Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman tidak akan pernah terpisahkan dengan organisme pengganggu

tanaman (OPT) yang secara ekonomis sangat merugikan petani. OPT dikenal

sebagai hama tanaman, penyakit tanaman, dan gulma. Kerugian yang disebabkan

OPT dapat dihindari dengan melakukan pengendalian OPT tersebut. Dengan

istilah pengendalian, OPT tidak perlu diberantas habis, karena itu tidak

mungkin dapat dilakukan.dengan usaha pengendalian populasi atau tingkat

kerusakan karena OPT ditekan serendah mungkin sehingga tidak dapat merugikan

para petani dari segi ekonomis (Oka, 1998).

Perlindungan tanaman meliputi segala kegiatan perlindungan terhadap

kerusakan pertanaman mulai dari tanam sampai diterima konsumen. Pengetahuan

perlindungan tanaman dalam arti luas mempelajari gangguan karena penyakit,

hama, gulma tanaman dan pengganggu abiotik serta cara penanggulangannya

(Triharso, 1995).

Perlindungan tanaman bertujuan untuk mendapatkan rendemen ekonomi

yang optimal dengan kerusakan lingkunngan yang minimal. Tanpa kegiatan

perlindungan tanaman yang teratur, produksi pangan dunia akan terganggu.

Negara maju yang telah melaksanakan perlindungan tanaman secara iintensif

masih kehilangan hasil panen sebesar 10 persen. Sedang negara berkembang

masih kehilangan hasil panen sebesar 60 persen sebagai akibat kurang

dilaksanakannya perlindungan tanaman (Triharso, 1995).

Pengendalian Hama Tanaman (PHT) adalah suatu progam pengendalian


2

hama tanaman yanag berdimensi ekologis yaitu usaha pengendalian hama dengan

manipulasi ekologis atau menciptakan kondisi lingkungan yng dapat berpengaruh

buruk terhadap perkembangan populasi hama. Lengkapnya dapat dikatakan bahwa

PHT adalah sistem pengendalian populasi hama ynga menggunakan semua cra

ynag sesuai dalam kombinasi yang kompatibel (serasi) untuk mengurangi

populasi hama dan mempertahankan populasi tersebut pada satu tingkat di bawah

tingkat kerusakan ekonomi (Idham, 1994).

Hama tanaman adalah semua organisme (terutama makroorganisme) yang

dalam aktivitas hidupnya selalu merusak hasil tanaman atau bagian-bagian

tertentu tanaman dan menurunkan kuantitas maupun kualitasnya, sehingga

menimbulkan kerugian ekonomis bagi yang mengusahakannya. Contoh organisme

yang berpotensi menjadi hama tanaman adalah serangga, vertebrata, seperti

golongan mamalia (tikus, musang, babi, landak, dan lain-lain), golongan aves

(burung), akarina (tungau), mollusca (kelompok siput-siputan), dan nematoda

(cacing kecil) (Natawigena, 1993).

Setiap lapangan ilmu mempunyai pembendaharaan kata-kata sendiri, tidak

terkecuali Ilmu Penyakit Tanaman atau Fitopatologi. Fitopatologi berasal dari kata

Yunani yaitu Phyton = tumbuhan; pathos = menderita; logos = berbicara. Jadi,

Fitopatologi adalah pembicaraan tentang tumbuhan yang menderita. Menderita

dalam arti tumbuhan berarti mengalami proses fisiologi yang tidak normal, yang

lazimnya disebut menderita penyakit. Tujuan mempelajari ilmu penyakit

tumbuhan adalah unutk mengerti proses fisiologi yang tidak normal dalam tubuh

tumbuhan (Triharso, 1995).


3

Penyakit tanaman merupakan suatu pertumbuhan abnormal baik dari

sebagian atau seluruh bagian tanaman tersebut yang disebabkan gangguan abiotik

(alam) dan biotik (jamur, bakteri, virus, dan nematoda). Secara sederhana penyakit

tumbuhan dapatlah diberi batasan : sebagai kerusakan proses fisiologi, yang

disebabkan oleh rangsan yang terus menerus dari penyebab utama, melalui

terhambatnya aktifitas seluler, dan diekspresikan dalam bentuk karakter patologi

yang khas yang disebut symptom atau gejala (Sastrahidayat, 1991).

Gulma adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki, atau tumbuhan yang

tumbuh yang tidak sesuai dengan tempatnya dan merugikan. Ilmu gulma termasuk

dalam bidang ilmu pertanian yanag komponen utamanya terdiri dari sumberdaya

manusia, sumberdaya hayati (tumbuhan dnan hewan), dan sumberdaya alam

(Triharso, 1995).

Gulma adalah tumbuhan yang hidupnya berasosiasi dengan tanaman yang

dibudidayakan. Gulma memberikan persaingan yang negatif terhadap tanaman,

diantaranya persaingan untuk memperoleh unsur hara bagi tanaman. Contoh

gulma adalah : gulma berdaun lebar, rumput, dan teki-tekian (Tjitrosedirdjo et al,

1984).

Gangguan dalam budidaya tanaman adalah hama, penyakit, gulma, dan

interaksinya dengan kepentingan manusia. Untuk mendapatkan hasil yang optimal

dan kerugian linngkungan yang minimal, maka budidaya tanaman harus

dilindungi terhadap gangguan hama, penyakit, dan gulma. Ilmu gulma termasuk

ke dalam pengetahuan perlindungan tanaman, sejajar dengan ilmu hama dan

ilmmu penyakit tumbuhan (Triharso, 1995).


4

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati gejala Organisme

Pengganggu Tanaman pada tanaman di lapangan.

BAHAN DAN METODE

Alat

Alat yang digunakan pada saat praktikum ini adalah :


5

1. Jaring
2. Tempat hama
3. Kamera

Bahan

Bahan yang digunakan pada saat praktikum ini adalah tanaman sawi,

kangkung dan hama dan penyakit yang ada di area perkebunan.

Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis April 2015, pukul 14.00 18.00

WITA. Bertempat di

Metode

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Menangkap hama yang ada disekitar tanaman.
3. Mengamati gejala yang terjadi pada tanaman.
4. Mengidentifikasi hama dan penyakit yang menganggu tanaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah :

Tabel 1. Tanaman kangkung


Gambar Keterangan
6

Tanaman kangkung yang


terkena hama dan penyakit
pada bagian daun.

Tanaman kangkung yang


terkena hama dan penyakit
pada bagian batang.

Tabel 2. Tanaman sawi


Gambar Keterangan
7

Tanaman sawi yang terkena hama dan


penyakit pada bagian daun.

Tanaman sawi yang terkena hama dan


penyakit pada bagian batang.

Pembahasan

Penyakit yang ada pada tanaman sawi relatif banyak antara lain :

1. Busuk Lunak (Bacterial Soft Rot)

Penyakit busuk lunak ini sangat sering dijumpai pada tanaman kubis -

kubisan. Ataupun sawi penyakit yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora

ini ditemukan di seluruh dunia. Busuk lunak dapat menyerang seluruh tanaman

kubis-kubisan, tetapi lebih sering menyerang sawi putih dan kubis. Jaringan

tanaman yang telah terserang menunjukkan gejala basah dan diameter serta

kedalamannya melebar secara cepat. Bagian tanaman yang terkena menjadi lunak

dan berubah warna menjadi gelap apabila serangan terus berlanjut.


8

Tanaman yang terkena busuk lunak menimbulkan bau yang khas yang

dimungkinkan oleh adanya perkembangan organisme lain setelah pembusukan

terjadi. Serangan ini bisa terjadi di lahan, saat pengangkutan, ataupun saat

penyimpanan. Bakteri busuk lunak timbul dari seresah tanaman yang telah

terinfeksi, melalui akar tanaman, dari tanah, dan beberapa serangga. Luka pada

tanaman seperti stomata pada daun, serangan serangga, kerusakan mekanis,

ataupun bekas serangan dari patogen lain merupakan sasaran yang empuk untuk

serangan bakteri.

2. Busuk Hitam (Black rot)

Penyakit busuk hitam (Black rot) yang disebabkan Xanthomonascampestris

pv. Campestris termasuk salah satu penyakit penting pada tanaman sawi. Busuk

hitam dapat menyerang seluruh tanaman sawi. Gejala awal yang timbul adalah

pada tepi daun dan berlanjut hingga klorosis membentuk huruf V. Dengan

berjalannya waktu, gejala yang timbul tadi kemudian mengering dan seperti

terbakar (nekrotis).
Serangan umumnya terjadi pada pori daun, tetapi tidak menutup

kemungkinan dapat menyerang di bagian daun mana saja yang telah terserang

serangga ataupun luka secara mekanis sehingga memudahkan bakteri masuk.

Bakteri ini menyerang jaringan pengangkutan tanaman dan dapat berpindah secara

sistematis dalam jaringan pengangkutan tanaman tersebut. Jaringan angkut yang

terserang warnanya menjadi kehitaman yang dapat dilihat sebagai garis hitam

pada luka atau bisa juga diamati dengan memotong secara melintang pada batang
9

daun atau pada batang yang terkena infeksi. Busuk hitam juga dapat menyebabkan

terjadinya busuk lunak.


Bakteri banyak terdapat pada seresah dari tanaman yang terinfeksi, tetapi

akan mati jika serasah tadi melapuk. Bakteri ini juga terdapat pada tanaman kubis

- kubisan yang lain dan tanaman rumput-rumputan serta dapat pula terbawa benih.

Suhu serta curah hujan yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan busuk

hitam. Bakteri ini berada pada tetesan butir air dari tanaman yang terluka serta

dapat menyebar ke seluruh tanaman melalui manusia ataupun peralatan yang

sering bergerak melintasi lahan saat kondisi tanaman sedang basah.


Pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman yang bukan jenis

kubis - kubisan, sehingga akan memberikan waktu yang cukup bagi seresah dari

tanaman kubis - kubisan untuk melapuk. Lalu menggunakan benih bebas hama

dan penyakit yang dihasilkan di iklim yang kering. Hindari untuk bekerja di lahan

saat daun tanaman basah. Tanamlah varietas kubis yang tahan terhadap busuk

hitam. Penyemprotan bakterisida Kocide 77WP sangat dianjurkan , terutama

untuk budidaya di musim penghujan.

3. Penyakit layu pembuluh

Penyebab: fusarium oxysporum, verticillium dahliae, v. alboatrum. Gejala:

patogen menyerang pembuluh xylem tanaman, sehingga tanaman kehilangan

turgor dan layu. Jika dibelah, pembuluh di dalam batang berwarna coklat.

Beberapa penyakit pada tanaman sawi tersebut mempunyai ciri yang

berbeda-beda. Hal yang membedakannya yaitu: patogen penyebabnya, gejala

yang ditimbulkan, serta cara pengendaliannya. Faktor yang mendukung penyakit

yang disebabkan oleh cendawan diantaranya adalah faktor kelembaban yang


10

berguna untuk pertumbuhan dan perkecambahan spora. Selain itu, faktor lain yang

mempengaruhi adalah angin yang membantu dalam penyebaran spora. Sedangkan

faktor yang mendukung penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus adalah

serangga vektor.

Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain : menggunakan benih yang

bebas dari patogen ini. Air panas dan perlakuan benih dengan bahan kimia juga

sangat efektif. Kemudian , penggunaan fungisida Promefon 250EC juga dapat

diterapkan untuk mengendalikan perkembangan beberapa penyakit.

Jaringan tanaman yang telah terserang penyakit busuk lunak (Bacterial

softrot) menunjukkan gejala basah dan diameter serta kedalamannya melebar

secara cepat. Bagian tanaman yang terkena menjadi lunak dan berubah warna

menjadi gelap apabila serangan terus berlanjut. Pengendalian secara preventif bisa

ditempuh melalui kebersihan lingkungan dan sistem budidaya.

Gejala awal tanaman sawi yang terserang penyakit busuk hitam (Black rot)

yang timbul adalah pada tepi daun dan berlanjut hingga klorosis membentuk huruf

V. Dengan berjalannya waktu, gejala yang timbul tadi kemudian mengering dan

seperti terbakar (nekrotis). Pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran

tanaman yang bukan jenis kubis - kubisan, sehingga akan memberikan waktu

yang cukup bagi seresah dari tanaman kubis - kubisan untuk melapuk.

Gejala serangan penyakit bercak daun septoria berupa bercak-bercak

berwarna coklat yang akhirnya berubah keabu-abuan pada permukaan daun

bagian bawah, tepi daun berwarna hitam. Pengendalian dapat dilakukan dengan

cara pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif


11

yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol,

atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin,

atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.

Usaha budidaya tanaman sawi banyak mengalami kegagalan terutama

karena serangan hama. Hama tanaman sawi sering menyerang tanaman yang

masih di lahan atau menyerang biji yang telah disimpan di gudang. Berikut ini

adalah beberapa hama penting yang sering menyerang tanaman sawi yaitu Ulat

tirip, Ulat titik tumbuh, Belalang kembara, Ulat grayak

Hama yang menyerang tanaman kangkung antara lain ulat grayak

(Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphis gossypii.

Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo

ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah

terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.

Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan

jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi,interval dan waktu aplikasinya. (klik

link dibawah ini untuk mendapatkan info menarik lainnya).Penyakit yang

menyerang batang tanaman kangkung adalah penyakit karat putih yang

disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Gejala penyakit ini yaitu adanya

pustul pustul (bintik berwarna putih di sisi daun sebelah bawah batang ).

Apabila diperlukan gunakan pestisida yang benar benar aman dan cepat terurai

seperti pestisida biologi, atau pestisida nabati.

KESIMPULAN
12

Kesimpulan yang di peroleh dari praktikum ini adalah :

1. Tanaman tidak akan pernah terpisahkan dengan organisme pengganggu

tanaman (OPT) yang secara ekonomis sangat merugikan petani.


2. Hama tanaman adalah semua organisme (terutama makroorganisme) yang

dalam aktivitas hidupnya selalu merusak hasil tanaman atau bagian-bagian

tertentu tanaman dan menurunkan kuantitas maupun kualitasnya, sehingga

menimbulkan kerugian ekonomis bagi yang mengusahakannya.


3. Penyakit adalah organisme yang menganggu tanaman dan tidak dapat di lihat

oleh kasat mata. Pertumbuhan abnormal baik dari sebagian atau seluruh

bagian tanaman tersebut yang disebabkan gangguan abiotik (alam) dan biotik

(jamur, bakteri, virus, dan nematoda).


4. Gulma adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki, atau tumbuhan yang tumbuh

yang tidak sesuai dengan tempatnya dan merugikan.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Idham Sakti. 1994. Seri PHT Hama Palawija. Jakarta: Swadaya.

Oka,.1998. Organisme Pengganggu Tanaman. Jakarta: Swadaya.


13

Natawigena, H. 1993. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya,


Bandung.

Sastrahidayat, I.R. 1991. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional, Surabaya.

Thiharso. 1995. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Tjitrosedirdjo, S dkk. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Bogor: Badan


Penerbit Kerjasama Biatrop Bogor.

Anda mungkin juga menyukai