Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Tinea pedis (kaki atlet) adalah salah satu infeksi jamur superfisial yang sering
terjadi pada kulit di seluruh wilayah di dunia. Infeksi jamur pada kaki yang sering terjadi
pada pria dewasa dan jarang pada wanita dan anak-anak. Hal ini lebih sering terjadi pada
masyarakat yang hidup berdekatan seperti barak tentara, sekolah berasrama, mereka yang
sering mengunjungi kolam renang, dan kaki yang tertutup sepatu yang tidak menyerap
keringat. Kejadian infeksi ini lebih tinggi pada iklim lembab hangat yang diketahui sebagai
tempat pertumbuhan jamur, tetapi terjadi lebih jarang pada daerah di dunia di mana sepatu
tidak umum digunakan. Tinea pedis menginfeksi melalui kontak langsung dengan
arthroconidia (diproduksi oleh filamen dermatophytic), sekalipun memakai sepatu ketat yang
memicu infeksi dan penyebaran. Tinea pedis bisa disertai dengan infeksi dermatofit dari
bagian tubuh lain termasuk paha, tangan atau kuku. Sekitar 15% dari populasi mengalami
infeksi jamur kaki pada satu waktu tertentu dan lebih dari 70% individu akan mengalami
infeksi jamur kaki, kemungkinan besar tinea pedis, selama hidupnya. Setelah terinfeksi,
organisme akan bertahan lama pada host dan individu berperan sebagai carrier.
Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) merupakan suatu infeksi kulit pada
neonatus dan anak disebabkan Staphylococcus aureus (S.aureus) grup II faga 52 dan atau 71
dengan ciri khas epidermolisis.1 Staphylococcal scalded skin syndrome ditandai dengan
eritem generalisata, lepuh luas disertai erosi dan deskuamasi superfisial. Kelainan ini
disebabkan oleh toksin eksfoliatif (ETs) yaitu toksin eksfoliatif A (ETA) dan B (ETB) yang
dihasilkan strain S.aureus grup II faga 52 dan atau 71.1,2
Berdasarkan penelitian di Jerman tahun 2005, didapatkan prevalensi kejadian SSSS
sebesar 0,09-013 kasus dari 1 juta penduduk, dengan angka mortalitas dewasa lebih tinggi
daripada anak.3 Di Indonesia, tepatnya di RSUP Dr. Muhammad Hoesin Palembang,
dilaporkan 3 kasus SSSS selama periode Januari 2010 sampai Desember 2014.
Tujuan referat ini adalah untuk memperdalam pengetahuan mengenai manifestasi
klinik, penegakkan diagnosis, hingga tatalaksana yang tepat dalam menangani kasus SSSS.
Staphylococcal scalded skin syndrome perlu ditangani dengan cepat dan tepat, akan tetapi
manifestasi klinis penyakit ini sangat menyerupai Toxic Epidemal Necrolysis (TEN) dan
Impetigo Bulosa, sehingga sulit untuk dibedakan.
Referat ini akan membahas mengenai etiopatogenesis, klasifikasi, manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi serta prognosis
SSSS. Informasi tersebut diharapkan nantinya dapat membantu dokter layanan primer untuk
bertindak secara cepat dan tepat dalam menghadapi kasus SSSS.

Anda mungkin juga menyukai