kopian. Bentuk keseluruhan dari tanaman ini seperti pohon bougenvil, yaitu
merambat dan berkayu. Ukuran lingkar batang, pohon yang sudah tua dapat
mencapai 45 cm. daunnya oval sampai bulat dengan panjang 8-14 cm, lebar
4-6,5 cm. Diameter batang dapat mencapai 1,40 - 2,20 cm dengan ukuran buku
0,65-1,10 cm. Warna kulit batang gambir agak kelabu tua,sedangkan wana daun
hijau tua serta warna daun pucuk hijau muda. bobot daun 1,5 - 3,10 gr/daun
dkk, 2005).
terhadap naungan pada waktu muda gambir mempunyai akar tunggal yang
tumbuh cepat dan dengan akar-akar permukaan yang banyak. Bunga berbentuk
corong kembang berwarna hijau putih muda dan setelah mekar menjadi putih dan
buah yang sudah tua berbentuk bulat dan sangat kecil (Paradika, 2009).
8
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Klas : Angiospermae
Sub-klas : Monocotyledonae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiceae
Genus : Uncaria
2. Syarat tumbuh
di atas permukaan laut mulai dari topograpi agak datar sampai di lereng
bukit. Budidaya ini ditanam secara tradisional serta jarang diberi pemupukan,
dengan topograpi bergelombang (40% s/d 80%). Tanah yang cocok untuk tanaman
gambir adalah podsolik merah kuning dan latasol dengan ph tanah 5 - 6,5. Tanaman
gambir tumbuh pada iklim dengan curah hujan 2000 s/d 3000 mm pertahun dengan paling
lama kemarau selama 4 bulan. Biasanya ditanam sebagai tanaman perkebunan atau di
pinggiran hutan.
9
alternatif yang banyak dipilih orang karena caranya sederhana, tidak memerlukan
teknik yang rumit sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Wudianto (1998)
bagian tanaman (akar, batang, daun dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian
itu membentuk akar. Dengan dasar itu maka muncullah istilah stek akar, stek
persamaan dalam umur, ukuran tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan sifat-
sifat lainya. Selain itu kita juga memperoleh tanaman yang sempurna yaitu
mempunyai akar, batang, dan daun yang relatif singkat (Widianto, 1998).
Stek batang adalah stek yang umum dipakai dalam bidang kehutanan
batang dan stek pucuk adalah yang menggunakan batang dan pucuk stek. Stek
batang adalah pembiakan tanaman yang menggunakan bagian batang agak tua
batang ini diambil dari bagian tanaman yang ortotrop dan mengharapkan
tumbuhnya tunas dari kuncup kuncup tunas yang tumbuh di ketiak tanaman.
(1988), stek batang pucuk ini sebaiknya diambil dari bagian tanaman
ortotrof sehingga diharapkan dapat membentuk suatu batang yang kokoh dan
10
lurus keatas.
dengan cara lain karena cepat tumbuh dan penyediaan bibit dapat dilakukan
dalam jumlah yang besar. Sedangkan kesulitan yang dihadapi adalah selang waktu
1988). Dengan demikian sumber bahan vegetatif haruslah dicari atau dipilih
pohon-pohon unggul dengan produksi tinggi, tahan hama dan penyakit serta
penimbunan karbohidrat yang banyak pada buku tersebut adalah lebih baik untuk
perakaran stek.
yaitu: media perakaran, suhu, kelembaban, dan cahaya (Hartman, 1983). Media
kelembaban pada stek, dan memudahkan penetrasi udara pada pangkal stek.
Media perakaran yang baik menurut Hartman (1983) adalah yang dapat
memberikan aerasi dan kelembapan yang cukup, berdrainase baik, serta bebas dari
11
patogen yang dapat merusak stek. Media perakaran stek yang biasa dipergunakan
Suhu perakaran optimal untuk perakaran stek berkisar antara 21C sampai
dengan 27C pada pagi dan siang hari dan 15C pada malam hari. Suhu yang
akar, memberi kelembaban pada stek, dan memudahkan penetrasi udara pada
pangkal stek. Media perakaran yang baik menurut Hartman (1983) adalah yang
dapat memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup, berdrainase baik, serta
Beberapa media perakaran stek yang dilakukan adalah tanah subsoil, tanah
topsoil, pupuk kandang, dan kompos. Pupuk kandang dapat memperbaiki sifat
kalium, dan meningkatkan kapasitas tahan kation tanah. Disamping itu pupuk kandang
dapat melepaskan unsur P dari oksida Fe dan Al, dan dapat memperbaiki sifat - fisik
dan struktur tanah, serta dapat membentuk senyawa kompleks dengan unsur makro
b. Tanah
Tekstur tanah Ultisol bervariasi, berkisar dari pasir sampai dengan lempung
12
berpasir. Fraksi lempung tanah ini umumnya didominasi oleh mineral silikat tipe 1:1
serta oksidan dan hidroksida Fe dan Al, sehingga fraksi lempung tergolong
beraktivitas rendah dan daya memegang lengas juga rendah. Karena umumnya
memiliki kandungan bahan organik rendah dan fraksi lempungnya beraktivitas rendah
maka kapasitas tukar kation tanah (KTK) tanah Potsolik juga rendah, sehingga relatif
terubahkan (Variable charge), sehingga nilai KTK dapat berubah bergantung nilai pH
nya. Peningkatan pH akan diikuti oleh peningkatan KTK, lebih mampu mengikat hara
Hasil penelitian Sukarji dan Hasril, (1994) menunjukkan pada jenis tanah
Podsolik Merah Kuning, penggunaan tanah lapisan bawah (30-60 cm) dengan
kadar 67% (67% subsoil + 33% topsoil) dan 100% subsoil menghasilkan
pertumbuhan bibit yang kurang baik, sedangkan pada kadar 33% (33 % subsoil +
(100 % topsoil).
c. Pupuk Organik
perkembangan perakaran tanaman. Peranan dari pupuk kandang antara lain (1)
kalium, (2) meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, (3) melepaskan unsur P dari
oksida Fe dan Al, (4) memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, dan (5)
membentuk senyawa kompleks dengan unsur makro dan mikro sehingga dapat
13
unsur hara seperti N, P dan K serta menghasilkan asam humat dan fulvat yang
memegang peranan penting dalam pengikatan Fe dan Al yang larut dalam tanah
4.1.2. Cahaya
membentuk reduktan dalam bentuk NADPH, dan berperan dalam reduksi CO2
Cahaya yang berperan dalam fotosintesis jika dilihat dari sifat gelombangnya
adalah cahaya yang masuk dalam ukuran PAR (Photocintetic Active Radiation)
atau yang biasanya dikenal dengan cahaya tampak (vicible light). PAR ini hanya
menduduki 45 persen dari total radiasi matahari dan hanya radiasi dengan panjang
0,4 0,7 mikron yang aktif digunakan dalam proses Fotosintesis (Sugito, 1994)
dpl) adalah sebesar 50.000 lux. Oleh karena itu untuk memperoleh intensitas
cahaya yang sesuai bagi tanaman gambir pada pembibitan diperlukan naungan
pelindung bibit dari intensitas cahaya matahari, paranet berfungsi juga untuk
melindungi bibit dari curah hujan yang tinggi, angin, suhu yang fluktuatif (Schmidt,
2002).
bibit sewaktu kecil adalah mengatur sinar matahari yang masuk ke pembibitan,
menciptakan iklim mikro yang ideal bagi pertumbuhan awal bibit, menghindarkan
bibit dari sengatan matahari langsung yang dapat membakar daun daun muda
65% dan 75% (Widiastoety dan Bahar, 1995). Hal ini didukung oleh hasil
pada intensitas cahaya 55% memberikan produksi bunga dan lebar daun tertinggi
terbaik adalah pada kerapatan 55% memberikan pertumbuhan bibit yang lebih
baik dibanding dengan perlakuan tanpa paranet ,khususnya pada paranet tinggi
dengan diameter tanaman 30,05 cm dan 4,85 cm pada umur 3 bulan di persemaian
macam varietas tanaman kedelai berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga per
tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, berat 100
biji, dan produksi biji kering. Pemberian naungan 20% memberikan hasil yang
lebih baik apabila diaplikasikan pada awal pengisian polong dibandingkan dengan
hidup tanpa naungan tanaman jauh lebih tinggi dari pada tanpa naungan serta
paling tinggi pada umur 4 bulan setelah penyambungan. Hal ini kemungkinan
disebabkan iklim mikro pada tempat tersebut berada dalam kondisi yang stabil,
tidak berfluktuasi tajam sehingga mendukung proses perlautan batang bawah dan
16
batang atas.
stek, jenis tanaman, adanya tunas dan daun muda pada stek, persediaan bahan
Menurut Hartman (1983), stek yang berasal dari tanaman muda akan lebih
mudah berakar dari pada yang berasal dari tanaman tua, hal ini disebabkan apabila
umur tanaman semakin tua maka terjadi peningkatan produksi zat-zat penghambat
perakaran dan penurunan senyawa fenolik yang berperan sebagai auksin kofaktor
b. Jenis tanaman
dengan cara stek bergantung pada kesanggupan jenis tersebut untuk berakar. Ada
jenis yang mudah berakar dan ada yang sulit. Kandungan lignin yang tinggi dan
(Kramer, 1960).
17
Adanya tunas dan daun pada stek berperan penting bagi perakaran. Bila
seluruh tunas dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi sebab tunas
berfungsi sebagai auksin. Selain itu, tunas menghasilkan suatu zat berupa auksin
(Hartman, 1983).
Ratio C/N yang tinggi sangat diperlukan untuk pembentukan akar stek yang
diambil dari tanaman dengan C/N ratio yang tinggi akan berakar lebih cepat dan
Menurut Heddy (1991) hormon berasal dari bahasa Yunani yang artinya
menggiatkan. Hormon pada tanaman menurut batasan adalah zat yang hanya
dihasilkan oleh tanaman itu sendiri yang disebut fitohormon dan zat kimia sintetik
yang dibuat oleh ahli kimia (Kusumo, 1984). Hormon tanaman (fitohormon)
adalah regulators yang dihasilkan oleh tanaman sendiri dan pada kadar rendah
hormon tumbuh yang tidak lepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan
bahwa hubungan antara pertumbuhan dan kadar auksin adalah sama pada akar,
batang dan tunas yaitu auksin merangsang pertumbuhan pada kadar rendah,
18
untuk pertumbuhan akar jauh lebih rendah kira-kira 1.100.000 dari kadar optimum