BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kayu merupakan salah satu material konstruksi yang paling banyak terdapat
di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai
saat ini masih banyak digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan untuk rumah
tinggal, gedung, jembatan, bantalan kereta api dan lain lain. Kayu dipilih
sebagai bahan konstruksi selain karena alasan mudah didapat, harganya relatif
murah dan memiliki nilai estetika yang tinggi. ( Frick,1981 ) juga menyatakan
bahwa material kayu akan selalu dibutuhkan manusia karena sifat utama yang
dimiliki yaitu kayu merupakan kekayaan alam ( natural resources ) yang tidak
akan pernah habis, mudah dalam pemrosesan serta memiliki sifat sifat spesifik
yang tidak dimiliki oleh bahan lain. Selain keuntungan kayu seperti yang telah
disebutkan di atas kayu juga mempunyai kekuatan yang tinggi ( tekan sejajar atau
tegak lurus serat ) dan berat yang rendah dibandingkan dengan konstuksi yang
lainnya, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap pengaruh kimia (Chemical
Attack), dan bersifat isolator.
1.2 Tujuan
1
STRUKTUR KAYU
1.3 Manfaat
2
STRUKTUR KAYU
BAB II
PENGETAHUAN DASAR KAYU
a)Menahan Tarikan
Kekuatan terbesar yang dapat ditahan oleh kayu adalah sejajar arah serat,
sedangkan kekuatan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada
sejajar serat.
Kayu juga dapat menahan beban desak, baik tekanan sejajar serat maupun
tegak lurus serat, misalnya sebagai bantalan kereta api. Daya tahan desak
tegak lurus serat lebih kecil bila dibandingkan dengan sejajar serat.
3
STRUKTUR KAYU
c)Menahan Lenturan
Besarnya daya tahan kayu terhadap lenturan tergantung pada jenis kayu,
besarnya peampang kayu, berat badan, lebar bentangan, sehingga dengan
dapatnya kayu menahan lenturan maka dapat menahan beban tetap
maupun beban kejut/pukulan.
a) Kelebihan Kayu :
6.Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah,
sehingga baik untuk partisi.
b) Kekurangan Kayu :
1. Adanya sifat-sifat kayu yang kurang homogen (ketidak seragaman), cacat
kayu (mata kayu, retak, dll.).
2. Beberapa jenis kayu kurang awet.
3. Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu, kelembaban dan
pengaruh waktu pembebanan.
4. Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan struktur
bangunan yang makin beskala besar dan tinggi.
5. Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relatif mahal dan ketersediaan
terbatas (langka).
2.1.4 Bagian-bagian kayu
1. Kulit
2. Kayu Gubal
4
STRUKTUR KAYU
3. Kambium
4. Hati
5. Kayu Teras
6. Pori-Pori
7. Jari-Jari Kayu
8. Lingkaran Tumbuh
9. Serat
5
STRUKTUR KAYU
1. Kulit
Lapisan yang berada disebelah dalam kulit luar yang bersifat basah danlunak,
berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun kebagian lainnya. Lapisanyang
berada paling dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung.
2. Kayu Gubal
Bagian kayu yang terdiri dari sel-sel hidup yang masih berfungsi. Olehkarena itu,
tugas daripada kayu gubal ini adalah menyalurkan bahan makanan daridaun
kebagian- bagian pohon yang lain.
3. Kambium
Jaringan yang berupa lapisan tipis dan bening yang melingkari pohon.
Tugas kambium ke arah luar yaitu membentuk kulit dan ke arah dalam
yaitumembentuk kayu yang baru.
4. Hati
Merupakan bagian dari pusat kayu. Hati berasal dari kayu awal, yaitu kayuyang
pertama-tama yang dibentuk oleh kambium yang bersifat rapuh
5. Kayu Teras
Bagian yang terdiri dari sel-sel yang sudah tua dan mati. Kayu teras iniasalnya
dari kayu gubal yang sudah tua dan sudah tidak berfungsi lagi. Kayuteras ini
hanya sebagai pengokoh tumbuhnya pohon saja. Kayu teras lebih awetdan pada
umumnya warna kayu lebih tua dari kayu gubalnya.
6. Pori-Pori
Pori-pori merupakan sel-sel pembuluh yang terpotong, sehingga member kesan
merupakan lubang yang kecil.Ukuran besarnya pori-pori berbeda untuksetiap
jenis kayu.
7. Jari-Jari Kayu
Jaringan kayu yang dibentuk dengan susunan sel secara radial, artinyatumbuh
melalui luar menuju pusat.Jaringan ini disebut radial.
6
STRUKTUR KAYU
8. Lingkaran Tumbuh
Kondisi pertumbuhan pohon ditentukan oleh lingkaran tumbuh, yaituiklim. Di
daerah yang memiliki perbedaan musim yang jelas, pengaruh iklimterhadap
pembentukan lingkaran tumbuh lebih jelas daripada negara-negara tropis.
9. Serat
Arah dan ukuran serat ini berbeda-beda. Ada kayu yang berserat lurus,terpilin,
berpadu, berombak, berukuran kecil, sedang dan besar. Serat sebenarnyaadalah
susunan sel-sel yang bentuknya
seperti gelondongan dan panjang-panjang.
7
STRUKTUR KAYU
(rayap, bubuk, dll.) agar memperpanjang umur kayu. Lembaga Penelitian Hasil
Hutan (LPPH), membagi keawetan kayu menjadi lima kelas awet. Pembagian
kelas awet tersebut didasarkan pada kriteria yang terdapat dalam Tabel 1.2.
Dalam hal ini ada beberapa cara mengawetkan kayu yaitu sbb:
8
STRUKTUR KAYU
1. Membakar Kayu
Salah satu cara untuk menambah ketahanan kayu adalah dengan
membakar lapisan luar kayu tersebut. Bagian luar yang berlapis arang
tidak akan mudah termakan rayap. Cara ini biasanya dipakai untuk
tiang-tiang yang sebagian tertanam dalam tanah. Cara ini tidak baik
sebab kayu akan retak, sehingga bubuk/rayap akan mudah masuk dalam
retak-retak itu dan akan menyebabkan rusaknya kayu.
2. Mengetir
Biasanya dipakai pada tiang pagar dan rangka atap dari kayu muda.
Ada dua macam tir yang sering dipakai yaitu : kolter dan sweedsteer
warnanya coklat muda dan cair.
3. Penggunaan Karbolium
Karbolium lebih baik dari pada tir, sebab pori-pori kayu tidak
tertutup dan getahnya masih bisa keluar.Biasanya digunakan pada
bangunan air dan umum, misalnya untuk tiang jembatan dalam laut,
perahu, dll.
4. Penggunaan Minyak Kreosoot
Kayu yang akan di-kreosoot dimasukan kedalam ketel. Kemudian
disalurkan uap air, agar getah kayu keluar. Air panas yang tercampur
getah dan angin dipompa keluar. Lewat saluran pipa lain minyak
kreosoot yang telah dipanasi sampai 600C dimasukan, lalu diproses
sampai 10 atmosfir. Penggunaan minyak ini juga bisa disapukan atau
dicatkan dibagian luar seperti mengetir.
5. Proses Burnett
Proses ini sama dengan proses minyak kreosoot, hanya bahannya
yang berbeda yaitu Zn Cl2 berbusa dan tak berwarna. Cara ini tidak
dapat digunakan untuk struktur yang terendam air.
6. Penggunaan Kopervitriool (Prusi)
Pada proses ini digunakan dua bejana (tangki) khusus. Tangki
bagian atas diisi campuran kopervitriool dan air, kayu dimasukan
kedalam tangki bagian bawah, sehingga kopervitriool bercampur air
akan mengalir dan mengisi pori-pori kayu.
7. Proses Kijan
Kayu direndam dalam air yang sudah dicampur bahan pengawet
Hg Cl2 (zat cair putih yang beracun sangat berbisa dan tak berwarna)
selama 5 - 14 hari, kemudian ditumpuk pada tempat yang berangin.Kayu
9
STRUKTUR KAYU
yang sudah diobati tidak berbau dan berwarna, setelah kering bisa di cat.
Cara ini tidak baik jika digunakan pada struktur yang berlengas, juga
tidak baik dipadukan (komposit) dengan besi.
8. Proses Wolman
Proses ini menggunakan garam wolman, yaitu bahan pengawet
yang terdiri dari Na Fe di tambah dini trophenol dan bichromat kers.
dijual dalam bentuk bubuk. Kayu yang akan diawetkan harus
dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direndam dalam air yang sudah
dicampur garam wolman selama 7 hari dan kemudian dikeringkan.
2.2 Landasan teori
Peraturan perencanaan struktur kayu
Penggunaan kayu sebagai bahan struktur tidak boleh dirancang hanya
berdasarkan pengalaman, perasaan maupun perkiraan. Perhitungan struktur
kayu harus didasarkan atas pengetahuan ilmu gaya. Meskipun demikian
dalam perancangan, penggunaan pengalaman hasil struktur kayu yang telah
ada, dapat memberikan arahan dan pandangan awal yang bermanfaat.
Dengan demikian, mulai penetapan beban yang bekerja, perhitungan gaya-
gaya yang terjadi pada struktur, penetapan ukuran, sambungan dan lain-
lain, harus dilakukan secara rasional dan mengacu pada peraturan serta
norma keilmuan yang berlaku.
1. Aturan penetapan pembebanan
Penetapan besarnya muatan-muatan (beban) yang bekerja pada struktur,
harus mengacu pada ketetapan / peraturan yang berlaku, misalnya : Dana
Normalisasi Indonesia NI-02006, NI-02007, Peraturan-peraturan
pembebanan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Tenaga
Perum Kereta Api, dan sebagainya.
Menurut kombinasinya, pembebanan dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu: beban tetap, beban sementara (beban tidak tetap), dan beban khusus.
Beban tetap adalah beban yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan dan
beban bergerak yang bersifat tetap atau terus menerus seperti berat sendiri,
tekanan tanah, tekanan air, barang-barang gudang, kendaraan diatas
jembatan, dan sebagainya.
Beban sementara adalah beban yang berlangsung kurang dari 3 bulan dan
muatan bergerak yang bersifat tidak tetap atau terus menerus, sepeti berat
10
STRUKTUR KAYU
11
STRUKTUR KAYU
I I25.000
II 100. 000
III 80. 000
IV 60. 000
Tegangan kayu yang diijinkan (atau sering disebut tegangan ijin) merupakan
besaran (dalam satuan kg/cm2) yang menyatakan tegangan kayu yang
diperkenankan dipakai dalam perhitungan-perhitungan. Tegangan ijin dibedakan
menurut gaya yang bekerja dan arah bekerjanya gaya, yaitu :
Ada beberapa langkah umum dalam menghitung tegangan ijin kayu, adalah
sebagai berikut :
12
STRUKTUR KAYU
Jenis kayu yang akan dipakai dalam perencanaan dapat diambil dari tabel yang
terdapat pada Lampiran I. Dari tabel tersebut akan diketahui kelas kuatnya dan
berat jenisnya (=g). Apabila terdiri dari beberapa kelas kekuatan, pilih yang
terendah (agar lebih aman).
b. Tentukan Tegangan ijinnya.
lt = 170 g
tr//= ds//= 150 g
ds = 40 g
// = 20 g
dengan g = berat jenis kayu. Lampiran dan rumus tersebut diatas hanya
berlaku untuk kayu mutu A. Sedang untuk kayu mutu B, tegangan ijinnya
harus dikalikan dengan faktor =3/4.
c. Tegangan ijin yang diperoleh diatas adalah untuk kayu terlindung, sehingga untuk
kayu yang tidak terlindung, misalnya : selalu terendam air, kadar lengas tinggi,
terkena air hujan dan matahari, maka tegangan ijinnya harus dikalikan dengan
faktor 2/3 ( = 2/3). Bila struktur tidak terlindung namun dapat mengering
dengan cepat, misalnya : untuk jembatan, perancah, maka tegangan ijin harus
dikalikan dengan faktor 5/6 ( = 5/6).
d. Bila sifat muatan struktur kayu berupa beban sementara ,makategangan ijinnya
harus dikalikan dengan angka 5/4 ( = 5/4).
Dengan demikian rumus tegangan ijinnya menjadi :
Lt = 170 g
13
STRUKTUR KAYU
tr//=ds//= 150g
ds = 40g
ds = 40g
e. Bila arah gaya batang membentuk sudut dengan arah serat kayu (Gambar
2.1), maka tegangan yang diijinkan harus dihitung menurut rumus : dsa =
ds// - (ds// - ds ) sin dengan, dsa = Tegangan ijin desak kayu dengan
sudut terhadap arah serat. Disamping dengan rumus diatas, juga dapat
berdasarkan diagram (Lampiran II).
7. Ukuran lebar bentang pada batang terlentur
Di dalam PKKI Pasal 12 tertulis bahwa penetapan ukuran jarak bentang pada
struktur terlentur mengikuti syarat - syarat sebagai berikut :
Panjang perletakan dari sebuah balok di atas dua perletakan harus diambil
setinggitingginya L/20 jarak antara kedua ujung perletakan. Sebagai jarak
bentang harus diambil jarak antara kedua titik tengah perletakan tersebut
dan setinggi - tingginya 1,05 kali jarak antara ujung perletakan.
Jika sebuah balok atau pelat itu merupakan balok tersusun, maka sebagai
jarak bentang masing-masing lapangan harus diambil jarak antara titik
tengah-tengah masing-masing perletakan. Pada balok tersusun masing-
masing lapangan dapat dianggap seperti terletak diatas dua perletakan.
Sedangkan tegangan lentur yang diperkenankan untuk balok tersebut boleh
dinaikan 10 %.
Pada balok dengan tunjang, sebagai jarak bentang harus diambil : l = (l1 +
l2) / 2.
14
STRUKTUR KAYU
BAB III
PERHITUNGAN DAN PENYELESAIAN
3.1 Perhitungan
15
STRUKTUR KAYU
T = Ft An = 21,6 (0.8BD)
= 0.8 untuk kombinasi 3
Tu < t T (seharusnya cek semua kombinasi pembebanan dg berbeda)
107600 < 0,8 0,8 21,6 (0,8BD)
BD > 9729,5 mm2
d) Dimensi penampang:
Jika B=D maka B2 > 9729,5 B > 98,6 mm, Ambil ukuran 100 x 100 mm2.
Atau alternatif lain, jika B = 60 maka D > 5787/60 > 96,5 mm, Ambil
ukuran 60 x 100 mm2
Catatan: CF = (12/(100/25.4))1/9= 1.13
di cek kembali dimensi penampangnya jika CF < 1
(Rubah Dimensi dan hitung sampai dengan CF < 1)
3.1.2 Disain Batang Tekan (Hanya gaya normal tekan sentris)
Diketahui suatu batang tekan berukuran 150 x 150 mm2, panjang
batang 2500 mm nomor absen 21 = 2521 mm, tergolong E17 dari
pemilahan secara masinal. Perletakan adalah sendi-sendi. Hitung besarnya
gaya tekan terfaktor Pu yang dapat diterima batang tekan tersebut.
Jawab:
16
STRUKTUR KAYU
2
CP = [(1+ c)/2c]-[ [(1+ c)/2c c/c]0,5 = [(1+0,78)/2.0,8)]-
[(1+0,78)2.0,8]0,5 =0,493
P = Cp Po=0.493*(712800) = 351410,4 N
Pu = c P = 0.8*(0.9)* 351410,4 = 253015,49 N
Cek Pembebanan:
Pu = 253015,49 N < P = 351410,4 N (ok)
3.13.1.3 Desain penampang terhadap momen lentur,gaya geser dan
lendutan:
Diketahui suatu balok di atas dua perletakan sendi dan rol dengan
ukuran B = 80 mm, D = 120 mm, panjang bentang L=1750 mm nomor
absen 21 = 1771 mm, kayu tergolong E19. Beban mati merata yang
bekerja qD = 2 kN/m. Asumsikan CL = 1, CM =1 dan CF =1. Lendutan
yang diijinkan 1/300 panjang bentang.
Hitung:
Jawab:
80mm
120 mm
Qdl=2kN/m
A C B
L = 1771 mm
E = 19000 MPa
17
STRUKTUR KAYU
Penyelesaian:
18
STRUKTUR KAYU
>
5 ( 2+qll )
4
5.85 384 19000. 11.520.000 1,771
VU 6,2
V = . v = 0,80.0,75 = 10,3
V =
2
3 FV Bdn [ ]
dn
120
2
11,875 =
2
3 [ ]
(6.3). (80)
dn
120
2
; dn = 90,60 mm
Dn = 21 mm
D=120 mm
a)Kombinasi pembebanan
N Tu TD TLa TW Jumla
19
STRUKTUR KAYU
o h (kN)
1 Kombinasi 1 1,4 - - 43,4
2 Kombinasi 2 1,2 0,5 - 52,7
3 Kombinasi 3 1,2 1,6 0,8 107,6
4 Kombinasi 4 1,2 0,5 1,3 86,5
b)Kuat acuan
N Golongan Ft KF t
o kayu (Mpa)
1 E-11 8,0 2,70 0,80
c)Kuat acuan Ft
No Asumsi Jumlah
(Ft)Mpa
CM CF KF Ft (Mpa)
1 1 1 2,70 8,0 21,6
misalkan
N B D An T t Tu
o
1 80 120 0,8 21,6 0.8 0,8 107600
d)Dimensi Penampang
Jika B=D maka B2 > 4195, B > 64,7 mm, Ambil ukuran 100 x 100 mm2
Catatan: CF = (12/(100/25.4))1/9= 1.13
20
STRUKTUR KAYU
c/c]0.5
1 CP 0,712 0,507 0.975 1,219 0.493
6. Cek Pembebanan:
Pu= 253015,49 N < P= 351410,4 N (ok)
7. Desain Penampang
- Panjang (le) = 1771
- Lebar (B) = 80
- Tinggi (D) = 120
- Kelas kayu = E-19
- Beban mati merata = 2 KN/m
- ijin = L/300 = 1771/300 = 509,3 mm
- E = 19000 MPa
- Kuat lentur acuan Fb = 18,5 MPa, KF = 2,54
- kuat geser acuan Fv = 2,18 MPa, KF = 2,88
- Kombinasi beban U = 1,2 DL + 1,6 LL
- (diasumsikan paling kritis), faktor waktu = 0,8
8. Momen lentur
Perhitu- b C C C
No ngan QDL L2/ BD2/6 L M F SX KF Fb jumlah
8
21
STRUKTUR KAYU
1 MDL 2 0,3 - - - - - - -
92
-
2 SX - 19200 - 0,8 - - - - - - 192000
0 5
-
3 FB - 19200 0, 0,8 1 1 1 19200 2,5 18,5 6,14KN/m
0 8 5 0 4
9. Kuat geser
10. Lendutan
11. Takikan
3 Dn - - - 80 6,3 - 10,3 - - 21
22
STRUKTUR KAYU
BAB IV
KESIMPULAN
1. Pembahasan umum
Kayu dapat di gunakan untuk berbagai macam jenis konstruksi pada
bangunan keperluan seperti untuk membuat konstruksi bangunan dan
perlengkapan alat-alat rumah tangga. Kayu sebagai bahan konstrusi banyak
didapat dari hutan
23
STRUKTUR KAYU
VU 7,125
V = . v = 0,80.0,75 = 11,875
V =
2
3 FV Bdn [ ]
dn
120
2
11,875 =
2
3 [ ]
(6.3). (80)
dn
120
2
; dn = 22,6 mm
24
STRUKTUR KAYU
Dn=22,6 mm
D=120mm
4.2. Penutup
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga laporan STRUKTUR KAYU dapat terselesaikan
dengan baik. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tertuang
dalam tugas akhir ini banyak kekurangan dari segi penyajian maupun
penyeleaian. Hal ini karena keterbatasan waktu dan keterbatasan ilmu
yang penyusun miliki, yang belum berpengalaman dalam perencanaan,
khususnya perencanaan bangunan.Dalam penyusunan laporan ini,
penyusun telah berusaha menerapkan teori-teori yang telah didapat selama
perkuliahan dan peraturan-peraturan serta literatur-literatur yang
berhubungan dengan konstruksi kayu.
4.3. Saran
1. Asumsi yang sesuai dalam menghitung suatu gaya, sehingga
perhitungan bisa lebih akurat.
2. Estimasi beban dan analisa statika harus benar, agar didapatkan suatu
konstruksi yang aman dan memenuhi syarat seperti yang telah
ditentukan dalam perencanaan.
25