Anda di halaman 1dari 10

Tabrak Lampu Proyek Jalan Layang

Tendean-Ciledug, Bikers Tewas


Nicky Widadio Kamis, 30 Jun 2016 23:17 WIB
kecelakaan lalu lintas
News Peristiwa

twitter

facebook

google+

Ilustrasi--Antara/Bima

Metrotvnews.com, Jakarta: Seorang pengendara sepeda motor bernama Sugeng Widodo


tewas, setelah jatuh karena tersangkut kabel lampu proyek jalan layang Tendean-Ciledug.
Sugeng tewas karena mengalami luka di kepala.

Kejadian berawal saat korban melintas di turunan flyover Pasar Kebayoran Lama dari arah
Ciledug menuju Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Korban kemudian menabrak kabel lampu
yang menjuntai dari proyek jalan layang ke bawah flyover Pasar Kebayoran Lama, hingga
terjatuh.
Baca juga

Pemilik Bus HS Transport Tahu Kendaraannya Rusak

Kecelakaan Bus Pariwisata di Tol Cipali Tewaskan 2 Korban

Tabrakan di Tol Cikampek, Satu Orang Tewas

Brandconnect Tips Mengemil agar Berat Badan Tetap Ideal

"Jatuh, helm pecahnya pecah. Tapi masih terpakai di kepala korban," ujar Kasubag Humas
Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Purwanta, Kamis (30/6/2016).

Jenazah korban warga Kebon Jeruk ini telah dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati untuk
divisium. "Kami juga telah memanggil pihak proyek untuk dimintai keterangan," ujar
Purwanta.

Juni ulang tahun jakarta

Dikerjakan dari akhir 2014 2017, kecepatan maksimal 40 km/jam bagi bus
trans jakarta, pintu masuk tandean jakarta selatan, motif hijau kuning khas
betawi 9,3 km ada ornamen gigi balang bkhas betawi di sisi kanan kiri sebagai
pembatas jalan layang, bru bisa di operasi 22 juni 2017, di uji coba pihak trans
jakarta selama 2-3 bulan

Alasan di Balik Ornamen Betawi Jalan


Layang Tendean-Ciledug
Liputan6.com, Jakarta - Sentuhan ornamen khas Betawi menghiasi bagian pembatas jalan
layang nontol Ciledug-Tendean atau rute Transjakarta Koridor 13. Di bagian pembatas jalan
layang tersebut, tampak gambar wana hijau dan kuning dan motif khas Betawi Gigi Balang.

Kepala Dinas Binamarga DKI Jakarta Yusmanda Faisal mengatakan, sentuhan ornamen khas
Betawi di bagian pembatas jalan di rute Transjakarta Koridor 13 itu merupakan amanat dari
pelestarian budaya. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pelestarian Kebudayan Betawi.

Baca Juga

Dibawa Menjelajah Ibu Kota Lewat Jakarta Kita


Ahok Ingin Miliki Trotoar Berkelas Eropa Bagi Pejalan Kaki

Ahok: Ayo Naik Bus

"Semua produk, kegiatan atau bangunan di Jakarta memang seoptimal mungkin dapat
mengangkat budaya lokal kearifan budaya lokal. Itu sudah keputusan gubernur juga," ucap
Yusmanda saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta Pusat (5/4/2017).

Menurut dia ornamen tidak hanya di Jalan Layang Tendean-Ciledug, tetapi juga beberapa
ruas jalan di Jakarta. Seperti Jalan Antasari dan Jalan Angkasa.

"Kalau untuk warna sendiri, Betawi itu khas dengan hijau kuning. Sehingga sepanjang jalan
9,3 kilometer tersebut ornamen Gigi Balang ya berwarna hijau kuning," ujar dia.

Yusmanda menambahkan, nantinya tidak hanya ornamen Gigi Balang saja yang akan
menghiasi Ibu Kota. "Tapi juga ada Langkan yang biasanya di teras rumah. Kalau Gigi
Balang itu yang di atap-atap rumah," tutur dia.

Warga berjalan santai di sepanjang jalan layang Transjakarta rute Cileduk-Tendean di Jakarta,
Minggu (26/2). Belum beroperasinya jalan sepanjang 9,3 km tersebut dimanfaatkan warga
untuk mengisi kegiatan saat Minggu pagi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Gigi Balang merupakan ornamen berupa segitiga berjajar yang menyerupai gigi belalang
yang melambangkan hidup harus selalu jujur, rajin, ulet dan sabar. Tetapi secara keseluruhan,
gigi balang bermakna pertahanan yang kuat dan keberanian.
Sementara itu, Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Wibowo mengatakan, pihaknya
ikut andil dalam pengambilan keputusan design ornamen khas Betawi di ruas jalan
Transjakarta koridor 13.

"Kita dilibatkan, karena awalnya memang hanya untuk jalan layang saja. Kalau jalan biasa
dari pihak kita cuma pakai separator jalan," tegas Wibowo

Kendaraan Pribadi Bisa Lewat Jalan Layang Tendean-Ciledug, Asal..

19 Okt 16 09:20:37

Jakarta - Proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Tendean hingga Ciledug yang
dikhususkan untuk rute Transjakarta Koridor XIII , hingga kini masih dalam tahap
pengerjaan.

Kendati khusus Busway, namun, tak menutup kemungkinan jalan layang sepanjang 10,5 km
itu nantinya dapat dilintasi kendaraan pribadi.

"Memang ini kita bangun untuk Busway tapi tidak menutup kemungkinan, bila gubernur
bilang untuk umum boleh?" ujar Kabid Simpang dan Jalan Tak Sebidang, Dinas Binamarga
DKI Jakarta, Heru Suwondo usai pengangkatan box girder segmen terakhir di paket Tendean,
Selasa, 18 Oktober 2016.

Namun demikian, keputusan tersebut harus melalui pembahasan panjang. Tak terkecuali
persetujuan dari Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Kebijakan kepala daerah. Mungkin modelnya berbayar atau gimana, tapi intinya ini kita
bangun untuk busway," kata dia.

Bila pembangunan jalan tersebut rampung dan operasional Transjakarta di jalur tersebut
dimulai, Heru berharap masyarakat pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan
transportasi umum.

"Supaya masyarakat beralih dari kendaraan pribadi, karena traffic cukup parah," Heru
menandaskan.

Pembangunan jalan layang khusus busway ini menggunakan sumber dana APBD. Ada 8 total
paket pengerjaan jalan, 2 di antaranya sudah rampung hingga hari ini, yaitu paket Tendean
dan dua pekan lalu paket Taman Puring.

Enam paket tersisa dan masih dalam proses pembangunan adalah paket Santa, paket
Trunojoyo, paket Kebayoran Lama, paket Kostrad, paket Ciledug, dan paket Seskoal.
Jalan Layang Koridor Ciledug-Tendean
Mulai Dibangun
Kompas.com - 14/01/2015, 14:30 WIB

Proses pembangunan jalan layang atau flyover untuk Bus Transjakarta Koridor XIII Ciledug-
Blok M mulai dibangun.(WARTA KOTA/AHMAD SABRAN)
JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pembangunan jalan layang (flyover) untuk bus
transjakarta Koridor XIII Ciledug-Blok M mulai dibangun.

Pengamatan Warta Kota di Jalan Kapten Pierre Tendean, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
Rabu (14/1/2015), pekerjaan sudah dimulai di beberapa titik.

Pekerja menggali tanah di pinggir Jalan Tendean menuju ke arah Mampang. Proyek tersebut
dipagari seng bertuliskan Pembangunan Jalan Layang Kapten Tendean - Blok M- Cileduk
Paket Santa. Pekerjaan dilakukan PT Yasa.

Menurut seorang pekerja, pekerjaan saat ini adalah pengetesan tanah untuk melihat apakah
ada infrastruktur di dalam tanah, mengingat pembangunan akan menggunakan tiang-tiang
besar untuk jalan layang.

Rencananya, pembangunan koridor baru ini akan dilakukan dalam delapan paket pengerjaan
dan akan memiliki 12 halte.

Anggaran pembangunan jalan layang tersebut mencapai Rp 2,5 triliun dengan rincian Rp 200
miliar untuk biaya konsultan perencanaan, desain awal dan konsultan manajemen. Sementara
untuk pembangunan fisiknya sendiri mencapai Rp 2,3 triliun. Biaya pembangunannya
menggunakan anggaran multi years atau tahun jamak.

Jalan layang akan memiliki total panjang lintasan 9,4 kilometer yang terbentang dari Ciledug
hingga Jalan Kapten Pierre Tendean. Memiliki lebar sembilan meter dan tinggi sekitar 12
hingga 20 meter. (Ahmad Sabran)

SEMINAR STANDARDISASI NASIONAL : Penerapan standar dan


pengawasan, kunci keamanan serta keselamatan bangunan
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Quality Expo (IQE) 2015 dalam rangka
memperingati Bulan Mutu Nasional, Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyelenggarakan
Seminar Standardisasi Nasional di Ruang Cendrawasih, Jakarta Convention Center (JCC),
Senayan, Jakarta (09/11/2015). Dengan mengambil tema Keamanan dan Keselamatan
Bangunan, seminar mengundang Wakil Gubernur DKI Jakarta H. Djarot Saiful Hidayat
sebagai pembicara kunci untuk menyampaikan Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam
Memberikan Jaminan Keamanan dan Keselamatan Konstruksi Bangunan di DKI Jakarta
sebagai Etalase.
Pada seminar itu Djarot mengungkapkan, perkembangan pembangunan fisik kota Jakarta
yang pesat yang ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk, ekonomi serta adanya
desakan kebutuhan lahan yang cukup tinggi, berakibat pada pola
perkembangan/pembangunan untuk permukiman penduduk maupun untuk perkantoran,
bisnis/pusat-pusat perbelanjaan dan lainnya.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkepentingan untuk mengawasi berbagai
pembangunan fisik itu dengan ketat, melalui perizinan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta. Terlebih, pembangunan konstruksi di DKI Jakarta saat ini yang terus
berkembang dalam berbagai proyek pembangunan. Maka percepatan penyelesaian
pembangunan pekerjaan proyek-proyek infrastruktur di Ibukota diperlukan pengawasan
untuk menjamin keamanan dan keselamatan dalam pelaksanaan kontruksi bangunannya.

Kepala Bidang Pengawasan Bangunan Provinsi DKI Jakarta, Wiwit Djalu Adji
menambahkan, pengawasan dilakukan terhadap pemanfaatan bangunan gedung terkait
dengan permohonan sertifikat laik fungsi (slf) ataupun adanya laporan dari masyarakat /
instansi terkait; pengawasan terhadap pemeliharaan / perawatan bangunan gedung, sarana
prasarana dan pekarangan; serta pengawasan terhadap bangunan yang berindikasi melakukan
perubahan fungsi / penggunaan yang tidak sesuai dengan peruntukan, seperti apartemen
menjadi pengawasan terhadap bangunan terlantar atau berpotensi membahayakan lingkungan
berdasarkan hasil pengamatan petugas maupun laporan dari masyarakat / instansi.

Pengawasan juga dilakukan terhadap kehandalan konstruksi bangunan gedung. Penilaian


dilakukan terhadap kemampuan bangunan gedung untuk menanggung beban seperti :
kemiringan bangunan, retak struktur, lendutan pada slab struktur, korosi, perembesan air pada
plat dan dinding besmen.

Di sisi lain, pelaksana jasa konstruksi juga diwajibkan memenuhi ketentuan yang ditetapkan
dalam perizinan bangunan (IMB), yang didalamnya mengatur kewajiban-kewajiban yang
harus dilakukan oleh pelaksana bangunan tersebut, seperti ketentuan konstruksi, tenaga kerja,
dan aspek-aspek lingkungan lainnya, terlebih bagi konstruksi bangunan tinggi yang banyak
dilakukan para developer/pengembang. Djarot mengatakan, pemahaman dan kepatuhan
terhadap ketentuan perizinan guna menghindari pelanggaran hukum, seperti yang terkait
dengan Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan Kerja (K3) dan asuransi.
Sementara itu, Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Kementerian PUPR, Darda
Daraba mengatakan target pembangunan infrastruktur bidang PUPR (RPJMN tahun 2015-
2019) diantaranya Jalan baru 2.350 km; pembangunan 65 waduk baru dan 33 PLTA;
Pembangunan/ peningkatan 1 juta ha jaringan irigasi; pembangunan TPA sanitary landfill dan
fasilitas 3R di 341 kota/kabupaten dan fasilitas 3R terpusat & komunal di 294 kota/
kabupaten; Pembangunan SPAM di perdesaan 11,1 juta sambungan rumah (22.647 desa);
serta pembangungan Rusunawa 5.257 Twinblok (515.711 rumah tangga).

Namun, kondisi implementasi SMK3 konstruksi bidang PUPR yang terjadi adalah pada
proyek gedung Kementerian PUPR tahun 2014 pekerja tidak memakai APD (helm, rompi,
sepatu, body harness) dan melakukan kegiatan berbahaya tapi tidak ada teguran dari safety
officer; pada proyek jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, 2015 tidak ada pagar
pembatas area proyek, tidak ada rambu keselamatan, tidak ada lampu penerangan; dan pada
proyek pembangunan Jalan Layang Tendean-Ciledug (Ruas RSPP), 2015 tidak ada rambu
keselamatan; tidak ada jaring pengaman; membahayakan lalu lintas di sekitar proyek (rawan
benda jatuh).

Oleh karenanya, Kementerian PUPR melakukan beberapa strategi implementasi untuk


menyelesaikan permasalahan tersebut yakni menetapkan PERMEN PU No. 05/PRT/M/2014
yang berisi identifikasi bahaya dan penilaian resiko K3 dan pengendaliannya pada penetapan
perancangandan pemilihan material; Identifikasi dan Analisis Tingkat Resiko K3 dari
kegiatan; mensyaratkan petugas/ ahli K3; dan Ahli/ petugas K3 memastikan prosedur K3
telah dilaksanakan pada saat testing dan commissioning.

Selain juga dibentuk Tim Keselamatan Konstruksi (TKK) dan penetapan PERMEN PU No.
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
Pentingnya Standar untuk Bangunan dan Konstruksi

Kepala Pusat Akreditasi Laboratorium dan Lembaga Inspeksi BSN, Dede Erawan
mengatakan, untuk kepentingan implementasi, koordinasi dan pemeliharaan mutu bangunan
dan konstruksi, para pemangku kepentingan perlu mengambil manfaat dari standar-standar
yang telah diakui secara global, yang terus-menerus dimutakhirkan hingga tetap dalam state
of the art.

Standar Nasional Indonesia (SNI) memberikan landasan teknis untuk regulasi (termasuk di
bidang yang terkait dengan bangunan dan konstruksi). Selain untuk tujuan itu, penerapan SNI
akan memberikan keyakinan lebih pada konsumen akan kehandalan bangunan dan
konstruksi. Infrastrukur mutu (standar, penilaian kesesuaian, dan metrologi) di Indonesia juga
bermanfaat bagi kepentingan di bidang terkait dengan bangunan dan konstruksi. Oleh
karenanya, pengembangan infrastruktur mutu harus dilakukan secara berkelanjutan guna
mengikuti dinamika kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi. (denny/ninda,
dok.foto: Aldy)

Anda mungkin juga menyukai