MANAJEMEN KEPERAWATAN
ORGANIZING
Jenis -jenis struktur organisasi
Organisasi Lini
Dalam organisasi lini ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis
terpendek dari seorang atasan kepada bawahanya. Pelaporan tanggungjawab dari bawahan
kepada atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek. Perintah-perintah
hanya diberikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab kepada atasan
bersangkutan.
Organisasi lini dan staf
Organisasi ini merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. kombinasi
ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kebaikan-kebaikanya dan meniadakan keburukan-
keburukanya. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang
berlangsung secara vertikal dari puncak pimpinan kepada pimpinan dibawahnya, puncak
pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan
tujuan perusahaan.
Organisasi komite
Organisasi ini merupakan suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai
wewenang yang sama dan pimpinanya kokektif. Organisasi komite mengutamakan pimpinan,
artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan kolektif presidium dan komite ini bersifat
manajerial.
Menurut Grant dan Massey (1997) serta Marquis dan Huston (1998), terdapat model asuhan
keperawatan professional (MAKP) yang sudah ada dan akan terus di kembangkan di masa
depan, dalam menghadapi tren keperawatan.
Metode Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan. System
ini mempunyai kelebihan dan kekurangan sbagai berikut :
Kelebihan :
Menerapkan manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan
pengawasan yang baik.
Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawatan pasien
diserahkan kepada perawat junior dan atau perawat yang belum berpengalaman.
Sangat cocok untuk ruumah sakit yang kekurangan tenaga.
Kelemahan :
Tidak memberikan kepuasan pada pasian maupun perawat.
Pelayanan keperawatan terpisah pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan .
Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.
Metode fungsional
Peran Kepala Ruang, Perawat Staf, Perawat Pelaksana Dan Perawat Pembantu Dalam
Metode Fungsional
Kepala Ruangan, tugasnya :
Merencanakan pekerjaan
menentukan kebutuhan perawatan pasein
membuat penugasan
melakukan supervise
menerima instruksi dokter.
Perawat staf :
Melakukan askep langsung pada pasien
Membantu revisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan.
Perawat Pelaksana :
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang
Melaksanakan askep pasein dalam masa pemulihan kesehatan
Melaksanakan askep pada pasein dengan penyakit kronik dan membantu tindakan sederhana
(ADL).
Pembantu Perawat :
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi
Membantu perawat untuk membenahi tempat tidur
Membantu membagikan alat tenun bersih.
Metode Tim
Model ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda beda, dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruang dibagi menjadi
2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga rofessional, tenaga teknis, dan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu.
Kelebihan :
Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
Menduung pelaksanaan proses keperawatan.
Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan member kepuasan
kepeda anggota tim.
Kelemahan :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu karena sulit untuk melaksanakannya pada waktu waktu
sibuk.
Metode Tim
Peran Kepala Ruangan, Ketua Tim Dan Perawat Pelaksana Dalam Metode Tim
Evaluasi
Fungsi pengendalian:
Mengevaluasi kinerja katim
Memberikan umpan balik pada kinserja katim
Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tidak lanjut
Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan
Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
Fungsi pengarahan:
Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim
Menerima informasi yang berkaitan dengan askep dan melaksanakan askep dengan etik dan
legal
Memehami pemahaman yang telah dicapai
Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
Evaluasi
Fungsi pengendalian:
Menyiapkan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses evaluasi serta ikut
mengevaluasi kondisi pasien.
METODE PRIMERY
ialah metode penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien.
Kelebihan :
Bersifat continue dan komprehensif.
Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan
pengembangan diri.
Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit.
Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
memadai dengan criteria asertif,self direction, memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan yang tepet, menguasai keperawatan klinik, akuntable, serta mampu berkolaborasi
dengan berbagai disiplin
metode primary
PENJADWALAN
Penjadwalan adalah suatu aspekdari fungsi kepegawaian. Apabila kepegawaian adalah
perhimpunan dan persiapan jerja yang di butuhkan untuk misi sari sebuah organisasi,
penjadwalan adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur mendatang untuk pekerja
dalam sebuah unit,seksi, atau divisi
Terdapat beberapa langkah untuk diambil dalam menentukan waktu masuk dan libur kerja
anggota staf : pertama, setelah menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit, meneger kerja
harus menentukan jam maximal dari minimal beban kerja untuk memutuskan kebutuhan jam
sibuk dan yang jurang sibuk bagi pekerja dari masing-masing kategori. Kedua,untuk
keperluan pribadi, yaitu jabatan yang di anggarkan dan di isi, manager harus menentukan
pola jam kerja masuk dan libur apa yang disediakan kesejumlah personil yang di inginkan
dari ketegori personil ke unit tersebut untuk masing-masing setiap harinya. Ketiga, ia harus
memberikan waktu masuk dan libur ,masing-masing pekerja untuk sepanjang hari agar dapat
mengelompokan seluruh staf dalam konfigurasi yang di inginkan. Keempat, ia harus
memeriksa jadwal yang telah selesai tersebut untuk mencari kesalahan-kesalahan seperti
nama yang tidak tercantum, persetujuan hari libur atau liburan yang tidak disediakan,
kekurangan sejumlah personil yang tidak pantas pada hari-hari atau pergiliran tertentu.
Kelima,ia harus menjamin persetujuan yabg diajukan dari manager keperawatan yang tetap
atau direktur. Ke enam, ia hrus memasang jadwal untuk memberi tahu pada staf akan jam
kerja yang ditugaskan untuk beberapa minggu kedepan . ketujuh, ia harus memperbaiki dan
memeperbharui jadwal tersebut tiap hariuntuk membawa sejumlah staf sejajar dengan
perubahan secara terus menerusbeben kerja didalam unit tersebut . kedelpan, ia harus
meninjau dan menganalisis jadwal dan kebijaksanaan secara tetapuntuk mengenali masalah
susunan kepegawaian yang perlu di ubah.
Kebijaksanaan Penjadwalan
Agar supervisor dan kepala perwat mengatur jadwal waktu personil yang libur dan yang
masuk secara adil ia harus ada departemen atau divisi-luas kebijaksanaa penjadwalan untuk
memandu pembuatan keputusan. Apabila kebijaksanaan menyangkut persoalan berikut tidak
ada maka manager perawat harus bersatu sebagai sebuah kelompok untuk menyusunya
Orang, dengan jabatan, yang bertanggung jawab mempersiapka jadwal waktu untuk personil
di masing-masing unit
Pelaksanaan piket harus diliputi oleh masing-masing jadwal masuk atau libur
Banyaknya pemberitauan di muka yang diberikan para pekerja menyangkut jadwal atau libur
Waktu masuk/libur total yang diperlukan untuk masing-masing pekerja
Hari dimulainya minggu kerja
Dimulainya dan diakhiri waktu untuk masing-masing pergiliran tugas
Jumlah pergiliran yang harus digilirkan
Keperluan pergiliran dari stu unut ke lain unit dan frekuensi pergiliran tersebut
Keperluan penjadwalan dua hari perminggu atau rata-rata dua hari libur perminggu
Frekuensi libur akhir pekan untuk masing-masing kategori personil
Definisilibur akhir pekan untuk personil tugas malam
Perlunya perluasan hari libur yang berurutan dan tidak berurutan
Hari kerja berurutan maximum yang di perbolehkan
Jarak waktu minimum yang diharuskan antara urutan pergantian tugas
Jumlah hari libur yabg dibayar untuk diberikan pada masing-masing pekerja
Jumlah hari libur yang diharuskan pertahun saat pegawai harus di jadwalkan libur
Panjangnya pemberitahuan di muka untuk diberikan pegawai mengenai jadwal tugas liburan
masuk/libur
Prosedur yang harus di akui dalam meminta libur kerja pada hari libur tertentu
Jumlah hari-hari libur yang dibayar untuk diberikan pada masing-masing pekerja
Lamanya pemberitahuan dimuka untuk di berikan pada pegawai mengenai jadwal libur
Prosedur untuk di akui dalam memohon waktu libur khusus
Pembatasan pada penjadwalan liburan selama hari libur Thanksgiving-natal-tahun baru
Jumlah personil masing-masing kategori yang akan di jadwalkan untuk liburan atau hari libur
pada saat tertentu
Prosedur penyelesaian perselisihan di antara personil sehubungan dengan permintaan waktu
liburan dan hari libur
Prosedur pemrosesan permintaan darurat untuk penyesuaian jadwal waktu
Penjadwalan Putaran
Supervisor atau kepala perawat dapat mengurangi waktu yang diluangkan untuk
pereencanaan waktu kerja personil ke tingkat minimum dan menggunakan penjadwalan
putaran (cyclical scheduling) . efektifnya suatu rencana bgi penjadwalan penugasan
sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
Perputaran penugasan personil sebaiknya menggambarken keseimbangan kebutuhan lembaga
akan pekerja peliput dan kebutuhan
Penugasan putaran sebaiknya membagikan hari kerja baik danjelek dan jam kerja yang
sama di antara pegawai
Semua pegawai baiknya ditugaskan menurut pola putaran tersebut
Sesekali jadwal putaran tersebut telah disusun, penyimpangan perseseorangan dari jadwal
yang berkurang dan diberikan hanya setelah permintaan tertulis untuk perubahan jadwal
Metode penjadwalan putaran diusahakan untuk diumumkan dengan baik dan diterapkan agar
para pegawai tidak merasa jadwal tersebut sebagai pengontrolan berlebihan.
Pola putaran yang digunakan tersebut sebaiknya menjamin sejumlah pegawai yang cukup
Pola putaran yang dipakai sebaiknya menaikan kelanjutan perawatan pasien dengan menekan
mengembangnya personil
Penugasan putaran yang dipakai sebaiknya memelihara semangat kerja tim dengan menjaga
komposisi kelompok kerja utama yang tetap
Masing-masing pekerja sebaiknya diberitahu jauh hari sebelumnya mengenai putaran
pergiliran dan hari masuk/libur untuk mengadakn rencana pribadi,bisnis, dan pendidikan
STAFFING
Sistem Ketenagakerjaan
Juster (1984) menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting dalam seorang
pekerja. Melalui pendidikan akan menghasilkan perubahan keseluruhan cara hidup seseorang.
Pearlin dan Kohn (1966) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya sedangkan mereka yang
berasal dari tingkat pendidikan rendah cenderung untuk emmpertahnkan kondisi yang telah
ada.
Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai program yang dikembangkan
serta kemampuan dana dengan diketahui oleh DKK, kuantitas tenaga didasarkan pada
kebutuhan priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan disesuaikan
dengan kebutuhan layanan kesehatan dan profesionalisme pekerjaan. Sesuai PP RI No.32
tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang seharusnya ada adalah tenaga medis, kesehatan
masyarakat (penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga keperawatan, farmasi, dan
teknisi medis (analis dan perawat gigi).
Pengembangan Staff
Tujuan : kegiatan pengembangan staff ditujukan untuk meningkatkan produktifitas
organisasi.
Jenis jenis pengembangan staff :
Pelatihan induksi
Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi filosofi unit kerja, tujuan, program,
kebijaksanaan dan peraturan yang diberikan kepada masing masing pekerja selam atiga hari
pertama kerja untuk memastikan identifikasi dengan filosofi unit kerja,tujuan dan norma
norma.
Orientasi
Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru dengan
tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan kerja.
Kelanjutan pendidikan
Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakan dibalik program pendidikan dasar
keperawatan dan dirancang untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi
peningkatan praktek keperawatan.
Konsep konsep pengembangan staf :
Daya saing
Ketidaksesuaian yang dapat diukur antara daya saing dan pekerjaaan seseorang sebenarnya
dengan tingkat daya saing yang diinginkan.
Minat
Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau menolak objek, orang, untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
Kebutuhan pendidikan
Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu bagi peran
tertentu.
Pembelajaran teknis
Perubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama kognitif dan psikomotor
yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar.
Tahapan pengembangan staf
Awal usia 20 25 tahun : membuat arah pekerjaan
Usia 20 30 tahun : menjawab pekerjaan dan tekanan pribadi dengan mempertanyakan
komitmen pada pekerjaan dan hubungan keluarga.
Akhir usia 30 tahun : mengaitkan dirinya dengan pembimbing yang memungkinkan
mengunggulinya.
Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing
Usia 50 tahun : pengembangan dan perbaikan pengetahuan dan keterampilan.
Mengorganisir sumber daya pengembangan staf
Keberhasilan usaha pengembangan staf tergantung pada penataan sumber daya yang sesuai.
Sumber sumber pendidikan lanjutan untuk pegawai keperwatan dapat berupa pengajar,
sumber daya dari konsorsia kesehatan, afiliasi dengan perguruan tinggi, organisasi
keperawatan professional dan tugas belajar.
Perekrutan Dan Seleksi Tenaga Kerja
Menerima pegawai adalah tugas yang sulit dan dapat menyebabkan kecemasan. Akan
tetapi,di satu sisi hal ini merupakan kesempatan penting untuk mengadakan perubahan dan
pengembangan staf. Ketenagakerjaan memerlukan koordinasi antara bagian-bagian pelayanan
keperawatan. Biasanya, bagian personalia mengadakan penerimaan pegawai sesuai dengan
permintaan yang diajukan dari bagian lain.
Langkah pertama dalam perekrutan adalah menstimulasi calon untuk mengisi posisi yang
dibutuhkan. Usaha perekrutan tenaga kerja jangan tergesa-gesa karena dapat mengakibatkan
hasil seleksi yang tidak memuaskan. Dalam perekrutan, ada 5 kriteria yang perlu diperhatikan
yaitu :
Profil keperawatan saat ini
Program perekrutan
Metode perekrutan
Program pengembangan tenaga baru
Prosedur penerimaan, yang melalui tahap seleksi,penentuan kualifikasi dasar seleksi, proses
seleksi,dan prosedur lamaran.
Syarat yang harus dipenuhi dalam perekrutan, yaitu:
Data biografi, berisikan riwayat personal calon, latar belakang pendidikan, riwayat dan
pengalaman bekerja, serta data lain yang dapat menujang.
Surat rekomendasi/referensi dari perusahaan/instansi dimana calon bekerja sebelumnya.
Wawancara, untuk mencari informasi, memberi informasi, dan menentukan apakah calon
memenuhi persyaratan untuk posisi tertentu.
Psikotes, untuk mengetahui tingkat pengetahuan, keterampilan, bakat, dan sikap umum calon.
Orientasi dan pengembangan dalam kaitannya dengan perekrutan yaitu:
Orientasi institusi, yang melibatkan penjelasan tentang:
Misi rumah sakit, riwyat dan tujuan sepesifik RS/organisasi.
Struktur dan kepemipinan.
Kebijakan personalia, evaluasi kerja, promosi, cuti, dll.
Perilaku yang diharapkan, pengembangan staf, dan program pembina yang ada.
Hubungan antar karyawan dan hubungan dengan pimpinan.
Orientasi pekerjaan, yang melibatkan tindakan untuk:
Memahami tujuan bagian keperawatan dan bagaimana tujuan diterjemahkan kedalam
diskripsi pekerjaan (job description)
Memahami tujuan keperrawatan dalam hubungannya dalam tujuan individu
Menciptakan hubungan interpersonal
Memperrkenalkan pekerjaann, prosedur, dan kebijakan yang ada
Melakukan orientasi tempat, fasilitas, dan perlengkapan yang ada
Menjelaskan diskripsi pekerjaan, sesuai dengan tugas dan posisi yang diberikan.
Pengembangan staf yang berlaku sesudah orientasi
Hal ini dilakukan untuk melanjutkan edukasi secara bebas dan mengembangan potensi
dengan secara penuh dari seseorang; dengan estetika, teknis dan pendidikan profesional.
Persentase absensi
Faktor absensi (tidak masuk kerja ), biasanya karna tempat tinggal jauh, kelompok karyawan
yang banyak, dan sakit .
Pola obsensi :
Sering pendek-pendek
Jarang panjng
Hari-hari tertentu
cara mengurangi absensi
menerapkan system pencatatan
melakukan kunjungan rumah
memperahatikan kesejahteraan karyawan
meningkatkan kodisi kerja
memperbaiki suasana kerja
menerapkan system penghargaan bagi karyawan yang tidak pernah atau sedikit absensi
Kejenuhan / burn-out
Merupakan keadaan dimana karyawan merasa kemampuan dirinya semakin berkurang dan
kerja keras menjadi kurang produktif.hal ini disebabkan oleh :
Peran dan fungsi yang kurang jelas perasaan
Peran terisolasi
Beban kerja berlebihan
Terlalu lama di suatu bagian
RONDE KEPERAWATAN
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatanpasien yang dilaksanakan olehperawat disamping melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associateyang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.
Karakteristik:
Pasien dilibatkan secara langsung
Pasien merupakan fokus kegiatan
PA, PP, dan konselor melakukan diskusi bersama
Konselor memfasilitasi kreativitas
Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah.
Tujuan:
Tujuan umum:
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis
Tujuan khusus:
Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah
pasien
Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
Meningkatkan kemampuan justifikasi
Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
Manfaat:
Masalah pasien dapat teratasi
Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatam dengan tepat dan benar
Kriteria pasien:
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah:
Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan
keperawatan
Pasien dengan kasus baru atau langka
D. DIRECTING ( PEMBINAAN)
Menurut Urwick pembinaan adalah suatu komando" untuk melihat bahwa kepentingan
individu tidak mengganggu kepentingan umum, akan tetapi melindungi kepentingan umum
dan akan menjamin masing-masing unit memiliki pemimpin yang kompeten dan energik.
Keberhasilan kesatuan tersebut dalam manajemen modern disebut pembinaan atau directing.
FUNGSI DIRECTING
Fungsi pembinaan adalah untuk membuat agar karyawan melakukan tugas sesuai dengan apa
yang diinginkan untuk mencapai tujuan organisasi, meningkatkan semangat korps.
Roland dan Rowland menyatakan bahwa pembinaan dimulai dengan mempertahankan
tindakan terhadap tujuan yang diinginkan yang saling terkait dengan kepemimpinan.
Menurut Rowland, gaya kepemimpinan seorang manajer akan menjadi faktor utama dalam
menjalankan fungsi pembinaan. Menurut Roland fungsi ini melibatkan gaya, kualitas dan
kewenangan seorang pemimpin termasuk aktifitas lainnya seperti komunikasi, disiplin dan
motivasi. Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-
aspek abstrak manajemen, kegiatan pembinaan langsung menyangkut orang-orang yang
terlibat dalam organisasi.
"Leading" adalah istilah yang lebih tepat untuk fungsi pembinaan, karena pemimpin adalah
orang yang menghasilkan sesuatu melalui kegiatan orang lain (stafnya) untuk mencapai
tujuan organisasi. Semua prinsip-prinsip manajemen keperawatan/kebidanan termasuk
pembinaan atau leading dapat diterapkan o1eh pimpinan keperawatan pada semua level,
khususnya "First Line Manager" yang langsung berhubungan dan mewujudkan tujuan
organisasi melalui asuhan yang diberikan. Diawali dengan menyelesaikan misi, tujuan dan
sasaran departemen atau unit yang akan membina semua personil keperawatan /kebidanannya
untuk memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan sehingga vitalitas organisasi dapat
dipertahankan .
Berikut ini beberapa kegiatan yang terkait dengan Fungsi Pembinaan :
Menerapkan teori keperawatan/kebidanan.
Membuat dan menggunakan rencana strategis dan taktis dengan menerima masukan dari staf
keperawatan kebidanan untuk memudahkan perencanaan operasional.
Memudahkan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi.
Memfasilitasi dan mempertahankan sumber-sumber yang ada (SDM, alat/fasilitas)
Menjaga atau mempertahankan moral yang baik.
Memfasilitasi dan memberikan program pelatihan atau pendidikan berkelanjutan untuk
mempertahankan kompetensi.
Menyediakan dan mempertahankan standar dalam bentuk kebijakan, prosedur, peraturan dan
regulasi.
Mengkoordinasikan disiplin dalam semua aspek kegiatan.
Memudahkan dan mempertahankan hubungan interpersonal.
Memberikan kesempatan untuk konseling.
Membangun dan mempertahankan kepercayaan dan kerja tim.
Mengatasi atau me-manage konflik.
Mengorganisir sumber daya manusia potensial sebagai aset organisasi.
Mendelegasikan wewenang.
Teori pengembangan manajemen hubungan antar manusia, mendukung suatu pendekatan
untuk pembinaan. Seorang manager perawat atau bidan diharapkan memiliki pengetahuan
dan keterampilan terkini agar dapat membina stafnya secara maksimal, dalam rangka
menghasilkan kinerja yang berkualitas tinggi. Selain itu, seorang manajer harus memiliki
kiat-kiat untuk membawa stafnya yang berbeda, agar dapat bekerjasama dalam mencapai
tujuan organisasi. Untuk itu, seorang manajer harus lebih banyak mengetahui seluk beluk
yang berhubungan dengan peraturan, kebijakan, prosedur atau standar, program atau
perencanaan baru dalam organisasi. Kecerdikannya dalam memanfaatkan kemampuan
memimpin sangat diperlukan. Pembinaan yang efektif akan meningkatkan kemampuan dan
kemauan staf dalam menciptakan keselarasan antara tujuan manajemen keperawatan dan
tujuan staf perawat atau bidan. Sebagai fasilitator, manajer perawat dan bidan harus mampu
membina stafnya agar dapat mengelola dirinya sendiri dalam kerja tim
TUJUAN PEMBINAAN
Mengkoordinir kegiatan staf pelaksana, agar kegiatan yang beragam terkoordinir pada satu
arah atau satu tujuan.
Memelihara hubungan atau komunikasi interpesonal antara pimpinan dan staf.. Melalui
pembinaan yang diberikan atasan dapat menyalurkan ide-idenya sedemikian rupa sehingga
staf dapat memahami dengan tepat apa yang diharapkan dari dirinya.
Mendidik atau memberikan tambahan pengetahuan/pengalaman bagi staf.
Pengawasan atau pengendalian, pembinaan dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan
dan diarahkan pada tujuan organisasi.
PENDELEGASIAN
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi
pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar
menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi
wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:
Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada orang yang
diberi pelimpahan;
Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;
Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit menimbulkan
kewajiban dan tanggung jawab.
Manajer perawat/bidan menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas hasil yang telah
dicapai.
Cara manajer perawat/bidan dalam melakukan pendelegasian
Membuat perencanaan ke depan dan mencegah masalah.
Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis
Menyetujui standar kerja
Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemampuan bawahan
Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan tugas dan wewenang baik
secara tertulis maupun lisan.
Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan pekerjaan bawahan dengan mengukur pencapaian
tujuan berdasarkan standar serta memberikan umpan balik prestasi yang dicapai.
Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan - keluhannya.
Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan memberikan ide ide baru yang
bermanfaat.
Memberikan reward atas hasil yang dicapai.
Jangan mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan.
KONFLIK
Suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa suatu pihak lain telah
mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang
diperhatikan pihak pertama Mencakup rentang yang luas : ketidakcocokan tujuan, perbedaan
dalam penafsiran fakta, ketidaksepakatan didasarkan pada pengharapan perilaku, tindakan
yang terbuka dan penuh kekerasan sampai keragam-ragam yang halus (subtil) dari
ketidaksepakata
PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam bantuan dari
pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat
dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.
Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang
diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus
pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara
menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya supervisi
bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga
bersama para perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang
berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai
pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat
dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha
perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
SASARAN SUPERVISI
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis
Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.
TUJUAN SUPERVISI
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga
lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan
pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah:
Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
Melatih staf dan pelaksana keperawatan
Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap
peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
KOMPETENSI
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf dan
pelaksana keperawatan.
Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaskanaan keperawatan
Proses kelompok (dinamika kelompok)
Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksanaan keperawatan
Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.
FUNGSI SUPERVISI
Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir proses
pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan
keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati.
Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki factor-factor yang
mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan.
Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan, menstimuli, dan
mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mangajak
untuk diikutsertakan (sharing).
SUPERVISOR KEPERAWATAN
Yang termasuk supervisor keperawatan adalah :
Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan
diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit kerjanya.
Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah satu instalasi,
pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu
beberapa kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat
inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.
Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi. Kepala
seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung.
Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan
supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.
MOTIVASI STAF
Menurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000), Shortel & Kaluzni (1994)
motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat
komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi yang
tepat dapat memajukan dan mengembangkan oraganisasi. Unsur manusia dalam organisasi
terdiri dari 2 kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manajer) dan orang yang
dipimpin (pegawai / pekerja). Manajer bertanggung jawab untuk memotivasi orang yang
dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu motivasi
positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan
yang sifatnay menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai misalnya gaji, fasilitas,
karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan lain lain. Sedangkan
motivasi negatif adalah motivasi yang menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan,
intimidasi dan semacamnya. Dengan motivasi negatif orang lain dapat digerakkan oleh pihak
yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun hal ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu
yang lama.
Stanford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur penting dalam motivasi yaitu antara
kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang
dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan
untuk memenuhi kebutuhan sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi.
Komunikasi dalam manajemen
Proses komunikasi
Tappen (1995) mendefinisikan komuniksi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan dan
pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerjasama.
Komunikassi juga merupakan suatuseni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu
pesan dengan cara yang muadah sehinga orang lain dapat mnegrti dan menerima.
Komunikasi dalam keperawatan
Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim pesan (sender), pesan (massage),
penerima pesan (receiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun non verbal.
Lingkungan internal maupun eksternal juga dilibatkan, yang termasuk lingkungan internal
adalah nilai nilai, kepercayaan, temperamen dan tingkat stress sedangkan faktor eksternal
meliputi keadaan cuaca, suhu, waktu.
Prinsip komunikasi manajer keperawatan
Tahapan komunikasi :
Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat memahami sasaran dai pengambilan
keputusan
Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan organisasi.
Manajer harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya terhadap orang yg
dipimpinnya.
Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan keakuratan
komunikasi.
Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang baik
MODEL KEPEMIMPINAN
Ada beberapa teori yang menggambarkan gaya-gaya kepemimpinan. Seperti pada kmponen
perilaku kepemimpinan, para pengarang memberikan nama yang berbeda pada setiap gaya
atau model kepemimpinan, meskipun kerangka kerja dan arti dari model-model tersebut
tetaplah sama. Ada tiga model perilaku pemimpin yang baku dan akan di bahas, yaitu : Model
perilaku pemimpin Ohio State, Teori kepemimpinan Situasional, dan Managerial Grid.
MANAGERIAL GRID.
Blake and Mouton (1964-1978) mengembangkan kisi-kisi managerial dan kemudian
siterapkan pada kepemimpinan keperawatan. Kisi-kisi ini mempunyai lima gaya
kepemimpinan didasarkan pada suatu kombinasi kepedulian terhadap produksi dan
kepedulian terhadap orang. Skala untuk setiap komponen bergerak dari satu (rendah) ke
sembilan (tinggi). Kelima komponen gaya kepemimpinan ini digambarkan sebagai berikut :
Kepemimpinan Otoritas-kepatuhan.
Pemimpin dianggap sebuah posisi kekuasaan untuk mengatur kondisi-kondisi
kerja secara efisien dan dalam cara tertentu dimana elemen manusia terlibat
secara minimal.
Kepemimpina Tim.
Orang-orang bertugas menyelesaikan suatu tugas; para anggota kelompok saling terkait dan
setiap orang memegang suatu pegangan yang sama. Hubungan kepercayaan, saling
menghormati dan kesetaraan merupakan ciriciri situasi kerja.
Kepemimpinan Country Club.
Pemimpin memberi perhatian yang penuh terhadap kebutuhan para anggota kelompok dan
menciptakan suatu atmosfir dna tempo kerja yang menyenangkan dan bersahabat.
Kepemimpinan yang miskin.
Pemimpin memberikan upaya yang minimal dalam menyelesaikan pekerjaan yang perlu
diselesaikan.
Kepemimpinan Orang-organisasi.
Pemimpin mengimbangkan perilaku yang berhubungan dengan tugas sementara
mempertahankan moral anggota kelompok pada tingkat yang memuaskan.
Mengarahkan (directing)
Pemimpin memberikan instruksi spesifik dan mensupervisi penyelesaian tugas
Melatih (coaching)
Pemimpin memantau pencapaian tugas sekaligus juga melatih keputusan, meminta umpan
balik atau saran dan mengetahui penampilan kerja yang baik.
Mendukung (support)
Pemimpin mendukung usaha rekan yang lain, memfasilitasi pencapaian tujuan dan membagi
tanggung jawab untuk pengambilan keputusan.
Mendelegasikan (delegating)
Pemimpin memberikan tanggung jawab untuk pembuatan keputusan dan penyelesaian
masalah pada staf dewasa yang mampu memperlihatkan kemampuannya.
E. CONTROLLING
1. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja (performance appraisal) merupakan bagian dari sistem formal dalam sebuah
organisasi (selain sistem formal, di dalam organisasi juga berlaku sistem informal), dilakukan
secara periodik, dan digunakan sebagai aktifitas evaluatif (penilaian) PROSES (PROCESS)
dan HASIL KERJA (OUTPUT) seorang pekerja atau kelompok kerja (team).
Penilaian kinerja dari pekerja didasarkan atas kompetensi-kompetensi yang dikaitkan dengan
target target yang penting dari organisasi.
Penilaian prestasi kerja ialah sebuah penilaian sistematis terhadap karyawan oleh atasannya
atau beberapa ahli lainnya yang paham akan pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan atau
jabatan itu (Joseph Tiffin)
Manfaat penilaian kinerja
Jennifer M. George &Gareth R. Jones (1996)
(1) Perbaikan prestasi kerja
(2) Penyesuaian kompensasi
(3) Keputusan penempatan
(4) Kebutuhan latihan dan pengembangan
(5) Perencanaan dan pengembangan karier
(6) Memperbaiki penyimpangan proses staffing
(7) Mengurangi ketidak-akuratan informasi
(8) Memperbaiki kesalahan desain pekerjaan
(9) Kesempatan kerja yang adil
(10) Membantu menghadapi tantangan eksternal
5 kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi ukuran penilaian kinerja.
1. Strategic congruence: derajat dimana ukuran kinerja adalah kongruen dengan tujuan dan
strategi organisasi
2. Validity: derajat dimana ukuran kinerja menilai semua aspekaspek kinerja yang relevan
(content validity) tidak defisien dan tidak terkontaminasi.
3. Reliability: konsisten ukuran kinerja test-retest reliable dan interrater reliability
4. Acceptability: berkenaan dengan apakah orang yang menggunakan ukuran kinerja
menerimanya
5. Specificity: apakah ukuran kinerja memberikan pedoman kepada karyawan tentang apa
yang diharapkan untuk mereka kerjakan dan bagaimana mereka dapat memenuhi harapan-
harapan tesebut.
2. Pengendalian Mutu
Pengertian Mutu
Mutu adalah sifat atau keputusan yang diartikan oleh unit keperawatan yang dibagi dalam
dua hal yaitu tehnikal dan interpersonal (Donabedian, 1980)
Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang dihasilkan, yang di
dalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman dan atau terpenuhinya
kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut (Din ISO 8402,1986).
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Azwar,1996).
Pelayanan kesehatan yang bermutu
Adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan
sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelengaraannya sesuai
dengan standar atau kode etik profesi yang telah ditetapkan. (Azwar,1996).
Mutu pelayanan kesehatan
Adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu
pihak dapat meninggalkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-
rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelengaraannya sesuai dengan standar dan
kondisi etik profesi yang telah ditetapkan . Azrul Azwar, 1996
Indikator mutu pelayanan kesehatan
Average length of stay (ALOS)
Turn over interval (TOI)
Bed occupancy rate (BOR)
Satisfaction (kepuasan)
Infeksi nosokomial
Neonates death rate (NDR)
Gross death rate (GDR)
Angka pengekangan
Setiap penjelasan yang harus tercantum dalam SOP merupakan suatu hal yang mungkin sulit
untuk dibuat, karena dalam prosedur yang dibuat tersebut harus mencantumkan setiap
langkah kegiatan yang penting dan harus dijalankan oleh semua karyawan dengan cara yang
sama.
Dengan demikian, tujuan dari dibuatnya Standard Operating Procedures (SOP), yaitu :
untuk memudahkan dan menyamakan persepsi semua orang yang memanfaatkannya atau
yang berkepentingan, untuk dapat lebih memahami dan mengerti tentang setiap langkah
kegiatan yang harus dilaksanakannya. (Stup, 2001)
Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam organisasi atau
unit.
Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait.
Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi
Sehingga dalam pembuatan SOP tersebut benar-benar harus dipikirkan secara matang tentang
konsep dari seluruh kegiatan yang terkait, agar pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
Manfaat Standard Operating Procedures (SOP)
Semua orang pasti ingin untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan hasil yang
diperoleh juga memuaskan. Pimpinan yang baik tentu akan mengenali fakta ini dan mulai
mencari cara untuk menempatkan usaha pekerjanya tersebut yang dapat memberi keuntungan
bagi perusahaan. Agar dapat mengorganisasikan usaha yang dimiliki para pekerja ini,
pembuatan SOP sangat penting untuk dilakukan. Dengan membuat Standard Operating
Procedures (SOP), ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh yaitu: (Grusenmeyer, n.d.)
Dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan dari proses yang dijalankan
Dapat menstandarkan semua aktivitas yang dilakukan pihak yang
bersangkutan
Membantu untuk menyederhanakan semua syarat yang diperlukan dalam
proses pengambilan keputusan
Dapat mengurangi waktu pelatihan karena sudah ada kerangka kerja yang diperlukan
Membantu menganalisa proses yang berlangsung dan memberikan feedback bagi
pengembangan SOP
Dapat meningkatkan konsistensi pekerjaan karena sudah ada arah yang jelas
Dapat meningkatkan komunikasi antar pihak-pihak yang terkait, terutama pekerja dengan
pihak manajemen
KONFERENSI
Pengertian konferensi
Merupakan kegiatan berdskusi kelompok untuk membahas hal-hal yang telah dilakukan pada
praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian tujuan praktik klinik hari tersebut, kendala
yang dihadapi dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak direncanakan, termasuk
kejadian kegawatan klien yang harus dihadapi peserta didik.
Konfrensi pra-klinik
Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok tentang praktik klinik yang akan dilakukan
keesokan hari. Tujuan, cara pencapaian tujuan, dan rencana tindakan (mulai dari fokus
pengkajian, sampai kepada rencana evaluasi), serta tambahan didiskusikan bersama.
Jenis konferensi
Pra dan pasca-konferensi
Peer review
Issue
Multidisiplin.
Urutan kegiatan konferensi
Hari Pertama
Konferensi pra praktik klinik
Pembimbing klinik (PK) menjelaskan tentang karakteristik ruang rawat, staff dan tim
pelayanan kesehatan lain dimana para peserta didik akan ditempatkan, tujuan peserta didik
ditempat praktik, perilaku peserta didik yang diharapkan sesuai dengan objektif dan falsafah
praktik keperawatan klinik, serta waktu dan tempat dimana peserta didik dapat menemui
pembimbing klinik saat menemui kesulitan baik teknik maupun intrapersonal.
PK mengkaji kembali persiapan peserta didik untuk menghadapi dan member asuhan
keperawatan kepada klien, mulai dari aspek perencanaan (focus pengkajian) sampai
kerencana evaluasi
Mengingatkan peserta didik untuk membawa perlengkapan dasar.
Konferensi pasca-praktik klinik
Konferensi ini dapat dilakukan pada hari yang sama atau ketika akan melakukan konferensi
pra-praktik klinik hari ketiga.
PK melakukan diskusi dengan peserta didik untuk membahas tentang klien, tempat praktik,
dan pengalaman belajar yang dicapai pada hari pertama
Prisip diskusi member kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan pendapat,
mengekspresikan perasaan, mengklarifikasi tindakan rasional yang telah dilakukan peserta
didik, dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan usulan perbaikan
yang dapat diterapkan pada hari selanjutnya
Diskusi ini sebaiknya ditempat khusus dan terpisah dari klien.
Hari Kedua
Konfrensi pra-praktik klinik
PK membahas tentang perkembangan klien dan rencana tindakan untuk hari kedua ini,
termasuk cara penulisan catatan perkembangan klien (progress note), yaitu SOAP
Menyiapkan kasus baru untuk mengantisipasi apabila terjadi kondisi dimana satu klien yang
akan diasuh oleh satu peserta didik tidak mungkin diintervensi oleh peserta didik lain
Memotifasi peserta didik untuk melakukan prosedur keperawatan yang belum diperoleh pada
hari pertama
Yang perlu ditanyakan pad akonferensi pra-praktik klinik adalah apakah diagnosis
keperawatan hari pertama masih berlaku, apakah diagnosis/masalah keperawatan yang
ditemukan berdasarkan pengkajian yang akurat, apa rencana dan tindakan keperawatan yang
akan dilakukan pada hari ini.
Konferensi pasca-praktik klinik
Dilakukan segera setelah praktik
Tujuan;
Untuk menilai kemamp[uan peserta didik dalam mengevaluasi perkembangan klien
Menilai kemampuan peserta didik dalam menyiapkan praktik pada hari tersebut
Menilai perkembangan kemampuan menulis diagnosis keperawatan pada hari tersebut.
Konferensi ini berguna untuk memperoleh kejelasan tentang asuhan yang telah
diberikan, membbagi pengalaman antar peserta didik, dan mengenali kualitas
keterlibat
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Moehyi, dll (tim UPFE), (2005), Manajemen sumberdaya manusia unit penerbitan
Fakultas Ekonomi (UPFE-UMY) : Yogyakarta
Depkes RI, (2001). Pedoman pengembangan jenjang karier profesional perawat bina
pelayanan medik : Jakarta
Russel, M, (2000), Kepemimpinan dan manajemen keperawatan, vol I, EGC : Jakarta
Garry Dessler, (1998). Manajemen sumber daya manusia, human resource management, Jilid
II. PT. Pranhallindo : Jakarta