Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Materi pembelajaran Bahasa Indonesia mulai diberikan disekolah


dasar merupakan hal yang sangat tepat, mengingat Bahasa Indonesia
merupakan Bahasa Nasional yang wajib dipelajari oleh seluruh
masyarakat di Indonesia. Maka dari itu belajar menulis yang baik dan
benar harus kita terapkan bagi anak-anak dasar dari usia 6-12 tahun
(MI). Belajar menulis merupakan salah satu dasar yang harus dimiliki
atau dikuasai oleh peserta didik agar pembelajaran bisa berlangsung
dengan baik dengan belajar menulis anak bisa mengerti pelajaran yang
lainnya.

Dalam pelajaran menulis, seringkali guru mendapatkan kesulitan


dalam menyampaikan pelajaran materi membaca dan menulis maka
dalam observasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di MI
Hidayatussibyan peserta didik kelas 3 menemukan masalah dalam
menulis. Tidak semua peserta didik bisa menulis dengan baik dan
benar.Karena masing-masing orang itu berbeda-beda.Ada yang langsung
bisa danada yang tidak langsung bisa.Keterampilan menulis diajarkan
disekolah dasar itu sangat penting oleh sebab itu para guru mengajari
seorang peserta didik nya agar bisa menulis dengan baik dan benar yang
ada dalam sub-sub keterampilan menulis.

Ilmu Bahasa, studi Bahasa, kajian tentang Bahasa,sekarang sudah


bersifat universal. Demikan pula pendidikan Bahasa dan pembelajaran
Bahasa setiap jenjang pendidikaan pada era globalisasi ini amat sangat
diperlukan. Oleh karena itu, pengajaran Bahasa, khususnya Bahasa
Indonesia, telah ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Hal ini dapat
dilihat dari pengajaran Bahasa di Madrasah Ibtidaiyah khususnya di kelas
rendah oleh para pendidik.

Berhasil atau tidaknya seorang pendidik mengajarkan Bahasa


Indonesia yang baik dan benar kepada anak didiknya, dapat dilihat dari

1
metode pengajaran yang digunakan pendidik tersebut dan bagaimana
respons dari anak didiknya. Jika seorang pendidik memakai suatu
metode tertentu dengan baik dan benar ketika mengajar anak didiknya
pun akan merespons pesan informasi yang diberikan pendidik tersbut
dengan baik begitu pula sebaliknya.

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di MI ini agar peserta didik


memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien,sesuai
dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tulis. Menghargai
dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan
dan Bahasa Negara.

Oleh karena itu agar pembelajaran Bahasa Indonesia tercapai


sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, maka diperlukan
sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) karenadi dalam RPP
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus. RPP harus berupa kegiatan konkret setapak
demi setapak yang dilakukan oleh guru dikelas dalam mendampingi
peserta didik.

Satu hal yang amat penting dalam penyusunan RPP adalah bahwa
kegiatan pembelajaran harus diarahkan agar berfokus pada peserta
didik,sedangkan guru berperan sebagai pendamping,fasilitator. Artinya,
ketika guru memilih pendekatan,metode,materi, interaksi belajar
mengajar harus memungkinkan peserta didik berinteraksi dan aktif
sedang guru memfasilitasi dan mendampinginya.Tujuan RPP juga untuk
memberikan landasan pokok bagi guru dan peserta didik dalam
mencapai kompetensi dasar dan indicator.

Dalam RPP pembelajaran Bahasa Indonesia sangat ditekankan


dalam hal menyimak, berbicara, membaca dan menulis.Agar peserta
didik bisa memahami.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa pentingnya pembelajaran Bahasa Indonesia ?


2. Mengapa pembelajaran Bahasa Indonesia harus ada di Madrasah
Ibtidaiyah ?
3. Teknik apa saja yang digunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia
dikelas rendah ?
4. Bagaimana metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
rendah ?

C. Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui betapa pentingnya pembelajaran Bahasa


Indonesia.
2. Untuk mengetahui harus adanya pembelajaran Bahasa Indonesia di
Madrasah Ibtidaiyah.
3. Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam pengajaran
Bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui metode pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
rendah.

BAB II

3
KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia


1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi


pelajaran yang sangat penting disekolah.Tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan
sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta
tingkat pengalaman peserta didik sekolah dasar.1

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia bagi peserta didik adalah


untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya.Sedangkan bagi guru adalah
untuk mengembangkan potensi Bahasa Indonesia peserta didik serta
lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan
kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didik.

Tujuan umum pembelajaran sebuah Bahasa adalah memiliki peran


sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta
didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
bidang studi. Dengan pembelajaran Bahasa memungkinkan manusia
untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar
dari yang lain dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan
kesusasteraanmerupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman
tersebut.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu


peserta didikmengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat
yang menggunakan bahasa tersebut.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI khususnya kelas 3, akan


menjadi efektif, bermakna, dan berhasil mencapai tujuan jika guru

1Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka) hlm 18

4
mempertimbangkan berbagai faktor yang ada pada siswanya seperti
motivasi, tipe belajar , lingkungan belajar yang disenangi, kelemahan
dan kelebihan peserta didik yang dimiliki.

3. Aspek-aspek kemampuan Berbahasa

Aspek kemampuan berbahasa yang meliputi keterampilan


mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulisyang berkaitan dengan
ragam bahasa maupun ragam sastra merupakan ruang lingkup standart
kompetensi pembelajaran Bahasa Indonesia.

4. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah

Menurut GBPP 1984 yang memuat empat belas metode


pengajaran bahasa. Metode metode sebagai berikut ini (Resmini,
2006) :

Metode Penugasan
Metode Eksperimen
Metode Proyek
Metode Diskusi
Metode Widyawisata
Metode Bermain Peran
Metode Sosiodrama
Metode Pemecahan Masalah
Metode Tanya Jawab
Metode Latihan
Metode Ceramah
Metode Bercerita
Metode Pameran Tarigan

Sedangkan untuk sekarang metode lebih meliputi, pemilihan


bahan, penentuan urutan bahan, pengembangan bahan, rancangan
evaluasi, dan remedial.

5. Teknik teknik yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa


Indonesia
a. Teknik Ceramah

5
Pelaksanaan teknik ceramah dikelas rendah dapat berbentuk
cerita kenyataan, dongeng atau informasi tentang ilmu
pengetahuan.

b. Teknik Tanya Jawab

Teknik tanya jawab dapat diterapkan pada latihan keterampilan


menyimak, membaca, berbicara, menulis. Selain guru bertnya
pada murid, murid juga bertanya kepada guru.

c. Teknik Diskusi Kelompok

Teknik ini dapat dilakukan dikelas rendah dengan bimbingan


guru.Peran guru terutama dalam pemilihan bahan diskusi,
pemilihan ketua kelompok dan memotivasi peserta didik lainnya
agar mau bicara atau bertanya.

d. Teknik Pemberian Tugas

Teknik ini bertujan agar peserta didik lebih aktif dalam


mendalami pelajaran dan memiliki keterampilan tertentu untuk
siswa kelas rendah tugas individual seperti membuat pusi dan
lain-lain.

e. Teknik Bermain Peran

Teknik ini bertujuan agar peserta didik menghayati kejadian


atau peran sesorang dalam hubungan sosialnya.Dalam bermain
peran pesera didik dapat mencoba menempatkan diri sebagai
tokoh. Setelah itu diharapkan peserta didik dapat menghargai
jasa dan peranan orang lain, alam dalam kehidupannya.

f. Teknik Karyawisata

6
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membawa langsung
peserta didik kepada objek yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Misalkan : museum, kebun binatang, tempat
pameran atau tempat karya wisata lainnya.

B. Keterampilan Berbahasa
1. Pengertian Keterampilan Berbahasa

Keterampilan Bahasa merupakan menurut Hoetomo MA (2005:531-


532) adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan.
Dalam pengertian luas yaitu jelas bahwa setiap cara yang digunakan
untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan,
kemampuan, keterampilan sebagaimana diisyaratkan.

Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat


keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara,
membaca dan menulis. Empat Keterampilan Bahasa yaitu :

a. Keterampilan Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan


yang bersifat reseftif. Dengan demikian disini berarti bukan sekedar
mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus
memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita
memperoleh keterampilan menyimak melalui proses yang tidak kita
sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleks nya proses
pemmerolehanketerampilan mendengar tersebut. Ada dua jenis
situasi dalam menyimak yaitu situasi mendengarkan secara interaktif
dan situasi mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan
secara interaktif terjadi dalam percakapan ditelepon atau yang sejenis
dengan itu. Dalam mendengar jenis ini kita secara bergantian
melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelasan,
meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau
memungkinkan memintanya agak lebih lambat. Kemudian situasi non
interkatif, yaitu mendengarkan radio, televisi, dan lain-lain. Dalam
situasi mendengarkannoninteraktif tersebut, kita tidak dapat meminta
penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan
diperlambat.

7
b. Keterampilan Berbicara adalah situasi berbicara, yaitu interaktif,
semiaktif, dan non interaktif. Situasi berbicara interaktif misalnya
percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang
saling bergantian antara berbicara dan mendengarkan. Kemudian
situasi berbicara semi aktif, misalnya dengan berpidato dihadapan
umum secara langsung. Dan situasi berbicara non interaktif misalnya
berpidato lewat radio dan lain-lain. Dalam situasi ini, audiensmemang
tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun
pembicara dapat dikatakan bersifatnoninteraktif.
c. Keterampilan Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis.
Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri,
terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara.
d. Keterampilan Menulis adalah keterampilan produktif dengan
menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan
berbahasa yang paling rumit diantara jenis-jenis keterampilan
berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin
kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan
menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Keterampilan menulis untuk saat sekarang telah menjadi rebutan dan
setiap orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia
menulis.Banyak orang berusaha meningkatkan keterampilan
menulisnya dengan harapan dapat menjadi penulis handal.Seperti
kita ketahui menulis itu adalah sebuah keterampilan sehingga dapat
dilatih sedemikian rupa meningkat kemampuan tersebut.Dalam dunia
penulisan, pengertian keterampilan menulis seringkali menjadi
sesuatu yang biasa sehingga banyak yang tidsk memahami
pengertian yang sesungguhnya.Hal ini banyak dibuktikan dari
kenyataan banyak yang menganggap bahwa menulis itu ditentukan
karena bakat.2

Apakah benar, kemampuan menulis itu ditentukan oleh bakat ?


jka ditelaah pengertian bakat, setidaknya ecara sederhana anda
dapat mengatakan bahwa bakat adalah kemampuan yang dimiliki dan
dibawa seseorang sejak lahir. Padahal sebenarnya pengertian
keterampilan menulis itu adalah keterampilan sendiri.Artinya,
2Alex dan H.Achmad HP.2011.Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Kencana hlm 106-107

8
seseorang mempunyai kemampuan menulis karena dia terampil.
Sementara untuk dapat terampil dalam menulis, maka dia harus
melakukannya secara langsung atau melatih dirinya sehingga
terampil.
Dengan demikian pengertian keterampilan menulis adalah
kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh sseorang setelah melalui
proses pelatihan secara itens, khusus dalam bidang menulis.dengan
mengikuti pelatihan atau berlatih secara itens. Maka seseorang dapat
terampil menulis.3

C. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Keterampilan Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa


yang harus dipelajaripeserta didik.Keterampilan ini tidak selalu mudah
dilakukan. Diperlukan proses belajar dan latihan untuk mengasah bakat
dan keterampilan menulis yang sudah ada. Dengan berdasar pada
betapa pentingnya keterampilan menulis ini, para ahli banyak yang
mencoba mendefinisikan keterampilan atau kegiatan menulis ini sesuai
dengan pendapatnya masing-masing.

Menurut Djuharie (2005:120), menulis merupakan suatu


keterampilan yang dapat dibina dan dilatihkan. Hal ini senada dengan
apa yang diungkapkan Ebo (2005:1), bahwa setiap orang bisa menulis.
Artinya kegiatan menulis itu dapat dilakukan oleh setiap orang dengan
cara dibina dan dilatihkan. Mengenai pengertian menulis, Pranoto
(2004:9) berpendapat, bahwa menulis berarti menuangkan buah pikiran
kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang melalui
tulisan.Menulis juga dapat diartian sebagai ungkapan atau ekspresi
perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain,
melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.

Sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa , menulis


atau mengarang merupakan kegiatan kompleks. Kompleksitas menulis
terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan
mengorganisasikan ide secara runtut dan logis , serta menyajikannya

3Ibid

9
dalam ragam bahasa dan kaidah-kaidah tulis. Akan tetapi dibalik
kerumitannya, menulis menjajanjikan manfaat yan begitu besar dalam
membantu pengembang dayannya inisiatif dan kreativitas , kepercayaan
dan keberanian diri serta kebiasaan dan kemampuan dalam menemukan
mengumpulkan mengolah dan menata informasi.

Sayangnya tidak banyak orang suka menulis. Diantara


penyebabnya adalah karena orang merasa tidak berbakat serta tidak
tahu bagaimana dan untuk apa menulis. Menulis sebagai salah satu
keterampilan berbahasa tak dapat dilepaskan dari aspek-aspek
keterampilan berbahsa lainnya.Ia mempengaruhi dan dipengaruhi.
Pengalamn dan masukan yang diperoleh dari menyimak , berbicara, dan
membaca, akan memberikan kontribusi dalam menulis.

2. Hakikat Menulis

Menulis merupakan satu kegiatan untuk menciptakan suatu


catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan
aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan
alat-alat seperti pena atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis
dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif
(hieroglyph) pada zaman Mesir kuno.4

Tulisan dengan aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-


orang Sumeria (Irak saat ini) menciptakan tanda-tanda tersebut
mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili
kata-kata atau benda.

Kegiatan menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik


percetakan yang menyebabkan orang makin kiat menulis karena
karya mereka mudah diterbitkan.

3. Tujuan dari Keterampilan Menulis

Tujuan dari keterampilan menulis yaitu untuk mengekspresikan


diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca,
dan untuk menghasilkan karya tulis
4Ibid, Hal:107

10
4. Manfaat dari Keterampilan Menulis

Manfaat dari keterampilan menulis yaitu menulis menyumbang


kecerdasan, menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas,
menulis menumbuhkan keberanian, dan menulis mendorong kemauan
dan kemampuan mengumpulkan informasi, menimbulkan rasa ingin tahu
dan melatih kepekaan dalam melihat realitas kehidupan, membantu
mendapatkan dan mengingat informasi baru.

Keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang


ditunjukan oleh peserta didikbahwa iabukan buta aksara. Pelatihan
menulis menyibukan para peserta didikbelajar bahasa.Semua ulangan
selalu dinyatakan dalam bentuk tulis.Walaupun demikian, para guru
masih mengeluhkan bahwa masih ada peserta didiktidak mempunyai
keterampilan menulis.Pembelajaran menulis dalam Bahasa Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran membaca.Pembelajaran
menulis merupakan pembelajaran keterampilan penggunaan Bahasa
Indonesia dalam bentuk tertulis.Keterampilan menulis adalah hasil dari
keterampilan mendengar, berbicara, dan membaca.

5. Bentuk Keterampilan Menulis

Bentuk bentuk tulisan, dapat juga disebut ragam, dapat diklasifikasi


berdasarkan sudut pandang kenyataan. Klasifikasi tulisan dapat
dibedakan menjadi :

a. fiksi = prosa (cerpen,novel,roman,drama,fable,mite).

b. nonfiksi = ilmiah (resume, makalah, artikel, laporan penelitian dll)

5. Proses Keterampilan Menulis

Menulis merupakan suatu proses kreatif yang dilakukan melalui


tahapan yang harus dikerjakan dengan mengerahkan keterampilan,
seni, kiat sehingga semuanya berjalan dengan efektif. Kegiatan menulis
diibaratkan sebagai seorang arsitekturyang akan membangun sebuah
gedung .

11
Sebuah sistem kerja yang kreatif memerlukan langkah-langkah
yang tersusun secara sistematis.Kegitan menulis juga memerlukan
tahapan-tahapan tertentu dalam prosesnya.Tahapan-tahapan menulis
menurut para ahli.

Menurut M. Atar Semi (2007:46) terbagi menjadi tiga yaitu, tahap


pra tulis, tahap penulisan, tahap penyuntingan. Menurut Elina
Syarif,Zulkarnaini, dan Sumarno (2009:11) tahap-tahap menulis terdiri
dari enam langkah yaitu, draf kasar, berbagi, perbaikan, menyunting,
penulisan kembali, evaluasi.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan mengenai tahap tahap


dalam menulis yaitu :

1) Tahap Pratulis
Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan
menulis. Tahap ini terletak pada sebelum melakukan penulisan
.Didalam tahap pratulis terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh penulis. Mulai dari menentukan topic yang akan ditulis.
Penulis mempertimbangkan pemilihan topic dari segi menarik
atau tidaknya terhadap pembaca.
2) Tahap Pembuatan
Draf-draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun secara kasar.
Pada kegiatan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan dari pada
tata tulisnya sehingga semua pikiran,gagasan, dan perasaan dapat
dituangkan kedalam tulisan.
3) Tahap Revisi
Revisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah yang kurang
atau mengurangi yang lebih, menambah informasi yang
mendukung, mempertajam perumusan penulisan.Penulis berusah
untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisan tetap
fokus pada tujuan.
4) Tahap Penyuntingan

12
Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kesalahan
kelemahan pada draf kasar masih memerlukan beberapa
perubahan.Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah meneliti
kembali kesalahan dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat
kembali ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan penulisan,
calon pembaca, dan kriteria penerbitan.
5) Tahap Publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses
penulisan. Dalam tahap ini yang dilakukan adalah memublikasikan
tulisannya melalui berbagai kemungkinan misalnya mengirimkan
kepada penerbit, redaksi majalah, dan sebagainya.
6. Langkah-langkah Menulis
a) Persiapan (preparation)
Buat kerangka tulisan ( outline)
Temukan idiom yang menarik ( eye catching )
Temukan kata kunci ( key word )
b) Menulis (writing )
Ingatkan diri agar tetap logis
Baca kembali setelah menyelesaikan satu paragraph
Peracaya diri akan apa yang telah ditulis

c) Editing
Perhatikan kesalahan kata, tanda baca, dan tanda hubung
Perhatikan hubungan antar paragraph
Baca esai secara keseluruhan5

7. Mengukur Kriteria Tulisan yang Baik


Kesesuaian topic :
a. Relevansi
b. Akurasi
Kesesuaian antarparagraph
a. Pengaruh terhadap pembaca
b. Kerekatan, argument, ide, dan bukti
c. Gampang dimengerti
d. Informasi diatur dengan terstruktur
5Ibid, Hal:108

13
e. Hubungan antar kalimat berjalan dengan lembut
f. Menukik langsung ke persoalan
g. Ide logis
h. Ide dan bukti relevan satu dengan yang lain6

8. Fungsi Keterampilan Menulis

Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang


tidak langsung. Dengan menulis memudahkan kita merasakan dan
menikmati hubunganhubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi kita, memecahkam masalah-masalah yang kita hadapi,
menyusun urutan bagi pengalaman, dapat menyumbangkan
kecerdasan.
Bernard Percy secara rinci fungsi menulis adalah:
1) Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan
perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan amarah,
2) Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis
seseorang bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan (menancapkan
pemahaman ) kedalam otaknya.
3) Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi,
kebanggaan,perasaan harga diri artinya dengan menulis bisa
melejitkan perasaan harga diri yang semula rendah degan menulis
dapat meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan
artinya orang yang menulis selalu dituntut untuk terus menerus
belajar sehinnga pengetahuannya menjadi luas.
4)Menulisdapat meningkatkan keterlibatansecara bersemangat
bukannya penerimaan yang pasrah, artinya dengan menulis
seseorang akan menjadi peka terhadap apa yang tidak benar
disekitarnya sehingga ia menjadi seoarang yang kreatif.
5)Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan
kemampuan menggunakan bahasa artinya dengan menulis seseorang
akan selalu berusaha memilih bentuk bahasa yang tepat dan
menggunakannya dengan tepat.

7. Pendekatan pembelajaran menulis di SD

6Ibid, Hal :109

14
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi :
1. Pendekatan komunikatif
Pendekatankomunikatifmemfokuskan pada keterampilan
peserta didikmengimplementasikan fungsi bahasa (untuk
berkomunikasi) dalam pembelajaran, pendekatan komunikatif tampak
pada pembelajaran, misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis
surat, dan membuat iklan.
2. Pendekatan integratif
Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis) dalam pembelajaran. Pendekatan ini tampak pada butir
pembelajaran, misalnya: menceritakan pengalaman yang menarik,
menuliskan suatu peristiwa sederhana, membaca bacaan kemudian
membuat ikhtisar, dan meringkas cerita yang didengar.
3. Pendekatan keterampilan proses
Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan
peserta didikdalam mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi,
dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses ini tampak
pada butir pembelajaran, misalnya: melaporkan hasil kunjungan,
menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun
kalimat acak menjadi paragraf yang padu.
4. Pendekatan tematis
Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai
payung/pemandu dalam pembelajaran.pendekatan tematis, tampak
pada butir pembelajaran, misatnya: menulis pengalaman dalam
bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan.

Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mempunyai


karakteristik yang sama dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu
memandangpeserta didik di dalam pembelajaran sebagai subjek
pembelajaran bukan sebagai objek pembelajaran. Dalam hal ini,
peran guru sebagai motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan
potensi peserta didik dalam membangun/mengkonstruksi gagasan/ide
masing-masing di dalampembelajaran.

15
BAB III
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
a. Temuan Lapangan

Berdasarkan hasil dalam temuan dilapangan pada peserta didik


kelas 3 di MI Hidayatussibyan maka dibawah ini dikemukakan hasil
observasi dan hasil pembahasannya yaitu sangat ingin tahu tentang
segala sesuatu yang ada dalam dunia realita disekitarnya.
16
Dalam temuan dilapangan kegiatan pembelajaran di MI
Hidayatussibyan kelas 3, metode pembelajaran yang digunakan
adalah metode ceramah, dan metode tanya jawab. Kedua metode
diatas digunakan secara bersamaan dalam proses pembelajaran.
Guru hanya menggunakan metode tersebut diatas. Dalam hal menulis
nya itu dengan melalui sebuah karangan paragraf yang guru berikan
kemudian para peserta didikmenulis ulang dengan tulisan yang baik
dan benar.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru


yaitu :

Kegiatan awal dengan membuka pelajaran guru memasuki


ruangan belajar dan menyapa dengan salam. Kemudian peserta
didik memberikan salam kepada guru dan membaca doa ayat kursi
sebelum memulai proses pembelajaran. Lalu guru bersama peserta
didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta perlengkapan
belajar lainnya.
Kegiatan intinya dengan guru menjelaskan pelajaran yang akan
dibahas sekarang yaitu tentang menulis karangan paragraf nya
agar para peserta didik mudah untuk menulisnya dan di mengerti.
Dalam menulis itu semua peserta didik sudah mulai bisa menulis
dengan baik dan benar walau ada sedikit kesalahan-kesalahan.
Dalam hal menulis itu susah sekali harus ada seninya karena
peserta didik masih belajar menulis.
Kegiatan akhir yaitu guru bersama peserta didikmenyimpulkan
materi pelajaran. Dan akhirnya semua peserta didik lega
karenasudah tibanya untuk beristirahat setelah mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia.

Di dalam temuan lapangan juga para peserta didik masih ada


yang nakal, yang bermain-main ketika pembelajaran
berlangsung.Tetapi guru pun memarahi peserta didik yang nakal agar
peserta didik itu mengikuti pembelajaran secara baik. Para peserta
didik sangat antusias terhadap kita ketika datang kedalam .peserta

17
didik di MI Hidayatussibyan lumayan banyak peserta didiknya
walaupun tempat segitu adanya.

Dalam temuan dilapangan para peserta didik begitu antusias


tentang pembelajaran yang diajarkan oleh gurunya walaupun ada
yang belum mengerti.Mereka terkadang susah untuk diajari walaupun
berapa kali karena mreka masih dalam tahap proses.

b. Pembahasan Analisis

Hasil analisis dalam temuan dilapangan dan teori yang telah


dibahas di BAB II sudah sedikit terkait dalam hal teorinya.Karena
peserta didik di kelas 3 itu masih belajar belum bisa terlalu jauh dan
menguasainya terhadap keterampilan menulis.Masalahnya itu para
peserta didik kelas 3 di MI Hidayatussibyan belum terlalu masuk
dalam teori keterampilan menulis tetapi prakteknya itu sudah
bisa.Namun dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan keterampilan
berbahasa sudah sedikit ada memahaminya.Pelajaran Bahasa
Indonesia dikelas rendah mencakup perkembangan Bahasa anak,
pembelajaran sastra, pembelajaran terpadu.

Anak mengenal bahasa ketika berumur kurang dari


setahun.Anak belum dapat mengucapkan kata namun mereka dapat
membedakan ucapan orang dewasa.Jadi intinya dalam pembahasan
ini seorang peserta didik di kelas rendah belum bisa begitu
memahami nya.

18
BAB IV

KESIMPULAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi


pelajaran yang sangat penting disekolah.Tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah agar peserta didikmemiliki kemampuan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan
sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta
tingkat pengalaman peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah.

Tujuan umum pembelajaran sebuah Bahasa adalah memiliki peran


sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta
didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
bidang studi. Dengan pembelajaran Bahasa memungkinkan manusia
untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar
dari yang lain dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan

19
kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman
tersebut.

Aspek kemampuan berbahasa yang meliputi keterampilan


mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan
dengan ragam bahasa maupun ragam sastra merupakan ruang lingkup
standart kompetensi pembelajaran Bahasa Indonesia.

Keterampilan Bahasa merupakan menurut Hoetomo MA (2005:531-


532) adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan.
Dalam pengertian luas yaitu jelas bahwa setiap cara yang digunakan
untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan,
kemampuan, keterampilan sebagaimana diisyaratkan. Keterampilan
berbahasa dibagi menjadi empat yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis.

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa


yang harus dipelajaripeserta didik.Keterampilan ini tidak selalu mudah
dilakukan. Diperlukan proses belajar dan latihan untuk mengasah bakat
dan keterampilan menulis yang sudah ada. Dengan berdasar pada
betapa pentingnya keterampilan menulis ini, para ahli banyak yang
mencoba mendefinisikan keterampilan atau kegitan menulis ini sesuai
dengan pendapatnya masing-masing.Tujuan dari keterampilan menulis
yaitu untuk mengekspresikan diri, memberikan informasi kepada
pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk menghasilkan karya tulis.

Keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang


ditunjukan oleh peserta didik bahwa iabukan buta aksara. Pelatihan
menulis menyibukan para peserta didik belajar bahasa.Semua ulangan
selalu dinyatakan dalam bentuk tulis.Walaupun demikian, para guru
masih mengeluhkan bahwa masih ada peserta didik tidak mempunyai
keterampilan menulis.Menulis sebagai salah satu keterampilan
berbahasa tak dapat dilepaskan dari aspek-aspek keterampilan berbahsa
lainnya.

20
Sebuah sistem kerja yang kreatif memerlukan langkah-langkah
yang tersusun secara sistematis.Kegitan menulis juga memerlukan
tahapan-tahapan tertentu dalam prosesnya.

Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang


tidak langsung. Dengan menulis memudahkan kita merasakan dan
menikmati hubunganhubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi kita, memecahkam masalah-masalah yang kita hadapi,
menyusun urutan bagi pengalaman, dapat menyumbangkan kecerdasan.

21

Anda mungkin juga menyukai