PENDAHULUAN
Laut merupakan suatu tempat yang mengandung berbagai sumber alam yang
sangat penting untuk kehidupa manusia. Laut memberikan banyak manfaat bagi
manusia sebagai sarana perhubungan dari satu tempat ke tempat lain maupun untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika pengelolaan sumberdaya alam yang ada dilaut
dilakukan dengan baik maka bukan tidak mungkin masyarakat pesisir kehidupannya
akan layak. Efisiensi dan efektifitas dalam mengelola sumberdaya alam yang ada
dilaut akan sangat tergantung kepada pengetahuan dan pengertian tentang lautan itu
sendiri. Pengetahuan tentang lautan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan dapat
memanfaatkan sumberdaya yang ada dilaut dengan baik (Zaedkfc,2011).
Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan
graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu
kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera
dan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau
deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat
diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala
fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi
terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan
bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem
ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer
(Anggapradita,2011).
Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang
mempelajari laut, samudra beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga ke
kerak samuderanya. Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4
(empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai
samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-
masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia
oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi di laut, dan yang terakhir
biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora
dan fauna atau biota dilaut. (Yogisuardi,2011)
1.2 Maksud dan tujuan
Maksud dari praktikum Oceanografi mengenai perairan laut agar praktikan
dapat mengetahui apa saja parameter fisika dan kimia yang ada di perairan laut.
Tujuan dari praktikum Oceanografi mengenai perairan laut agar praktikan
mampu menggunakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur parameter fisika serta
dapat mengetahui dan menjalankan bagaimana proses dalam melakukan praktikum
dengan parameter kimia.
2.2.3 Kecerahan
Tingkat kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke dalam
kolom air dan dinyatakan dalam persentase (%), dari beberapa panjang gelombang
yang ada yang jatuh agak lurus pada permukaan air. Kemampuan penetrasi cahaya
matahari dipengaruhi kekeruhan air: suspensi dalam air (lumpur), planktonik ; jasad
renik dan warna air. Fitoplankton terdiri dari berbagai spesies dengan karakter
morfologis(warna)masing-masing : Warna air hijau tua (Cyanophyceae, Microcystis,
Anabaena), Warna air hijau muda (Chlorophyta), Warna air hijau kecoklatan (kelas
Bacillariophyta), Warna air coklat kemerahan (kelas Dinoflagellata). Kecerahan <25
cm(kultur plankton dapat mati; penurunan DO secara drastis) (Vedca,2009).
Secchi disk yang transparansi pada dasarnya adalah fungsi dari pantulan
cahaya dari permukaan disk dan karena itu dipengaruhi oleh karakteristik penyerapan
air dan bahan terlarut dan partikel yang terkandung di dalam air. sementara
konsentrasi tinggi transparansi materi organik terlarut menurun dengan cara nonlinier
yang diukur dengan secchi disk, penurunan transmisi cahaya sebagai dievaluasi oleh
disk dipengaruhi oleh peningkatan hamburan cahaya oleh partikel tersuspensi.
kedalaman transparansi sebagian besar tergantung intensitas cahaya permukaan,
tetapi menjadi tidak menentu menjelang fajar atau senja. penentuan yang terbaik
dibuat di dekat tengah hari (Likens,1979).
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran
cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan
lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan
dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh
phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk
kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air. Masuknya cahaya
matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan
kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
didalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan
banyaknya zat yang tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan
dan absorbsi cahaya yang datang sehingga kekeruhan menyebabkan terhalangnya
cahaya yang menembus air (Gusrina,2011).
2.2.5.Pasang Surut
2.2.6.Gelombang
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu
medium.Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium
perantaranya.Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak
antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu
rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal).Cepat rambat gelombang
adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik.
Jenis-Jenis Gelombang :
1. Gelombang Transversal
2. Gelombang Longitudinal
Gelombang logitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang
berimpitan dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada. Gelombang yang terjadi
berupa rapatan dan renggangan. Contoh gelombang longitudinal seperti slingki/pegas
yang ditarik ke samping lalu dilepas
(Godam,2011)
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap
arah rambatannya.Contoh:gelombang pada tali,gelombang permukaan air,gelobang
cahaya,dll.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit
dengan arah rambatannya.Contoh:gelombang bunyi dan gelombang pada pegas.
(BMKG,2011)
2.3 Parameter Kimia
2.3.1 PH
PH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14.
Istilah pH berasal dari " p", lambang matematika dari negatif logaritma, dan " H",
lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah negative
logaritma dari aktivitas ion Hydrogen. pH= -log[H+] (Suwargana, 2008).
Nilai pH air normal umumnya antara 6 sampai 8. Sedangkan pH air yang
terpolusi, misalnya air buangan, juga berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya.
Perubahan keasaman pada air buangan, baik ke arah allaut (pH naik) maupun ke arah
air asam pH turun), sangat mengganggu kehidupan organisme akuatik di sekitarnya.
Pada dasarnya jenis ikan air tawar memiliki kemampuan toleransi yang berbeda
terhadap pH. Ikan dewasa akan lebih baik toleransinya terhadap pH disbanding ikan
berukuran kecil, larva ataupun telur. Sedangkan toleransi yang umum dari ikan air
tawar terhadap pH pada kisaran 6,5-7,5 (Rizal, 2010).
Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam
keseimbangan sehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Dalam air murni
1/10000000 teriokan sehingga pH air dikatakan sebesar 7. Peningkatan ion hidrgen
yang menyebabkan nilai pH turun dan disebutkan sebagai larutan asam. Sebaiknya
apabila ion hydrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan seperti
ini disebut sebagai larutan basa. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam atau basa
akan membahayakan kelangsungan hidup organism karna akan menyebabkan
terjadinya gangguan metabolism dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah
yang akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion
aluminium yang bersifat toksik. Semakin tinggi yang tentunya akan mengancam
kelangsungan hidup organism air. Sedangkan pH yang tinggi akan menyebabkan
keseimbangan antara ammonium dengan amoniak dalam air terganggu. Nilai pH suatu
ekosistem air dapat berfluktuasi terutama dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis. Nilai
pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7-8,5
(Mspuh, 2009).
2.3.2 Salinitas
Salinitas menggambarkan kadar garam-garam yang terlarut dalam air . salinitas
dapat berbedabeda tergantung evaporasi dan transparansi, perbedaan salinitas akan
mempengaruhi densitas air, tekanan osmosis didalamnya dan kelarutan gas dalam air.
Salinitas air laut umunya tinggi (35.000 mg/1), sedangkan salinitas air payau dapat
lebih rendah dari air laut cukup air tawar dan dapat jauh lebih tinggi karena proses
penguapan (Rizal, 2010).
Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis (specific gravity), yaitu
rasio antara berat larutan terhadap berat air murni dalam volume yang sama. Rasio
ini dihitung berdasarkan konidisi suhu 15C. Pengukuran salinitas dalam kehidupan
sehari-hari biasanya menggunakan hydrometer, yang telah dikalibrasikan untuk
digunakan pada suhu kamar (Ofish, 2010).
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas
juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada
sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di
tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini,
secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air
payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut
brine (Dragon, 2011).
2.3.3 DO
Pada suhu perairan yang tinggi, aktifitas metabolisme perairan akan semakin
meningkat dimana pada kondisi tersebut kadar oksigen yang dikonsumsi semakin
bertambah dan kelarutan oksigen dalam air menurun dengan bertambahnya suhu air,
dan sebaliknya pada suhu perairan rendah, laju metabolisme dan kadar oksigen yang
dikonsumsi juga rendah. Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk
kehidupan tanaman dan hewan di dalam air, kehidupan makhluk hidup dalam air
tersebut tergantung pada kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen,
minimal yang dibutuhkan untuk kehidupan. Kandungan oksigen di dalam air untuk
dapat mendukung kehidupan organisme air berkisar antara 4-8 mg/liter. Parameter
kualitas air berdasarkan kandungan oksigen terlarut (DO) menurut (Rizal, 2010).
3. METODOLOGI
a. Suhu
b. Kecepatan Arus
c. Kecerahan
d. Pasang Surut
Pada praktikum Oceanografi untuk parameter Pasang Surut digunakan
alat yaitu :
e. Gelombang
a) PH
b) Salinitas
c) DO (Dissolved Oxigen)
a. Suhu
Tali Rafia : sebagai bahan yang digunakan untuk pegang
Termometer agar tidak mengalami kontak langsung dengan tangan.
Air laut : sebagai bahan yang digunakan untuk objek yang diukur
suhunya.
b. Kecepatan arus
Tali rafia : sebagai bahan yang digunakan untuk pemberi jarak
pada botol pemberat dan pelampung sebesar 30 cm dan jarak sepanjang 5
meter.
Air laut local : sebagai bahan yang digunakan untuk mengisi salah
satu botol sebagai pemberat serta sebagai bahan yang akan diukur
kecepatan arus.
c. Kecerahan
Karet gelang : sebagai bahan yang digunakan untuk tanda tali secchi
disk sebagai D1 dan D2.
Air sampel (air laut): sebagai bahan yang digunakan untuk objek yang
diukur kecerahannya.
d. Pasang Surut
Air sampel (air laut) : sebagai bahan yang digunakan untuk
media/objek yang diukur pasang surut.
e. Gelombang
Air sampel (air laut) : sebagai bahan yang digunakan untuk
media.objek yang akan diukur gelombangnya.
3.2.2 Parameter Kimia
a. pH
b. Salinitas
c. DO
a. Suhu
Disiapkan termometer
Hasil
b. Kecepatan Arus
Disiapkan alat
Disiapkan Sechidisk
Hasil
d. Pasang Surut
cm
tinggi permukaan tersebut ( )
jam
Hasil
e. Gelombang
Tinggi Gelombang
Hasil
Periode Gelombang
Hasil
3.3.3 Parameter Kimia
pH Paper
- Disiapkan
Hasil
b. Salinitas
Refraktometer
- Disiapkan
Hasil
Salinometer
- Dikalibrasi dengan aquadest
- Dibersihkan dengan tissue
- Dimasukkan air sampel dengan menggunakan pipet tetes
- Ditutup salinometer
- Ditekan tombol on hingga keluar tulasan AAA
- Ditekan tombol start
c. Oksigen terlarut
Hasil (DO)
Botol- DO
Diukur dan dicatat volume DO
- Di buang air yang bening dan endapan tersisa di beri 2 ml H2SO4 pekat
dan dikocok sampai larut
DATA LAPANG
1. KECEPATAN ARUS
Hasil Pengukuran (pukul 10.30 WIB) :
Panjang tali yang dipakai (s) : 5 meter
Lama Waktu (t) : 25 detik
Kecepatan Arus (v) : 0.2 m/s
Arah Arus : dari tenggara menuju barat laut
2. KECERAHAN
Hasil Pengukuran I (pukul 10.50 WIB) :
Kedalaman Secchidisk (mulai tidak tampak) : 154 cm
Kedalaman Secchidisk (mulai tampak) : 289 cm
Nilai kecerahan : 221,5 cm
221,5+185,5
Nilai Kecerahan rata-rata = = 203,5 cm
2
3. SUHU
Hasil Pengukuran (pukul 11.45 WIB) :
Suhu air laut : 30 C
4. SALINITAS
Hasil Pengukuran :
Nilai Salinitas : 34
6. GELOMBANG
Hasil Pengukuran (pukul 14.00 WIB):
Tinggi Gelombang
Pengukuran ke I II III
Selisih (cm) 11 9 9
Perhitungan :
11 +9+9
= 9,67
3
Periode
Gelombang 0,3 0,4 0,5 0,4
(detik)
7. PASANG SURUT
Hasil Pengukuran :
Skala awal pada tide staff (pukul 10.00 WIB) : 19 cm
Skala akhir pada tide staff (pukul 14.00 WIB) : 119 cm
Selang waktu pengukuran : 4 jam
Kecepatan pasang surut : 25 cm/jam
Tipe pasang surut : Diurnal
Perhitungan DO :
V1 = 8,1 ml V2 = 11,1 ml N = 0,025 N Vbotol DO = 250 ml
Derajat
Gelomban Pasang
Kec. Arus Kecerahan Suhu Salinitas keasaman Oksigen terlarut (DO)
g surut
(pH)
(m/s) (cm) (C) () (mg/l)
(cm/jam)
d 1+d 2
dengan menggunakan rumus dan dicatat hasil pengamatannya.
2
4.2.2.Parameter Kimia
a.PH
b.Salinitas
Langkah pertama yang dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan.Alat yang
digunakan yaitu refraktometer sebagai alat untuk mengukur salinitas,pipet tetes untuk
mengambil larutan dalam skala kecil,washing bootlle sebagai tempat
aquadest,sedangkan bahan yang digunakan yaitu,aquadest sebagai pengkalibrasi
kaca prisma,air laut sebagai sample yang akan diuji salinitasnya,tissue untuk
membersihkan kaca prisma.Langkah selanjutnya adalah dibuka tutp kaca prisma pada
refraktometer lalu dikalibrasi dengan aquadest kemudian dibersikan dengan tissue,lalu
air laut diambil dan ditetesi pada kaca prisma refaktometer dengan pipet tetes
sebnayak 1-2 tetes.Kemudian ditutup prisma refraktometer perlahan membentuk sudut
45o.agar tidak terjadi gelembung kemudian refraktometer diarahkan pada cahaya
kemudian dilihat nilai salinitasnya dengan melihat skala refraktometer pada sisi kanan
atas kemudian dicatat hasilnya.
c. DO (Oksigen Terlarut)
DO=V(titran)xN(titran)x8x1000
Vbotol DO-4
Dimana,Vtitran adalah volume larutan titran yang digunakan (Na2S2O3),Ntitran
adalah normalitas Na-Thiosulfat,8 adalah jumlah Ar oksigen(O2) dan 1000 adalah
konversi 1 L air menjadi ML,Vbotol DO yaitu volume botoL DO yang digunakan dan 4
adalah asumsi jumlah air yang tumpah saat botol DO ditutup.
4.3 Analisa Hasil
4.3.1. Parameter Fisika
a. Suhu
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa suhu perairan di pelabuhan Probolinggo
sebesar 300C pada pukul 10.45 WIB. Besarnya suhu ini adalah normal seperti yang
telah diketahui dari literatur bahwa suhu normal untuk kehidupan di perairan berkisar
antara 270C 320C. Besarnya suhu mendekati suhu maksimum untuk kisaran suhu
normal. Hal ini di karenakan pada saat melakukan pengukuran, cuaca baik dan sinar
matahari yang masuk ke perairan tidak terhalang oleh awan.
Dengan demikian suhu normal yaitu 300C, maka besarnya salinitas di perairan
tersebut juga tidak terlalu tinggi karena penguapan tidak terlalu tinggi. Selain itu,
dengan besarnya suhu yang normal maka pH juga normal yaitu 8 sehinga jumlah
organisme banyak yang mengakibatkan DO rendah (Barus, 2002).
b. Kecepatan Arus
Hasil pengukuran Kecepatan Arus pada praktikum Oceanografi di dapatkan panjang
tali yang di pakai (s) adalah 5 meter. Sedangkan lama waktu (t) yang digunakan dalam
pengukuran adalah 25 detik. Kecepatan arus (V) di dapat 0,2 m/detik. Arah arus
bergerak dari Tenggara menuju Barat laut,pengukuran ini dilakukan pada pukul 10.30
WIB. Berdasarkan arah mata angin. Karena arus dipengaruhi angin, maka arah
arus permukaanm e n g i k u t i a r a h a n g i n y a n g a d a .
c. Kecerahan
Hasil pengukuran pertama kecerahan pada praktikum oceanografi dilakukan pada
pukul 10.50 WIB dan di dapatkan hasil pengukuran kedalaman secchi disk (mulai titik
tampak) dianggap D1 adalah 154 cm, sedangkan kedalaman sacchi disk (mulai
tampak) yang di anggap D2 adalah 289 cm. Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran)
D 1+ D 2
dihitung menggunakan rumus dan di dapatkan hasil 221,5 cm.
2
Sedangkan pada pengukuran kedua dilakukanpada pukul 11.50 WIB dan diperoleh
hasil pengukuran kedalaman secchi disk (mulai titik tampak) dianggap D1 adalah 191
cm, sedangkan kedalaman sacchi disk (mulai tampak) yang di anggap D2 adalah 180
D 1+ D 2
cm. Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran) dihitung menggunakan rumus
2
dan di dapatkan hasil 185,5 cm.
Nilai kecerahan ini sangat baik karena seperti yang telah diketahui dari literatur
bahwa perairan dengan kecerahan antara 24-25 cm berarti kedalamannya cukup baik,
dan hasil pengukuran nilai kecerahan jauh di atas angka tersebut. Nilai kecerahan
yang di dapatkan ini disebabkan karena pada saat pengukuran cuacanya bak sehingga
sinar matahari yang masuk ke perairan besar (Saberina dan Delila, 2011).
d. Pasang Surut
Pada praktikum oceanografi mengenai pengukuran pasang surut air laut
didapatkan hasil sebagai berikut. Diketahui skala awal pada tide staff yaitu 127 cm,
skala akhir pada tide staff yaitu 117 cm, selang waktu pengukuran 10 menit dan
kecepatan pasang surut yang dihasilkan yaitu 60 cm/jam, dimana tinggi gelombang
rata-rata adalah 126,67cm. Tipe pasang surutnya yaitu Diurnal.
Permukaan laut atau paras laut setiap hari naik dan turun secara berkala dan
dapat dilihat jenis mintakat pantai, terutama jika anda menancapkan sebuah tongkat di
bagian dangkal dari prairan pantai dan mengamatinya sepanjang hari. Bagian atas
tongkat yang terendam air akan menjadi panjng prlahan lahan (paras air sedang
menurun) kemudian pada suatu saat akan memendek secara perlahan lahan (paras
air sedang naik). Dan pada saat yang lain akan memanjang kembali (Romimohtarto
dan Juwana, 2001).
e. Gelombang
Pada praktikum oceanografi mengenai pengukuran gelombang dan periode
gelombang didapatkan hasil sebagai berikut. Pada pengukuran ke -1 dihasilkan
puncak gelombang yaitu 128 cm, lembah gelombang 117 cm dan di dapat selisihnya
11 cm. Pada pengukuran ke -2 dihasilkan puncak gelombang 127 cm, sedangkan
lembah gelombang 118 cm dan didapatkan selisihnya 9 cm. Pada pengukuran ke -3
didapatkan hasil untuk puncak gelombang 125 cm, lembah gelombang 116 cm dan
selisihnya adalah 9 cm, maka dihasilkan tinggi gelombang jika rata rata dengan
menjumlahkan ke tiga selisih pengukuran tersebut dan hasilnya adalah 9,67 cm. Pada
pengukuran periode gelombang, pada pengukuran ke -1 dihasilkan periode
pengukuran gelombang 0.3 s, pada pengukuran ke -2 hasilnya adalah 0.4 s dan pada
pengukuran ke -3 didapatkan hasil 0.5 s. Maka rata rata periode gelombang dari ke
tiga pengukuran tersebut adalah 0,4 s.
Menurut Rovicky (2009), gelombang dipengaruhi pleh banyak faktor, antara lain:
1. Angin :
- Kecepatan angin
- Panjang / jarak hembusan angin
- Waktu ( lamanya ) hembusan angin
2. Geometri laut ( topografi atau profil laut dan bentuk pantai )
3. Gempa ( apabila terjadi Tdunami ) sangat kecil / minor
Dan dapat diketahui bahwa gelombang laut lebih banyak dipengaruhi oleh factor
kondisi atmosfer.
a. Suhu
b. Kecepatan Arus
c. Kecerahan
a. pH (Derajat Keasaman)
b. Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas
juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada
sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di
tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini,
secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air
payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut
brine.
c. DO (Oksigen Terlarut)
Oksigen terlarut dalam air merupakan parameter kualitas air yang paling kritis pada
budidaya ikan. Konsentrasi oksigen terlarut dalam kolam selalu mengalami perubahan
dalam sehari semalam oleh karena itu, pengelola kolam ikan harus selalu mengetahui
atau memantau perubahan konsentrasi oksigen terlarut di dalam kolamnya.
Sumber utama oksigen, terlarut dalam air adalah difusi dari udara dan hasil fotosintesis
biota yang berklorofil yang hidup di dalam perairan, Kecepatan difusi oksigen ke dalam
air sangat lambat Oleh karena itu, Fitoplankton merupakan sumber utama dalam
penyediaan oksigen terlarut dalam perairan. Adapun reaksi fotosintesis dapat ditulis
secara sederhana adalah sebagai berikut
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Oseanografi adalah sebagai
berikut :
Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang perairan laut, mulai dari
faktor biologisnya, faktor fisika, kimia dan geologi nya.
Parameter yang diukur pada praktikum Oseanografi ada 2 jenis yaitu
Parameter Fisika dan parameter kimia.
Parameter Fisika yaitu Suhu, Kecerahan, Gelombang, Pasang surut dan
Kecepatan arus sedangkan parameter kimia yaitu Salinitas, pH, DO (Oksigen
terlarut).
Suhu adalah besarnya panas atau dinginnya suatu benda.
Kecerahan adalah tingkat masuknya cahaya matahari menembus lapisan
perairan.
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium.
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya
gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari,bumi dan bulan.
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan
di dunia
Salinitas menggambarkan kadar garam-garam yang terlarut dalam air . salinitas
dapat berbedabeda tergantung evaporasi dan transparansi, perbedaan
salinitas akan mempengaruhi densitas air, tekanan osmosis didalamnya dan
kelarutan gas dalam air.
PH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0
sampai 14.
DO (Dissolved Oxygen) atau oksigen terlarut adalah oksigen terlarut yang
terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis
tumbuhan air.
Data hasil pengamatan yang di dapat dari praktikum Oseanografi adalah
sebagai berikut :
1. Kecepatan Arus : 0,2 m/s
2. Kecerahan : 203,5 cm
3. Suhu : 30o C
4. Salinitas : 34 ppt
5. pH : 8
6. DO : 2,439 mg/L
7. Gelombang : 9,67
8. Pasang surut : 25 cm/jam
5.2 Saran
Disarankan untuk praktikumnya agar lebih ditingkatkan kekompakan kerjasama
antar assisten dan kinerja assisten agar di kemudia hari lebih baik lagi. Lalu untuk
praktikan, disarankan untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan di
praktikumkan agar tidak terjadi kesalahan prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Anggapradita,2011.Oseanografi.http://anggapradita-
angga.blogspot.com/2011/01/pengertian-oseanografi.html Diakses pada
tanggal 16 November 2011 pukul 20.17 WIB
BROK,2011.Pasang Surut.http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-
oseanografi/402-pasang-suruthttp://www.operationaloceanography-
brokdkp.com/index.php?news=15 Diakses pada tanggal 16 November 2011
pukul 17.52 WIB
Dharma,2010. Salinitas.http://dhamadharma.wordpress.com/2010/02/11/salinitas-laut/
Diakses pada tanggal 20 November 2011 pukul 18.15 WIB
Jimmy,R.P.2011. Current Meter (Alat Ukur Arah dan Kecepatan Arus Laut).
http://www.ilmukelautan.com/Instrumentasi-dan-Hidroakustik/Instrumentasi-
kelautan. Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 22.45WIB.
Romimohtarto dan Juwana, 2001. Biologi Laut Tropis. Penerbit Djambatan. Jakarta
Rovicky, 2009. http://rovicky.wordpress.com/2007/01/10/gelombang.laut/
Saberina dan Delila. 2001. Penuntun Praktikum Pengelolahan kualitas air. Universitas
Riau. Pekabaru
Suardi,2011.Gelombang.http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-gelombang-dan-
jenis-macam-gelombang transversal-longitudinal
http://riyn.multiply.com/journal/item/47 Diakses pada tanggal 16 November 2011
pukul 18.18 WIB
Suhardi, yogi. 2011. Arus Laut. http://www.ilmukelautan.com/Oseanografi/Fisika-
Oseanografi. Diakses pada tanggal 15 November 2011 pukul 23.20WIB
Surbakti,2011.Pasang Surut.http://surbakti77.wordpress.com/2007/09/03/pasang-surut/
Diakses pada tanggal 17 November 2011 pukul 17.02 WIB