Rencana garis menggambarkan bentuk kapal secara grafik. Gambar ini merupakan
penampang dari potongan kapal yang terdiri dari bagian potongan arah mendatar memanjang,
potongan tegak arah memanjang dan dan potongan arah melintang yang tegak. Pada sebuah
kapal terdapat beberapa titik yang dijadikan titik acuan, yaitu :
Tahap kedua setelah penentuan komponen-komponen dasar pada tahap perencanaan yaitu lines
plan. Adapun tahap-tahap tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Untuk lebih memudahkan biasanya pada ukuran panjang kapal yang cukup besar diambil atau
Lbp per 20 bagian. Inilah basis penggambaran lines yang akan membentuk sebuah lengkung
kurva yang selanjutnya disebut section area curve (SAC). Langkah langkah pembuatan SAC
adalah sebagai berikut:
Prosentase luas (didapat dari grafik Deff) dan yang lain terdapat penampang tengah kapal.
Prosentase ini sebaiknya dimulai dari tengah kapal pada gading sepuluh sampai AP dan
kedepan sampai FP.
Nilai yang didapat digunakan sebagi ordinat
b. Memeriksa ketelitian besar volume dengan menghitung luas SAC tersebut dengan aturan
simpson atau tauran lain, dan sekaligus menentukan titik berat luasan.
c. Untuk akuratnya luasan ataupun model lambung kapal dibawah permukaan air, baik kemulusan
dan keteraturan lengkung frame yang disaratkan pada ordinat SAC kembali dikoreksi modelnya
sampai didapat ordinat-ordinat baru yang sesuai, dimana jumlah ordinat tersebut dimulai ordinat
0 sampai dengan ordinat 6 pada arah vertikal yang tegak lurus dengan panjang kapal.
d. Untuk type kapal tertentu terdapat beberapa bagian section yang sama besarnya (parallel middle
body). Yang terlebih dahulu diperiksa radius bilga, baik yamg memiliki kanaikan lantai maupun
tidak, yang memili lunas rata maupun tidak rata.
e. Setelah terbentuk body plan ( pangkal bidang proyeksi ) langkah selanjutnya dibuatlah bentuk
model kapal secara memanjang dari ceruk buritan secara horizontal ke ceruk haluan dan
bangunan geladak utama sampai bangunan atasnya, yang dikenal nama proyeksi kedua. Dan
harus diingat bahwa pada tiap geladak terdapat kelengkungan disebut camber sejajar dengan
lebar kapal, sedang yang sejajar dengan panjang kapal sheer standar yang arah lengkungnya
berlawanan tapi pada beberapa type kapal seperti kapal penumpang dan ferry, sheer ini terlihat
pada bagian depan dari kapal termasuk geladak terbuka.
f. Untuk melihat proyeksi lebar kapal dapat dibuat sejajar dengan bidang proyeksi kedua hanya
sejajar garis lengkung frame dan buttock tampak lurus karena proyeksi dan penggambaran disini
sistem setengah lebar kapal namun diperjelas dengan garis garis bantu, seperti garis WL pada
sarat tertentu, gading-gading
dan buttock sebagai potongan memanjang kapal dengan sisi tegak.
g. Bila ternyata sudah didapat model garis yang bagus, kembali diperiksa dengan garis tertentu/
garis bantu yang disebut garis diagonal yang digunakan untuk memeriksa kemulusan
pengaturan model gading-gading.
h. Hal lain yang perlu diperlihakan adalah koreksi luas bidang basah pada sarat maksimum
(biasanya pada WL 6) dengan membandingkan luas penampang atau AWL dengan pendekatan
empirisnya (AWL = B x LWL x CWL).
I. Langkah Awal
1. Membuat garis dasar ( base line ) sepanjang kapal ( LOA )
2. Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi station-station AP, , , , 19 , FP
3. Membuat garis air ( WL 0, WL 1, WL 3 dan seterusnya )
4. Menentukan tinggi geladak ( D )
5. Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi 6 bagian sama panjang mulai dari AP Sampai FP
6. Menentukan kelengkungan sheer berdasarkan rumus sheer standar
Langkah Pengerjaan :
1. Membuat garis centre line
2. Menentukan garis pembagian gading ukur ( Station )
3. Membuat buttock line dengan jarak tertentu
4. Membuat garis air ( WL ) di pandang dari atas dengan cara pemindahan ukuran
ukurannya dari body plan
5. Mengecek bentuk bentuk gading ukur dengan membuat garis sent ( garis diagonal ).