingkungan mempengaruhi remaja dalam mengendalikan emosi

(Sajurni, dalam Santrock, 2007). Ekman (2009) menyatakan bahwa sistem

sosial tempat individu tinggal dan menetap mempengaruhi individu

mengekspresikan emosi.

Desa dan kota memiliki perbedaan situasi, kepadatan penduduk, dan pola

interaksi (Martaniah, 1984). Masyarakat desa di Indonesia menunjukkan sikap

saling gotong royong, tolong menolong, dan menjunjung tinggi kebersamaan

(Iskandar, 2013). Remaja desa di Indonesia sering berinteraksi dengan

tetangga dan saling mengenal satu sama lain (Iskandar, 2013). Interaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan teman, kerabat serta kehadiran rutin di gereja atau masjid mengurangi

stress dan meningkatkan penyesuaian diri (Boardman, Leventhal & Brooks-

Gunn, dalam Berk, 2012). Desa memiliki kepadatan penduduk yang rendah.

Lingkungan yang tidak padat penduduk menyebabkan remaja desa tidak

dibebani permasalahan berkaitan dengan kemacetan dan perasaan sesak.

Keadaan desa tersebut dapat memberikan suasana yang tenang sehingga tidak

mudah tersulut emosi (Sarwono, 1992).

Kota memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Data dari Badan Pusat

Statistik menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Provinsi D.I

Yogyakarta sebanyak 2.297.261 jiwa atau 66,44 % dan di daerah perdesaan

sebanyak 1.160.230 jiwa atau 33,56 % (BPS, 2010). Wilayah kota Yogyakarta

memiliki kepadatan penduduk tinggi yaitu sebesar 11.958 jiwa/km2 (Statistik

DIY, 2014). Kepadatan penduduk yang tinggi menimbulkan perasaan sesak

dan stres pada penghuni kota. Stres menimbulkan reaksi emosi yang

berlebihan, kemarahan, kriminalitas, kenakalan remaja (Sarwono,1992).

Interaksi antar tetangga jarang terjadi, saling tidak mengenal, dan bersikap

indvidualistis. Hal ini disebabkan karena kesibukan masing-masing warga.

Individu jarang berkomunikasi secara langsung atau bertatap muka melainkan

berkomunikasi melalui internet. Hal ini berdampak pada terganggunya

kepekaan emosi individu karena tidak terbiasa beriteraksi tatap muka yang

dapat membaca wajah lawan interaksi (Iskandar, 2013).

Keadaan kota dengan kompetisi dan tuntutan hidup yang tinggi (Iskandar,

2013) memicu konflik, kemarahan, dan permusuhan (Lawrence, 2006;


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Orpinas, Frankowski, 2001) sebagai upaya melawan stimulus yang

mengancam (Dodge,Lochman, Harnish, Bates,& Pettit dalam Anwar, 2015).

Broody (dalam Berk, 2012) menyatakan bahwa taman dan area bermain di

kota berantakan serta pusat-pusat kegiatan untuk mengisi waktu luang tidak

banyak tersedia. Keadaan kota tersebut menyebabkan munculnya kekerasan

dalam keluarga, penganiayaan dan pengabaian terhadap anak, aktivitas

antisosial remaja, dan perilaku kenakalan remaja.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berasumsi bahwa perbedaan kondisi

lingkungan, interaksi antar individu, dan kepadatan penduduk antara desa dan

kota mempengaruhi perbedaan tingkat pengendalian emosi antara remaja yang

tinggal di desa dan yang tinggal di kota. Penelitian ini menjadi sangat penting

untuk mengetahui kebenaran asumsi bahwa remaja yang tinggal di desa dan

kota memiliki perbedaan tingkat pengendalian emosi.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan tingkat pengendalian emosi antara remaja yang

tinggal di desa dan yang tinggal di kota.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengendalian

emosi antara remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan menyumbang informasi pada bidang

psikologi perkembangan dan sosial berkaitan dengan pengendalian emosi

remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberi gambaran mengenai

perbedaan tingkat pengendalian emosi antara remaja yang tinggal di desa

dan yang tinggal di kota. Remaja diharapkan menggunakan informasi

tersebut untuk mengendalikan emosi dalam kehidupan sehari-hari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengendalian Emosi

1. Pengertian Emosi

Morgan, King, dan Robinson (Manz, 2009) menjelaskan bahwa

emosi adalah perasaan subyektif individu yang berkaitan dengan ekpresi

raut muka dan gerak tubuh. Emosi merujuk pada perasaan, pikiran,

keadaan biologis, dan psikologis serta kecenderungan untuk bertindak

(Goleman, 1996). Emosi adalah keadaan yang ditimbulkan oleh situasi

tertentu disertai ekspresi sehingga orang lain mengetahui bahwa seseorang

mengalami emosi (Walgito, 2010).

Santoso (2008) menjelaskan bahwa emosi adalah perubahan yang

dialami individu yang mencakup reaksi fisiologis, perasaan, proses

kognitif, dan tingkah laku. Chaplin (dalam Safaria dan Saputra, 2009)

menyatakan bahwa emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh

situasi tertentu yang berkaitan dengan perilaku bertahan atau menyerah

terhadap sesuatu.

Peneliti menyimpulkan bahwa emosi adalah perasaan individu yang

ditimbulkan oleh situasi tertentu disertai dengan kecenderungan bertindak.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bentuk - bentuk emosi

Goleman (1996) menyatakan bahwa manusia memiliki 4 jenis emosi,

antara lain :

a. Takut

Takut terjadi saat individu merasa terancam dan menghadapi

permasalahan yang terjadi secara tiba-tiba. Contoh emosi takut

adalah kecemasan, kegugupan, dan kekhawatiran.

b. Marah

Marah terjadi saat individu diperlakukan tidak adil atau tidak

menyenangkan dalam interaksi sosial. Contoh emosi marah adalah

kejengkelan, kebencian, tersinggung, dan terganggu.

c. Senang

Senang terjadi saat individu mampu menyesuaikan diri dengan

baik pada suatu situasi, berhasil memperoleh suatu hal yang

diharapkan, mampu melepaskan diri dari situasi yang menimbulkan

kegelisahan. Contoh emosi senang adalah kebahagiaan,

kegembiraan, dan rasa terpenuhi.

d. Sedih

Sedih terjadi saat individu dihadapkan pada keadaan yang

mengecewakan, kehilangan orang yang dicintai, dan mengalami

penderitaan karena luka atau sakit. Contoh emosi sedih adalah

keputusasaan, kesedihan, dan penyesalan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pengertian Pengendalian Emosi

Pengendalian emosi adalah usaha individu untuk mengatur dan

menguasai emosi (Chaplin, 2006). Goleman (1996) menyatakan bahwa

pengendalian emosi adalah kemampuan indvidu untuk mengatur emosi

sesuai dengan tuntutan lingkungan. Ekman (2009) menjelaskan bahwa

pengendalian emosi adalah usaha individu untuk mengekspresikan emosi

dengan cara yang tidak menimbulkan kerugian.

Hurlock (1973) menyatakan bahwa pengendalian emosi merupakan

usaha menghadapi situasi dengan sikap rasional, merespon situasi tanpa

berusaha menekan dan menghilangkan emosi agar tidak muncul.

Pengendalian emosi merupakan tindakan mengendalikan ekspresi yang

meliputi ekspresi verbal dan motoris. Hal tersebut dilakukan agar tidak

menimbulkan kerusakan psikis dan fisik serta diterima oleh lingkungan

sosial.

Peneliti memilih definisi pengendalian emosi dari Hurlock (1973)

karena lebih lengkap dibandingkan Chaplin (2006), Goleman (1996), dan

Ekman (2009).

4. Dampak Pengendalian Emosi

Individu yang tidak mampu mengendalikan emosi sulit bekerja sama

dengan orang lain, menarik diri dari lingkungan, dan berperilaku agresif

(Hurlock, 1973). Eisenberg (1994) menjelaskan bahwa individu yang tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

mampu mengendalikan emosi mudah frustasi, cemas, dan menyelesaikan

masalah secara emosional.

Remaja yang tidak mampu mengendalikan emosi rentan mengalami

depresi, kemarahan, kesulitan akademis, dan kenakalan (Gumora & Arsenio,

dalam Santrock, 2007). Ekman (2009) menyatakan bahwa individu yang

mengendalikan emosi mampu menunjukkan prestasi dan menyelesaikan

masalah dengan baik saat berada pada situasi yang tidak menyenangkan.

Individu yang mampu mengendalikan emosi mampu mengatur emosi

dengan menunjukkan respon sosial yang baik yaitu mampu menyelesaikan

masalah secara konstruktif (Eisenberg, 1994).

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengendalian Emosi

Goleman (2000) menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi

tingkat pengendalian emosi adalah sebagai berikut:

1) Usia

Pertambahan usia remaja meningkatkan pengendalian emosi.

Individu memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memahami,

mengantisipasi, dan bereaksi terhadap stimulus. Belsky dan

Steinberg (1991) menyatakan bahwa remaja akhir lebih matang

dalam membuat keputusan daripada remaja awal. Remaja akhir

lebih menyadari dan memikirkan konsekuensi dari setiap

tindakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

2) Jenis Kelamin
Laki-laki lebih terbuka mengeskpresikan emosi

dibandingkan dengan perempuan kecuali untuk ekspresi takut.

Dierner, dkk (1995) menyatakan bahwa intensitas emosi

perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.

3) Lingkungan Sosial

Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi individu dalam

mengendalikan emosi. Individu belajar mengendalikan emosi

melalui interaksi dengan lingkungan. Ekman (2009) menyatakan

bahwa sistem sosial tempat individu tinggal dan menetap

mempengaruhi individu mengekspresikan emosi.

4) Keluarga

Keluarga merupakan sekolah pertama untuk mengelola

emosi. Keluarga memiliki peran penting dalam perkembangan

emosi remaja. Remaja yang tumbuh dan mendapatkan

pembelajaran yang baik dalam keluarga mampu mengatur emosi

dengan cara-cara yang tepat. Remaja yang kurang mendapat

perhatian dari orang tua menyebabkan perkembangan emosi

menjadi terhambat dan mengalami gangguan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

6. Aspek Pengendalian Emosi

Hurlock (1973) menyatakan bahwa pengendalian emosi memiliki

dua aspek, sebagai berikut:

a. Mengendalikan interpretasi stimulus-stimulus yang menimbulkan

emosi. Individu mengatur dan menguasai pikiran dengan cara

mengetahui penyebab terjadinya emosi, mengakui perasaan, dan

berpikir positif.

b. Mengendalikan ekspresi dari emosi yang muncul. Individu

menguasai dan mengatur ekspresi emosi yang meliputi ekspresi

verbal (ekspresi melalui kata-kata) dan ekspresi motoris (ekspresi

melalui tindakan dan gerakan).

B. Letak Tempat Tinggal

1. Desa

a. Pengertian Desa

Desa adalah wilayah yang didominasi oleh area pertanian.

Masyarakat desa mengurus kepentingan berdasarkan adat-istiadat

setempat (Undang-undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999,

dalam Rahayu & Maryadi, 2009). Desa merupakan wilayah yang

terletak jauh dari keramaian, tidak padat penduduk, dan memegang

teguh sistem kekeluargaan (Soekanto, 2006).

Peneliti menyimpulkan bahwa desa adalah wilayah yang

didominasi oleh area pertanian, jauh dari keramaian kota, dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

padat penduduk. Masyarakat desa memegang teguh sistem

kekeluargaan dan mengurus kepentingan berdasarkan adat-istiadat

setempat.

b. Karakteristik Masyarakat Desa

Iskandar (2013) menyatakan bahwa desa memiliki beberapa

karakteristik, antara lain:

1) Frekuensi interaksi antar tetangga masih tinggi dan saling mengenal

satu sama lain.

2) Aktivitas masyarakat desa didominasi oleh kegiatan pertanian.

3) Masyarakat desa menjunjung tinggi adat-istiadat dan keagamaan.

4) Perilaku tolong-menolong masih terlihat.

5) Sarana dan fasilitas sudah berkembang di desa meskipun tidak

sebaik di kota.

6) Kepadatan penduduk rendah

2. Kota

a. Pengertian Kota

Kota merupakan kawasan yang memiliki kegiatan utama dalam

hal pelayanan jasa, pemerintahan, dan sosial (Undang-Undang No.22

Tahun 1999, dalam Rahayu, Lestari, & Maryadi, 2009). Kota

merupakan daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi

dengan padatnya bangunan-bangunan (Bisri, 2015). Kota adalah pusat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

pemukiman dan kegiatan penduduk dengan batasan wilayah

administrasi yang diatur oleh peraturan perundangan (Pemendagri

No.2 /1987, dalam Bisri, 2015).

Peneliti menyimpulkan bahwa kota adalah wilayah yang secara

administrasi telah ditentukan peraturan perundangan serta memiliki

kepadatan penduduk yang tinggi dan banyaknya bangunan-bangunan.

Masyarakat kota memiliki kegiatan utama dalam pelayanan jasa sosial,

dan pemerintahan.

b. Karakteristik Masyarakat Kota

Iskandar (2013) menyatakan bahwa kota memiliki beberapa

karakteristik, antara lain:

1) Masyarakat menonjolkan sikap individualis, jarang berinteraksi

dengan tetangga, dan saling tidak mengenal.

2) Aktivitas masyarakat didominasi oleh kegiatan ekonomi,

pendidikan, rekreasi, dan kesehatan.

3) Kepadatan penduduk sangat tinggi.

4) Heterogen dalam berbagai aspek seperti pekerjaan, pendidikan,

dan strata sosial ekonomi.

5) Adat-istiadat dan sikap saling menolong mulai luntur.

6) Kompetisi dan tuntutan hidup tinggi .

7) Perkembangan teknologi sangat pesat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari bahasa Latin yaitu adolescene yang memiliki

arti to grow maturity (Golinko, dalam Jahja, 2011). Remaja adalah transisi

dari anak-anak menuju dewasa (Santrock, 2003). Remaja mengalami

perubahan fisik, kognitif, emosi, dan harga diri (Papalia & Feldman,

2014).

Remaja mengalami puncak perkembangan emosi pada usia 15-21

tahun. Remaja sangat memikirkan perkataan dan tindakan orang lain

terhadap dirinya (Rousseau, dalam Sarwono, 2008). Monks, Knoers, dan

Hadinoto (2002) memberikan batasan usia remaja yaitu antara 12 sampai

21 tahun. Batasan tersebut terdiri dari tiga bagian yaitu masa remaja awal

(12 < 15 tahun), masa remaja pertengahan (15 < 18 tahun), dan masa

remaja akhir (18 < 21 tahun).

Peneliti menyimpulkan bahwa remaja merupakan masa transisi dari

kanak-kanak dan dewasa yang dimulai dari usia 11 sampai 21 tahun yang

ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, emosi, dan harga diri.

2. Perkembangan Emosi Remaja

Remaja merupakan masa badai emosional (Hall, dalam Santrock,

2007) dengan fluktuasi emosi yang berlangsung lebih sering (Rosenblum

& Lewia, dalam Santrock 2003). Remaja memiliki emosi yang tidak stabil

dan sulit diprediksi (Stanley Hall, dalam Hurlock, 1967).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

D. Dinamika Perbedaan Tingkat Pengendalian Emosi Remaja di Desa dan

di Kota

Desa dan kota memiliki perbedaan situasi, kepadatan penduduk, dan

pola interaksi antar individu. Perbedaan interaksi, kepadatan penduduk, dan

situasi yang berbeda menimbulkan perbedaan tingkat pengendalian emosi

antara remaja yang tinggal di desa dan di kota,

Kota memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Kepadatan penduduk

yang tinggi menimbulkan perasaan sesak dan stres pada penghuni kota. Stres

menimbulkan reaksi emosi yang berlebihan, kemarahan, kriminalitas, dan

kenakalan remaja (Sarwono,1992). Desa memiliki kepadatan penduduk yang

rendah. Lingkungan yang tidak padat penduduk menyebabkan remaja desa

tidak dibebani permasalahan berkaitan dengan kemacetan dan perasaan sesak.

Keadaan desa tersebut dapat memberikan suasana yang tenang sehingga tidak

mudah tersulut emosi (Sarwono, 1992).

Remaja desa sering berinteraksi dengan tetangga dan saling mengenal

satu sama lain serta mengutamakan kebersamaan (Iskandar, 2013). Interaksi

dengan teman dan kerabat mengurangi stres serta meningkatkan kemampuan

mengelola emosi (Boardman, Leventhal & Brooks-Gunn, dalam Berk, 2012).

Remaja kota memiliki interaksi kurang dekat dengan tetangga, bahkan saling

tidak mengenal satu sama lain. Remaja kota berdasarkan faktor kepentingan

seperti memiliki kesamaan hobi. Hal tersebut menyebabkan remaja kota


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

kurang memperdulikan orang lain dan kurang memiliki kepekaan emosi

(Iskandar, 2013).

Keaadan kota dengan kompetisi dan tuntutan hidup di kota sangat tinggi

(Iskandar, 2013) memicu konflik, kemarahan, dan permusuhan (Lawrence,

2006; Orpinas, Frankowski, 2001) sebagai upaya pertahanan stimulus yang

mengancam (Dodge,Lochman, Harnish, Bates,& Pettit dalam Anwar, 2015).

Broody (dalam Berk, 2012) menyatakan bahwa taman dan area bermain di

kota berantakan serta pusat-pusat kegiatan untuk mengisi waktu luang tidak

banyak tersedia. Keadaan kota tersebut menyebabkan munculnya kekerasan

dalam keluarga, penganiayaan dan pengabaian terhadap anak, aktivitas

antisosial remaja, dan perilaku kenakalan remaja.

Keadaan desa didominasi area pertanian, masyarakat saling bergotong-

royong dan menjunjung tinggi adat-istiadat. Keadaan desa tersebut

menyebabkan remaja desa menjadi lebih peka dengan keadaan orang lain dan

mempengaruhi individu dalam mengelola emosi Dubos (dalam Berk, 2012).

Peneliti berasumsi perbedaan keadaan lingkungan, interaksi antar

masyarakat, dan kepadatan penduduk antara desa dan kota mempengaruhi

perbedaan tingkat pengendalian emosi antara remaja yang tinggal di desa dan

yang tinggal di kota. Remaja yang tinggal di desa memiliki tingkat

pengendalian emosi yang lebih tinggi daripada remaja yang tinggal di kota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

E. Kerangka Penelitian

Daerah Tempat Tinggal Remaja

Desa Kota

Individu saling mengenal Kehidupan yang


dan mengutamakan individualistis.
keberasamaan serta tolong Kawasan dengan tingkat
- menolong sangat tinggi kepadatan penduduk yang
Kepadatan penduduk yang tinggi.
cukup rendah. Tuntutan dan kompetisi
Didominasi oleh area tinggi.
pertanian

Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan kurang


mendukung proses belajar mendukung proses belajar
mengendalikan emosi. mengendalikan emosi

Tingkat pengendalian emosi Tingkat pengendalian emosi


tinggi. rendah.

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis adalah ada perbedaan tingkat pengendalian emosia antara remaja

yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah kuantitatif komparatif. Penelitian kuantitatif

komparatif adalah penelitian mengenai perbandingan antara satu variabel

dengan variabel yang lain (Purwanto & Sulistyastuti, 2007). Peneliti ingin

mengetahui perbedaan tingkat pengendalian emosi remaja yang tinggal di desa

dan yang tinggal di kota.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan

penelitian (Suryabrata, 1998). Variabel-variabel penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab atau

mempengaruhi variabel lain (Siregar, 2013). Variabel bebas adalah letak

tempat tinggal yang terdiri dari desa dan kota.

2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain (Siregar, 2013). Variabel tergantung adalah tingkat

pengendalian emosi.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional merupakan definisi variabel yang dirumuskan

berdasarkan karakteristik-karakteristik yang dapat diamati dan diukur (Azwar,

2005). Definisi operasional dirumuskan untuk memudahkan peneliti menyusun

instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data.

1. Pengendalian emosi

Pengendalian emosi adalah usaha menghadapi situasi dengan sikap

rasional, merespon situasi tidak berlebihan tanpa berusaha menekan dan

menghilangkan emosi agar tidak muncul, sehingga tidak menimbulkan

kerusakan psikis dan fisik serta dapat diterima oleh lingkungan sosial.

Pengendalian emosi diukur menggunakan skala tingkat pengendalian

emosi yang disusun oleh peneliti. Tingkat pengendalian emosi ditunjukkan

melalui skor total yang diperoleh subjek. Semakin tinggi skor total tingkat

pengendalian emosi subjek semakin tinggi. Semakin rendah skor total

tingkat pengendalain subjek semakin rendah.

2. Remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota

Lokasi tempat tinggal merupakan daerah yang secara geografis,

administratif serta berdasarkan ciri-ciri disebut desa dan kota. Tempat

tinggal merupakan tempat seseorang hidup menetap, melakukan hak-hak

dan kewajibannya serta melangsungkan kegiatan sehari-hari. Tempat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

tinggal diketahui melalui pengisian alamat yang terdapat pada identitas

skala.

D. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek yang berada di lingkungan

penelitian (Azwar, 2005). Populasi adalah remaja yang bertempat tinggal di

desa dan kota, di Provinsi Yogyakarta dan berjenis kelamin laki-laki

maupun perempuan serta berusia 15-21 tahun..

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi. Sampel

digunakan saat jumlah populasi besar dan memiliki keterbatasan dana,

tenaga, dan waktu. Kesimpulan sampel menjadi kesimpulan populasi.

Sampel yang diambil harus mewakili populasi (Sugiyono, 2011).

Sampel adalah remaja yang tinggal di kota Yogyakarta atau kota madya

dan remaja yang tinggal di desa yang jauh dari kota madya di Yogyakarta

berusia 15 sampai 21 tahun, serta berjenis kelamin laki-laki maupun

perempuan.

3. Metode Sampling

Peneliti menggunakan metode nonrandom sample, yaitu anggota

sampel dipilih berdasarkan kemudahan atau ketersediaan untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

mengaksesnya (Creswell, Supratiknya, 2015). Peneliti secara khusus

menggunakan teknik convenience. Teknik Convenience adalah cara

mengambil sampel yang sesuai dengan ketentutan atau persyaratan yang

paling mudah dijangkau atau didapatkan (Siregar, 2013).

E. Metode Pengumpulan Data

Peneliti mengukur tingkat pengendalian emosi menggunakan skala

tingkat pengendalian emosi yang terdiri dari 40 item. Skala pengendalian

emosi terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Item favorable

merupakan item yang mendukung atau memihak objek terkait. Item

unfavorable merupakan item yang tidak mendukung objek terkait (Azwar,

1998).

Peneliti menggunakan skala Likert yang terdiri dari empat pilihan

jawaban yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.

Peneliti menggunakan empat pilihan jawaban untuk menghindari

kecenderungan subjek memberi jawaban netral (Supratiknya, 2014).

Pemberian skor pada skala pengendalian emosi adalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Tabel 1
Skor Skala Likert Alat Ukur

Pernyataan Sifat Item


Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Tabel 2
Sebaran Item Skala Pengendalian Emosi
Sebelum Uji Coba Terpakai

No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah


1 Mengendalikan 19,35,11,30,1,5, 33,26,15,14,39,12, 20
interpretasi 6,32,34,24 8,21,23,4 (50%)
stimulus-
stimulus yang
menimbulkan 10 (25%) 10 (25%)
emosi.
2 Mengendalikan 10,18,40,28,20, 27,31,38,13,22, 20
ekspresi tampak 37,16,25,3,7 36,29,17,2,9 (50%)
dari emosi yang
telah muncul. 10 (25%) 10 (25%)

TOTAL 40
(100%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas

Validitas adalah sejauh mana suatu tes sungguh-sungguh mengukur

atribut psikologis yang hendak diukur (Supratiknya, 2014). Peneliti

menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi adalah kesesuaian

isi tes dengan konstruk yang diukur. Validitas isi dilakukan oleh pendapat

ahli atau profesional judgment (Supratiknya, 2014). Profesional judgment

dilakukan oleh dosen pembimbing.

2. Seleksi Item

Seleksi item dilakukan untuk menentukan item-item yang dianggap

baik dan layak digunakan dalam penelitian (Azwar, 2005). Seleksi item

dilakukan dengan melihat Corrected item-total correlation (Supratiknya,

2014). Item yang memiliki koefisien korelasi rix 0,30 layak digunakan.

Item yang memiliki koefisien korelasi rix 0,30 dianggap gugur. Jika jumlah

item yang lolos tidak sesuai dengan harapan, peneliti dapat menurunkan

kriteria penilaian menjadi 0,25 (Azwar, 2009).

Peneliti menggunakan uji coba terpakai. Hadi (2000) menyatakan bahwa

pengambilan data pada uji coba terpakai dilakukan satu kali. Hasil uji coba

terpakai digunakan untuk menguji hipotesis setelah dilakukan seleksi item.

Hadi (2000) menyatakan bahwa kelebihan uji coba terpakai adalah

menghemat waktu, tenaga, biaya. Kelemahan uji coba terpakai adalah

peneliti tidak memiliki kesempatan untuk merevisi skala jika banyak item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

yang gugur. Peneliti menggunakan uji coba terpakai karena keterbatasan

waktu dan biaya. Peneliti telah melakukan dua kali uji coba dengan hasil

yang tidak memuaskan.

Tabel 3
Sebaran Item Skala Pengendalian Emosi yang Gugur Setelah Uji
Coba Terpakai

No Aspek Favorable Unfavorable Total


1. Mengendalikan 19,35,11,30,1, 33,26,15,14,39, 20
interpretasi stimulus- (50%)
stimulus yang 5,6,32,34,24 12,8,21,23,4
menimbulkan emosi
10 (25%) 10 (25%)

2. Mengendalikan 10,18,40,28,20, 27,31,38,13,22,36, 20


ekspresi tampak (yang (50%)
langsung dapat diamati) 37,16,25,3,7 29,17,2,9
dari emosi yang telah
10 (25%) 10 (25%)
muncul
TOTAL 40

Keterangan:

Item yang dicetak tebal merupakan item yang gugur karena memiliki
koefisien korelasi rix < 0,25

Terdapat 18 item yang gugur karena koefisien korelasi rix < 0,25.

Item yang gugur antara lain nomor 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 16, 18, 19, 20,

21, 24, 25, 32, dan 37. Berikut tabel sebaran item setelah uji coba terpakai

dan digunakan untuk menguji hipotesis:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Tabel 4
Sebaran Item Skala Pengendalian Emosi Setelah Uji Coba Terpakai

Aspek Favorable Unfavorable Total


No
Mengendalikan
cara 11,30,34,35 14,15,23,26,33,39 10
menginterpretasika
1.
n stimulus-stimulus
yang menimbulkan
emosi.
Mengendalikan
ekspresi tampak 3,28,40 2, 13,17,22,27,29,31,36,38 12
(yang langsung
2. dapat diamati) dari
emosi yang telah
muncul

TOTAL 7 15 22

Pada tabel tersebut terdapat 22 item yang lolos yang terdiri dari 7 item

favorable dan 15 item unfavorable dengan nilai rix 0,250 sampai 0,562. Peneliti

menggunakan item-item yang lolos untuk menguji hipotesis.

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran dari suatu alat ukur

(Suryabrata, 1998). Peneliti mengukur reliabilitas menggunakan konsistensi

internal. Konsistensi internal adalah konsistensi antar bagian-bagian tes (Klein,

dalam Supratiknya, 2014).

Peneliti mengukur reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach karena mampu

mendeteksi indikator-indikator yang tidak konsisten. Alpha Cronbach sesuai

untuk melihat tingkat kesetujuan responden (Malhotra, 2012).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Koefisien reliabilitas memiliki rentang 0,00 sampai 1,00. Nilai

koefisien yang mendekati angka 1,00 menunjukkan reliabilitas semakin

tinggi. (Azwar, 2009). Koefisien reliabilitas skala sebelum seleksi item

sebesar 0,783, setelah terpilih 22 item menghasilkan koefisien reliabilitas

sebesar 0,828. Skala pengendalian emosi reliabel karena konsistensi alat

ukur mendekati 1,00.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengecek data penelitian berasal

dari populasi yang memiliki sebaran normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan menggunakan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov.

Data memiliki sebaran normal jika nilai p > 0,05 (Santosa, 2010).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat varian dari dua

kelompok. Peneliti melakukan uji homogenitas menggunakan

Lavenes test. Pendekatan Lavenes test menggunakan mean sebagai

ukuran tendensi sentral karena lebih peka terhadap ketidaknormalan

data. Data mempunyai varian yang sama jika memiliki nilai p > 0,05

(Santosa, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

2. Uji Hipotesis

Hipotesis diuji menggunakan Independent Sample t-test. Metode

Independent Sample t-test berfungsi untuk mengetahui perbedaan nilai rata-

rata (mean) antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua sampel

(Santosa, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 sampai 29 Maret 2016. Peneliti

membagi skala dengan cara mendatangi rumah, sekolah, tempat makan dan

menitipkan kepada teman peneliti. Peneliti menggunakan uji coba terpakai

dengan membagi skala sebanyak 220 eksemplar, terdapat 9 eksemplar yang

tidak memenuhi kriteria, sehingga 211 eksemplar yang memenuhi kriteria.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek terdiri dari remaja yang tinggal di desa dan di kota di wilayah

Yogyakarta yang berusia 15 sampai 21 tahun sebanyak 211 orang. Peneliti

memilih subjek usia 15 sampai 21 tahun karena usia tersebut puncak dari

perkembangan emosi (Rousseau, dalam Sarwono, 2008). Berikut tabel

deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia:

Tabel 5
Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Tempat Tinggal
Usia Jumlah
Desa Kota
15 tahun 9 11 20
16 tahun 24 24 58
17 tahun 25 15 40
18 tahun 10 19 29
19 tahun 12 10 22
20 tahun 11 9 15
21 tahun 14 18 27
Total 105 106 211

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Peneliti membedakan subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. Berikut

tabel deskripsi berdasarkan jenis kelamin remaja yang tinggal di desa dan yang

tinggal di kota:

Tabel 6
Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Tempat Tinggal
Jumlah
Kelamin
Desa Kota
Laki-laki 49 51 100

Perempuan 56 55 111

Total 105 106 211

Remaja desa bertempat tinggal di daerah Minggir, Godean, Seyegan, dan

Moyudan. Daerah tersebut berada di Kabupaten Sleman, Data Statistik DIY

2014 menunjukkan kabupaten Sleman memiliki area pertanian sebesar 39.190

ha atau 68.42 % dan sebesar 45,7% untuk kawasan pemukiman. Kepadatan

penduduk di Kabupaten Sleman sebesar 1.902 jiwa/km2 .( Statistik DIY 2014).

Tabel 7
Kepadatan Penduduk Kecamatan Tempat Tinggal Remaja Desa

No Kecamatan Kepadatan penduduk


(jiwa/km2 )
1 Minggir 1.267

2 Godean 2,133

3 Seyegan 1,568

4 Moyudan 1.216

Sumber (Slemankab.go.id)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Kriteria desa yang dimiliki sampel yaitu frekuensi interaksi dengan

tetangga masih tinggi, perilaku tolong menolong masih terlihat dengan adanya

gotong royong, adat-istiadat masih terjadi, Kriteria yang tidak dimiliki subjek

yaitu aktivitas masyarakat didominasi oleh kegiatan pertanian

Remaja kota bertempat tinggal di daerah Danurejan, Gedongtengen,

Gondokusuman, Gondomanan, Jetis, Kraton, Pakualaman, dan Wirobrajan.

Daerah-daerah tersebut berada di wilayah kota Yogyakarta yang memiliki

kepadatan penduduk tinggi yaitu sebesar 11.958 jiwa/km2 (Statistik DIY,

2014).

Kawasan kota memiliki wilayah terbangun lebih padat daripada wilayah

pertanian. Wilayah terbangun untuk perumahan dan bangunan perkantoran

sebesar 91,94 % dan untuk pertanian sebesar 8,06 % (Statistik DIY, 2014).

Kriteria kota yang dimiliki sampel yaitu masyarakat bersikap individualis,

kompetisi dan tuntutan hidup tinggi, aktivitas masyarakat didominasi oleh

kegiatan pelayanan jasa, perdagangan, dan pendidikan. Kriteria yang tidak

dimiliki oleh sampel yaitu mengenai adat-istiadat lingkungan kota yang mulai

luntur, Heterogen dalam aspek pekerjaan, pendidikan,strata sosial ekonomi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Tabel 8
Kepadatan Penduduk Kecamatan Tempat Tinggal Remaja Kota

No Kecamatan Kepadatan penduduk (jiwa/km2 )


1 Danurejan 17.058
2 Gedongtengen 18.316
3 Gondokusuman 11.613
4 Gondomanan 11.899
5 Jetis 14.113
6 Kraton 12.767
7 Pakualaman 15,132
8 Wirobrajan 14.438
Sumber: Buku Kota Yogyakarta dalam Angka Tahun 2014

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian digunakan untuk mengetahui gambaran subjek

dalam menjawab. Tingkat tinggi rendah pengendalian emosi diketahui dengan

membandingkan Mean Empiris (ME) dan Mean Teoretis (MT). Mean empirik

merupakan rata-rata skor dari hasil data penelitian. Mean teoritik adalah rata-

rata skor skala penelitian dari skor titik tengah skala penelitian yang diperoleh

dengan menggunakan perhitungan manual. Berikut tabel hasil perhitungan

descriptive statistics :

Tabel 9
Deskripsi Data Penelitian Descriptive Statistics

N Skor Skor M Mean Std.Deviation


Minimum Maximum Empirik Teoritik
Desa
105 50 80 68,88 55 5,865
Kota
106 47 88 68,35 55 7,414
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Mean teoretik diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

a. Mean teoretik skala tingkat pengendalian emosi

MT =

= 55

Remaja yang tinggal di desa memiliki skor minimum sebesar 50 dan skor

maksimum sebesar 80. Remaja yang tinggal kota memiliki skor minimum

sebesar 47 dan skor maksimum sebesar 88. Mean empirik remaja kota adalah

68,35 dan remaja desa adalah 68,88. Nilai mean teoretik sebesar 55. Standar

deviasi remaja desa sebesar 5,865 dan remaja kota sebesar 7,414. Mean

empirik lebih besar daripada mean teoritik, hal ini menunjukkan bahwa subjek

memiliki tingkat pengendalian emosi yang tinggi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Tabel 10
Hasil Uji One Sample T- test
Pengendalian Emosi
Test Value T 113,415

= 55 Df 210
Sig. (2-tailed) 0,000
Mean Difference 66,66825
95% Confidence Lower 65,5095
Interval of The
Difference
Upper 67,8270

Hasil uji one sample t-test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 <

0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat pengendalian

emosi yang tinggi.

D. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengecek data penelitian berasal

dari populasi yang memiliki sebaran normal atau tidak (Santoso, 2010).

Data memiliki distribusi normal jika nilai p lebih besar dari 0,05

(Santoso, 2010). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

metode One Sample Kolmogorov-Smirnov.Berikut tabel hasil uji

normalitas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Tabel 11
Hasil Uji Normalitas dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov
Tests of Normality

Letak Kolmogorov-Smirnova
tempat
Statistic Df Sig.
tinggal
Pengendalian Desa ,083 105 0,072
emosi Kota ,083 106 0,068

Nilai p remaja yang tinggal di desa sebesar 0,072 dan remaja yang

tinggal di kota sebesar 0,068. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa

nilai p lebih besar dari 0,05 sehingga tingkat pengendalian emosi

remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota memiliki sebaran

data yang normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas berfungsi untuk mengetahui kesamaan varian data

yang diperoleh (data sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi

yang sama). Peneliti melakukan uji homogenitas menggunakan Lavenes

test. Lavenes test menggunakan mean sebagai ukuran tendensi sentral

karena lebih peka terhadap ketidaknormalan data. Data mempunyai

varian yang sama jika nilai p > 0,05 (Santosa, 2010). Berikut tabel hasil

perhitungan uji homogenitas:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Tabel 12
Hasil Uji Homogenitas
Lavenes Test for Equality of Variances
Equal variances
F Sig
assumed
2,990 0,085

Nilai signifikansi dari uji Lavenes sebesar 0,085 (p > 0,05). Hal

tersebut menunjukkan bahwa data berasal dari varian yang sama.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan menggunakan metode Independent Sample t-

test. Nilai Sig (2-tailed) > 0,05 menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat

pengendalian emosi remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota.

Nilai Sig (2-tailed) < 0,05 menunjukkan ada perbedaan tingkat

pengendalian emosi remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota.

Berikut tabel hasil uji independent sample t-test:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Tabel 13
Hasil Uji Hipotesis dengan Independet Sample Test
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95%Confidence
Std.Er Interval of the
Mean ror Difference
Sig.(2- Differen Differ
T Df tailed) ce ence Lower Upper
Equal -,572 209 ,568 -,527 ,921 -2,343 1,288
variances
assumsed -,573
Equal
variances 199,27 ,567 -.527 ,920 -2,341 1,287
not 3
assumsed

Tingkat pengendalian emosi remaja desa dan kota berada pada varian

yang sama sehingga menggunakan Equal Variance Assumsed (diasumsikan

varian sama). Hasil uji hipotesis sebesar 0,568 (> 0,05) hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat pengendalian emosi

remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota.

3. Hasil Tambahan

Peneliti melakukan kategorisasi skor skala pengendalian emosi untuk

menempatkan individu pada kelompok tertentu yang terpisah secara

berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur

(Azwar, 2009).

Skor tingkat pengendalian emosi memiliki tiga kategori yaitu rendah,

sedang, dan tinggi. Skala pengendalian emosi terdiri dari 22 item dengan

skor 1, 2, 3, dan 4. Skor minimum yang diperoleh adalah 22 x 1 = 22

sedangkan skor maksimum adalah 22 x 4 = 88. Skor minimum dan skor


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

maksimum berfungsi untuk menentukan luas jarak sebaran, yaitu 88-22 =

66. Nilai satuan standar deviasi = 11 dan mean teoretis adalah =55.

Norma kategorisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 14
Norma Kategorisasi Skor Pengendalian Emosi

Kategori Norma Rentang Nilai


X < 44
Rendah X < (-1,0 )
44 X < 66
Sedang (-1,0 ) X < (+1,0 )
66 X
Tinggi (+1,0 ) X

Keterangan:

=Mean teoritis

= Standar deviasi teoritis

Tabel 15
Kategorisasi Skor Pengendalian Emosi
Remaja yang Tinggal di Desa dan yang Tinggal di Kota

Jumlah Subjek Prosentase (%)


Kategori Rentang Skor
Desa Kota Desa Kota

Rendah X < 44 - - - -

Sedang 44 X < 66 35 39 33,3 36,8

Tinggi 66 X 70 67 66,7 63,2


a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

E. Pembahasan

Hasil analisis Independent Sample T-test 20.00 for Windows memperoleh

nilai p sebesar 0,568 atau (p > 0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa tidak

ada perbedaan tingkat pengendalian emosi antara remaja yang tinggal di desa

dan yang tinggal kota.

Mean empirik tingkat pengendalian emosi remaja yang tinggal di desa

sebesar 68,88 dan remaja yang tinggal di kota sebesar 68,35. Mean teoritis

sebesar 55. Nilai mean empirik lebih tinggi daripada mean teoretik. Hal ini

menunjukkan bahwa remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota

memiliki tingkat pengendalian emosi yang tinggi.

Hipotesis ditolak dapat dikarenakan teori yang digunakan untuk

membangun hipotesis awal kurang kuat maupun belum banyak diuji dalam

penelitian lain (Widiarso, 2012). Remaja yang tinggal di desa dan di kota

memiliki tingkat pengendalian emosi yang tinggi. Hal ini dapat disebabkan

karena sebagian besar usia subjek remaja akhir. Remaja akhir memiliki emosi

yang lebih stabil (Larson, Moneta, Richards, & Wilson, dalam Papalia, 2002).

Remaja akhir mampu memahami dan mengendalikan emosi dengan

bertambahnya usia dan pengalaman seseorang sehingga mampu memahami,

mengantisipasi, dan bereasi terhadap respon emosional (Bausmeiter, 2002).

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian Proshansky, H., William, I., & Leanne (1970) menunjukkan bahwa

masyarakat desa memiliki tingkat pengendalian emosi yang tinggi daripada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

masyarakat kota dengan subjek individu dewasa awal. Peneliti berasumsi

bahwa perbedaan tugas perkembangan pada penelitian sebelumnya dengan

penelitin ini menciptakan hasil yang berbeda. Pada penelitian ini berfokus pada

remaja yang berusia 15-21 tahun.

Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian Prawoto (2009).

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa remaja yang tinggal di desa dan

kota memiliki tingkat pengendalian emosi yang tinggi untuk menjaga relasi

yang baik dengan sesama.Tingkat pengendalian emosi yang tinggi remaja yang

tinggal di desa dan yang tinggal di kota menunjukkan bahwa lingkungan

tempat tinggal yaitu desa dan kota memiliki pengaruh yang baik terhadap

subjek untuk mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat

pengendalian emosi antara remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di

kota (hasil hitung p = 0,568 atau p > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan

bahwa remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota memiliki tingkat

pengendalian emosi yang tinggi.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah item awal kurang memenuhi syarat penulisan item. Hal ini

berdampak pada jumlah item yang lolos tidak sesuai dengan harapan awal

peneliti.

2. Sampel penelitian tidak memiliki semua kriteria yang telah disebutkan oleh

ahli dalam karakteristik tempat tinggal.

C. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan menyusun item dua kali lipat dari item

yang diharapkan lolos pada awal penelitian. Hal ini dilakukan untuk

mengantisipasi item yang gugur.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

DAFTAR PUSTAKA

Albin, S. (1986). Emosi: bagaimana mengenal, menerima dan mengarahkannya.


Yogyakarta: Kanisius.

Anwar, Z. (2015). Strategi penyelesaian konflik antar teman sebaya pada remaja.
Surabaya: Universitas Muhamadiyah Malang.

Azwar, S. (1998). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S . (2005). Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2005). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2010). Jumlah dan distribusi penduduk.


http://sp2010.bps.go.id/index.php/site?id=3400000000&wilayah=DI-
Yogyakarta (diakses pada 09 Agustus 2015).

Berk, L. (2012). Development through the lifespan: dari prenatal sampai remaja
(transisi menjelang dewasa), ed Ke-5. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bisri, R. (2015). Materi persiapan kontingen Indonesia dalam IGEO. Jakarta: Tim
IGEO.

Chaplin, P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Diener, E., Sanvik, E., & Larsen, J. (2000). Age and sex effects for emotional
intensity. Journal of Personality and Social Psychology, 66, 776-797.

Eisenberg, N., Fabes, A., & Murphy. (1994). Age and sex effect for emotionality
and regulation to dispotional and situational emphaty related responding.
Journal of Personality and Social Psychology, 66,776-797.

Ekman, P. (2009). Membaca emosi orang: panduan lengkap memahami karakter,


perasaan, dan emosi orang. Yogyakarta: Think Yogyakarta.

Goleman, D. (1996). Kecerdasan emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (1997). Kecerdasan emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (2000). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Hadi, S. (2000). Metodologi research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Hadi, S. (2000). Panduan manual program statistik (SPS) 2000. Yogyakarta:


Universitas Gajah Mada.

Hurlock, B. (1967). Adolescent development (fourth edition). Tokyo: McGraw-


Hill.

Hurlock, B. (1973). Adolescent development. Tokyo: Graw -Hill Kogaskusha.

Hurlock, B. (1980). Development psychology. New York: Mc Graw-Hill, Inc.

Iskandar, Z. (2013). Psikologi lingkungan: metode dan aplikasi. Bandung: Refika


Aditama.

Jahja,Y. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana.

Kusmiyati.(2013). Berbagai perilaku kenakalan remaja yang mengkhawatrikan.


http://health.liputan6.com (diakses pada 5 Januari 2016).

Lawrence, C. (2006). Measuring individual responses to aggression triggering


events: development of the situational triggers of aggressive responses
(STAR) Scala. Journal Aggressive Behavior, 32, 241-252.

Malhotra, K. (2012). Basic marketing research: integration of social media, fourth


edition. New Jersey: Pearson.

Manz, C. (2009). Sekolah emosi petunjuk-petunjuk untuk meraih energi positif dari
segala jenis perasaan emosi yang terjadi pada jiwa anda. Yogyakarta:
Garailmu.

Martaniah, M. (1984). Motif sosial remaja suku jawa dan keturunan cina di
beberapa SMA Yogyakarta suatu perbandingan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

MNC TV News. (2016). Sidik:"Kenakalan remaja kian mengarah ke kriminal"


(Makalah on-line)
http://116.90.165.206/~n3ws/index.php?option=com_content&task=view&i
d=38376&Itemid=1 (diakses pada 6 Agustus 2016).

Mnks, J., Knoers, P., & Haditono, R. (2002). Psikologi perkembangan pengantar
dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nahusuly, N. (2015). Terampil mengatur emosi saat berkendara. Majalah Intisari,


636-639.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Papalia, E., & Feldman, D. (2014). Menyelami perkembangan manusia. Jakarta:


Salemba Humanika.

Pemerintah Kabupaten Sleman (2014). Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman.


httpa: //www.slemankab.go.id/profil-kabupaten-sleman/georafi/letak-dan-
luas-wilayah (diakses 25 Agustus 2016).

Philip, H., MacLean, J., & Allen, R. (2002). Age and the understanding of
emotions. Scandinavian Journal of Psychology, 55, 37-40.

Prawoto, W. (2009). Hubungan antara pengalaman kekerasan pada masa anak


dengan kecerdasan emosi pada anak SLB bagian E Bhina Putra Surakarta.
Skripsi. Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Proshansky, H., William, I., & Leanne, R. (1970). Environmental psychology: man
and his physical setting. New York: Holt, Rinehart, and Winston, INC.
Purwanto, A. & Sulistyastuti. (2007). Metode penelitian kuantitatif untuk
administrasi publik dan masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media.

Rahayu, S., Lestari, E., & Maryadi. (2009). Nuansa geografi: untuk Sma / Ma
kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Safaria, T. & Saputra, E. (2009). Manajemen emosi : sebuah panduan cerdas


bagaimana mengelola emosi positif dalam hidup anda. Jakarta: Bumi Aksara.

Santosa, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.

Santosa, S. (2008). Modul 10 kepribadian dan emosi. Jakarta: Universitas Mercu


Buana.

Santosa, S. (2014). Statistik parametrik: konsep dan aplikasi dengan SPSS. Jakarta:
Elex Media Komputindo.

Santrock, W. (2002). Life span development (ed. ke-5, jilid II). Jakarta: Erlangga.

Santrock, W. (2003). Adolescence: perkembangan remaja (edisi 6). Jakarta:


Erlangga.

Santrock, W. (2007). Remaja jilid 1(edisi kesebelas). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, W. (1992). Psikologi lingkungan. Jakarta: Gramedia.

Sarwono, W (2008). Psikologi remaja (ed.rev). Jakarta: Raja Grafindo Persada.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Siregar, S. (2013). Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif. Jakarta: Bumi


Aksara.

Soekanto, S. (2006). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Steven, S. & Howard, E. (2002). Ledakan EQ: 15 prinsip dasar kecerdasan


emosional meraih sukses. Bandung: Kaifa.

Stenberg, L., & Belsky, J. (1991). Invancy, childhood, and adolescence


development in context. New York: Mc Graw Hill.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata


Dharma.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam


psikologi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Suryabrata, S. (1998). Metode penelitian. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Susanto, A. (1983). Pengantar sosiologi dan perubahan sosial. Jakarta: Binacipta.

Walgito,B. (2010). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: Penerbit Andi

Waluyo. & Oktaviani, G. (2014). Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta 2014.


Yogyakarta: Badan Pusat Statistik Yogyakarta.

Widhiarso. (2012). Hasil uji tidak signifikan bisa jadi karena penulisan butir item
kurang tepat.
http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/Hasil%20Uji%20Tidak%20Signifikan,
%20Bisa%20jadi%20Karena%20Penulisan%20Butir%20yang%20Kurang%
20Tepat.pdf (diakses pada 29 April 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

LAMPIRAN

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

LAMPIRAN 1
SKALA PENELITIAN

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh:
Ratna Wulandari
119114010

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Salam Sejahtera,
Dalam rangka memenuhi dan menyelesaikan tugas akhir sebagai

mahasiswa, maka saya:

Nama : Ratna Wulandari

NIM : 119114010

Fakultas : Psikologi

Universitas : Sanata Dharma

Meminta kesediaan teman-teman untuk berpartisipasi dalam penelitian

saya dengan mengisi skala penelitian ini. Saya sangat mengharapkan teman-teman

mengisi skala ini dengan lengkap pada setiap pernyataan sesuai dengan keadaan,

perasaan, dan pikiran teman-teman sebenarnya, sebab tidak ada jawaban benar

atau salah maupun baik dan buruk. Semua jawaban adalah baik apabila sesuai

dengan keadaan teman-teman sebenarnya.

Semua jawaban dan identitas teman-teman akan dijamin kerahasiaannya.

Oleh karena itu, saya berharap teman-teman dapat memberikan jawaban dengan

sejujur-jujurnya dan tidak ada pernyataan yang terlewat atau tidak terjawab.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi teman-teman

dalam penelitian ini.

Yogyakarta, 17 Maret 2016

Ratna Wulandari

(Peneliti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi kuisioner ini

dalam kondisi tanpa adanya tekanan atau paksaan dari pihak tertentu, namun saya

dengan sukarela demi sumbangsih ilmu pengetahuan.

Semua jawaban yang saya berikan, mewakili apa yang saya alami dalam

kehidupan sehari-hari. Saya juga memberikan ijin jawaban saya dapat

dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah tanpa mencantumkan identitas

saya.

Yogyakarta, Maret 2016

(............................................)

Paraf tanpa nama

IDENTITAS DIRI

Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin :

Tempat tinggal : Desa / Kota (*coret yang tidak perlu)

Nama daerah tempat tinggal :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti


2. Teman - teman diharapkan memberikan jawaban dengan memilih salah
satu dari empat kemungkinan jawaban yang tersedia, sesuai dengan
keadaan teman-teman yang sebenarnya dengan memberikan tanda
centang ()
3. Masing-masing pernyataan terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu:
SS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Setuju dengan keadaan Anda
S : Apabila pernyataan tersebut Setuju dengan keadaan Anda
TS : Apabila pernyataan tersebut Tidak Setuju dengan keadaan Anda
STS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Setuju dengan keadaan
Anda
Contoh :

No Pernyataan SS S TS STS
Saya menganggap seseorang yang
1. telah membuat saya marah pantas
dimaki-maki agar mereka jera.

4. Jika Anda merasa jawaban yang Anda berikan kurang tepat, maka Anda
dapat memberikan tanda dua garis horizontal (=) pada jawaban
sebelumnya dengan () dan memberikan tanda () pada jawaban yang
lebih menggambarkan diri Anda.
No Pernyataan SS S TS STS
Saya menganggap seseorang yang
1. telah membuat saya marah pantas
dimaki-maki agar mereka jera.

Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya percaya pasti ada solusi meskipun
permasalahan yang saya hadapi sangat berat.
2 Saat tidak sependapat dengan ide orang lain,
saya menyanggah secara tegas tanpa
memperdulikan orang tersebut tersinggung
atau tidak.
3 Jika saya kurang setuju dengan pendapat
orang lain, saya menolak dengan kata-kata
sopan agar orang tersebut tidak tersinggung.
4 Saya berfikir orang lain membenci saya, saat
mereka menolak pendapat saya.
5 Saat orang lain meremehkan apa yang saya
kerjakan, saya termotivasi untuk melakukan
yang terbaik.
6 Saya menyadari tangan saya gemetar saat
takut tidak dapat menampilkan yang terbaik
dalam suatu kompetisi.
7 Saat merasa cemas, saya menyadari tangan
menjadi gemetar sehingga saya mencoba
menghentikannya.
8 Saya bingung mengapa tubuh saya mudah
letih, lesu dan tidak bersemangat saat
menyelesaikan suatu tugas.
9 Saat merasa kawatir, saya tidak menyadari
saya menggerak-gerakkan kaki terus
menerus.
10 Saya menyampaikan kemarahan secara hati-
hati agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

No Pernyataan SS S TS STS
11 Saya dapat memahami saat orang tua belum
dapat memenuhi keinginan saya karena ada
hal yang lebih mendesak untuk diselesaikan.
12 Saya merasa tidak berguna saat tidak berhasil
dalam beberapa hal.
13 Saat merasa senang, saya tertawa lepas
meskipun di dekat saya sedang ada orang
yang fokus belajar.
14 Saya berpikir orang lain ingin menjatuhkan
saya, saat mereka mengkritik pekerjaan yang
saya selesaikan.
15 Saya menganggap orang tua tidak sayang
kepada saya, saat mereka tidak memenuhi
apa yang saya inginkan.
16 Saat sedih saya tidak berlarut-larut menangis
karena saya menyadari hal ini akan membuat
saya semakin sedih.
17 Saya harus melampiaskan kemarahan saya
kepada orang yang telah membuat marah
tidak peduli apapun resikonya.
18 Saat berhasil mendapat apa yang saya
inginkan, saya berteriak kegirangan tanpa
mengganggu orang yang ada di dekat saya.
19 Saya menganggap kegagalan dalam suatu
kompetisi bukan akhir dari hidup saya.
20 Saat diperlakukan tidak adil, saya mengkritik
dengan tetap menjaga perasaan orang lain.
21 Saya tidak menyadari penyebab saya merasa
gelisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

No Pernyataan SS S TS STS
22 Saat orang lain meremehkan saya, saya
mengkritik secara pedas tanpa memikirkan
menyakiti orang tersebut atau tidak.
23 Saya menganggap sahabat yang telah
mengecewakan harus dibenci dan dijauhi
sehingga saya merasa lega.
24 Saat terjadi perbedaan pendapat, saya
menganggap itu sebagai hal yang wajar.
25 Saya menunjukkan rasa marah saya dengan
tetap memikirkan resiko dari tindakan yang
saya lakukan.
26 Saya menganggap orang lain sebagai
penyebab kegagalan yang saya alami ketika
sudah berusaha semaksimal mungkin.
27 Saat marah saya membentak orang lain tanpa
memikirkan perkataan saya menyakiti orang
tersebut atau tidak.
28 Saat merasakan kebahagiaan saya berusaha
mengontrol volume tertawa agar tidak
mengganggu orang lain.
29 Ketika merasa sedih, saya menangis selama
berhari-hari meskipun hal ini membuat saya
tidak bersemangat menjalani aktivitas.
30 Saat mendapat kritik atas tugas yang saya
kerjakan, saya menjadikan kritikan tersebut
untuk memperbaiki diri.
31 Saat merasa senang, saya berteriak sekeras-
kerasnya tanpa memperdulikan akan
mengganggu orang lain di sekitar saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

No Pernyataan SS S TS STS
32 Saya menyadari penyebab kecemasan yang
saya rasakan.
33 Saya menganggap ketidakberhasilan yang
saya alami adalah akhir dari perjuangan saya.

34 Saya menganggap sahabat yang pernah


mengecewakan pantas dimaafkan dan dapat
berteman baik lagi.
35 Saya menyadari ketidakberhasilan yang saya
alami terjadi karena kecerobohan saya,
sehingga saya tidak menyalahkan orang lain.
36 Saat bahagia saya bernyanyi dengan volume
keras meskipun di dekat saya sedang ada
orang beribadah
37 Saat merasa senang saya bernyanyi dengan
tetap mengontrol volume suara agar tidak
mengganggu orang lain yang sedang fokus
mengerjakan tugas.
38 Saya memaki-maki sahabat yang telah
menyakiti meskipun hal tersebut membuat
hubungan kami renggang.
39 Saat jenuh dengan rutinitas sehari-hari, saya
berusaha melakukan kegiatan yang saya
senangi.
40 Saat berkonflik dengan sahabat, saya
menyampaikan kejengkelan dengan berbicara
secara tenang, sehingga tidak membuat kami
bermusuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

LAMPIRAN 2
HASIL UJI RELIABILITAS
PENGENDALIAN EMOSI
SETELAH TRY OUT TERPAKAI

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Valid 211 100,0


a
Cases Excluded 0 ,0

Total 211 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,828 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

aitem2 65,5498 40,763 ,395 ,821


aitem3 65,3270 42,259 ,250 ,827
aitem11 65,1469 41,850 ,327 ,823
aitem13 65,9905 40,667 ,323 ,825
aitem14 65,9242 41,309 ,374 ,822
aitem15 65,1801 41,367 ,383 ,821
aitem17 65,5924 40,357 ,477 ,817
aitem22 65,6398 39,965 ,449 ,818
aitem23 65,3318 39,699 ,554 ,813
aitem26 65,4834 41,127 ,432 ,819
aitem27 65,6161 40,190 ,451 ,818
aitem28 65,6256 41,750 ,316 ,824
aitem29 65,4265 41,322 ,281 ,827
aitem30 65,2891 41,426 ,388 ,821
aitem31 65,6445 40,830 ,420 ,820
aitem33 65,3081 40,681 ,370 ,822
aitem34 65,3744 40,807 ,361 ,822
aitem35 65,5213 41,975 ,313 ,824
aitem36 65,2322 40,627 ,437 ,819
aitem38 65,4550 39,202 ,562 ,812
aitem39 65,7156 41,395 ,325 ,824
aitem40 65,4645 41,612 ,306 ,825
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

LAMPIRAN 3
STATISTIK DESKRIPTIF

Deskripsi Data Peneltian Descriptive Statistics


N Minimum Maximum Mean Std.Deviation

Desa 105 50 80 68,88 5,865

Kota 106 47 88 68,35 7,414

LAMPIRAN 4
ONE SAMPLE T-TEST
Test Value = 55
t df Sig. (2- Mean 95% Confidence Interval of
tailed) Difference the Difference
Lower Upper
Pengendalianem
113,415 210 ,000 66,66825 65,5095 67,8270
osi

LAMPIRAN 5
HASIL UJI NORMALITAS

Tests of Normality
a
Tempatting Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
gal Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kota ,083 106 ,068 ,973 106 ,031


Pengendalianemosi
Desa ,083 105 ,072 ,976 105 ,052

a. Lilliefors Significance Correction


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

LAMPIRAN 6
HASIL UJI HOMOGENITAS

Hasil Uji Homogenitas

Lavenes Test for Equality of Variances

Equal variances assumed


F Sig

2,990 0,085

LAMPIRAN 7
HASIL UJI HIPOTESIS
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95%Confidence
Interval of the
Mean Std.Error Difference
Sig.(2- Differenc Differenc
t Df tailed) e e Lower Upper
Equal -,572 209 ,568 -,527 ,921 -2,343 1,288
variances
assumsed -,573
Equal
variances 199,27 ,567 -.527 ,920 -2,341 1,287
not 3
assumsed

Anda mungkin juga menyukai