Anda di halaman 1dari 40

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laut merupakan suatu tempat yang mengandung berbagai sumber alam yang
sangat penting untuk kehidupa manusia. Laut memberikan banyak manfaat bagi
manusia sebagai sarana perhubungan dari satu tempat ke tempat lain maupun untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika pengelolaan sumberdaya alam yang ada dilaut
dilakukan dengan baik maka bukan tidak mungkin masyarakat pesisir kehidupannya
akan layak. Efisiensi dan efektifitas dalam mengelola sumberdaya alam yang ada
dilaut akan sangat tergantung kepada pengetahuan dan pengertian tentang lautan itu
sendiri. Pengetahuan tentang lautan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan dapat
memanfaatkan sumberdaya yang ada dilaut dengan baik (Zaedkfc,2011).
Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan
graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu
kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera
dan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau
deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat
diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala
fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi
terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan
bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem
ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer
(Anggapradita,2011).
Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang
mempelajari laut, samudra beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga ke
kerak samuderanya. Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4
(empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai
samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-
masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia
oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi di laut, dan yang terakhir
biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora
dan fauna atau biota dilaut. (Yogisuardi,2011)
1.2 Maksud dan tujuan
Maksud dari praktikum Oceanografi mengenai perairan laut agar praktikan
dapat mengetahui apa saja parameter fisika dan kimia yang ada di perairan laut.
Tujuan dari praktikum Oceanografi mengenai perairan laut agar praktikan
mampu menggunakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur parameter fisika serta
dapat mengetahui dan menjalankan bagaimana proses dalam melakukan praktikum
dengan parameter kimia.

1.3 Waktu dan Tempat


Praktikum oceanografi mengenai perairan laut dilakukan pada hari Minggu,13
November 2011 pukul 09.00-16.00 WIB bertempat di Pelabuhan Mayangan,
Probolinggo, Jawa Timur.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perairan Laut


Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga
sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara
tetangga. Untuk landas kontinen negara kita berhak atas segala kekayaan alam yang
terdapat di laut sampai dengan kedalaman 200 meter. Batas laut teritorial sejauh 12 mil
dari garis dasar lurus dan perbatasan laut zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil
dari garis dasar laut (Vedca,2009)
Air laut adalah air yang terlarut dalam berbagai padatan dan gas. Contoh 1000
g air laut akan berisi sekitar 35 g senyawa terlarut, secara kolektif disebut garam.
Dengan kata lain, 96,5% dari air laut adalah air dan 3,5% zat terlarut. Jumlah total
bahan terlarut tersebut disebut salinitas. Biologi kelautan dan oseanografer di masa
lalu biasanya menyatakan salinitas dalam bentuk bagian per seribu, disingkat , tetapi
istilah baru adalah menggunakan practice salinity unit atau psu. Jadi, jika suatu sampel
air laut yang khas memiliki 35 g senyawa terlarut dalam 1000 g, maka air tersebut
memiliki salinitas 35 psu (35 ) (Nybakken, 1997).

2.2 Parameter Fisika


2.2.1 Suhu
Suhu di laut adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan
organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun
perkembangbiakan dari organisme-organisme tersebut. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis hewan yang terdapat
diberbagai tempat di dunia. Sebagai contoh, binatang karang dimana penyebarannya
sangat dibatasi oleh perairan yang hangat yang terdapat di daerah tropik dan subtropik
(Hutabarat, 2008).
Kita dapat berpikir tentang lautan sebagai pompa raksasa yang mentransfer
panas dari khatulistiwa ke kutub. Ini suplemen transportasi utama panas dari lintang
lintang rendah ke tinggi dengan oleh atmosfer. Transfer ini dilakukan di perairan
permukaan lautan seperti arus teluk perairan tropis yang hangat bergerak ke daerah
kutub. Perairan dalam dari lautan yang kita artikan dengan air di bawah kedalaman
sekitar 1.500 meter semua memiliki asal-usul mereka di lintang tinggi, sebagaimana
akan kita lihat. Oleh karena itu perairan dalam dari lautan yang jauh lebih dingin
daripada air permukaan. Stratifikasi suhu di lautan. Fitur utama dari profil ini adalah: 1.
Sebuah permukaan, atau campuran, lapisan mencerminkan suhu suhu rata-rata
ambiant lintang itu. 2. Lapisan dalam dan bawah yang mencerminkan asal-usul air di
lintang tinggi, dan 3. Lapisan termoklin antara sekitar 100meter dan 1500 meter di
mana suhu umumnya menurun monoton dari nilai permukaan yang tinggi dengan nilai
yang mendalam rendah (Turekian,1990).
Suhu variabel lingkungan penting untuk organisme akuatik. Rentang toleransi
serta suhu optimum kultur berbeda untuk setiap jenis / spesies ikan, hingga stadia
pertumbuhan yang berbeda. suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan.
peningkatan suhu : peningkatan aktivitas metabolisme ikan, penurunan gas (oksigen)
terlarut, efek pada proses reproduksi ikan dan ekstrim: kematian kultur (Vedca,2009)

2.2.2 Kecepatan Arus


Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh
lautan di dunia. Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan
arah pelayaran bagi kapal-kapal. Peta arus telah dibuat oleh para pelaut berabad-abad
yang lalu. Kita dapat mengetahui adanya arus-arus ini terutama didasarkan atas
pekerjaan seorang ahli oseanografi kebangsaan Amerika Matthew Fontaine yang telah
memulai pekerjaan tersebut sejak tahun 1840. Ia membuat sebuah gambar dari sistem
arus-arus dunia berdasarkan atas pengamatan dan pengukuran terhadap besarnya
pengaruh arus yang mempengaruhi pembelokan arah kapal dari lintasan jalan yang
seharusnya dikehendaki dari suatu pelayaran yang panjang dan memakan waktu yang
lama (Hutabarat, 2008).
Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebabkan
perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan tersebut merupakan resultan
dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa factor yang mempengaruhinya. Arus
laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik
secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping).
Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus
dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi
utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan (Suhardi,2011).
Current meter (Alat ukur arah dan kecepatan arus laut), Seluruh current-meter
mekanik mengukur kecepatan dengan melakukan pengubahan gerakan linear menjadi
menjadi angular. Sebuah current-meter yang ideal harus memiliki respon yang cepat
dan konsisten dengan setiap perubahan yang terjadi pada kecepatan air, dan harus
secara akurat dan terpercaya sesuai dengan komponen velositas. Juga harus tahan
lama, mudah dilakukan pemeliharaan, dan simpel digunakan dengan kondisi
lingkungan yang berbeda-beda. Indikator kinerja tergantung pada inertia dari rotor,
gerakan air, dan gesekan dalam bearing (Jimmy,2011).

2.2.3 Kecerahan
Tingkat kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke dalam
kolom air dan dinyatakan dalam persentase (%), dari beberapa panjang gelombang
yang ada yang jatuh agak lurus pada permukaan air. Kemampuan penetrasi cahaya
matahari dipengaruhi kekeruhan air: suspensi dalam air (lumpur), planktonik ; jasad
renik dan warna air. Fitoplankton terdiri dari berbagai spesies dengan karakter
morfologis(warna)masing-masing : Warna air hijau tua (Cyanophyceae, Microcystis,
Anabaena), Warna air hijau muda (Chlorophyta), Warna air hijau kecoklatan (kelas
Bacillariophyta), Warna air coklat kemerahan (kelas Dinoflagellata). Kecerahan <25
cm(kultur plankton dapat mati; penurunan DO secara drastis) (Vedca,2009).
Secchi disk yang transparansi pada dasarnya adalah fungsi dari pantulan
cahaya dari permukaan disk dan karena itu dipengaruhi oleh karakteristik penyerapan
air dan bahan terlarut dan partikel yang terkandung di dalam air. sementara
konsentrasi tinggi transparansi materi organik terlarut menurun dengan cara nonlinier
yang diukur dengan secchi disk, penurunan transmisi cahaya sebagai dievaluasi oleh
disk dipengaruhi oleh peningkatan hamburan cahaya oleh partikel tersuspensi.
kedalaman transparansi sebagian besar tergantung intensitas cahaya permukaan,
tetapi menjadi tidak menentu menjelang fajar atau senja. penentuan yang terbaik
dibuat di dekat tengah hari (Likens,1979).
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran
cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan
lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan
dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh
phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk
kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air. Masuknya cahaya
matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan
kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
didalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan
banyaknya zat yang tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan
dan absorbsi cahaya yang datang sehingga kekeruhan menyebabkan terhalangnya
cahaya yang menembus air (Gusrina,2011).

2.2.4.Sifat Optis Air


Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas matahari. Hal ini berkaitan
dengan besarnya sudut penyinaran yang dibentuk cahaya yang tiba dipermukaan air
sebagian akan dipantulkan dan sebagian akan diteruskan.Pada perairan laut yang
bergelombang cahaya sebagian dipantulkan dan dihamburkan.Sifat yang diteruskan
sebagian akan di absorbsi (Suprihatin,2008).
Cahaya yang mencapai permukaan bumi dan permukaan perairan terdiri atas
cahaya yang langsung (direct) berasal dari matahari dan cahaya yang disebarkan
(diffuse) oleh awan (yang sebenarnya juga berasal dari cahaya matahari).Penetrasi
cahaya kedalam air sangat dipengaruhi ole intensitas dan sudut datang cahaya,
kondisi permukaan air dan bahan-bahan yang terlarut dan tersuspensi di dalam
air.Cahaya matahari yang mencapai permukaan perairan tersebut sebagian diserap
dan direfleksikan kembali.Sebagian cahaya matahari dipantulkan kembali
kepermukaan air,dengan intensitas yang bervariasi menurut sudut datang cahaya dan
musim.Sudut datang cahaya matahari kepermukaan air bervariasi secara harian.Pada
sudut datang tepat 90o (terjadi pada sekitar pkul 12.00),intensitas cahaya matahari
yang dipantulkan sekitar 1,5% - 2,0%. Semakin kecil sudut datang cahaya,semakin
banyak cahaya yang dipantulkan (Effendi,2003).
Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas matahari Semakin lama
matahari berada. Sifat optic air dimiliki semakin besar sudut dating semakin
besar.Intensitas matahari semakin besarmaka sifat optis air akan bervariasi (Nybaken,
1985).

2.2.5.Pasang Surut

Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya


permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan
gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari,bumi dan
bulan.Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh
atau ukurannya lebih kecil.Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama
di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar
perairan Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut
pasang rendah.Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut
rentang pasang surut (tidal range).Periode pasang surut adalah waktu antara puncak
atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya.Harga periode
pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.Pasang
purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis
lurus.Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang
rendah yang sangat rendah.Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan
bulan purnama.Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari
membentuk sudut tegak lurus.Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah
dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4
dan 3/4 (Surbakti,2011).

Menurut Pariwono (1989),fenomena pasang surut diartikan sebagai naik


turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa
terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi.Sedangkan menurut
Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik
turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya
gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari,
bumi dan bulan.Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya
lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis
yaitu: pasang surut atmosfer (atmospheric tide),pasang surut laut (oceanic tide) dan
pasang surut bumi padat (tide of the solid earth).Pasang surut laut merupakan hasil
dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal.Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah
luar pusat rotasi.Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi
berbanding terbalik terhadap jarak.Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari,gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari
dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi.Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari
tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi,sudut antara sumbu rotasi bumi dan
bidang orbital bulan dan matahari (Suardi,2011).
Menurut (BROK,2011), Pasang surut laut merupakan suatu fenomena
pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh
kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama
oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan
karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.Faktor non astronomi yang
mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk
garis pantai dan topografi dasar perairan. Puncak gelombang disebut pasang tinggi
dan lembah gelombang disebut pasang rendah. Perbedaan vertikal antara pasang
tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut (tidal range).Periode pasang
surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah
gelombang berikutnya.Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit
hingga 24 jam 50 menit.Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi,bulan dan
matahari berada dalam suatu garis lurus.Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi
yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah.Pasang surut purnama ini
terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

2.2.6.Gelombang
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu
medium.Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium
perantaranya.Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak
antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu
rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal).Cepat rambat gelombang
adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik.

Jenis-Jenis Gelombang :
1. Gelombang Transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus


dengan arah rambatannya.Satu gelombang terdiri atas satu lembah dan satu
bukit,misalnya seperti riak gelombang air,benang yang digetarkan,dsb.

2. Gelombang Longitudinal
Gelombang logitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang
berimpitan dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada. Gelombang yang terjadi
berupa rapatan dan renggangan. Contoh gelombang longitudinal seperti slingki/pegas
yang ditarik ke samping lalu dilepas

(Godam,2011)

Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak


diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang
merupakan rambatan energi (energi getaran). Macam-macam gelombang :

Menurut arah getarnya:

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap
arah rambatannya.Contoh:gelombang pada tali,gelombang permukaan air,gelobang
cahaya,dll.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit
dengan arah rambatannya.Contoh:gelombang bunyi dan gelombang pada pegas.

Menurut amplitudo dan fasenya :


Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di setiap
titik yang dilalui gelombng.
Gelombng diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya berubah
(tidak sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.

Menurut medium perantaranya:


Gelombang mekanik adalah gelombang yang didalam perambatannya memerlukan
medium perantara.Hampir semua gelombang merupakan gelombang mekanik.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang didalam perambatannya tidak
memerlukan medium perantara.Contoh:sinar gamma (),sinar X,sinar ultra
violet,cahaya tampak,infra merah,gelombang radar,gelombang TV,gelombang radio.

(BMKG,2011)
2.3 Parameter Kimia
2.3.1 PH
PH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14.
Istilah pH berasal dari " p", lambang matematika dari negatif logaritma, dan " H",
lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah negative
logaritma dari aktivitas ion Hydrogen. pH= -log[H+] (Suwargana, 2008).
Nilai pH air normal umumnya antara 6 sampai 8. Sedangkan pH air yang
terpolusi, misalnya air buangan, juga berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya.
Perubahan keasaman pada air buangan, baik ke arah allaut (pH naik) maupun ke arah
air asam pH turun), sangat mengganggu kehidupan organisme akuatik di sekitarnya.
Pada dasarnya jenis ikan air tawar memiliki kemampuan toleransi yang berbeda
terhadap pH. Ikan dewasa akan lebih baik toleransinya terhadap pH disbanding ikan
berukuran kecil, larva ataupun telur. Sedangkan toleransi yang umum dari ikan air
tawar terhadap pH pada kisaran 6,5-7,5 (Rizal, 2010).
Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam
keseimbangan sehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Dalam air murni
1/10000000 teriokan sehingga pH air dikatakan sebesar 7. Peningkatan ion hidrgen
yang menyebabkan nilai pH turun dan disebutkan sebagai larutan asam. Sebaiknya
apabila ion hydrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan seperti
ini disebut sebagai larutan basa. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam atau basa
akan membahayakan kelangsungan hidup organism karna akan menyebabkan
terjadinya gangguan metabolism dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah
yang akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion
aluminium yang bersifat toksik. Semakin tinggi yang tentunya akan mengancam
kelangsungan hidup organism air. Sedangkan pH yang tinggi akan menyebabkan
keseimbangan antara ammonium dengan amoniak dalam air terganggu. Nilai pH suatu
ekosistem air dapat berfluktuasi terutama dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis. Nilai
pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7-8,5
(Mspuh, 2009).

2.3.2 Salinitas
Salinitas menggambarkan kadar garam-garam yang terlarut dalam air . salinitas
dapat berbedabeda tergantung evaporasi dan transparansi, perbedaan salinitas akan
mempengaruhi densitas air, tekanan osmosis didalamnya dan kelarutan gas dalam air.
Salinitas air laut umunya tinggi (35.000 mg/1), sedangkan salinitas air payau dapat
lebih rendah dari air laut cukup air tawar dan dapat jauh lebih tinggi karena proses
penguapan (Rizal, 2010).

Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis (specific gravity), yaitu
rasio antara berat larutan terhadap berat air murni dalam volume yang sama. Rasio
ini dihitung berdasarkan konidisi suhu 15C. Pengukuran salinitas dalam kehidupan
sehari-hari biasanya menggunakan hydrometer, yang telah dikalibrasikan untuk
digunakan pada suhu kamar (Ofish, 2010).

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas
juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada
sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di
tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini,
secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air
payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut
brine (Dragon, 2011).

2.3.3 DO

DO (Dissolved Oxygen) atau oksigen terlarut adalah oksigen terlarut yang


terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air.
Ketika Direksi tingkat tinggi, oksigen terlarut (DO) menurun karena tingkat oksigen
yang tersedia di dalam air sedang dikonsumsi oleh bakteri. kurang oksigen terlarut
Sejak tersedia dalam air, ikan dan organisme air lainnya tidak mungkin bertahan hidup.
Untuk mengetahui tingkat BOD, diperlukan waktu 5 hari untuk melengkapi dan
dilakukan dengan menggunakan uji oksigen terlarut kit. Tingkat BOD ditentukan
dengan membandingkan tingkat DO dari sampel air yang diambil langsung dengan
tingkat DO dari sampel air yang telah diinkubasi di lokasi yang gelap selama 5 hari.
Perbedaan antara dua tingkat DO merupakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk
dekomposisi dari berbagai bahan organik dalam sampel dan merupakan pendekatan
yang baik dari tingkat Direksi (Ivan, 2010).
Untuk mempertahankan hidupnya, maka makhluk hidup yang tinggal di air baik
tanaman maupun hewan tergantung pada kadar oksigen terlarut. Oksigen berfluktuasi
secara harian (diurnal) dan musiman tergantung pada pencampuran (miksin) dan
prgerakan (turbulensi) massa air, aktifitas fotosintesis respirasi dan limbah (effluent)
yang masuk ke badan air. Di perairan air tawar, kadar oksigen terlarut antara 15 mg/l
pada suhu 0 C dan 8 mg/l pada suhu 25C (Mspuh, 2009).

Pada suhu perairan yang tinggi, aktifitas metabolisme perairan akan semakin
meningkat dimana pada kondisi tersebut kadar oksigen yang dikonsumsi semakin
bertambah dan kelarutan oksigen dalam air menurun dengan bertambahnya suhu air,
dan sebaliknya pada suhu perairan rendah, laju metabolisme dan kadar oksigen yang
dikonsumsi juga rendah. Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk
kehidupan tanaman dan hewan di dalam air, kehidupan makhluk hidup dalam air
tersebut tergantung pada kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen,
minimal yang dibutuhkan untuk kehidupan. Kandungan oksigen di dalam air untuk
dapat mendukung kehidupan organisme air berkisar antara 4-8 mg/liter. Parameter
kualitas air berdasarkan kandungan oksigen terlarut (DO) menurut (Rizal, 2010).
3. METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi

3.1.1 Parameter Fisika

a. Suhu

Pada praktikum Oceanografi untuk parameter Suhu digunakan alat-alat


sebagai berikut :

- Termometer Hg : mengukur besar suhu air laut


- Stopwatch : menghitung waktu

b. Kecepatan Arus

Pada praktikum Oceanografi untuk parameter Kecepataan arus


digunakan alat-alat sebagai berikut :

- Botol air mineral : mengukur kecepatan arus air laut


600 ml
- Kompas : mengamati arah arus air laut
- Stopwatch : mengukur waktu hingga tali meregang

c. Kecerahan

Pada praktikum Oceanografi untuk parameter Kecerahan digunakan


alat-alat sebagai berikut :

- Secchidisk : mengukur tingkat kecerahan air laut


- Karet gelang : menandai d1 dan d2
- Tongkat skala : mengukur panjang d1 dan d2

d. Pasang Surut
Pada praktikum Oceanografi untuk parameter Pasang Surut digunakan
alat yaitu :

- Tide staff : mengukur ketinggian pasang dan surut air


laut dengan cara ditancapkan pada derah
pasut

e. Gelombang

Pada praktikum Oceanografi untuk parameter Gelombang digunakan


alat yaitu :

- Tongkat berskala : mengukur tinggi gelombang air laut


2 meter
- Stopwatch : mengukur periode gelombang air laut

3.1.2 Parameter Kimia

a) PH

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Oceanografi dengan materi


pengukuran PH adalah sebagai berikut :

- pH paper : Alat untuk menukur derajat asam basa suatu


perairan
- kotak standart ph : Untuk mencocokkan pH paper

b) Salinitas

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Oceanografi dengan materi


Salinitas adalah sebagai berikut :

- Refraktometer : Alat untuk mengukur salinitas air


- Salinometer : untuk mengukur salinitas air
- Pipet tetes : untuk mengambil larutan (air laut) dalam skala kecil

c) DO (Dissolved Oxigen)

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Oceanografi dengan materi DO


(Dissolved Oxygen) adalah sebagai berikut :

- Botol DO 250ml : Sebagai tempat sampel (Air Laut)


- Buret : Untuk titrasi larutan Na2SsO3
- DO meter : untuk mengukur DO (kelarutan oksigen) di perairan
- Statif : Sebagai penyangga buret
- Pipet Tetes : Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
- Corong : Untuk membantu memasukkan larutan kedalam Buret

3.2 Bahan dan Fungsi

3.2.1 Parameter Fisika

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Oseanografi beserta fungsinya


sebagai berikut:

a. Suhu
Tali Rafia : sebagai bahan yang digunakan untuk pegang
Termometer agar tidak mengalami kontak langsung dengan tangan.
Air laut : sebagai bahan yang digunakan untuk objek yang diukur
suhunya.
b. Kecepatan arus
Tali rafia : sebagai bahan yang digunakan untuk pemberi jarak
pada botol pemberat dan pelampung sebesar 30 cm dan jarak sepanjang 5
meter.
Air laut local : sebagai bahan yang digunakan untuk mengisi salah
satu botol sebagai pemberat serta sebagai bahan yang akan diukur
kecepatan arus.
c. Kecerahan
Karet gelang : sebagai bahan yang digunakan untuk tanda tali secchi
disk sebagai D1 dan D2.
Air sampel (air laut): sebagai bahan yang digunakan untuk objek yang
diukur kecerahannya.
d. Pasang Surut
Air sampel (air laut) : sebagai bahan yang digunakan untuk
media/objek yang diukur pasang surut.

e. Gelombang
Air sampel (air laut) : sebagai bahan yang digunakan untuk
media.objek yang akan diukur gelombangnya.
3.2.2 Parameter Kimia

a. pH

Pada praktikum Oceanografi, adapun bahan yang digunakan dalam


pengukuran pH antara lain :

- Kertas pH : Sebagai indikator untuk mengetahui tingkat suatu


kadar asam atau basah pada perairan

- Air : Sebagai sampel yang akan diukur, untuk


mengetahui tingkat keasaman atau kebasahan

b. Salinitas

Pada praktikum Oceanografi, adapun bahan yang digunakan dalam


pengukuran Salinitas antara lain :

- Air : Sebagai sampel yang akan diukur, untuk


mengetahui tingkat kadar garamnya

- Tissue : Untuk membersihkan kaca prisma

c. DO

Pada praktikum Oceanografi, adapun bahan yang digunakan dalam


pengukuran DO antara lain :

- Air : Sebagai sampel yang akan dilihat kadar


oksigennya

- MnSo 4 : Untuk mengikat O2


- NaOH + KI : Membentuk endapan coklat dan melepas I2
- H 2 SO 4 : Sebagai indikator asam
- Amilum : Sebagai indikator basa
- Na 2 S2 O3 : Sebagai larutan penitrasi dan mengikat I2
3.3 Skema Kerja
3.3.1 Parameter Fisika

a. Suhu

Disiapkan termometer

Dimasukkan dalam perairan dengan


membelakangi matahari
Ditunggu 2-3 menit
Dicatat pada saat termometer dalam perairan
Diangkat kepermukaan

Hasil

b. Kecepatan Arus
Disiapkan alat

Diisi salah satu botol dengan air lokal


Diikat di salah satu ujung tali rafia
Dihubungkan antara botol 1 dan 2 dengan jarak
30 cm dan diikat dengan tali rafia dengan jarak 5
m
Dihanyutkan botol di perairan dan biarkan
mengikuti arus
Dicatat waktu yang diperlukan hingga tali
merenggang dengan stopwatch
s
Dihitung dengan rumus v =
t
Hasil
c. Kecerahan

Disiapkan Sechidisk

Dimasukkan dalam perairan secara perlahan hingga


tidak terlihat pertama kali
Diukur tingginya dan dicatat sebagai D1
Dimasukkan kedalam perairan sampai benar-benar
tidak kelihatan
Diangkat dari dasar perairan secara perlahan
sampai tampak pertama kali
Diukur tingginya dan dicatat sebagai D2
Diukur kecerahan menggunakan rumus :
D 1+ D 2
D=
2

Hasil

d. Pasang Surut

Disiapkan Tide staff

Dipasang pada tiang di daerah pasang surut yang


masih terendam air pada saat surut
Dicatat tinggi permukaan air pada tide staff sebagai
t 0 (cm)
Dibiarkan 4 jam
Dicatat tinggi permukaan air sebagai t1 (cm)
Dihitung kecepatan pasang surut dari selisih kedua

cm
tinggi permukaan tersebut ( )
jam

Hasil

e. Gelombang
Tinggi Gelombang

Disiapkan tongkat skala

Ditancapkan atau ditegakkan tongkat skala


dalam air
Diukur tinggi gelombang (puncak dan lembah)
dengan dilihat langsung atau visual
Diulangi sebanyak 3 kali
Dicatat tinggi gelombang

Hasil
Periode Gelombang

Disiapkan tongkat skala

Ditancapkan atau ditegakkan tongkat skala


dalam air
Diukur lamanya waktu yang diperlukan antara
puncak gelombang I dengan puncak
gelombang II melewati tongkat skala dengan
stopwatch
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali

Hasil
3.3.3 Parameter Kimia

a. Derajat keasaman (PH)

pH Paper
- Disiapkan

- Dimasukkan kedalam air sampel sekitar 2 menit

- Diangkat dan dikibas-kibaskan hingga hingga kering

- Dicocokan perubahan warna kertas lakmus dengan kotak standart pH

Hasil

b. Salinitas

Refraktometer
- Disiapkan

- Dikalibrasi dengan akuadest

- Dikeringkan dengan tissue secara searah

- Diambil air sample dengan pipet tetes

- Diteteskan pada kaca optic refraktometer sebanyak 1-2 tetes

- Diarahkan pada cahaya matahari dengan kemiringan 45o

- Dilihat besarnya salinitas dengan melihat skala yang ditunjuk pada


lensa refraktometer
- Dicatat

Hasil

Salinometer
- Dikalibrasi dengan aquadest
- Dibersihkan dengan tissue
- Dimasukkan air sampel dengan menggunakan pipet tetes
- Ditutup salinometer
- Ditekan tombol on hingga keluar tulasan AAA
- Ditekan tombol start

c. Oksigen terlarut
Hasil (DO)

Botol- DO
Diukur dan dicatat volume DO

- Dimasukan botol DO kedalam water sampler dan masukkan ke dalam


perairan sesuai dengan kedalaman yang diinginkan untuk memperoleh
air sampel

- Di buka tutup botol yang berisi sampel

- Ditambah 2 ml MnSO4 dan 2ml NaOH+KI

- Dibolak balik biarkan sampai terjadi endapan coklat

- Di buang air yang bening dan endapan tersisa di beri 2 ml H2SO4 pekat
dan dikocok sampai larut

- Diberi 4 tetes amilum


- Dititrasi dengan Na thosulfat 0,025 N sampai tidak berwarna (bening)
pertama kali

- Dicatat ml titran dan dapatkan hasil dari perhitungan

V ( titran ) xN ( titran ) x 1000 x 8


V ( botol DO )4
Hasil
4.Hasil dan Pembahasan

DATA LAPANG

1. KECEPATAN ARUS
Hasil Pengukuran (pukul 10.30 WIB) :
Panjang tali yang dipakai (s) : 5 meter
Lama Waktu (t) : 25 detik
Kecepatan Arus (v) : 0.2 m/s
Arah Arus : dari tenggara menuju barat laut

2. KECERAHAN
Hasil Pengukuran I (pukul 10.50 WIB) :
Kedalaman Secchidisk (mulai tidak tampak) : 154 cm
Kedalaman Secchidisk (mulai tampak) : 289 cm
Nilai kecerahan : 221,5 cm

Hasil Pengukuran II (pukul 11.50 WIB) :


Kedalaman Secchidisk (mulai tidak tampak) : 191 cm
Kedalaman Secchidisk (mulai tampak) : 180 cm
Nilai kecerahan : 185,5 cm

221,5+185,5
Nilai Kecerahan rata-rata = = 203,5 cm
2

3. SUHU
Hasil Pengukuran (pukul 11.45 WIB) :
Suhu air laut : 30 C

4. SALINITAS
Hasil Pengukuran :
Nilai Salinitas : 34

5. DERAJAT KEASAMAN (PH)


Hasil Pengukuran :
Nilai pH : 8

6. GELOMBANG
Hasil Pengukuran (pukul 14.00 WIB):
Tinggi Gelombang

Pengukuran ke I II III

Puncak (cm) 128 127 125

Lembah (cm) 117 118 116

Selisih (cm) 11 9 9

Tinggi gelombang rata-rata = 9,67 cm

Perhitungan :
11 +9+9
= 9,67
3

Pengukuran Ke I II III Rata-rata

Periode
Gelombang 0,3 0,4 0,5 0,4
(detik)

7. PASANG SURUT
Hasil Pengukuran :
Skala awal pada tide staff (pukul 10.00 WIB) : 19 cm
Skala akhir pada tide staff (pukul 14.00 WIB) : 119 cm
Selang waktu pengukuran : 4 jam
Kecepatan pasang surut : 25 cm/jam
Tipe pasang surut : Diurnal

8. OKSIGEN TERLARUT (DO)


Hasil Pengukuran (pukul 11.15 WIB) :
Nilai kandungan oksigen di perairan : 2,439 mg/l

Perhitungan DO :
V1 = 8,1 ml V2 = 11,1 ml N = 0,025 N Vbotol DO = 250 ml

Vtitran x Ntitran x 8 x 1000 3 x 0,025 x 8 x 1000 600


= = = 2,439
Vbotol DO4 2504 246
mg/l
DATA HASIL PRAKTIKUM LAPANG OCEANOGRAFI

Derajat
Gelomban Pasang
Kec. Arus Kecerahan Suhu Salinitas keasaman Oksigen terlarut (DO)
g surut
(pH)
(m/s) (cm) (C) () (mg/l)
(cm/jam)

0,2 203,5 30 34 8 9,67 25 2,439


4.2 Analisa Prosedur
4.2.1 Parameter Fisika
a. Suhu
Pada pengukuran suhu langkah pertama yang harus dilakukan adalah
disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengkuran suhu. Alat-alat yang
digunakan yaitu Thermometer Hg yang berfungsi untuk mengukur suhu air sampel (air
laut) secara langsung, dan tali rafia yang berfungsi sebagai pegangan thermometer
agar tidak kontak langsung dengan tubuh pengamat, sedangkan bahan yang
digunakan yaitu air laut sebagai air sampel yang akan diukur suhunya. Langkah
selanjutnya yaitu thermometer Hg dimasukkan kedalam perairan dan posisinya
membelakangi matahari dan diusahakan tidak kontak langsung dengan tangan agar
tidak mempengaruhi hasil pengukuran maka digunakan tali rafia sebagai pegangan.
Setelah thermometer masuk kedalam perairan ditunggu 2 menit sampai air raksa
dalam thermometer berhenti menunjukkan nilai suhu (angka dalam derajat celcius),
kemudian dibaca skalanya didalam perairan dan dicatat hasilnya, setelah itu
thermometer dikeluarkan dari dalam perairan dan dimasukkan lagi ke wadah
thermometer.
b. Kecepatan arus
Pada pengukuran kecepatan arus langkah pertama yang harus dilakukan
adalah disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengkuran kecepatan
arus. Alat-alat yang digunakan yaitu botol air mineral 100 ml yang berfungsi sebagai
pemberat dan pelampung, tali rafia berfungsi untuk mengikat botol air mineral yang
digunakan dalam pengukuran kecepatan arus dan stopwatch yang berfungsi untuk
menghitung waktu pada saat merenggang, sedangkan bahan yang digunakan yaitu air
laut sebagai air sampel yang akan diukur kecepatan arusnya. Langkah selanjutnya
yaitu masing-masing ujung botol air mineral diikat dengan tali rafia, alah satu botol diisi
air sebagai pemberat dan yang satunya dibiarkan tetap kosong sebagai pelampung.
Kemudian botol tersebut dihanyutkan ke perairan dengan posisi sejajar dan ujung tali
rafia tetap dipegang sambil ditunggu sampai tali merenggang, waktunya dihitung
dengan menggunakan stopwatch dari awal botol mineral dihanyutkan sampai
merenggang. Untuk mengetahui kecepatan arusnya dihitung dengan menggunakan
s
rumus , dimana s adalah panjang tali (m) dan t adalah waktu yang ditunjukkan
t
pada stopwatch dan v adalah kecepatan arus.
c. Kecerahan
Pada pengukuran kecerahan langkah pertama yang harus dilakukan adalah
disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengkuran kecerahan. Alat-alat
yang digunakan yaitu secchidisk yang berfungsi untuk mengukur batas kecerahan air
laut, tongkat skala berfungsi untuk mengukur panjang tali, rafia berfungsi untuk
penanda atau pembatas pada tali sebagai d1 dan d2. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu air laut sebagai air sampel yang akan diukur kecerahannya. Langkah
selanjutnya yaitu sechidisk dimasukkan kedalam perairan secara perlahan hingga
batas tidak tampak pertama kali dan dicatat sebagai (d 1) dan tali sechidisk ditandai
dengan rafia pada batas permukaan air laut, kemudian sechidisk dimasukkan kedalam
perairan lebih dalam lagi kemudian ditarik ke permukaan secara perlahan hingga
sechidisk nampak untuk pertama kali dan dicatat sebagai d 2 dan ditandai dengan tali
rafia, setelah itu sechidisk diangkat ke permukaan. Kemudian diukur kecerahan air laut

d 1+d 2
dengan menggunakan rumus dan dicatat hasil pengamatannya.
2

4.2.2.Parameter Kimia

a.PH

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengukuran PH adalah


disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.Alat yang digunakan yaitu kotak
standart berfungsi sebagai pencocokan warna ph dengan ph paper.Sedangkan bahan
yang digunakan adalah ph paper berfungsi untuk mengukur derajat keasaman dari
suatu perairan.Sedangkan air laut berfungsi sebagai air sample yang akan diukur ph-
nya.Langkah selanjutnya adalah ph paper dimasukan kedalam air laut selama 2
menit,lalu ph paper diangkat didalam laut kemudian dikibas-kibaskan sampai
setengah kering,lalu dicocokan warna ph paper dengan kotak standart,dan dicatat
hasilnya.

b.Salinitas
Langkah pertama yang dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan.Alat yang
digunakan yaitu refraktometer sebagai alat untuk mengukur salinitas,pipet tetes untuk
mengambil larutan dalam skala kecil,washing bootlle sebagai tempat
aquadest,sedangkan bahan yang digunakan yaitu,aquadest sebagai pengkalibrasi
kaca prisma,air laut sebagai sample yang akan diuji salinitasnya,tissue untuk
membersihkan kaca prisma.Langkah selanjutnya adalah dibuka tutp kaca prisma pada
refraktometer lalu dikalibrasi dengan aquadest kemudian dibersikan dengan tissue,lalu
air laut diambil dan ditetesi pada kaca prisma refaktometer dengan pipet tetes
sebnayak 1-2 tetes.Kemudian ditutup prisma refraktometer perlahan membentuk sudut
45o.agar tidak terjadi gelembung kemudian refraktometer diarahkan pada cahaya
kemudian dilihat nilai salinitasnya dengan melihat skala refraktometer pada sisi kanan
atas kemudian dicatat hasilnya.

c. DO (Oksigen Terlarut)

Setelah mengambil sampel DO diperairan dan ditunggu selam 30


menit,langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan.Alat
yang digunakan yaitu statif yaitu sebagai tempat titrasi larutan Na2S2O3,botol DO
sebagai tempat sampel air laut,statif sebagi penyangga buret,pipet tetes untuk
mengambil larutan NaOH+KI dan H2SO4.Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air
laut sebagi sampel yang diukur kadar DO-nya,MnS04 berfungsi untuk mengikat
oksigen(O2),NaOH+KI berfungsi untuk membentuk endapan coklat dan untuk
mengikat I2(Iodin),H2SO4 berfungsi untuk mengencerkan endapan coklat,amilum
berfungsi sebagai indikatot basa dan Na2s2O3 berfungsi sebgai larutan titran dan
mengikat I2.Kemudian air bening yang berada diatas endapan dibuang kemudian
endapan coklat ditetesi larutan H2SO4 sebanyak 2ml(44 tetes) sebagai pengkodisian
asam dan untuk melarutkan endapan coklat,lalu ditetesi amilum sebanyak 2 tetes
untuk pengkondisian basa lalu dihomogenkan,selanjutnya dititrasi dengan Na-
Thiosulfat(Na2S2O3) 0,025N sampai jernih pertama kali menggunakan buret dan
dicatat volume Na2S2O3 yang digunakan,langkah selanjutnya yaitu dihitung nilai DO
dengan rumus:

DO=V(titran)xN(titran)x8x1000

Vbotol DO-4
Dimana,Vtitran adalah volume larutan titran yang digunakan (Na2S2O3),Ntitran
adalah normalitas Na-Thiosulfat,8 adalah jumlah Ar oksigen(O2) dan 1000 adalah
konversi 1 L air menjadi ML,Vbotol DO yaitu volume botoL DO yang digunakan dan 4
adalah asumsi jumlah air yang tumpah saat botol DO ditutup.
4.3 Analisa Hasil
4.3.1. Parameter Fisika

a. Suhu
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa suhu perairan di pelabuhan Probolinggo
sebesar 300C pada pukul 10.45 WIB. Besarnya suhu ini adalah normal seperti yang
telah diketahui dari literatur bahwa suhu normal untuk kehidupan di perairan berkisar
antara 270C 320C. Besarnya suhu mendekati suhu maksimum untuk kisaran suhu
normal. Hal ini di karenakan pada saat melakukan pengukuran, cuaca baik dan sinar
matahari yang masuk ke perairan tidak terhalang oleh awan.

Dengan demikian suhu normal yaitu 300C, maka besarnya salinitas di perairan
tersebut juga tidak terlalu tinggi karena penguapan tidak terlalu tinggi. Selain itu,
dengan besarnya suhu yang normal maka pH juga normal yaitu 8 sehinga jumlah
organisme banyak yang mengakibatkan DO rendah (Barus, 2002).

b. Kecepatan Arus
Hasil pengukuran Kecepatan Arus pada praktikum Oceanografi di dapatkan panjang
tali yang di pakai (s) adalah 5 meter. Sedangkan lama waktu (t) yang digunakan dalam
pengukuran adalah 25 detik. Kecepatan arus (V) di dapat 0,2 m/detik. Arah arus
bergerak dari Tenggara menuju Barat laut,pengukuran ini dilakukan pada pukul 10.30
WIB. Berdasarkan arah mata angin. Karena arus dipengaruhi angin, maka arah
arus permukaanm e n g i k u t i a r a h a n g i n y a n g a d a .

Gambar 4. Sistem Arus di Bumi (Sumber:Hutabarat,1985)


Pada gambar diatas, Menurut Hutabarat dan Evans (1985).Aliran air di daerah
Ekuator yang mengalir dari arah Barat ke Timur, tetapi mereka dibatasi oleh arus-arus
sejajar yang mengalir dari Timur ke Barat, baik do belahan Bumi Utara maupun di
belahan Bumi Selatan.

c. Kecerahan
Hasil pengukuran pertama kecerahan pada praktikum oceanografi dilakukan pada
pukul 10.50 WIB dan di dapatkan hasil pengukuran kedalaman secchi disk (mulai titik
tampak) dianggap D1 adalah 154 cm, sedangkan kedalaman sacchi disk (mulai
tampak) yang di anggap D2 adalah 289 cm. Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran)

D 1+ D 2
dihitung menggunakan rumus dan di dapatkan hasil 221,5 cm.
2
Sedangkan pada pengukuran kedua dilakukanpada pukul 11.50 WIB dan diperoleh
hasil pengukuran kedalaman secchi disk (mulai titik tampak) dianggap D1 adalah 191
cm, sedangkan kedalaman sacchi disk (mulai tampak) yang di anggap D2 adalah 180

D 1+ D 2
cm. Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran) dihitung menggunakan rumus
2
dan di dapatkan hasil 185,5 cm.
Nilai kecerahan ini sangat baik karena seperti yang telah diketahui dari literatur
bahwa perairan dengan kecerahan antara 24-25 cm berarti kedalamannya cukup baik,
dan hasil pengukuran nilai kecerahan jauh di atas angka tersebut. Nilai kecerahan
yang di dapatkan ini disebabkan karena pada saat pengukuran cuacanya bak sehingga
sinar matahari yang masuk ke perairan besar (Saberina dan Delila, 2011).

d. Pasang Surut
Pada praktikum oceanografi mengenai pengukuran pasang surut air laut
didapatkan hasil sebagai berikut. Diketahui skala awal pada tide staff yaitu 127 cm,
skala akhir pada tide staff yaitu 117 cm, selang waktu pengukuran 10 menit dan
kecepatan pasang surut yang dihasilkan yaitu 60 cm/jam, dimana tinggi gelombang
rata-rata adalah 126,67cm. Tipe pasang surutnya yaitu Diurnal.
Permukaan laut atau paras laut setiap hari naik dan turun secara berkala dan
dapat dilihat jenis mintakat pantai, terutama jika anda menancapkan sebuah tongkat di
bagian dangkal dari prairan pantai dan mengamatinya sepanjang hari. Bagian atas
tongkat yang terendam air akan menjadi panjng prlahan lahan (paras air sedang
menurun) kemudian pada suatu saat akan memendek secara perlahan lahan (paras
air sedang naik). Dan pada saat yang lain akan memanjang kembali (Romimohtarto
dan Juwana, 2001).

e. Gelombang
Pada praktikum oceanografi mengenai pengukuran gelombang dan periode
gelombang didapatkan hasil sebagai berikut. Pada pengukuran ke -1 dihasilkan
puncak gelombang yaitu 128 cm, lembah gelombang 117 cm dan di dapat selisihnya
11 cm. Pada pengukuran ke -2 dihasilkan puncak gelombang 127 cm, sedangkan
lembah gelombang 118 cm dan didapatkan selisihnya 9 cm. Pada pengukuran ke -3
didapatkan hasil untuk puncak gelombang 125 cm, lembah gelombang 116 cm dan
selisihnya adalah 9 cm, maka dihasilkan tinggi gelombang jika rata rata dengan
menjumlahkan ke tiga selisih pengukuran tersebut dan hasilnya adalah 9,67 cm. Pada
pengukuran periode gelombang, pada pengukuran ke -1 dihasilkan periode
pengukuran gelombang 0.3 s, pada pengukuran ke -2 hasilnya adalah 0.4 s dan pada
pengukuran ke -3 didapatkan hasil 0.5 s. Maka rata rata periode gelombang dari ke
tiga pengukuran tersebut adalah 0,4 s.

Menurut Rovicky (2009), gelombang dipengaruhi pleh banyak faktor, antara lain:

1. Angin :
- Kecepatan angin
- Panjang / jarak hembusan angin
- Waktu ( lamanya ) hembusan angin
2. Geometri laut ( topografi atau profil laut dan bentuk pantai )
3. Gempa ( apabila terjadi Tdunami ) sangat kecil / minor

Dan dapat diketahui bahwa gelombang laut lebih banyak dipengaruhi oleh factor
kondisi atmosfer.

4.4 Manfaat di Bidang Perikanan

4.4.1 Parameter Fisika

a. Suhu

Manfaat suhu di bidang perikanan ialah: merubah struktur hidrologi kolom


perairan yang dapat mempengaruhi distribusi fitoplakton, mempengaruhi fotosintesa di
laut baik secara langsung maupun tidak langsung, suhu air yang layak untuk budidaya
air laut adalah 27-320 C. Di Indonesia suhu udara rata-rata pada siang hari di berbagai
tempat berkisar antara 28,20 C sampai 34,60 C dan pada malam hari suhu berkisar
antara 12,80 C sampai 300 C. Keadaan suhu tersebut tergantung pada ketinggian
pada ketinggian tempat dari atas permukaan laut. Suhu air umumnya beberapa derajat
relatif rendah dibangding suhu udara di sekitarnya. Secara umum, suhu air di perairan
Indonesia sangat mendukung bagi pengembang budidaya perairan.

b. Kecepatan Arus

Manfaat arus bagi banyak biota adalah menyangkut penambahan makanan


bagi biota-biota tersebut dan pembuangan kotoran-kotorannya. Untuk algae
kekurangan zat-zat kimia dan C02 dapat dipenuhi. Sedangkan bagi binatang CO2 dan
produk-produk sisa dapat disingkirkan dan O2 tetap tersedia. Arus juga memainkan
peranan penting bagi penyebaran plakton, baik holoplankton maupun mesoplankton.

c. Kecerahan

Manfaat kecerahan adalah untuk budidaya perikanan, kecerahan air yang


dipersyaratkan adalah lebih dari 3 m, radiasi matahari penting dalam melengkapi
cahaya yang dibutuhkan tanaman hijau-hijauan untuk dipakai dalam proses
fotosintesa, merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan perpindahan
populasi hewan laut.

4.4.2 Parameter Kimia

a. pH (Derajat Keasaman)

Manfaat pH adalah air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat


besar untuk mencegah perubahan pH. Perubahan pH dapat mempunyai akibat buruk
terhadap kehidupan biota laut, baik secara langsung, maupun tidak langsung. Akibat
langsung adalah kematian, banyaknya telur. Serta mengurangi produksi primer. Akibat
tidak langsung adalah perubahan toxisitas zat-zat yang ada dalam air.

b. Salinitas

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas
juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada
sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di
tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini,
secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air
payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut
brine.

Keanekaragaman salinitas dalam air laut akan mempengaruhi jasad-jasad


aquatik melalui pengendalian berat jenis dan keanekaragaman tekanan osmotik. Pada
udang putih pengaruh osmoregulasi, salinitas yang tinggi juga bisa menyebabkan
udang sulit berganti kulit karena kulit udang cenderung keras.

c. DO (Oksigen Terlarut)

Oksigen terlarut merupakan petunjuk utama tahap pencemeran air sungai.


Keadaan biologikal sungai, penguraian bahan organik dalam sungai dan tahap
purifikasi secara semula jadi sungai. Merupakan faktor penting sebagai pengatur
metabolisme tubuh organisme untuk tumbuh berkembang,. Merupakan indikator
kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi
bahan organik dan anorganik.

Oksigen terlarut dalam air merupakan parameter kualitas air yang paling kritis pada
budidaya ikan. Konsentrasi oksigen terlarut dalam kolam selalu mengalami perubahan
dalam sehari semalam oleh karena itu, pengelola kolam ikan harus selalu mengetahui
atau memantau perubahan konsentrasi oksigen terlarut di dalam kolamnya.

Sumber utama oksigen, terlarut dalam air adalah difusi dari udara dan hasil fotosintesis
biota yang berklorofil yang hidup di dalam perairan, Kecepatan difusi oksigen ke dalam
air sangat lambat Oleh karena itu, Fitoplankton merupakan sumber utama dalam
penyediaan oksigen terlarut dalam perairan. Adapun reaksi fotosintesis dapat ditulis
secara sederhana adalah sebagai berikut

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Oseanografi adalah sebagai
berikut :
Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang perairan laut, mulai dari
faktor biologisnya, faktor fisika, kimia dan geologi nya.
Parameter yang diukur pada praktikum Oseanografi ada 2 jenis yaitu
Parameter Fisika dan parameter kimia.
Parameter Fisika yaitu Suhu, Kecerahan, Gelombang, Pasang surut dan
Kecepatan arus sedangkan parameter kimia yaitu Salinitas, pH, DO (Oksigen
terlarut).
Suhu adalah besarnya panas atau dinginnya suatu benda.
Kecerahan adalah tingkat masuknya cahaya matahari menembus lapisan
perairan.
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium.
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya
gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari,bumi dan bulan.
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan
di dunia
Salinitas menggambarkan kadar garam-garam yang terlarut dalam air . salinitas
dapat berbedabeda tergantung evaporasi dan transparansi, perbedaan
salinitas akan mempengaruhi densitas air, tekanan osmosis didalamnya dan
kelarutan gas dalam air.
PH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0
sampai 14.
DO (Dissolved Oxygen) atau oksigen terlarut adalah oksigen terlarut yang
terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis
tumbuhan air.
Data hasil pengamatan yang di dapat dari praktikum Oseanografi adalah
sebagai berikut :
1. Kecepatan Arus : 0,2 m/s
2. Kecerahan : 203,5 cm
3. Suhu : 30o C
4. Salinitas : 34 ppt
5. pH : 8
6. DO : 2,439 mg/L
7. Gelombang : 9,67
8. Pasang surut : 25 cm/jam

5.2 Saran
Disarankan untuk praktikumnya agar lebih ditingkatkan kekompakan kerjasama
antar assisten dan kinerja assisten agar di kemudia hari lebih baik lagi. Lalu untuk
praktikan, disarankan untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan di
praktikumkan agar tidak terjadi kesalahan prosedur.

DAFTAR PUSTAKA
Anggapradita,2011.Oseanografi.http://anggapradita-
angga.blogspot.com/2011/01/pengertian-oseanografi.html Diakses pada
tanggal 16 November 2011 pukul 20.17 WIB

Barus, T.A. 2002. Pengantar Limnologi. Universitas Sumatera Utara. Medan

BROK,2011.Pasang Surut.http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-
oseanografi/402-pasang-suruthttp://www.operationaloceanography-
brokdkp.com/index.php?news=15 Diakses pada tanggal 16 November 2011
pukul 17.52 WIB

Devin,2011.Laporan Praktikum Oseanografi.


http://muhammadasarydevin.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-
oceanografi.html Diakses pada tanggal 20 November 2011 pukul 10.11 WIB

Dharma,2010. Salinitas.http://dhamadharma.wordpress.com/2010/02/11/salinitas-laut/
Diakses pada tanggal 20 November 2011 pukul 18.15 WIB

Dragon, Sea, 2011. Pengertian Salinitas.


http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/pengertian-salinitas.html. Diakses
pada tanggal 15 November 2011 Pukul 21.00 WIB

Gusrina.2011. Kecerahan, kekeruhan air dan pengaruhnya pada ikan.


http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/kecerahan-kekeruhan-air-dan-
pengaruhnya.html. Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 23.40WIB.

Hutabarat, Sahala. 2008. Pengantar Oceanografi. Jakarta : Universitas Indonesia.

Hobiikan,2009. Oksigen Terlarut.http://hobiikan.blogspot.com/2009/02/oksigen-terlarut-


dalam-air.html

Ivan, 2010. Laporan Praktikum Limnologi.


http://ivanhodgson.wordpress.com/2010/07/13/laporan-praktikum-limnologi/
Diakses pada tanggal 15 November 2011 Pukul 21.00 WIB

Jimmy,R.P.2011. Current Meter (Alat Ukur Arah dan Kecepatan Arus Laut).
http://www.ilmukelautan.com/Instrumentasi-dan-Hidroakustik/Instrumentasi-
kelautan. Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 22.45WIB.

Likens, Gene E. 1979. Limnological Analyses. W.B.Saunders Company : Philadelpia


london toronto.
Mspuh, 2009. Parameter Kualitas Perairan.
http://mspuh.wordpress.com/2009/11/21/parameter-kualitas-perairan/ Diakses
pada tanggal 15 November 2011 Pukul 18.00 WIB

Nybakken, James W. 1997. Marine Biology: an ecological approach.Addison-Wesley


Educational Publishers Inc. : USA
Ofish, 2010. Parameter Air. http://www.o-fish.com/parameter_air.htm. Diakses pada
tanggal 15 November 2011 Pukul 18.00 WIB

Romimohtarto dan Juwana, 2001. Biologi Laut Tropis. Penerbit Djambatan. Jakarta
Rovicky, 2009. http://rovicky.wordpress.com/2007/01/10/gelombang.laut/

Saberina dan Delila. 2001. Penuntun Praktikum Pengelolahan kualitas air. Universitas
Riau. Pekabaru

Saifulrizal, 2010. Laporan Produktivitas Perairan. http://saifulrizal.blogdetik.com/


Diakses pada tanggal 15 November 2011 Pukul 18.00 WIB

Suardi,2011.Gelombang.http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-gelombang-dan-
jenis-macam-gelombang transversal-longitudinal
http://riyn.multiply.com/journal/item/47 Diakses pada tanggal 16 November 2011
pukul 18.18 WIB
Suhardi, yogi. 2011. Arus Laut. http://www.ilmukelautan.com/Oseanografi/Fisika-
Oseanografi. Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 23.20WIB

Suprihatin,2008.Sifat optis air.http://sm4rtzyoulyz.blogspot.com/2009/05/sifat-optis-


air.html Diakses pada tanggal 16 November 2011 pukul 16.42 WIB.

Surbakti,2011.Pasang Surut.http://surbakti77.wordpress.com/2007/09/03/pasang-surut/
Diakses pada tanggal 17 November 2011 pukul 17.02 WIB

Suwargana, 2008. pH Meter. http://suwargana.multiply.com/journal/item/16.html


Diakses pada tanggal 15 November 2011 Pukul 18.00 WIB

Turekian, Karl K. 1990. Oceans.Prentice hall : Yale Univercity

Vedca,2009. Teknologi Pengelolaan Kualitas


Air.www.sith.itb.ac.id/.../1_Teknologi_Pengelolaan_Kualitas_Air_KUAL.
Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 23.00WIB.
Yogisuardi,2011.Oseanografi.file:///G:/Oseanografi.htm Diakses pada tanggal 16 November
2011 pukul 20.20 WIB
Zaedkfc,2011.Laut.http://zaedkfc.blogspot.com/2011/09/jurnal-praktikum-oseanografi.html
Diakses pada tanggal 16 November 2011 pukul 22.16 WIB

Anda mungkin juga menyukai