Anda di halaman 1dari 4

Conventional Versus Neutral Positioning in Central Neurological Disease

Beberapa kondisi neurologis dapat mempengaruhi imobilitas pada pasien. Di Jerman, pasien
stroke yang mengalami imobilisasi sebanyak 45.000 kasus tiap tahunnya. Pasien membutuhkan
perubahan posisi secara reguler. Posisi yang efektif dapat meningkakan kenyamanan pasien dan
mencegah komplikasi timbulnya luka dan pneumonia. Selama periode rehabilitasi, posisi yang
efektif dapat meningkatkan kemampuan pemulihan, pencegahan kontraktur, dan menormalkan
kembali tonus otot. Selain itu, posisi yang optimal juga dapat mencegah Passive Range of Motion
(PROM).
Conventional Positioning (CON) merupakan perubahan posisi selama 2-3 jam antara
supinasi, pronasi atau lateral. Sedangkan posisi netral atau Laggerung in Neutralstellung (LiN)
merupakan posisi yang menggunakan bantal untuk menyangga tubuh pasien. Posisi tersebut juga
mencegah risiko terjadinya luka tekan pada bagian ischium dan sacrum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan keefektifan posisi LiN dan CON
pada pasien yang imobilisasi. Kondisi kontraktur mempunyai efek yang buruk terhadap mobilitas
pasien dan pemulihannya, selain itu juga menimbulkan nyeri saat dilakukan PROM sehingga hal
tersebut akan membuat perawat semakin susah. Hipotesa penelitian ini adalah LiN mempunyai
efek yang lebih baik pada PROM dan kenyamanan pasien.
Metode
Penelitian ini telah disetujui oleh komite etik Westfalen-Lippe Medical Association and the
Medical Faculty of the Westfalian Wilhelms University Muenster. Penelitian ini juga teregistrasi
di German Clinical Trial Register. Prediksi eror pada kedua kelompok adalah 5% dan kekuatannya
80%, 106 pasien pada masing-masing kelompok akan diuji menggunakan T-test.
Pasien
Pasien diambil dari unit stroke, ICU, pusat rehabilitasi akut, pusat rehabilitasi geriatri,
rehabilitasi sekunder dan klinik perawat. Kriteria inklusinya pasien minimal berusia 18 tahun dan
paresis dengan disabilitas. Kriteria eksklusi yaitu pasien kontraktur, agitasi, dan membutuhkan
posisi fowler.
Tujuan akhir
Tujuan penelitian ini adalah perubahan PROM pada pinggang (sebelum-setelah
posisioning). Tujuan yang kedua adalah melihat perubahan fleksi dan rotasi eksternal PROM pada
lengan dan kenyamanan pasien. PROM diukur menggunakan standar goniometri sebelum posisi
(LiN dan CON) yang dinilai sejak awal dan setelah 2 jam diposisikan. Kenyamanan pasien dinilai
menggunakan skala 3 poin (baik, cukup, dan buruk).
Prosedur
Pertama pasien berbaring telentang menggunakan bantal di bawah kepala mereka. Penilai
akan melakukan penilaian PROM dan meninggalkannya di ruangan. Selanjutnya, terapi atau
perawat memposisikan dalam LiN atau COR. Setelah 2 jam, pasien dikembalikan ke posisi awal
dan penilai mengukur kembali PROM dan tingkat kenyamanan.
Intervensi
Pasien diposisikan supinasi, 30 miring kanan atau kiri, dan 90 miring kanan atau kiri
selama 2 jam.
Statistik
Software SAS 9.3 digunakan untuk analisa secara statistik. Apabila data terdistribusi normal
menggunakan T-Test. Apabila data tidak terdistribusi normal menggunakan Mann Whitney.
Hasil
Pasien
Sejak Oktober 2010 hingga Oktober 2012, 454 pasien dilakukan skrining untuk dijadikan
responden. terdapat 218 pasien yang termasuk dalam kriteria inklusi dan terlibat dalam penelitian.
Intervensi
Pasien dibagi ke dalam 5 posisi.
Endpoin Primer
Hasil uji ANCOVA menunjukkan bahwa terdapat peningkatan PROM pinggang setelah
diposisikan selama 2 jam pada kelompok LiN dibandingkan dengan kelompok CON (PROM
hips[LiN] PROM hips [CON] = 12.84, p<0.001; 95% confidence interval [95% CI]: 5.72 to
19.96). Posisi supinasi, 30 ke kanan atau ke kiri, dan 90 ke kanan atau ke kiri tidak
menunjukkan efek yang signifikan.
Endpoints Sekunder
Fleksi bahu terdapat perbedaan antara LiN and CON PROM shoulders[LiN] PROM shoulders
[CON] = 11.85 (95% CI: 4.50 to 19.19), and untuk rotasi eksternal 7.08 (95% CI: 2.70 to
11.47). 89 pasien tidak dapat berkomunikasi dan menjawab pertanyaan. Jadi totalnya adalah 138
pasien (LiN = 69 CON = 69) yang dapat menjawab pertanyaan mengenai kenyamanan pasien.
Posisi LiN lebih nyaman dibandingkan dengan CON.
Pembahasan
Resposisi pada pasien dengan gangguan pada otak dan imobilitas merupakan hal yang
sangat penting. Pasien membutuhkan manajemen yang tepat untuk meningkatkan dan
mempercepat proses pemulihan. Posisi CON jarang diterapkan pada kondisi klinik, sedangkan
LiN biasa digunakan pada kondisi sehari-hari karena lebih mudah dan dianggap dapat
meningkatkan mobilisasi pasif pinggang dan bahu, dan pasien juga lebih nyaman diposisikan LiN.
LiN dapat meningkatkan kenyamanan pasien dan bukan hanya pada pasien stroke namun juga
dpaat digunakan pada ICU atau unit geriatri. Prinsip LiN dapat diterapkan pada posisi pronasi,
135, atau duduk di kasur atau kursi. Intervensi dilakukan selama 2 jam dan hal tersebut dapat
digunakan juga untuk mengurangi luka tekan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan LiN pada mobilitas pasif dan
kenyamanan pasien antara lain area yang luas dan stabil dapat membuat pasien rileks, nyaman,
dan meningkatkan PROM.

Anda mungkin juga menyukai