Anda di halaman 1dari 13

BAB IX

REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

9.1. Dasar Hukum yang Mendasari


Penutupan dan reklamasi dalam kegiatan pertambangan adalah hal wajib
yang harus dilakukan setiap perusahaan pertambangan PT. TEDONG SALEKO
BATU MARUPA yang bergerak di bidang pertambangan bijih bauksit tak lepas
pula dari kegiatan ini. Adapun dasar hukum yang mendasari PT. TEDONG
SALEKO BATU MARUPA dalam melakukan Reklamasi dan Pascatambang
adalah sebagai berikut :
1. UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
2. Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2014 tentang Pelaksana Reklamasi
dan Pascatambang Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
Tambang.

9.2.1. Tata Guna Lahan Sebelum dan Sesudah Penambangan


1. Sebelum Penambangan
Kondisi awal sebelum penambanganyaitu flora yang tumbuh merata
di Desa Sukaria diantaranya tanaman budidaya yaitu pohon kelapa,
rambutan, durian, pepakin, mangga, tanaman produktif yaitu karet, dan
tanaman lain seperti kayu meranti, kayu kruing, kayu sintuk, kayu ulin, kayu
bengkirai, punsi, bambu, rotan, kretungin, layung, kapul, asam putaran,
kayu tumih, kayu balau, kayu kangkalak, kayu kejajing. Pohon - pohon
tersebut akan dilakukan ganti untung apabila dilakukan penebangan. Fauna
yang terdapat di daerah penelitian antara lain burung yaitu burung pipit,
burung tekukur, burung elang, burung gagak, burung hantu, burung murai,
burung bubut, burung juai, burung wajau, burung tiung, burung juwe,
burung sio, burung sakan, burung belatuk, burung curiak, ayam hutan,
burung murai batu, unggas seperti ayam dan bebek, amphibia dan reptil
seperti katak, biawak, kadal, buaya, ular sawah, ular tadungular ateran, ular

141
142

jelatan, ular tambulagan, ular manuwungan, ular hijau, ular paikat, mamalia
seperti rusa, babi hutan, kijang, kancil (pelanduk), landuk, uwa-uwa,
musangklasi, bekantan, bangkoi, hirangan, kerbau, banteng, koli, dan ikan
seperti arwan, gabus, papuyu, saluang, lele, tapah, baung, dungang, upah
upik,udang, salap, puyan, patin, buntal, bidawang, lais, telen,
daramenginang. Umumnya fauna di daerah penelitian merupakan peliharaan
warga sekitar maupun hewan liar di hutan.
Sebagian besar lahan yang ada di wilayah IUP PT. TEDONG
SALEKO BATU MARUPA tidak tertutupi oleh hutan maupun lahan
produksi lainnya. Hal ini dikarenakan sebagian besar bijih terlihat di
permukaan dan tidak tercover oleh tumbuhan. Dengan demikian ganti rugi
yang dilakukan PT. TEDONG SALEKO BATU MARUPA terlalu besar
terhadap pepohonan yang di tebang dalam proses pembersihan lahan.
2. Setelah Penambangan
Untuk kegiatan reklamasi pada front penambangan sendiri, PT.
TEDONG SALEKO BATU MARUPA memutuskan untuk membentuk
kebun PT. TEDONG SALEKO BATU MARUPA sebagai perusahaan yang
berwawasan lingkungan, membuat rencana tata guna lahan setelah
penambangan. Adapun area yang ada akan di tanami dengan pohon kelapa
dan karet. Pohon kelapa dan karet dipilih sebab cara penanaman dan
perawatannya yang mudah serta hasil panen dari pohon kelapa dan karet
sendiri dapat dikonsumsi oleh warga sekitar selain itu juga dapat diolah
menjadi produk lain sehingga menambah nilai jual pohon tersebut.

9.2.2. Rencana Pembukaan Lahan


Sebelum melakukan proses penambangan PT. TEDONG SALEKO BATU
MARUPA terlebih dahulu melakukan pengupasan tanah penutup.

Tabel 9.1
Luasan pembersihan Lahan
Tahun Lokasi Luas (ha)
143

1 Kawasan Perkantoran 13,464


2 Area penambangan 604,62
3 Jalan Tambang 4,76

Wilayah yang dimiliki PT. TEDONG SALEKO BATU MARUPA adalah


seluas 772.5 Ha dengan peruntukan sebagai kantor seluas 13,464Ha, untuk jalan
tambang seluas 4,76Ha dan lokasi penambangan seluas 604,62Ha, sisa lahan
50.851 Ha tidak dilakukan pembebasan lahan . Pada lahan seluas 10,525 Ha ini
akan dibangun beberapa bangunan. Lihat tabel 9.2.
Sisa dari luas IUP PT. Semangat Tambang Bauksit diperuntukkan untuk
areal penambangan beserta jalan tambang.Status tanah pada TEDONG SALEKO
BATU MARUPA ialah tanah milik perusahaan.Tanah tersebut sudah melalui
ganti rugi tanaman yang ada pada wilayah IUP dan perjanjian jual beli sesuai
peraturan yang berlaku.
Tabel 9.2
Jenis Bangunan Beserta Luasan
No Jenis Bangunan Luas (m2)
1 Pos Keamanan 250
2 Pengisian Bahan Bakar 500
3 Tempat Parkir 3000
4 Klinik
5 Dapur
6 Kantor 25.000
7 Stock Pile 15.000
8 Stock Yard
9 Gudang 300
10 Settling Pond 1.721,5

Tabel 9.3
Volume Batuan Dibongkar Selama Penambangan
Volume
Kedalaman Volume Tonase
Luas blok (m2) terbongkar
(m) (m3) (ton/hari)
(m3/hari)
144

35 40 5 7.000 13.510 7.000

9.2.3. Program Reklamasi


Untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh TEDONG SALEKO
BATU MARUPA selama penambangan maka TEDONG SALEKO BATU
MARUPA melakukan reklamasi terhadap lingkungan bekas tambang termasuk
kawasan area penambangan. Adapun rincian kegiatan sebagai berikut :
1. Tapak Bekas Tambang
Proses penambangan merubah rona alam yang dulunya bukit kini menjadi
datar. Kiat reklamasi yang dilakukan TEDONG SALEKO BATU MARUPA
adalah dengan menebar over burden pada bagian bekas penambangan. Penebaran
dilakukan oleh backhoe dan perataannya dilakukan oleh bulldozer. Lihat Tabel
9.3.
Tabel 9.4
Pemindahan Tanah Penutup
No Kegiatan/Jenis Alat Luas Area Ongkos Upah Total Jam Ongkos
(Ha) Tetap Buruh yang Total (Rp)
(Rp/jam) (Rp/jam) diperlukan
1 Penebaran Top Soil/ 92,0613 110.000 100.000 50 10.500.000
Backhoe
2 Perataan Top Soil/ 92,0613 120.000 100.000 70 15.400.000
Bulldozer
Total Biaya yang diperlukan 25.900.000

Pada bagian area penambanganini TEDONG SALEKO BATU MARUPA


melakukan reklamasi dengan revegetasi dan tanaman yang dipilih adalah pohon
kelapa. Dengan proses tanam yang mudah dan manfaat pohon kelapa yang
banyak mendasari pemilihan pohon kelapa sebagai revegetasi untuk reklamasi
dibagian area penambangan ini.
Dengan pemilihan program reklamasi yang berjangka waktu pendek
diharapkan bekas karyawan dapat terus memiliki pendapatan yang layak setelah
terlepas dari perusahaan.Walaupun berjangka waktu pendek namun kegiatan ini
diharapkan dapat terus dikembangkan dan berjalan secara kontinu.
Jalan tambang akan tetap dipertahankan namun hanya dilakukan revegetasi
dengan pohon karet agar dapat meminimalisir debu dan kedepannya dapat
145

dimanfaatkan.Jalan tambang ini dapat digunakan sebagai jalan masuk menuju


kawasan budidaya.

Tabel 9.5
Biaya Rehabilitasi Tapak Bekas Tambang Area Penambangan (92,0613 Ha)
Luas Area Biaya/Unit Total Biaya
NO Diskripsi Jumlah
(Ha) (Rp) (Rp)
Pohon
1 92,0613 1.000.000 bibit 500/bibit 500.000
Kelapa
2 Kompos 92,0613 100 ton 500/Kg 5.000.000
4 Maintenance 92,0613 - 500.000/Ha 46.030.650
TOTAL 51.530.650

Tabel 9.6
Biaya Rehabilitasi Tapak Bekas Tambang Jalan Tambang (1,4577 Ha)
Total
No Diskripsi Jumlah Biaya/Unit(Rp)
Biaya(Rp)
1 Karet 500 batang Rp 250/batang 125.000
2 Kompos 500 kg Rp 1000/kg 500.000
3 Maintenance 1,4577 Ha Rp 1.000.000/Ha 1.457.700
TOTAL 2.368.950

2. Kawasan Perkantoran
Kawasan seluas 13,464 Ha dibangun sebuah kawasan perkantoran lengkap
dengan fasilitas penunjang lainnya.Dalam hal ini banyak gedung-gedung yang
sudah tidak terpakai jika PT. TEDONG SALEKO BATU MARUPA tidak lagi
beroperasi.
Sesuai dengan Permen ESDM No. 7 Tahun 2014 Pasal 12 Ayat 4 yang
mengatakan bahwa program reklamasi dapat dilakukan dengan revegetasi
dan/atau peruntukan lainnya, dengan demikian PT. TEDONG SALEKO BATU
MARUPA memutuskan untuk mereklamasi kawasan perkantoran sebagai lahan
untuk mendukung kegiatan reklamasi pada tapak bekas tambang. Lihat Tabel 9.8.
146

Untuk meminimalisir dampak-dampak yang ada, maka PT. TEDONG


SALEKO BATU MARUPA melakukan pemantauan lingkungan dilakukan
selama kegiatan penambangan dan setelah kegiatan penambangan berakhir yaitu
selama 2 tahun setelah tambang ditutup, sebagai tanggung jawab perusahaan
terhadap lingkungan sekitar PT. TEDONG SALEKO BATU MARUPA berharap
setelah selesainya masa pemantauan warga sekitar bisa mandiri mengelola
perkebunan yang sudah ada dan di laksanakan sebelumnya.
147

9.2.4. Rencana Biaya Reklamasi


Adapun rencana biaya reklamasi dari PT. TEDONG SALEKO BATU MARUPA adalah seperti pada tabel 9.8 berikut ini.
Tabel 9.8
Biaya Reklamasi PT. TEDONG SALEKO BATU MARUPA
Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke-
Bulan ke-8
1 2 3 4 5 6 7
BIAYA LANGSUNG
Biaya Penataan Lahan
a. Biaya Penebaran Tanah Penutup 30.000.000
3.750.00 3.750.00 3.750.00
b. Biaya Pengendalian Erosi dan Pengelolaan air 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000
0 0 0
3.750.00 3.750.00 3.750.00
SUB TOTAL BIAYA LANGSUNG 33.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000
0 0 0
BIAYA TIDAK LANGSUNG
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat
1.000.000 143.000 143.000 143.000 143.000 143.000 143.000 143.000
sebsesar 2.5 % dari biaya langsung
b. Biaya perencanaan reklamasi sebesar 5%dari
1.750.000 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000
biaya langsung
c. Biaya administrasi sebesar 6% dari biaya
2.050.000 293.000 293.000 293.000 293.000 293.000 293.000 293.000
langsung
d. Biaya supervisi sebesar 5 % dari biaya
1.750.000 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000
langsung
6.550.00
936.000 936.000 936.000 936.000 936.000 936.000 936.000
SUB TOTAL BIAYA TIDAK LANGSUNG 0
148

13.100.0 1.872.0 1.872.00 1.872.0 1.872.0 1.872.0 1.872.00 1.872.00


TOTAL BIAYA 00 00 0 00 00 00 0 0

150
149

9.3. Jaminan Reklamasi dan Pascatambang


Menurut Permen ESDM No. 7 Tahun 2014 Jaminan Reklamasi dan
Pascatambang adalah dana yang disediakan oleh Pemegang Izin Usaha
Pertambangan atau Izin Usaha Pertambangan Khusus sebagai jaminan
untuk melakukan kegiatan Reklamasi dan Pascatambang. Presentase biaya
jaminan Pascatambang di atur dalam Permen ESDM No. 18 Tahun 2008.
Lihat Tabel 9.11.
Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan
Tambang,
Pasal 2 :
Perusahaan dalam melaksanakan Reklamasi dan Penutupan Tambang
wajib memenuhi prinsip-prinsip Iingkungan hidup, keselamatan
dankesehatan kerja, serta konservasi bijih.
Pasal 6 :
(1) Perusahaan wajib menyusun Rencana Reklamasi dan Rencana
Penutupan Tambang.
(2) Rencana Reklamasi dan Rencana Penutupan Tambang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan AMDAL atau UKL dan
UPL yang telah disetujui, dan sebagai bagian dari studi kelayakan.
(3) Perusahaan dalam menyusun Rencana Reklarnasi dan Rencana
Penutupan Tambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mernpertimbangkan:
a. prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2;
b. peraturan perundang-undangan yang terkait; dan
c. kondisi spesifik daerah.
Pasal 7 :
(1) Rencana Reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, disusun untuk
pelaksanaan setiap jangka waktu 5 (lima) tahun dengan rincian tahunan,
meliputi:
a. tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang;
150

b. rencana pembukaan lahan;


c. program reklamasi; dan
d. rencana biaya reklamasi.
(2) Dalam hal umur tambang kurang dari lima tahun, Rencana Reklamasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan
umurtambang.
(3) Rencana Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
disusun sesuai dengan Pedoman Penyusunan Rencana Reklamasi
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.
(4) Perusahaan wajib menyampaikan Rencana Reklamasi periode limatahun
pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau sesuai dengan umur
tambang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri,
gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-
masing sebelum memulai kegiatan eksploitasi/operasi produksi.

Pasal 8 :
(1) Rencana Reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, disusun untuk
pelaksanaan setiap jangka waktu 5 (lima) tahun dengan rincian tahunan,
meliputi:
a. tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang;
b. rencana pembukaan lahan;
c. program reklamasi; dan
d. rencana biaya reklamasi.
(2) Dalam hal umur tambang kurang dari lima tahun, R.encana Reklamasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan umur
tambang.
(3) Rencana Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
disusun sesuai dengan Pedoman Penyusunan Rencana Reklamasi
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.
151

(4) Perusahaan wajib menyampaikan Rencana Reklamasi periode lima tahun


pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau sesuai dengan umur
tambang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri,
gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-
masing sebelum memulai kegiatan eksploitasi/operasi produksi.
c) Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan
Pasca Tambang,
Pasal 2 :
(1) Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib melaksanakan
reklamasi,
(2)Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib
melaksanakan reklamasi dan pascatambang.
(3) Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap
lahan terganggu pada kegiatan eksplorasi.
(4)Reklamasi dan pascatambang sebagaimana dimakdud pada ayat (2)
dilakukan terhadap lahan terganggu pada kegiatan pertambangan dengan
sistem dan metode:
a. penambangan terbuka; dan
b. penambangan bawah tanah.
Pasal 3:
(1) Pelaksanaan reklamasi oleh pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK
Eksplorasi wajib memenuhi prinsip:
a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
pertambangan; dan
b. keselamatan dan kesehatan kerja.
(2) Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang oleh pemegang IUP
Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib memenuhi
prinsip:
a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan;
b. keselamatan dan kesehatan kerja; dan
c. konservasi mineral dan batubara.
152

d) Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi Dan


Pascatambang Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara.
153

9.4. Analisis Dampak Lingkungan dan Sosial Pascatambang


Berakhirnya kegiatan pertambangan di PT. TEDONG SALEKO BATU
MARUPA akan sangat berpengaruh pada lingkungan PT. TEDONG SALEKO
BATU MARUPA melakukan beberapa kegiatan guna mengantisipasi dampak
tersebut. Mulai dari lingkungan hidup sekitar tambang hingga karyawan PT.
TEDONG SALEKO BATU MARUPA yang nantinya akan di PHK.
9.4.1. Status Tanah
Tanah yang digunakan PT. TEDONG SALEKO BATU MARUPA
statusnya adalah tanah sewaan. Tanah tersebut milik pemerintah desa yang telah
melalui kesepakatan disewa untuk jangka waktu 24 tahun. Setelah selesainya
kegiatan penambangan maka tanah tersebut dikembalikan kepada pemerintah desa
untuk dimanfaatkan sesuai kehendak pemerintah desa.
9.4.4. Pemantauan
PT. TEDONG SALEKO BATU MARUPA melakukan pemantauan
terhadap semua hal yang ditinggalkan setelah Pascatambang. Hal ini dilakukan
agar dapat meminimalisir dampak yang terjadi, dan pemantauan ini dilakukan
selama 2 tahun setelah tambang ditutup.

Anda mungkin juga menyukai