Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Zootek (Zootek Journal ) Vol. 36 No.

1 : 113 - 122 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

PEMANFAATAN LIMBAH BABI BIBIT SEBAGAI PENGHASIL BIOGAS

Efrad J. Takarenguang*, Jeanette E.M. Soputan, Vonny R. W. Rawung,


Jerry A.D. Kalele

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

ABSTRAK konvensional seperti minyak tanah dan kayu


bakar.
Penelitian ini telah dilakukan dengan
tujuan untuk mengkaji pemanfaatan limbah Kata Kunci : babi bibit, limbah, biogas
babi bibit sebagai biogas. Penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif. Variabel ABSTRACT
penelitian yang diamati meliputi volume gas,
temperatur dan pH. Hasil penelitian selama 31 UTILIZATION OF BREEDING PIGS
hari menunjukkan bahwa total volume biogas WASTE AS BIOGAS. This research has been
yang diperoleh adalah 151842 ml. Dari data conducted with the aim to examine the
hasil penelitian diperoleh rata-rata temperatur utilization of breeding pigs wastes as
di luar digester adalah 31oC sedangkan rata- biogas. This research uses descriptive analysis
rata temperatur di dalam digester 29oC. Nilai which gas volume, temperature and acidity
rata-rata pH hasil penelitian ini berkisar antara (pH) as the observed variables. Result of 31
6-7. Gas yang dihasilkan dalam penelitian ini days research shown that obtained total biogas
volume was 151842 ml. Average temperature
selanjutnya dilakukan dua kali pengujian.
of outer digester was 31oC while the average
Pengujian pertama, gas belum dapat
temperature of inner digester was 29oC. The
dinyalakan, karena gas yang ada di dalam tong average of acidity (pH) in this research ranged
penampungan masih tercampur dengan between 6-7. Then the resulting gas passed
berbagai jenis gas yang lainnya seperti CO2 through twice testing. The first testing shown
dan Hydrogen Sulfida. Pengujian kedua, that the resulting gas has not been able to
ternyata gas yang dihasilkan dapat menyala produce fire yet because biogas is mixed with
dengan konstan dan berwarna biru terang. another types of gases such as CO2 and
Selanjutnya biogas diaplikasikan untuk hydrogen sulfide. The second testing shown
memasak selama 34 menit. Dari hasil that the resulting gas can be lit with a constant
pengujian untuk mendidihkan air sebanyak 2 and bright blue fire. Then biogas was applied
liter, membutuhkan waktu 16 menit dan gas to cook for 34 minutes. The results shown that
yang dipakai sebanyak 64037 ml. Selanjutnya, to boiling 2 liters of water takes 16 minutes
and spends 64037 ml of gas. Boiling 2 eggs
untuk memasak dua butir telur membutuhkan
takes 8 minutes and spends 25747 ml of gas
waktu memasak selama 8 menit dan gas yang while boiling 2 packages of instant noodles
dipakai sebanyak 25747 ml, sedangkan untuk takes 10 minutes and spends 53474 ml of gas.
memasak dua bungkus mie instan As a conclusion of this research, waste of
membutuhkan waktu memasak selama 10 breeding pigs can produced biogas that can be
menit dan gas yang dipakai sebanyak 53474 use to cook and replace the conventional
ml. Kesimpulan dari penelitian ini adalah energy sources such as kerosene and firewood.
limbah ternak babi bibit dapat menghasilkan
Keywords: breeding pigs, wastes and biogas
biogas yang dapat digunakan untuk memasak
dan dapat menggantikan sumber energi

*Korespondensi (corresponding author):


Email: takarenguangefrad@yahoo.com

113
Jurnal Zootek (Zootek Journal ) Vol. 36 No. 1 : 113 - 122 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

PENDAHULUAN peternakan di Indonesia. Teknologi


sederhana biogas juga diharapkan dapat
Ternak babi merupakan salah satu
menata kembali sistem pemeliharaan
komoditas peternakan yang cukup
ternak babi, terutama sistem pemeliharaan
potensial untuk dikembangkan. Usaha
ternak babi di pedesaan ke arah usaha
peternakan babi dapat memberikan
budidaya ternak babi yang ramah
manfaat yang besar dilihat dari perannya
lingkungan.
sebagai penyedia protein hewani, namun
Menurut data statistik provinsi
manajemen yang kurang baik dari usaha
Sulawesi Utara tahun 2010, total populasi
peternakan babi terutama pada penanganan
ternak babi di Indonesia berjumlah
limbah dapat menyebabkan masalah
6.183.550 ekor dan daerah Sulawesi Utara
gangguan ekosistem seperti pencemaran
berada di urutan ke tujuh dengan jumlah
lingkungan (bau, gas beracun, dan hama
populasi 332.942 ekor. Limbah yang
penyakit) karena sebagian besar peternak
dihasilkan oleh babi bibit dengan bobot
mengabaikan penanganan limbah dari
badan 90-120 kg dapat mencapai 5,30 kg
usahanya, bahkan ada yang membuang
setiap hari. Berdasarkan data populasi
limbah usahanya ke sungai dan danau
tersebut tentunya limbah yang dihasilkan
sehingga menuai protes dari warga sekitar.
tidak sedikit dan memiliki potensi yang
Dalam mengembangkan usaha
cukup besar untuk menghasilkan biogas
peternakan babi, harus diingat dampak
jika dikelolah dengan baik. Selain itu rasio
negatifnya terhadap lingkungan hidup.
C/N feses ternak babi 25. Kondisi ini
Oleh karena itu, perlu dipikirkan
sangat baik untuk perkembangan dan
perencanaan terpadu yang disamping
aktifitas mikroorganisme pembentuk
mengoptimalkan produksi dan benefit,
metan jika digunakan sebagai bahan isian
juga melibatkan pengendalian limbah dan
dalam proses pembuatan biogas.
pencegahan pencemaran lingkungan.
Penelitian ini telah dilakukan untuk
Penerapan teknologi tepat guna dalam
mengetahui produksi biogas yang
pemanfaatan limbah ternak babi bibit
dihasilkan melalui pemanfaatan limbah
sebagai penghasil biogas memberikan
ternak babi bibit dan mengurangi resiko
multiplier effect. Selain menghasilkan
pencemaran lingkungan.
biogas sebagai energi alternatif untuk
memasak, juga memberikan dampak
positif terhadap perkembangan usaha

114
Jurnal Zootek (Zootek Journal ) Vol. 36 No. 1 : 113 - 122 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

MATERI DAN METODE 1. Pembuatan Tabung Pencerna


PENELITIAN Tabung ini dibuat dari dua drum
besar berukuran 200 liter, yang
Penelitian ini telah dilaksanakan
dirangkai dengan cara dilas. Kedua
pada bulan Agustus sampai September
drum harus dibersihkan dan
tahun 2015, bertempat di Balai
sebaiknya dicat. Caranya, drum
Pengembangan Bibit dan Pakan Ternak
pertama dibuka salah satu tutupnya
Provinsi Sulawesi Utara. Analisis bahan
(bagian yang ada bekas pemasukan
pakan dilakukan di Laboratorium Ilmu
minyak). Drum kedua dipotong
dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan,
separuh salah satu tutupnya (bagian
Institut Pertanian Bogor. Bahan utama
yang ada bekas pemasukan
yang digunakan dalam penelitian ini
minyak).
adalah 136 kg limbah babi bibit dan air.
Tepat di sisi tutup yang masi utuh
Peralatan yang digunakan adalah digester
pada kedua drum dibuat lubang
tipe horisontal, meteran, thermometer
dengan diameter 5 cm.
batang air raksa 100oC, kertas indikator
pH, kompor biogas, slang plastik untuk Pada posisi atas drum yang tutupnya

mengalirkan gas, bambu penyangga tong terbuka dibuat lubang (berlawanan

penampungan, sapu lidi, skep, ember dengan posisi lubang berdiameter 5

plastik, gayung, dan timbangan kapasitas cm) berdiameter 1,5 cm.

10 kg. Kedua drum dihubungkan dengan

Model analisis data yang cara dilas. Kedua lubang yang telah

dipergunakan yaitu analisis deskriptif dibuat (diameter 5 cm) harus tepat

(Jogianto, 2008). Variabel yang diamati di posisi dasar.

dalam penelitian ini adalah volume gas, Dilanjutkan dengan penyambungan

temperatur, nilai pH dari limbah babi bibit pipa pemasukan isian sepanjang 60

setelah mengalami proses fermentasi di cm yang di atasnya telah dilengkapi

dalam digester. corong pada salah satu lubang


dengan membentuk sudut 30, lalu

Pembuatan Alat Penghasil Biogas dilas. Untuk memperkuat

Cara pembuatan alat penghasil kedudukanya, perlu ditopang

biogas di bagi dalam dua bagian mengacu dengan plat baja. Begitu juga

pada Soputan (2012) : dengan pipa pengeluaran buangan.

115
Jurnal Zootek (Zootek Journal ) Vol. 36 No. 1 : 113 - 122 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

2. Pembuatan tabung pengumpul gas pemasukkan isian. Pada pengisian


Tabung pengumpul gas terbuat dari pertama, kran pengeluaran gas yang
satu unit drum besar (200 liter) yang ada pada alat pencerna sebaiknya tidak
tidak bocor, dan satu unit drum disambungkan dulu ke pipa. Kran
yang lebih besar yang terbuat dari tersebut dibuka agar udara dalam alat
plateser. pencerna terdesak keluar sehingga
Drum besar (200 liter) dibuka salah proses pemasukan lumpur kotoran
satu tutupnya (bagian yang ada lebih mudah. Pemasukan isian
lubang bekas pemasukan minyak). dihentikan setelah tabung pencerna
Demikian pula dengan plateser penuh, yang ditandai dengan keluarnya
dibuat terbuka salah satu tutupnya buangan dari pipa buangan. Setelah
dan dicat. tabung pencerna penuh, kran pengatur
Pada tutup drum besar (200 liter) gas yang ada pada tabung pencerna
dibuat dua lubang berdiameter 1,5 ditutup dan biarkan digester memulai
cm. proses fermentasi.

Kemudian sambungkan pada kedua Buka kran pengeluaran gas dan


lubang tersebut dua pipa hubungkan dengan pipa pemasukan
berdiameter 1,5 cm dengan cara gas tabung pengumpul dengan selang
dilas. Satu pipa untuk pemasukan karet atau plastik yang telah disiapkan.
gas dari tabung pencerna dan satu Masukkan air kedalam drum besar
lagi yang telah dilengkapi dengan tabung pengumpul gas sampai
kran untuk pengeluaran gas. ketinggian sekitar 60 cm.
Masukkan pula drum kecil kedalam
Proses Pengolahan Limbah Babi Bibit drum besar yang telah diisi air.
Sebagai Penghasil Biogas Tutup kran pengeluaran gas tabung
Pembuatan isian dengan pengumpul gas.
mencampurkan kotoran ternak segar Setelah 3-4 minggu, biasanya gas
dengan air, perbandingan 1:1. Aduklah pertama mulai terbentuk yang ditandai
kotoran sampai merata sambil dengan terangkatnya drum kecil
membuang benda-benda keras yang tabung pengumpul gas. Gas pertama
mungkin ikut tercampur. ini perlu dibuang, dengan membuka
Masukkan isian yang telah siap kran pengeluaran gas tabung
kedalam tabung pencerna melalui pipa pengumpul, karena gas didominasi

116
Jurnal Zootek (Zootek Journal ) Vol. 36 No. 1 : 113 - 122 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

oleh gas CO2. Setelah gas pertama menandakan belum ada gas yang
terbuang habis yang ditandai dengan dihasilkan. Hal ini karena yang aktif
turunnya permukaan drum kecil bekerja pada awal proses fermentasi yaitu
pengumpul gas ke posisi semula, kran bakteri hidrolitik yang memecah bahan
pengeluaran gas ditutup kembali. organik menjadi gula dan asam amino
Beberapa hari kemudian terjadi yang akan menjadi bahan makanan untuk
kenaikan tong penampungan gas bakteri pada proses selanjutnya.
selanjutnya setiap kenaikan per hari Pembentukan gas mulai terlihat
diukur dengan menggunakan rumus pada waktu retensi hari ke-5 dan
silinder. mengalami peningkatan yang signifikan
hingga hari ke-14, selanjutnya pada hari
HASIL DAN PEMBAHASAN ke-15 sampai hari ke-17 terjadi penurunan
produksi gas. Penurunan produksi gas
Volume Biogas
karena kran pengeluaran gas pada tong
Hasil pengukuran volume biogas penampungan dibuka dengan tujuan untuk
dari limbah babi bibit disajikan pada mengeluarkan berbagai jenis gas yang
Gambar 1. masih tercampur di dalam tong

Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa pada penampungan yang menyebabkan gas

waktu retensi hari ke-1 sampai hari ke-4 tidak menyala. Selanjutnya gas baru

tong penampungan gas belum terangkat itu terbentuk pada waktu retensi hari ke-17

160000
140000
120000
100000
Volume 80000
Gas (ml) Volume Gas
60000
40000
20000
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Hari Ke-

Gambar 1. Produksi biogas setiap hari

117
Jurnal Zootek (Zootek Journal ) Vol. 36 No. 1 : 113 - 122 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

dan mencapai puncaknya pada waktu Temperatur


retensi hari ke-28 dengan tinggi tong Data hasil pengukuran temperatur
penampungan gas 57,5 cm dan volume gas digester disajikan dalam Gambar 2. Hasil
151842 ml dan mengalami penurunan pengamatan suhu udara dipagi hari pada
sampai pada waktu retensi hari ke-31. pukul 08.00 berkisar antara 290C-310C
Produksi biogas yang lambat dengan suhu rata-rata 300C lebih rendah
disebabkan oleh pembentukan buih pada jika dibandingkan dengan suhu udara
permukaan di dalam digester yang dapat disore hari pada pukul 16.00 yaitu antara
menghambat produksi gas atau gas yang 270C-320C dengan suhu rata-rata 300C
dihasilkan kurang (Sihombing et al., tetapi cenderung mengalami penurunan
1997). Setelah mancapai puncak produksi pada hari ke-8 sampai pada hari ke 10.
gas akan terjadi penurunan secara gradual. Gambar tersebut juga menunjukkan
Hal ini di sebabkan oleh penurunan bahwa suhu dalam digester sore hari pada
aktivitas bakteri anaerob, dengan adanya pukul 16.00 yaitu antara 270C-310C
penurunan bahan organik yang telah dengan suhu rata-rata 290C lebih tinggi
mengalami degradasi menjadi komponen jika dibandingkan dengan suhu pagi hari
lain (Hadi, 1980 dalam Utomo dan pada pukul 08.00 yang terjadi fluktuasi
Wahyuningsih, 2010). yaitu antara 270C-290C dengan suhu rata-
rata 280C. Hasil Penelitian menunjukkan

33
32
31
30 Suhu Luar Digester Pagi
29
Suhu Dalam Digester Pagi
0C

28
Suhu Luar Digester Sore
27
Suhu Dalam Digester Sore
26
25
24
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Gambar 2. Suhu rata-rata harian

118
Jurnal Zootek (Zootek Journal ) Vol. 36 No. 1 : 113 - 122 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

bahwa rataan suhu dalam digester belum bio (Hadi, 1980 dalam Utomo dan
mencapai suhu optimum tetapi masih Wahyuningsih, 2010).
berada pada kisaran temperatur
pencernaan anaerobik pada suhu 5 550C Derajat Keasamaan (pH)
(Hambali et al., 2007). Sedangkan suhu Hasil pengukuran pH dengan
optimum untuk menghasilkan biogas menggunakan kertas pH indikator berkisar
adalah 350C dimana pada suhu ini bakteri antara 6,0 - 7,0. Jika dibandingkan dengan
methanogenik bekerja optimal (Haryati, penelitian sebelumnya maka nilai pH yang
2006). diperoleh dapat dikatakan layak untuk
Data yang diperoleh menunjukkan proses fermentasi. Hasil pengamatan pada
bahwa suhu digester sore hari pada hari awal penelitian menunjukkan nilai pH
ke-2 sampai hari ke-7, hari ke-10 sampai berada dibawah pH optimum yaitu
hari ke-12 dan hari ke-14 sampai hari ke- berkisar antara 4-5, hal ini yang
17 cenderung mengalami peningkatan. menyebabkan pembentukan biogas di awal
Peningkatan suhu menunjukkan telah proses fermentasi berjalan lambat karena
terjadi proses dekomposisi bahan organik, kondisi pH tersebut tidak memungkinkan
yang akan menghasilkan gas metan, untuk aktifitas bakteri metanogen. Nilai
karbon-dioksida, dan sejumlah gas pH sangat mempengaruhi kualitas biogas
lainnya. Suhu digester yang fluktuatif yang dihasilkan sebagaimana dinyatakan
disebabkan karena digester diletakkan di Beni et al., dalam Mara dan Alit (2011),
tempat terbuka, sehingga suhu udara pada bahwa salah satu faktor yang
siang dan malam hari sangat mempengaruhi kualitas biogas yang
mempengaruhi perubahan suhu di dalam dihasilkan adalah kadar pH bahan isian,
digester, sehingga proses metanogenesis kadar pH tersebut dipengaruhi kandungan
tidak optimal (Saseray et al., 2012). Selain air yang ada dalam bahan isian. Produk
itu, menurut Patel dan Madamwar (2002) utama yang dihasilkan jika nilai pH yang
perubahan suhu memiliki kompensasi terlalu tinggi adalah CO2. Nilai pH
yang besar terhadap kinerja bakteri optimum yaitu antara 7-7,2 apabila pH
anaerob. Produksi gas bio akan menurun turun akan menghambat pembentukan gas
akibat perubahan temperatur yang yang dapat mengakibatkan penurunan
mendadak dalam digester dan perubahan volume biogas. Saseray et al. (2012)
0
temperatur yang tiba-tiba melebihi 3 C menyatakan, bakteri-bakteri metanogenik
akan mempengaruhi proses produksi gas sangat peka terhadap derajat keasaman

119
Jurnal Zootek (Zootek Journal ) Vol. 36 No. 1 : 113 - 122 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

sehingga pada kondisi pH yang tidak pengujian gas yang dihasilkan belum dapat
optimal dapat mempengaruhi produksi gas dinyalakan, hal ini diduga karena gas yang
metan yang dihasilkan. Sejalan dengan ada di dalam tong penampungan masih
pernyataan Sihombing (1997) jika pH di tercampur dengan berbagai macam gas
bawah optimum akan terjadi akumulasi seperti hidrogen sulfida, kandungan air,
amoniak yang dapat meracuni kandungan karbondioksida dan gas masih
mikroorganisme apabila diatas pH optimal tercium seperti bau belerang (Simamora et
akan menghambat perkembangan dan al., 2006). Volume gas yang tinggi belum
aktifitas mikroorganisme pembentuk tentu mengandung konsentrasi gas metan
metan. yang tinggi sehingga perlu dilakukan
pengujian terhadap konsentrasi gas metan
Aplikasi Penggunaan Biogas yang dihasilkan (Saseray et al., 2012).
Data hasil aplikasi penggunaan
biogas disajikan dalam Tabel 1. Hasil Pengujian yang kedua, aplikasi
pengamatan selama 31 hari, terjadi 2 kali biogas untuk memasak dilakukan pada saat
tong penampungan mencapai maksimum volume tong penampung gas mencapai
dan 2 kali dilakukan pengujian gas. maksimum yaitu pada ketinggian 57,5 cm
Pengujian pertama dilakukan dengan dengan volume gas 151842 ml. Pengujian
membuka penuh kran pengeluaran gas. dilakukan menggunakan kompor khusus
Pengujian gas ini dilakukan pada saat untuk biogas, ternyata gas yang dihasilkan
volume tong penampung gas mencapai dapat menyala dengan konstan dan
ketinggian 48,8 cm dengan volume gas berwarna biru terang. Hasil pengamatan
128868 ml. Hasil perhitungan untuk mendidihkan dua liter air
menunjukkan 3 menit 40 detik waktu yang membutuhkan waktu selama 16 menit dan
diperlukan tong penampungan untuk gas sebanyak 64037 ml. Untuk dua butir
kembali ke posisi semula. Dari hasil telur membutuhkan waktu memasak

Tabel 1. Volume biogas dan waktu memasak

Jenis Kegiatan Banyak Bahan Biogas (ml) Waktu (menit)


Memasak Air 2 liter air 64037 16
Telur Goreng 2 butir 25747 8
Mie Kuah 2 bungkus 53474 10
Total 143260.1 34

120
Jurnal Zootek (Zootek Journal ) Vol. 36 No. 1 : 113 - 122 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

Tabel 2. Perbandingan Penggunaan Biogas, Kayu bakar dan Minyak tanah


Bahan Volume Waktu Volume Bahan Harga
Bakar Air (menit) Bakar (Rp)
Biogas 2 liter 16 64037 ml -
Minyak tanah 2 liter 15 280 ml 4200
Kayu bakar 2 liter 11 0,5kg 1800

selama 8 menit dan gas yang dipakai lebih lama dengan menggunakan biogas,
sebanyak 25747 ml, sedangkan untuk dapat disebabkan oleh lubang kompor
memasak dua bungkus super mie biogas yang digunakan kecil. Kompor
membutuhkan waktu 10 menit dan gas minyak tanah lebih cepat waktu
yang dipakai sebanyak 53474 ml. Total memasaknya dari pada pengguanaan
lama nyala api yang diperoleh adalah 34 biogas, hal ini dapat disebabkan juga
menit dan gas yang terpakai sebanyak lubang kompor lebih besar. Penggunaan
143260 ml. Gas yang masih terisisa dalam kayu bakar adalah yang tercepat dari pada
tong setelah digunakan sebanyak 8582 ml. menggunakan biogas dan minyak tanah.
Lama nyala api dan waktu yang diperlukan Hal ini dapat disebabakan sebaran panas
untuk memasak serta banyaknya gas yang lebih luas. Hasil aplikasi penggunaan
terpakai tergantung dari besar kecilnya biogas untuk memasak waktu yang
kran pengeluaran ketika dibuka pada saat diperlukan lebih lama dibandingkan
penggunaan gas. Perbandingan dengan minyak tanah dan kayu bakar sama
penggunaan biogas, minyak tanah dan seperti yang dilakukan Kota (2009).
kayu bakar disajikan dalam Tabel 2. Pada Efisiensi dari penggunaan biogas ini
Tabel 2 menunjukkan bahwa untuk dapat dihitung berdasarkan hasil konversi
memasak dua liter air, menggunakan dengan minyak tanah dan kayu bakar
biogas membutuhkan waktu yang paling (Tabel 2). Gas yang dipakai untuk
lama yaitu 16 menit, memasak memasak 2 liter air adalah 64037 ml. Jika
menggunakan minyak tanah membutuhkan disetarakan dengan pemakaian dengan
waktu 15 menit 34 detik dan menggunakan minyak tanah untuk memasak 2 liter air
kayu bakar lebih cepat waktu yang adalah 280 ml, harga minyak tanah untuk
diperlukan yaitu 11 menit 13 detik. 280 ml adalah Rp 4200. Pemakaian kayu
Dari hasil penelitian ini, waktu yang bakar untuk memasak 2 liter air adalah 500
diperoleh untuk memasak dengan gram (0,5 kg), harga 500 gram kayu bakar
menggunakan biogas lebih lama. Soputan adalah Rp 1800.
(2012) menyatakan bahwa waktu yang

121
Jurnal Zootek (Zootek Journal ) Vol. 36 No. 1 : 113 - 122 (Januari 2016) ISSN 0852 -2626

KESIMPULAN Patel, H. and D. Madamwar. 2002. Effects


of temperatur and organic loading
Limbah ternak babi bibit pada rates on biomethanation of acidic
penelitian ini dapat menghasilkan biogas petrochemical wastewater using an
anaerobic ufplow fixed-film
sebanyak 151842 ml dengan waktu reactor. J. Biortech. 82: 65-71.
memasak selama 34 menit.
Saseray D., S. Triatmojo, A.
Pertiwiningrum. 2012.
Pemanfaatan feses babi (Sus sp)
DAFTAR PUSTAKA
sebagai sumber gas bio dengan
penambahan ampas sagu
Hambali E., S. Mujdalipah, T. Halomoan, (Metroxylon sp) pada taraf rasio
W. Pattiwiri dan R. Hendroko. C/N yang berbeda. Buletin
2007. Teknologi Bioenergi. Peternakan Vol. 36 (3): 66-74
Andromedia. Bogor.
Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Babi.
Haryati, T. 2006. Limbah peternakan yang Gadja Mada University Press.
menjadi sumber energi alternatif. Yogyakarta
Balai Penelitian Ternak. Simamora, S. Salundik, S. Wahyuni,
WARTAZOA Volume 16 No. 3. Surajudin. 2006. Membuat Biogas
http://kalteng.litbang.pertanian.go.id Dari Kotoran Ternak. Cet. 5.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Jogianto. 2008. Analisa dan Desain. Edisi
VI. Penerbit Andi. Yogyakarta. Soputan, J. 2012. Pola Integrasi Ternak
Babi Dengan Tanaman Ubi Jalar
Kota, P.R. 2009. Pengembangan Yang Berwawasan Lingkungan di
Teknologi Biogas Dengan Minahasa. Disertasi. Program
Pemanfaatan Kotoran Ternak dan Pascasarjana, IPB. Bogor.
Jerami Padi Sebagai Alternatif
Energi Pedesaan. Tesis. Pasca Utomo, S dan V. Wahyuningsih. 2010.
Sarjana IPB. Bogor Dosis campuran limbah sapi
dengan limbah babi terhadap
Mara, I. M dan Ida B. Alit. 2011. Analisa produksi gasbio. Jurnal Agrisains.
kualitas dan kuantitas biogas dari Vol. 1: 7-14
kotoran ternak. Jurnal Unram.
Volume 1(2):

122

Anda mungkin juga menyukai